Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Konflik dalam Relasi dan Negosiasi
MK Pengembangan Relasi & Negosiasi Dien Anshari, S.Sos., M.Si.
2
tentang topik ini MATERI YANG DIBERIKAN: Isu dalam negosiasi.
Definisi dan identifikasi konflik. Ragam gaya pengelolaan konflik. Suasana dalam konflik TUJUAN: Memiliki pengetahuan dasar untuk mengenali konflik; Mampu menjabarkan ragam pengelolaan konflik; Memiliki pengetahuan dasar untuk mengelola konflik.
3
Isu dalam Negosiasi: KEPRIBADIAN
Kebanyakan orang menganggap mengenali karakter kepribadian seseorang dapat membantu dalam memprediksi hasil akhir negosiasi. Riset membuktikan bahwa kepribadian tidak mempunyai efek langsung yang signifikan, baik dalam proses maupun pada hasil akhir negosiasi. Karena itu, fokuslah hanya pada isu utama dan faktor situasi dalam setiap episode negosiasi saja.
4
Isu dalam Negosiasi: GENDER
Apakah pria dan wanita bernegosiasi dengan cara yang berbeda? Tidak. Banyak yang menganggap bahwa wanita lebih koperatif dan menyenangkan dalam bernegosiasi, namun nyatanya tidak. Apakah hasilnya berbeda? Ya. Wanita lebih peduli untuk membentuk dan membina hubungan interpersonal.
5
Isu dalam Negosiasi: BUDAYA
Apakah latar belakang budaya berpengaruh dalam proses negosiasi? Sepertinya begitu, misal: Orang Batak lebih bergaya konfrontatif, keras, dan langsung ke pokok masalah. Orang Jawa bergaya pelan-pelan, halus, dan penuh basa- basi. Apakah hasilnya berbeda? Sepertinya tidak, kecuali masalah waktu.
6
Isu dalam Negosiasi: PIHAK KETIGA
Peran pihak ketiga Deskripsi Mediator Pihak ketiga netral yang memfasilitasi solusi bersama dengan menggunakan alasan logis, persuasif, dan saran-saran sebagai alternatif. Arbitrator Pihak ketiga yang memiliki otoritas untuk mendikte terjadinya kesepakatan (perjanjian). Konsiliator Pihak ketiga yang dipercaya yang menyediakan jalur komunikasi informal antara negosiator dan lawannya. Konsultan Pihak ketiga yang imparsial dan memiliki keterampilan yang bertugas memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan analisis, biasanya didukung oleh kemampuan manajemen konflik.
7
Definisi konflik KONFLIK ADALAH... Sebuah pergulatan yang tampak
antara sedikitnya dua pihak yang saling bergantung dimana keduanya memiliki tujuan yang berbeda, kekurangan sumber daya dan dukungan dalam mencapai tujuan tersebut “an expressed struggle between at least two interdependent parties who perceive incompatible goals, scarce resources, and interference from the other party in achieving their goals” (Hocker, J.L. and Wilmot, W.W. (1991). Interpersonal conflict. Dubuque, IA: William C. Brown.)
8
identifikasi konflik Konflik bisa berarti bahaya, tapi bisa juga berarti peluang, tergantung bagaimana kita mengelolanya. Langkah awal untuk dapat mengelola konflik adalah dengan mengidentifikasinya: Apakah para pihak mengetahui adanya konflik? Apakah para pihak banyak berdebat dalam mencapai tujuan bersama? Apakah sumber daya semakin langka? Apakah para pihak saling bergantung untuk menyelesaikan konflik?
9
kebiasaan buruk Dalam menghadapi konflik, ada tiga kebiasaan buruk yang umum dilakukan: MENGHINDAR Penyelesaian sesaat, tapi malah menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari. MENYALAHKAN PIHAK LAIN Bahkan seringkali yang dituding adalah karakter pihak lain. MENANG vs KALAH Mau menang sendiri adalah sama buruknya dengan memilih untuk mengalah saja.
10
pengelolaan konflik Ruble & Thomas* mengidentifikasi 5 gaya dalam mengelola konflik. Kelimanya memiliki sifat tegas dan lentur yang berbeda. Kompetitif : tegas , lentur Akomodatif : tegas , lentur Menghindar : tegas , lentur Kolaboratif : tegas , lentur Kompromistis : tegas , lentur * Ruble, T.L. & Thomas, K.W. (1976). Support for a two-dimensional model of conflict behavior. Organizational Behavior and Human Performance, 16, )
11
suasana konflik: defensif
Suasana berperan besar dalam pengelolaan konflik. Hindari suasana defensif yang penuh dengan hal-hal sebagai berikut: EVALUATIF: penuh tuduhan dan kritikan. KONTROL: banyak memaksa keinginan. STRATEGIS: rawan agenda terselubung. NETRALITAS: berlagak tidak ada apa-apa. SUPERIORITAS: mengumbar dominasi. DINGIN: kurang mau mendengar.
12
suasana konflik: supportif
Suasana berperan besar dalam pengelolaan konflik. Bangunlah suasana supportif yang bercirikan sebagai berikut: DESKRIPTIF: bertaburan ide dan opini. ORIENTASI PROBLEM: masalah cepat selesai. SPONTAN: komunikasi jujur dan terbuka. EMPATI: saling memahami. KESETARAAN: menanyakan pendapat yang lain. PERHATIAN: mau mendengar.
13
final tips Berikut beberapa tips dari Zueschner* agar dapat mengelola konflik dengan baik: Konflik dapat bersifat konstruktif atau memperkuat hubungan. Persiapan yang matang. Komunikasikan konflik secara terencana agar terbangun suasana yang supportif. Terlibat aktif. Selalu siap menghadapi & mengelola konflik . Berhati-hati dengan ucapan dan cara mengatakannya. Simpulkan apa yang telah didiskusikan dan buatlah rencana untuk mendiskusikannya lagi. * Zueschner, Raymond. (1997). Communicating Today. Boston: Allyn and Bacon.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.