Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kedaruratan Sistem Pencernaan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kedaruratan Sistem Pencernaan"— Transcript presentasi:

1 Kedaruratan Sistem Pencernaan
Oleh : Reny Chaidir, SKp,MKep

2 Hematemesis Dan Melena
Hematemesis dan melena disebabkan oleh perdarahan saluran cerna yang dapat bersifat nyata tersembunyi (occult) yang berlangsung lambat dalam waktu yang lama. Perdarahan nyata umumnya terjadi mendadak dan dapat menimbulkan keadaan gawat.

3 Etiologi Perdarahan saluran cerna bagian atas
Ulkus peptikum (tersering) ; komplikasi perdarahan terjadi pada 20-30% penderita ulkus peptikum Varises esofagus pada hipertensi portal Gastritis erosif atau ulseratif : Alkohol dalam jumlah besar Obat-obatab : salisilat, fenilbutazon, indometasin,kortikosteroid, reserpin dosis besar (oral/parenteral) Stres berat: penyakit intrakranial, luka bakar (tukak curling), trauma, sepsis. Lain-lain; Esofagitis, karsinoma lambung (biasanya bersifat perdarahan kronik), ruptur aneurisma aorta, laserasi hepar (hemobilla), uremi.

4 Perdarahan saluran cerna bagian bawah
Lesi daerah anus : hemoroid, fisura ani, fistula ani Penyakit rektum dan usus besar : karsinoma, polip, radang (kolitis ulseratif, penyakit crohn, amuba) diventikulum. Penyakit jejenum dan ileum : volvulus, enterokolitis nekrotikans (keduanya pada bayi baru lahir) invaginasi (bayi dan anak < 2 tahun), diventikulum Meckel (perdarahan banyak dan berulang pada anak dan dewasa muda), tifoid.

5 Gejala & Tanda Gambaran kliniknya berbeda-beda, tergantung pada :
Letak sumber perdarahan dan kecepatan gerak usus Kecepatan dan jumlah perdarahan Penyakit penyebab perdarahan Keadaan penderita sebelum perdarahan

6 Hematemesis Dimuntahkannya darah dari mulut; darah dapat berasal dari saluran cerna bagian atas atau darah dari luar yang tertelan (epitaksis, hemoptisis, ekstraksi gigi, tonsilektomi). Tergantung pada lamanya kontak dengan asam lambung, darah dapat berwarna merah, coklat atau hitam. Biasanya tercampur sisa makanan dan beraksi asam

7 Malena Feses berwarna hitam seperti ter karena bercampur darah; umumnya terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian atas yang lebih dari 50 – 100 ml dan biasanya disertai hematemesis. Malena tanpa hematemesis terjadi pada perdarahan jejunum/ileum asalkan perjalanannya dalam usus lambat. Biasanya malena berlangsung -3 hari, lalu berlangsung normal meskipun darah samar mungkin menetap sampai 3-8 hari (perdarahan <50 ml, diketahui dengan tes benzidin)

8 Hematokezia Keluarnya darah segar dari anus; umumnya terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian bawah. Dapat juga desebabkan perdarahan saluran cerna bagian atas yang besar dan cepat disalurkan melalui usus.

9 Gejala lain : Tergantung banyaknya perdarahan dan usia penderita, dapat timbul gejala presyok/syok Demam ringan antara derajat celsius Mungkin ada rasa nyeri; pada ulkus peptikum rasa nyeri yang ada bahkan menghilang karena darah dalam lambung / usus menetralkan asam lambung. Hiperperistaltik akibat rangsangan darah dalam usus.

10 Gejala lain sesuai dengan penyebab Laboratorik :
Penurunan Hb dan Ht tanpak setelah beberapa jam Lekositosis dan tombositosis pada 2-5 jam setelah perdarahan Peninggian kadar ureum darah setelah jam akibat pemecehan protein darah oleh bakteri usus; pada sirosis hepatis, yang meningkat ialah kadar amoniak darah dan dapat mencetuskan koma hepatik.

11 Feses berwarna hitam dapat disebabkan oleh preparat besi, bismut, charcoal (Norit), sedang warna merah/ungu oleh bit atau preparat bromsulftalein intravena. Untuk membedakannya, lakukan tes benzidin.

12 Penatalaksanaan Perhatikan beberapa hal penting di bawah ini
Keadaan umum penderita , kesadaran dan tanda-tanda vital Apakah masih ada perdarahan dan banyak Perkirakaan jumlah darah yang telah keluar dengan melihat keadaan klinik penderita dan anamnesis tentang lama, sifat, jumlah dan frekuensi perdarahan. Singkirkan kemungkinan sumber perdarahan dari luar saluran cerna (epitaksis, hemoptisis, ekstraksi gigi, tonsilektomi dll)

13 Pengobatan Konservatif
Pemasangan sonde karet lunak ke dalam lambung untuk aspirasi darah dan bilas lambung dengan air es; juga untuk pemberian obat-obatan per oral Pemasanagn CVP (Central Venous Pressure) Tindakan mengatasi perdarahan dan mencegah perdarahan ulang:

14 Koagulan parenteral; salah satu dari preparat dibawah ini:
Koagulan lokal berikan topikal/oral : Thrombase 500 bubuk/dilarutkan 3-6 kali/ hari atau Topostasin 3-6 bungkus/hari (dilarutkan) Koagulan parenteral; salah satu dari preparat dibawah ini: Adona AC x 100 mg/hari iv Anaroxy x 5 – 10 mg/hari im/iv Coagulen – 4 x 10 – 20 ml/hari sk/im Coagumin – 4 x 20 ml/hari im/iv Hesna x 2 ml/hari sk/im/iv Thrombase x 100 U/hari im/iv perlahan-lahan

15 Vitamin K 10 – 20 mg/hari im/iv
Vitamin B kompleks dengan asam folat Jika perdarahan masih berlangsung, berikan infus pitresin 20 U dalam 200 ml glukosa 5 % selama 20 menit agar terjadi vasokonstriksi daerah aplanknik. Dapat diulang tiap 4 jam meskipun efeknya akan makin berkurang. Tidak dapat diberikan pada penderita insufisiensi koroner. Pada perdarahan akibat pecahnya varises esofagus dapat dicoba pemasangan balon modifikasi 9kondom) dalam esofagis, lalu ditiup agar menekan dinding esofagus. Pada perdarahan saluran cerna bagian atas dapat ditambahkan : Menelan potongan es dan meletakkan balok diatas perut. Selama ada perdarahan sedang/banyak, hentikan makan peroral; bila telah berkurang dapat diberikan makanan cair tidak merangsang.

16 Transfusi darah : Diberikan bila Hb < 10 g% dan Ht < 30 g%; sedapat mungkin dalam bentuk darah segar yang masih mengandung faktor pembekuan. Jika perdarahan telah berhenti > 24 jam diberi Packed cell. Jumlah darah yang diberikan ialah 1 ¼ kali jumlah taksiran perdarahan, kecuali pada kasus hipertensi portal (cukup 2/3 kalinya) karena peninggian tekanan darah didaerah portal dapat menimbulkan perdarahan ulang.

17 Perhatian khusus terhadap :
Ensefalopati ; cegah dengan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Pemberian glukosa Pemberian neomisin 2 – 4 x 15 ml/hari per oral Pemberian Duphalac 3 x 15 ml/hari per oral Diet rendah protein Klisma tiap hari selama ada perdarahan Infeksi sekunder; atasi dengan antibiotik spektrum luas Asites; cegah dengan : Diuretik, misalnya furosemid (lasix) 1-3 x 40 mg/hari Suplemenrasi kalium, misalnya KCl 1-3 x 500 mg/hari Diet rendah garam

18 Pembedahan Pembedahan darurat dipikirkan bila pengobatan konservatif diangap gagal; yaitu bila Dalaman 8 jam pertama, untuk memperbaiki dan mempertahankan tekanan darah/sirkulasi diperlakukan transfusi darah lebih dari 2 liter Dalam 24 jam berikutnya untuk mempertahankan sirkulasi diperlukan transfusi darah lebih dari 2 liter Perdarahan belum juga berhenti setelah 3 x 24 jam sejak dirawat, walaupun hanya sedikit-sedikit.


Download ppt "Kedaruratan Sistem Pencernaan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google