AMANDEMEN V UUD 1945 Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

Presentasi berjudul: "AMANDEMEN V UUD 1945 Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H."— Transcript presentasi:

1 AMANDEMEN V UUD 1945 Dr. Zen Zanibar M.Z.,S.H.,M.H.

2 ALASAN MENGAPA UUD 1945 HARUS DIAMANDEMEN
1. Ada 5 Naskah UUD 1945 (tidak sistematik dan Naskah Amandemen I s.d IV tidak dimuat dal LNRI) UUD Pejelasan (ditetapkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Amandemen I 1999 Amandemen II 2000 Amandemen III 2001 Amandemen IV 2002

3 UUD 1945 = Blue Print Negara RI
Benang merah negara: Ideologi negara Tujuan Negara Sistem negara Sistem dan bentuk pemerintahan Siapa dan bagaima cara mengelola negara dan pemerintahan

4 KEBUTUHAN AMANDEMEN V Sistematisasi UUD 1945menata ulang UUD 1945 (sistematika sekarang menunjukkan dominasi eksekutif dlm pe nyelenggaraan negara akan kambuh) Amandemen yg dilakukan tidak lazim dalam praktek bernegara mestinya diintegrasikan dalam satu naskah Menyeuaikan dengan prinsip2 negara yg benarmeletakkan HAM pda bagian pertama setelah Pembukaan, prinsip Presidensial, memastikan posisi lembaga negara utama dn lembaga negara pelengkap/pembantu)

5 SISTEMATIKA UUD 1945 YG BENAR MENURUT PRINSIP DAN FILOSOFI PENDIRIAN NEGARA
Pembukaan Bab I HAM Bab II MPR, DPR dan DPD Bab III Presiden dan kabinet Bab IV Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Bab V BPK

6 Bab VI Bank Sentral Bab VII TNI Bab VIII Pemerintahan Daerah Bab IX Penegak Hukum Bab X Agama Bab XI Perekonomian Negara Bab XII Pendidikan Bab XIII Kesejahteraan Rakyat Bab XIV Pemilu Bab XV Aturan Peralihan Bab XVI Perubahan UUD

7 GERAKAN MENUJU AMANDEMEN V UUD 1945
Idea utama = menata UUD agar penyelenggaraan negara tidak rancu antara yg tertulis dengan praktek Basis gerakan perguruan tinggi untuk membangun argumentasi yg valid DPD dan lembaga negara lain fokus pada masa depan penyelenggaraan negara yg bertumpu pada mrlindungoi nergara dari ancaman ketidakpastian DPD atas nama rakyat di seluruh wilayah republik berada di depan tanpa ikut-ikutan berpolitik seperli politisi Senayan Amandemen v ‘Wajib hukumnya’

8