Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Almas Mafazi M. Faza Fadhilah XII – IPA 2

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Almas Mafazi M. Faza Fadhilah XII – IPA 2"— Transcript presentasi:

1 Almas Mafazi M. Faza Fadhilah XII – IPA 2
BUTA WARNA Almas Mafazi M. Faza Fadhilah XII – IPA 2

2 Penyakit genetik atau kelainan genetik adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh kelainan oleh satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi fenotipe klinis dan mempengaruhi satu orang dalam setiap beberapa ribu atau jutaan orang . Pendahuluan

3 Kelainan Kromosom Seks
Setiap manusia normal memiliki konstitusi kromosom normal yang bermanifestasi dengan kemunculan fenotip yang normal. Kromosom autosom maupun seks berperan penting. Kelainan dapat terjadi berupa kelainan jumlah maupun struktur. Umumnya tingkat kelainan fenotip berkaitan dengan jenis kelainan kromosom. Pemeriksaan fisik dapat mengidentifikasi kondisi dismorfik yang dapat mengarahkan pada kelainan kromosom seks. Kelainan Kromosom Seks

4 Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis. Buta Warna

5 Buta warna disebabkan oleh kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Penyebab

6 Perbedaan Buta Warna Pada Pria dan Wanita
Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelainan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan ‘pembawa sifat’ berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna. Perbedaan Buta Warna Pada Pria dan Wanita

7 Perubahan Mata saat Buta Warna
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut. Perubahan Mata saat Buta Warna

8 Klasifikasi Buta Warna
Monokromasi Trikomasi Dikromasi Klasifikasi Buta Warna

9 Mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina.
Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi : Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita. Trikromasi

10 Dikromasi Keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada.
Ada tiga klasifikasi turunan : Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan Dikromasi

11 Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina. Monokromasi

12 Tanda seorang mengalami buta warna tergandung pada beberapa factor; apakah kondisinya disebabkan factor genetik, penyakit, dan tingkat buta warnanya : sebagian atau total. Gejala umumnya adalah kesulitan membedakan warna merah dan hijau (yang paling sering terjadi), atau kesulitan membedakan warna biru dan hijau (jarang ditemukan).Gejala untuk kasus yang lebih serius berupa; objek terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu (kondisi ini sangat jarang ditemukan), dan penglihatan berkurang. Tanda dan Gejala

13 Gangguan persepsi warna dapat dideteksi dengan menggunakan table warna khusus yang disebut dengan Ishuhara Test Plate. Pada setiap gambar terdapat angka yang dibentuk dari titik-titik berwarna. Gambar digantung di bawah pencahayaan yang baik dan pasien diminta untuk mengidentifikasi angka yang ada pada gambar tersebut. Ketika pada tahap ini ditemukan adanya kelainan, test yang lebih detail laggi akan diberikan.

14 Cara Mendeteksi Penyakit Buta Warna
Buta warna dapat didiagnosa, pemeriksaan yang sering dilakukan adalah uji Pseudoisochromatic. Pada pemeriksaan ini, penderita diminta melihat rangakaian titik-titik berwarna yang mempunya pola tertentu. Dapat juga dengan memintanya melihat rangkaian titik-titik berwarna lantas menyebutkan angka maupun huruf yang ‘tersembunyi’ di antara titik-titik tersebut. Cara Mendeteksi Penyakit Buta Warna

15 Oftalmoskop Suatu alat dengan system pencahayaan khusus, untuk melihat bagian dalam mata terutama retina dan struktur terkaitnya Tes sensitivitas kontras Adalah kesanggupan mata melihat perbedaan kontras yang halus, dimana pada pasien dengan gangguan pada retina, nervus optikus atau kekeruhan media mata tidak sanggup melihat perbedaan kontras tersebut

16 Tes elektrofisiologik
a. elektroletingrafi (ERG) untuk mengukur respon listrik retina terhadap kilatan cahaya bagian awal respon flash ERG mencerminkan fungsi fotoreseptor sel krucut dan sel batang b. elektro okulografi (EOG) untuk mengukur potensial korneoretina tetap. Kelainan EOG terutama terjadi pada penyakit secara dipus mempengaruhi epitel pigmen retina dan fotoreseptor

17 Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali perbedaan antara warna merah dan hijau. Fakta Buta Warna

18 Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.
Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi. Setiap orang yang buta warna,sudah terlahir dengan buta warna (dari umur 0 tahun sudah buta warna).

19 Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan plat bernama Ishihara.

20 Banteng ternyata buta warna
Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri. Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan.

21 Kesimpulan : Orang yang mengalami penyakit buta warna maka tidak dapat melihat gambar – gambar tersebut. Test Buta Warna

22 Cara Membantu Penderita Buta Warna
Cara untuk membantu penderitanya. Cara tersebut antara lain adalah : 1. Menggunakan kacamata lensa warna. Tujuannya, agar penderita dapat membedakan warna dengan lebih mudah. Cara ini terbuktif efektif pada beberapa penderita. 2. Menggunakan kacamata dengan lensa yang dapat mengurangi cahaya silau. Biasanya penderita buta warna dapat membedakan warna lebih jelas jika cahaya tidak terlalu terang atau menyilaukan. 3. Jika tidak dapat melihat warna sama sekali (buta warna total), penderita dianjurkan menggunakan kacamata lensa gelap dan mempunyai pelindung cahaya pada sisinya. Suasana lebih gelap diperlukan karena sel rod, yaitu sel yang hanya bisa membedakan warna hitam, putih, dan abu-abu, bekerja dengan lebih baik pada kondisi cahaya yang suram. Cara Membantu Penderita Buta Warna

23 Terima Kasih Atas Perhatiannya
Wassalamualaikum


Download ppt "Almas Mafazi M. Faza Fadhilah XII – IPA 2"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google