Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IPv4 dan Subnetting.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IPv4 dan Subnetting."— Transcript presentasi:

1 IPv4 dan Subnetting

2 IPv4 terdiri dari 32 bit (4 oktet)
b7b6 b5b4 b3b2 b1b0.B2.B1.B0 Pembagian kelas: A: (b7=0, b6=0) – (b7=1,b6~b0=0 -1) : – B: (b7=1, b6~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5~b0=0 -1) : – C: (b7=1, b6=1, b5~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5=1,b4=0~b0 -1) : D: (b7=1, b6=1, b5=1, b4~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5=1,b4=1, b3~b0 -1) : – E: (b7=1, b6=1, b5=1, b4=1, b3~b0=0) – (b7=1,b6=1,b5=1,b4=1, b3=1, b2~b0 -1) : –

3 Alamat IP untuk keperluan khusus 0. 0 : Internet ID 127
Alamat IP untuk keperluan khusus : Internet ID : loopback (localhost) : internet subnet mask ~ : (sub)net mask Alokasi IP berdasar penggunaan di jaringan: Public: alamat internet Private: alamat lokal A: 10.x.x.x SM: B: x.x – x.x SM: C: x.x SM:

4 Tata aturan pengalamatan IP
IP pertama dari sebuah network (subnet) adalah NetworkID. IP terakhir dari sebuah network (subnet) adalah BroadcastID. 255.X.X.X adalah subnet mask dari sebuah network (subnet) dimana X bernilai 0 atau 255. IP kelas D digunakan untuk multicast. IP kelas E digunakan untuk penelitian dan cadangan.

5 Contoh 1: Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4 sebagai berikut: Network ID: Subnet Mask: Maka: Subnet Mask:  alamat IP yang tersedia = 256-0=256 Broadcast ID: Alamat untuk gateway dan host: s/d Misal Gateway: Alamat untuk PC/host adalah: s/d Jumlah komputer yang dapat dialamati adalah: 256-3=253

6 Contoh 2: Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4 Network ID: 192. 168
Contoh 2: Sebuah jaringan dialamati dengan IPv4 Network ID: Subnet Mask:  jumlah alamat yang tersedia = = 128 Maka: Subnet Mask: Broadcast ID: Alamat yang tersedia (gateway+host): s/d Misal alamat gateway: Maka alamat untuk PC (host) : s/d (125 host)

7 Penggunaan: Kelas A: 256x256x256 alamat Kelas B: 256x256 alamat Kelas C: 256 alamat Teknik Subnetting: CIDR : Classless Inter Domain Routing  Membagi network menjadi subnetwork dengan jumlah alamat yang sama VLSM : Variable Length Subnet Mask  Membagi network menjadi subnetwork berdasarkan jumlah host tiap subnetwork.

8 CIDR Contoh: diberikan alamat 1 blok kelas C 192. 168. 10
CIDR Contoh: diberikan alamat 1 blok kelas C /24 untuk mengalamati 4 subnet. Terdapat 256 alamat yang akan dibagi untuk 4 subnet. Maka masing-masing subnet akan mendapat jatah alamat sebanyak = 256/4 = 64 alamat. Pembagian alamat ini tidak mempertimbangkan jumlah host pada masing-masing subnet. Subnet 1: – , NetworkID= , Alamat valid= (termasuk GW) Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW) BroadcastID= SM= atau dapat dituliskan /26.

9 Subnet 2: – , NetworkID= , Alamat valid= (termasuk GW) Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW) BroadcastID= SM= atau dapat dituliskan /26 Subnet 3: – , NetworkID= , Alamat valid= (termasuk GW) BroadcastID= SM= atau dapat dituliskan /26

10 Subnet 4: – , NetworkID= , Alamat valid= (termasuk GW) Jumlah komputer yg bisa dialamati sebanyak=61. (-NetID, BroadcastID, GW) BroadcastID= SM= atau dapat dituliskan /26

11 /24 dibagi menjadi 8 subnet Per subnet terdiri dari (256/8) alamat = 32 alamat. Subnet ke-n : Mulai dari (n-1)*32 sampai (n*32)-1

12 Notasi subnetmask Subnet mask dapat dinyatakan dengan menggunakan angka desimal maupun biner. Contoh: NetID SM artinya Terdapat 256 alamat valid pada subnet ini yang ditunjukkan oleh angka 0 pada oktet keempat dari SM. Nilai pada oktet terakhir pada SM adalah (256-2n) dimana 2n adalah jumlah alamat valid tiap subnet. Contoh: SM artinya terdapat alamat valid per subnet sebanyak ( )=64. Sehingga jumlah subnet pada blok tsb adalah (256/64)=4 subnet.

13 Contoh: Satu blok IP kelas C yang dimulai dari s/d dibagi dalam 8 subnet. Tentukan SM masing-masing subnet. ... Jumlah alamat valid per subnet = 256/8 = 32. Subnet dalam IP kelas C, oktet ke-1 sampai ke tiga bernilai 255, sedangkan oktet terakhir akan bernilai = = 224. Sehingga SM adalah SM adalah sama untuk semua subnet yaitu

14 Cara lain menuliskan SM yaitu dengan / Tanda / diikuti jumlah bit bernilai satu dari SM yang dituliskan dalam angka biner. Contoh: IP dengan SM Dituliskan dalam angka biner Jumlah bit 1 pada SM adalah sebanyak 27. Maka SM pada IP dapat dituliskan secara singkat /27 untuk subnet pertama. Jumlah alamat valid tiap subnet adalah sama dengan dua pangkat jumlah bit bernilai 0. Bit 0 pada SM diatas berjumlah 5, maka jumlah alamat yang valid sebanyak 25 atau 32. Sehingga jumlah subnet dari /27 adalah 256/32 = 8 subnet.

15 Dari contoh diatas diperoleh: Subnet ke-2: 192. 168. 123
Dari contoh diatas diperoleh: Subnet ke-2: /27 Subnet ke-3: /27 Subnet ke-4: /27 Subnet ke-5: /27 Subnet ke-6: /27 Subnet ke-7: /27 Subnet ke-8: /27

16 VLSM Pembagian alamat blok IP didasarkan pada jumlah host tiap subnet yang akan dialamati. Pada CIDR jumlah alamat tiap subnet sama padahal faktanya jumlah host per subnet bervariasi. Contoh: Ada sebuah komputer lab A dengan jumlah 22, sedang pada lab B sejumlah 40, dan terakhir lab C sejumlah 12. Diberikan alamat IP SM Langkah penyelesaian dengan VLSM: Tentukan jumlah alamat tiap subnet merupakan perpangkatan dari 2 (2n) yang lebih besar dari jumlah host pada subnet tsb. Diperoleh:

17 Subnet A = 22 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(22+3), diperoleh n=5 atau 32 alamat. Subnet B = 40 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(40+3), diperoleh n=6 atau 64 alamat. Subnet C = 12 host maka jumlah alamat yang diperlukan adalah 2n>(12+3), diperoleh n=4 atau 16 alamat. Penambahan 3 alamat digunakan untuk NetID, BroadcastID, dan GW. 2. Urutkan subnet dari jumlah alamat terbesar ke terkecil. Diperoleh B=64 alamat, A=32 alamat, C=16 alamat. 3. Terdapat 256 alamat, sementara yang dibutuhkan sebanyak ( ) = 112 alamat. Artinya alokasi alamat IP yang diberikan mencukupi kebutuhan seluruh subnet. 4. Dihitung masing-masing subnet dari yang terbesar.

18 Subnet B: 64 alamat Dialokasikan pada 192. 168. 111. 0 – 192. 168. 111
Subnet B: 64 alamat Dialokasikan pada – NetID= BroadcastID= Alamat valid= – SM= (256-64) = atau subnet B dapat dituliskan /26 26 diperoleh dari (32-n) dimana n adalah 2n=64, diperoleh n=6. Panjang alamat IPv4 dalam biner (32 bit)

19 Subnet A: 32 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah 192. 168. 111
Subnet A: 32 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah – (setelah dikurangi alamat yang digunakan pada Subnet B). Dialokasikan 32 alamat untuk subnet A dari alamat yang masih tersisa. Diperoleh: (diperoleh dari alamat) NetID= BroadcastID= Alamat valid= SM= (diperoleh dari ) atau subnet A dapat dituliskan secara singkat /27.

20 Subnet C: 16 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah 192. 168. 111
Subnet C: 16 alamat Ingat: alamat yang tersisa adalah – (setelah dikurangi alamat yang digunakan pada Subnet B dan A). Dialokasikan 16 alamat untuk subnet C dari alamat yang masih tersisa. Diperoleh: (diperoleh dari alamat) NetID= BroadcastID= Alamat valid= SM= (diperoleh dari ) atau subnet C dapat dituliskan secara singkat /28.

21 Contoh: Ada sebuah komputer lab A dengan jumlah 123, sedang pada lab B sejumlah 63, dan terakhir lab C sejumlah 21 dan D sejumlah 7. Diberikan alamat IP SM Jawab: Lab A Penyelesaian untuk Lab A (123 alamat) 27 = 128 Diperoleh s.d Network ID = Broadcast = IP yg valid s.d Subnetmask atau dapat ditulis /25

22 Lab B (63 host) Penyelesaian untuk Lab B (64 alamat) 27 = 128 Diperoleh s.d Network ID = Broadcast = IP yg valid s.d Subnetmask atau dapat ditulis /25 Lab C dan Lab D tidak mendapat jatah IP.


Download ppt "IPv4 dan Subnetting."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google