Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
assalamualaikum
2
Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Dan Lumut Daun ( Musci) Oleh : YOGA YESI RESTA NIA ESTER ZAHRA
3
BRYOPHTHA ANTOCEROTOPSIDA HEPATICOPSIDA BRYOPSIDA
4
Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
CIRI-CIRI Gametofit berupa thalus yang bentuk cakram dengan tepi bertoreh, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah dengan rhizoid Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar Pada sisi bawah talus terdapat stoma denga 2 sel penutup berbentuk ginjal. Kapsul spora mempunyai kolumela, arkespora selain membentuk spora juga membentuk pseudoelatera Spora berkecambah tidak membentuk protonema Sporogonium membentuk seperti tanduk, terdiri atas kaki dan kaki(tidak ada seta) dinding sporogonium terdiri atas sel-sel yang mengandung kloroplas dan epidermis mempunyai stomata Lumut tanduk di bedakan dengan Hepaticae oleh adanya kloroplas yang berisi pirenoid serta perkembangan gametofit dan sporofit yang lebih lengkap.
5
Struktur lumut tanduk
6
GAMETOFIT LUMUT TANDUK
Gametofit dari lumut ini berbetuk cakram, bersifat dorsiventral (dapat dibedakan antara bagian dorsal/punggung dan ventral/perut ) dan tidak memiliki sisik. Di sini dijumpai adanya risoid yang halus seperti rambut. Jaringan penyusun talus bersifat homogen, memiliki kloroplas dengan pyrenoid besar di mana di dalam pirenoid terdapat beberapa granula. Organ seks tertanam pada jaringan gametofit di sisi dorsal. Pada bagian ventral gametofit dijumpai adanya stoma
8
Sporofit Lumut Tanduk Sporofit hanya terdiri atas kaki dan kapsul, tidak memiliki seta di mana bentuk kapsul adalah silinder. Pengamatan irisan melintang kapsul menunjukkan adanya kelompok sel-sel steril di tengah-tengah yang disebut kolumela. Kolumela dikelilingi oleh silinder berongga yang berisi elatera dan spora yang biasanya berupa tetra spora. Struktur elatera memanjang ke seluruh bagian kapsul. Di sebelah luar kapsul terdapat sel-sel epidermis (dinding kapsul), dan umumnya terdapat stomata.
10
Reproduksi lumut tanduk
Secara aseksual Melalui pembentukan umbi (tuber) Pada lumut tanduk juga dapat di bentuk kuncup (gemma) Lumut yang tumbuhnya merayap pada waktu kekeringan bagian ujungnya masih dapat bertahan. Bila lingkungan tidak lagi kering maka dapat tumbuh kembali dengan jumlah individu yang lebih banyak. Apospori.
12
Tumbuhan Lumut Daun (Musci)/Bryopsida
Ciri-ciri Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler Berkembang dari protonema Gametofit tumbuh tegak atau merayap Arkegonium membentuk kaliptra yang menempel diatas kapsul Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi peristom, tidak dijumpai adanya elater. Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama perkembangan kapsul. Kuat dan biasanya berwarna. Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun spiral atau melingkari batang.
13
Sporongium terdiri atas kaki, seta, dan kapsul
Sporongium terdiri atas kaki, seta, dan kapsul. bagian kaki yang masuk ke jaringan berfungsi sebagai haustorium kapsul dapat di bagi menjadi beberapa bagian : Apofise yang merupakan penggelembungan ujung seta. Kotak atau teka dimana di dalamnya di bentuk spora. Pada golongan yang telah maju dindingnya terdiri dari jaringan-jaringan epidermis, jaringan air dan jaringan yang sel-selnya kaya akan kloroplas. Di dalam kotak spora terdapat kolumela yang letaknya sentral, dan arkespora hanya membentuk spora saja, jadi tidak terbentuk alatera. Tutup atau operculum, ini tidak selalu ada pada lumut daun. Antara tutup dan dinding kotak terdapat annulus.
14
Struktur lumut daun
16
Siklus hidup lumut daun
17
Berdasarkan protonemanya tumbuhan lumut daun di bagi menjadi 3 bangsa
Andreaeles Protonema berbentuk daun kecil dengan tepi yang bertoreh, terdiri atas satu lapis sel Sphagnales Protonemanya berupa pita yang bercabang-cabang Protonema berkembang biak Eubryales
18
Bangsa Sphagnales Anteredium terletak di ketiak sedangkan arkegonium terletak di ujung Protonema berbentuk daun kecil dengan tepi daun yang bertoreh, Terdiri atas satu lapis sel, menempel pada alas dengan rhizoid. Tiap protonema hanya akan membentuk satu gametofor. Gametofor terdiri atas batang-batang bercabang dengan daun-daun. Tidak ada rusuk tengah pada daun. Gametofor tidak mempunyai rhizoid. Daun tersusun atas sel-sel yang berkloroplas dan sel-sel yang mati dan kosong. Batang bercabang-cabang tegak dan membentuk roset diujung. Jaringan pada batang seperti spons parenkim, sama dengan mesofil daun. Gametangium terdapat pada cabang-cabang yang khusus. Cabang yang mendukung anteridium pada ketiak daun, sedang ccabang yang mendukung arkegonium pada ujung cabang. Seta hanya merupakan lekukan antara kaki dan kapsul. Kapsul spora mempunyai tutup tetapi tidak terdapat peristom. Kolumela berbentuk setengah bola.
20
Bangsa Andreaeales Protonema berupa pita yang bercabang-cabang.
Tumbuhan dewasa punya daun-daun kecil, dibagian pangkal talus terdapat rhizoid. Struktur sporofit dan gametofit dengan ciri diantara Sphagnales dan Eubryales. Jaringan sporogen melengkapi kolumela. Spororofit muda dilindungi oleh kaliptra yang berbentuk seperti topi bayi. Jika sprorofit masak, pecah dengan 4 katup.
23
Bangsa Eubryales/ Bryales
Protonema berkembang baik. Perkembangan sporofit paling sempurna dan maju sehingga dijadikan dasar klasifikasi tingkat family, genus, dan spesies. Susunanan anatomi daun mendukung adaptasi kekeringan. Sel-sel lapisan atas mendukung lapisan banyak klorofil. Di dalam ruang-ruangan antar sel tersebut disimpan air. Sporogonium bertangkai elastis, di ujungnya terdapat kapsul spora berkaliptra yang dapat berkembang menjadi rambut-rambut. Bagian atas dinding kapsul spora merupakan tutup yang disebut operculum. Di bawah tepi operculum itu terdapat suatu struktur berbentuk lingkaran sempat dinamakan annulus (cincin), sel-selnya mengandung lender dan mengembang sehingga menyebabkan operculum dapat membuka. Pada bagian bawah operculum, terdapat suatu organ berupa gigi-gigi yang menutupi lubang kapsul spora disebut peristom. Gigi-gigi peristom dapat mengadakan gerakan higroskopik keluar dan kedalam, sehingga spora dapat membuka dan menutup kapsul spora, bergantung pada kelembapan udara. Jika udara kering, gigi-gigi peristom mengarah keluar sehingga spora dapat keluar dari kapsul spora.
25
Berdasarkan struktur peristom, Bryales dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
A. Arthodontae Gigi peristom tediri dari sel yang tidak utuh dan merupakan selaput saja yang berasal dari satu lapis sel sporogonium. Gigi-gigi mempunyai garis-garis melintang dan bersendi. Arthrodontae dibedakan menjadi : Akrokarpi, pertumbuhan arkegonium dan sporagonium yang berdiri pada ujung batang, contohnya pada Funaria hygrometrica. Pleurokarpi ,pertumbuhan arkegonium dan sporogonium pada cabang-cabang batang pendek, contohnya pada Hypnodendron reinwardtii, H. junghuhnii, Mniodendron divaritacum.
26
Mniodendron divaritacum.
Funaria hygrometrica
28
Nematodontae Gigi peristom terdiri dari sel yang utuh, tidak bergaris-garis. Umumnya termasuk lumut yang umurnya lebih darisetahun. Contohnya :sukuPolytrichaceae, yaituPolytrichum commune, Pogonatumcirrhatum, Georgiapellucida. Daun-daun sempit, pada sisi perut tulang daun seringkali terdapat lamelia yang membujur. Kapsul spora tegak dan mendatar, peristom terdiri dari gigi.
32
Sphagnum
33
Contoh : Andreaea sp
34
Contoh : Aandreaea sp
35
Contoh : Andreaea
36
Andreaeobryum macrosporum
37
Karakteristik bangsa Funariales
Contoh : Funaria mygrometrica
39
Life cycle of a typical moss (Polytrichum commune)
40
Polytrichopsida
41
Bryopsida
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.