Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehsdn nicah Telah diubah "7 tahun yang lalu
2
KLASIFIKASI AGROFORESTRI
3
Agroforestry Agroforestree Agroforesthree Agroforesty Agroforestried and true (pover)ty
4
Pola terbentuknya kebun/pekarangan
5
Struktur pekarangan yang kompleks menyerupai hutan alam
7
Proses terbentuknya Dusung di Maluku Hutan Alam (Ewang) Dusung Pemukiman Kawasan berburu dan meramu Penebangan dan pembakaran Penanaman Semak belukar Ladang
8
Proses terbentuknya Tembawang di Kalimantan Barat Hutan Tembawang Areal pemukiman Pekarangan Lahan perladangan berpindah Kebun karet Kebun karet campuran
9
Ekploitasi damar mata kucing
10
Kebun kelapa dengan pencampuran tanaman kacang-kacangan
11
Tumpangsari pada hutan negara
12
Siklus Pertanaman Natural forest fallow Food crops 031316 Planted forest fallow Food crops 03101320 26 Sistem perladangan berpindah Sistem tumpangsari
13
Klasifikasi Sistem-sistem Agroforestry 1.Apa maksud dan tujuan klasifikasi agroforestry? 2.Bagaimana cara membuat klasifikasi sistem-sistem agroforestry? 3.Apa saja kriteria klasifikasi agroforestry? –Struktur komponen –Fungsi komponen –Ekologi –Sosial-ekonomi
14
Maksud dan tujuan klasifikasi Klasifikasi agroforestry dimaksudkan untuk memahami dan mengevaluasi sistem-sistem agroforestry yang telah ada dan mengembangkan rencana kerja untuk peningkatan (produktivitas, kelestarian dan adoptabilitas)-nya, berdasarkan kriteria yang umum. Cara membuat klasifikasi sistem-sistem agroforestry Klasifikasi harus menyajikan kerangka yang praktis dalam rangka untuk sistesa dan analisa informasi mengenai sistem yang telah ada dan membangun suatu pola yang baru yang lebih mempunyai prospek di masa mendatang. Oleh karena itu setiap skema klasifikasi harus : menyangkut cara pengelompokan yang logis dari faktor-faktor penyusun sistem produksi itu, menunjukkan bagaimana sistem itu dikelola (menunjuk pada intervensi manajemen untuk meningkatkan efisiensi sistem) menawarkan fleksibilitas dalam pengelompokan informasi, dan mudah dimengerti dan mudah dipraktekkan.
15
Kriteria untuk klasifikasi agroforestry Struktur ; mengacu kepada komposisi komponennya, baik pengaturan spasial: vertikal, horizontal; maupun temporal, Fungsi ; mengacu kepada fungsi utama atau peran sistem tersebut, biasanya diperankan oleh komponen pohon (windbreak, shelterbelts, konservasi tanah), Sosial-ekonomi ; mengacu kepada tingkat masukan manajemen atau intensitas/skala manajemen dan tujuan komersial dari sistem tsb, Ekologi ; menyangkut masalah kondisi lingkungan dan kecocokan dari sistem tersebut secara ekologis, dengan asumsi bahwa pola tertentu hanya cocok untuk kondisi ekologi tertentu pula. Agroforestry dapat dikategorikan menurut himpunan kriteria berdasarkan struktur, fungsi, sosial ekonomi dan ekologi
16
Klasifikasi berdasarkan pengaturan komponen a. Berdasarkan jenis komponen
17
b. Berdasarkan pengaturan komponen Alternate rows Alternate strips/alley croppingRandom mixture b.1. Pengaturan ruang/spasial Trees along border x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
18
b.2. Pengaturan waktu/temporal
19
Klasifikasi berdasarkan kriteria sosial-ekonomi Klasifikasi berdasarkan kriteria ekologi Komersial ; bila tujuan produksi (biasanya komoditas tunggal) untuk dijual, skala operasinya sedang sampai besar dan pemilik lahan bisa pemerintah, perusahaan atau swasta, buruh biasanya dibayar atau kontrak Sedang (intermediate) ; pertengahan antara komersial dengan subsisten, cash crop memuaskan kebutuhan cash dan hasil pangan memenuhi kebutuhan makanan keluarga, misalnya tanaman perkebunan kopi, coklat dan kelapa, tanaman kayu berotasi pendek seperti sengon. Subsisten ; bila penggunaan lahan itu ditujukan pada pemuasan kebutuhan dasar dan dikelola oleh pemilik atau mereka yang tinggal dengan keluarga, cash crop mungkin termasuk yang ditanam, tetapi hanya bersifat komplementer. Di daerah pegunungan dikembangkan pola tanam yang berfungsi untuk konservasi tanah, di daerah pantai banyak dikembangkan pola tanam agroforestry sebagai pemecah angin (wind-break), sedangkan di daerah berpenduduk jarang atau di daerah savana, sistem silvopastur lebih banyak dijumpai.
20
Klasifikasi Agroforestri Berdasarkan Komponen Penyusun Agroforestry sederhana Pola AF yang tersusun atas satu jenis tanaman hutan dan tanaman semusim. Contoh : jati + jagung, Kelapa + kacang, Sengon + kopi, Kayu putih + kacang, Karet + padi, Pohon + jahe Agroforestry kompleks merupakan sistem pertanian menetap yang berbasis pohon. Komponen penyusun adalah pohon, perdu, tanaman semusim,rumput. Contoh : AF di HR daerah hulu Sengon + cengkeh + kopi + empon-empon + kaliandra
21
Klasifikasi Agroforestri Berdasarkan Status Perkembangannya Agroforestri Awal Merupakan agroforestri aktif dimana terdapat tanaman pertanian yang produktif dan tanaman kehutanan pada umur muda hingga sedang. Produktivitas tanaman pertanian cukup tinggi karena perolehan sinar matahari masih optimal. Agroforestri pertengahan Produktivitas tanaman pertanian mulai menurun seiring dengan perkembangan tajuk dan diameter tanaman kehutanan Agroforestri lanjut Merupakan tahapan pengembangan, apakah kemudian diarahkan pada tegakan hutan, kebun campur, ataupun konsep “tumpangsari baru” yang melihat dimensi ruang sebagai landasan, sehingga tetap terdapat tanaman pertanian di dalam tegakan kelas umur tua. Contoh : Kebun campur
22
Sifat-sifat (attribute) yang harus dimiliki sistem agroforestry Produktivitas; sebagian besar sistem agroforestry bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan produksi (dari produk yang diinginkan) dan produktivitas lahan, melalui: peningkatan output produk tanaman kayu, peningkatan hasil panen tanaman pertanian, pengurangan input (saprodi), efisiensi tenaga kerja Sustainabilitas; dengan mempertahankan potensi produksi berdasarkan sumberdaya yang ada, yakni dengan memanfaatkan keuntungan keberadaan pohon, maka agroforestry dapat menciptakan tujuan konservasi dan kesuburan tanah ( stabilitas, self-regulation) Adoptabilitas; adopt = accept, adapt (= merubah, memodifikasi). Meskipun agroforestry merupakan istilah baru, tetapi kenyataannya sudah diterima (accepted) secara luas oleh masyarakat petani. Implikasinya jika kita akan memperkenalkan suatu teknologi baru dalam agroforestry atau meningkatkan sistem agroforestry yang sudah ada harus melalui proses kesepakatan (conform) dengan tradisi setempat. <Back
23
System and practice SYSTEMAgricultural or Forestry Systems Rice production system, commercial timber production system etc. SUBSYSTEMA food subsystem, a cash subsystem, a shelter subsystem etc. PRACTICEAlley cropping, boundary planting of trees, wood lots on agricultural lands, tree garden etc. TECHNOLOGY“innovations, improvements through scientific intervention”
24
Alur pendekatan utama dalam klasifikasi AF Pengelompokan/kategorisaisi berdasar struktur dan fungsi Pengelompokan berdasar penyebaran dan pengelolaan Struktur (asal dan susunan komponen kayu) Fungsi/peran dan output komponen kayu Adaptabilitas scr ekologis/ lingkungan Sosial-ekonomi dan manajemen Asal komponenSusunan komponen Agrisilviculture (palawija dan pohon, termasuk perdu) SPATIAL Campuran rapat Campuran jarang Strip Boundary Fungsi produktif Pangan HMT Kayu bakar Produk (kayu) lain SISTEM PADA Tropis basah: -Dataran rendah -Dataran tinggi Tropis sub- humid -Dataran rendah (savanna di Afrika,cerrado di Amerika latin) -Dataran tinggi LEVEL INPUT TEKNOLOGI Low input (marginal) Medium input High input Silvopastoral (peternakan/hewan dan pohon) Agrosilvopastoral (palawija, ternak dan pohon TEMPORAL Coincident Concomitant Overlapping Sequential (separate) Interpolated Fungsi protektif Windbreak Shelterbelt Konservasi tanah Konservasi air Kesuburan tanah Naungan COST-BENEFIT Komersial Intermediate Subsisten Lain-lain (wood lots, piculture, aquaculture etc)
25
Siklus Pertanaman Natural forest fallow Food crops 031316 Planted forest fallow Food crops 03101320 26 Sistem perladangan berpindah Sistem tumpangsari Masa bero dimulai Kesuburan tanah menurun Masa bero diakhiri, bakar Musim tanam kembali Masa bero dimulai lagi Kesuburan tanah menurun Penanaman simultan pohon dan palawija Pemanenan pohon dan penanaman palawija Naungan kanopi, budidaya palawija dihentikan
26
Land scarcity vs system complexity Land scarcity System complexity Shifting cultivation Home garden Taungya Permanent intercropping Tembawang Dusung Repong damar Community forest Alley cropping Tegalan vs productivity and sustainability
27
Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.