Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENGENDALIAN KUALITAS
Anom Yudistira … Anom Yudistira
2
Bentuk Khusus dari Bagan Kendali Variabel
Ada beberapa bentuk-bentuk khusus dari bagan kendali variabel, yang dirancang untuk digunakan pada situasi-situasi yang khusus. Ada tiga bagan yang akan dibahas yaitu: Bagan – S Bagan Delta Bagan X- Range Bergerak (X – Moving Range) Click Anom Yudistira
3
Bagan - S Pada ukuran sampel yang kecil (n<11) bagan Range sudah cukup efisien untuk memonitor keragaman antar sampel. Pada ukuran sampel yang lebih besar (n>10) bagan-S (Standard Deviation Chart) adalah lebih efisien Jadi pada ukuran sampel lebih dari 10, bagan kendali-X digunakan berpasangan dengan bagan kendali-S Click Anom Yudistira
4
Bagan - S Data dikumpulkan dengan cara yang sama seperti membuat bagan kendali-R, kecuali perhitungan R diganti dengan menghitung simpangan baku S, dan kemudian menghitung rata-rata S dengan rumus sebagai berikut: Click Anom Yudistira
5
Bagan - S Batas Kendali untuk bagan-S dihitung sebagai berikut
Nilai B3 dan B4 diperoleh dari Tabel Click Anom Yudistira
6
Teladan untuk Bagan-X dan S
36 sampel masing-masing terdiri dari dari 15 pengamatan dikumpulkan dari suatu proses. Rataan sampel & simpangan baku sampel dihitung dan diperoleh sebagai berikut Click Anom Yudistira Rataan umum dan rataan simpangan baku juga dihitung
7
Teladan untuk Bagan-X dan S
Simpangan baku sampel Kemudian bagan kendali S dibuat. Catatan: Bagan Kendali X pasangannya dicari dengan rumus Click Anom Yudistira
8
Bagan Delta – suatu bentuk khusus bagan kendali variabel
Bagan Delta adalah bentuk khusus bagan X-bar, yang digunakan jika suatu proses yang sama memproduksi tipe “item” yang berbeda, dalam jangka waktu produksi yang pendek. Misalnya proses cuting, melakukan pemotongan pipa dengan 3 macam panjang yang berbeda. Jika ragam sebaran 3 macam panjang tersebut relatif sama, maka sebuah bagan delta dapat digunakan dibanding membuat bagan X-bar terpisah untuk masing-masing panjang. Dengan cara yang sama juga dilakukan untuk bagan rangenya. Click Anom Yudistira
9
Bagan Delta – suatu bentuk khusus bagan kendali variabel
Dalam menggunakan bagan delta, sampel diambil dan diukur persis sama seperti dalam membuat bagan X-bar. Akan tetapi perbedaan antara besarnya ukuran dan nilai target juga dicatat. Terakhir ini disebut statistik Delta. Click Anom Yudistira
10
Bagan Delta – suatu bentuk khusus bagan kendali variabel
Bagan Delta dibuat persis sama dengan membuat bagan x-bar, hanya saja data yang digunakan adalah statistik delta tersebut. Bagan Delta digunakan memantau proses dalam hanya seperangkat grafik, walaupun ada beberapa tipe pergeseran nilai target (dalam jangka pendek) Click Anom Yudistira
11
Bagan X-Range Bergerak – suatu bentuk khusus bagan kendali variabel
Bila ukuran sampel yang dapat diambil hanya 1, maka range sampel tidak dapat diperoleh, yang mana diperlu-kan untuk membuat bagan range dan untuk menghitung batas-batas kendali bagan x-bar. Bila demikian kasus yang dihadapi maka bagan x (atau individual) dan bagan - range bergerak (moving range) yang mesti digunakan. Misalnya seorang atlet lari bermaksud untuk memoni-tor kinerjanya pada standar pelatihan tertentu. Catatan waktu larinya adalah sebuah sampel berukuran 1, disini bagan x dan range bergerak yang akan digunakan Click Anom Yudistira
12
Bagan X-Range Bergerak – suatu bentuk khusus bagan kendali variabel
Nilai Range dihitung dengan cara mencari selisih absolut antara dua pengamatan yang berturutan. Click Anom Yudistira
13
Teladan Bagan X-Range Bergerak
Click Anom Yudistira
14
Bagan Kendali Atribut Bagan Kendali Atribut: digunakan untuk karakteristik produk yang dievaluasi dengan ukuran diskret (lolos/gagal, ya/tidak, baik/buruk, jumlah cacat) Contoh Bagan Kendali Atribut Bagan p Bagan np Bagan c Bagan u Click Anom Yudistira
15
Bagan Kendali Atribut Proses pengumpulan data (paling sedikit 25 sampel) adalah sama, baik untuk bagan kendali atribut maupun variabel (lihat kembali pertemuan sebelumnya). Perbedaan hanya terletak pada tipe datanya (atribut vs. variabel) dan ukuran sampel yang diperlukan. Bagan Kendali atribut umumnya memerlukan ukuran sampel yang lebih besar (30 – 100+). Interpretasi atas sinyal yang diberikan oleh bagan kendali atribut sama seperti pada bagan kendali variabel. Pertama-tama akan dibahas bagan kendali p dan np yang didasari pada sebaran binomial. Click Anom Yudistira
16
Proporsi Unit Cacat (Defective) atau Bagan - p
Bagan p digunakan untuk mengendalikan proporsi item cacat pada sebuah sampel yang diambil dari suatu proses. Pada bagan p ukuran sampel boleh tidak sama, tetapi untuk membuat agar batas kendali sama untuk setiap sampel, maka sebaiknya ukuran sampelnya dibuat sama. Rata-rata proporsi cacat pada sampel yang diambil dari suatu proses tertentu digunakan untuk menghitung batas-batas kendali, dinotasikan dengan Click Anom Yudistira
17
Proporsi Kecacatan (Defective) atau Bagan - p
Garis tengah bagan kendali-p adalah UCL dan LCL dihitung dengan persamaan Click Anom Yudistira
18
Teladan Bagan - p Click Anom Yudistira
19
Jumlah Unit Cacat atau Bagan - np
Bagan – np digunakan untuk mengendalikan jumlah item yang cacat pada suatu sampel yang berukuran tetap, yang diambil dari suatu proses. Rata-rata banyaknya cacat (dinotasikan dengan ) dari sampel yang diambil dari suatu proses untuk mendapatkan batas-batas kendali, dihitung dengan rumus berikut Click Anom Yudistira
20
Jumlah Cacat atau Bagan - np
Garis tengah bagan-np adalah UCL dan LCL dihitung dengan rumus berikut, Keuntungan menggunakan bagan-np dibanding bagan-p adalah kesederhanaannya. Operator lebih mudah memahami bagan-np dan lebih mudah menggunakannya, karena tidak perlu menghitung proporsi cacat setiap kali sampel diambil. Click Anom Yudistira
21
Teladan Bagan - np Click Anom Yudistira
22
Bagan Kendali Atribut untuk Cacat-cacat (Defects)
Tipe kedua dari bagan atribut yang akan dibahas disini adalah bagan-c dan u, yang didasari pada sebaran Poisson. Kedua bagan kendali ini digunakan untuk memantau cacat-cacat (defects) bukan unit-unit cacat (defective units) Perhatikan kasus berikut: Suatu proses dipan-tau dengan menggunakan bagan p dan np. Pelanggan dianggap akan menerima produk yang dihasilkan bila mengandung tidak lebih dari 4 cacat minor (cacat-cacat) pada produk itu Click Anom Yudistira
23
Bagan Kendali Atribut untuk Cacat-cacat (Defects)
Misalkan dari sampel pertama yang diambil ternyata rata-rata jumlah cacat-cacat=0. Maka 0 diplot pada bagan-p. Sampel kedua rata-rata jumlah cacat-cacat =1 tetapi tak satupun produk pada sampel tersebut mengandung lebih dari 4 cacat-cacat (karena itu p= 0). Maka 0 juga diplot pada bagan-p. Sampel ketiga, keempat dan kelima berturut-turut rataan jumlah cacat-cacatnya adalah 2, 3, dan 4. Karena itu juga diplot 0 pada bagan-p Dapat diamati bahwa rata-rata jumlah cacat-cacat cendrung terus meningkat, tetapi bagan-p tidak memberikan indikasi kecendrungan ini Click Anom Yudistira
24
Bagan - c Bagan-c digunakan untuk mengendalikan rata-rata jumlah cacat-cacat pada sampel berukuran tetap yang diambil dari suatu proses. Bagan-c akan memberi-kan bukti adanya kecendrungan menaik pada rata-rata jumlah cacat-cacat dari kasus terdahulu. Rata-rata jumlah cacat-cacat dari sampel yang diperoleh dari suatu proses yang digunakan untuk mendapatkan batas-batas kendali, dinotasikan dengan Click Anom Yudistira
25
Bagan - c Garis tengah (CL, center line) bagan-c adalah
UCL dan LCL dihitung sebagai berikut, Click Anom Yudistira
26
Teladan Bagan - c Click Anom Yudistira
27
Bagan - u Bagan-u digunakan untuk mengendalikan rata-rata jumlah cacat-cacat pada sampel dengan ukuran yang tidak sama yang diambil dari suatu proses Rata-rata jumlah cacat-cacat per unit dari sampel yang diperoleh dari suatu proses yang digunakan untuk mendaptakan batas-batas kendali, dinotasikan dengan Click Anom Yudistira
28
Bagan - u Garis tengah (CL, center line) bagan-u adalah
UCL dan LCL dihitung sebagai berikut, Click Anom Yudistira
29
Teladan Bagan – u Click Anom Yudistira
30
Ada Pertanyaan? Anom Yudistira
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.