Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHadian Iskandar Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre
K A T H I N A Krishnanda Wijaya-Mukti Dharmaclass Ekayana Buddhist Centre Jakarta, 20 September 2009
2
PENGERTIAN KATHINA Kata kathina (P/S) berarti “keras“
atau “bingkai kayu yang dipergunakan untuk menjahit jubah biksu“ (Vin. II, ) atau “kain katun bahan jubah yang setiap tahun diberikan oleh umat awam kepada biksu“ (Vin. I, 253) Nama perayaan dengan upacara mempersembahkan jubah & kebutuhan pokok lainnya, kepada Sanggha Monastik yang telah menyelesaikan tirakatan masa musim hujan atau warsa (vassa)
3
MASA WARSA (VASSA) Setelah purnama Asadha, para biksu/biksuni memasuki masa warsa (hujan di India Utara) selama 3 bulan yang berakhir pada hari purnama bulan Assayuja (versi lain: hari ke-16 bulan ke-4 berakhir hari ke-15 bulan ke-7 Imlek) Masa kebiksuan diukur dari berapa warsa yang sudah dijalani, bukan dari berapa lama menjadi biksu
4
PERATURAN WARSA Biksu/biksuni tidak melakukan perjalanan agar tidak menginjak tunas tanaman atau mengganggu berbagai bentuk kehidupan lain (Vin. I, ) Menyepi di satu wihara, melatih diri, kalau perlu hanya diizinkan bepergian tidak lebih dari 7 hari (Vin. I, 143)
5
PAWARANA Upacara penyucian (parisuddhi) di akhir masa warsa, dengan cara mengakui kesalahan, menerima kritik atau nasihat, dan membaca Patimokkha
6
UPACARA KATHINA Hari Kathina dipilih salah satu hari dari waktu satu bulan sejak upacara Pawarana hingga purnama di bulan Kattika Dilaksanakan sekali saja di wihara tempat sanggha biksu (min. 5 orang) menjalani masa warsa Bukan hari peringatan, melainkan merupakan praktik keagamaan: min. 4 biksu (tidak termasuk samanera) menjalani warsa secara sempurna di wihara ybs, dan ada umat yang memberi dana
7
PROSES UPACARA Sanggha berhak menentukan apakah suatu upacara Kathina dilaksanakan atau tidak. Bila disetujui, seorang biksu dipilih untuk menerima persembahan kain dari umat dalam upacara Kathina-pinkama. Kain putih persembahan diserahkan oleh Sanggha kepada biksu yang terpilih untuk diukur, dipotong, dijahit menjadi jubah Kathina (Kathina-civara). Proses ini dibantu oleh biksu lainnya. Setelah selesai jubah putih itu dicuci, dicelup warna kuning dan dikeringkan. Kegiatan ini diselesaikan dalam satu hari, dari pagi hingga petang.
9
JUBAH KATHINA Jubah Kathina hanya satu
Jubah-jubah lain dalam upacara yang sama tidak disebut jubah Kathina Melalui Sanggha-kamma, ditentukan siapa biksu yang pantas menerima jubah Kathina Pada malam hari biksu yang terpilih mengenakan jubah Kathina memberi khotbah dan berterima-kasih kepada umat
10
UPACARA DANA MASA KATHINA
Jika persyaratan upacara Kathina tidak terpenuhi, namun jumlah biksu yang hadir mencapai 4 orang atau lebih, umat bisa menyelenggarakan upacara “Sanggha-dana di Masa Kathina” Jika hanya dihadiri oleh satu hingga tiga orang biksu, umat melakukan upacara “Dana Jubah (Civara-dana) di Masa Kathina” Jika tidak ada kain bahan jubah atau jubah siap pakai yang dipersembahkan, namanya menjadi upacara “Dana di Masa Kathina”. Semua ini memang bukan upacara Kathina.
11
SEJARAH PERSEMBAHAN JUBAH
Tiga puluh orang biksu dari Pawa menjalani masa warsa di kota Saketa Setelah 90 hari hujan tidak juga berhenti, mereka berjalan menembus hujan dengan tujuan menemui Buddha di Sawatthi Buddha mengizinkan agar mereka yang basah kuyup lagi kotor dapat memperoleh jubah yang baru Sejak itu menjadi lazim setiap anggota Sanggha mendapatkan seperangkat jubah baru setahun sekali setelah menyelesaikan masa warsa (Vin. I, )
12
PERSEMBAHAN DANA Perayaan Kathina diselenggarakan sebagai ungkapan perasaan terima kasih dari umat Buddha kepada para biksu yang telah menjalankan masa warsa di daerah mereka dengan cara mempersembahkan dana Dana berupa 4 kebutuhan pokok: jubah, makanan, obat-obatan, tempat tinggal
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.