Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Matakuliah : F Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Matakuliah : F Analisis Laporan Keuangan Perusahaan"— Transcript presentasi:

1

2 Matakuliah : F0282 - Analisis Laporan Keuangan Perusahaan
Tahun : 2009 ECONOMY VALUE ADDED (EVA) DAN PREDIKSI KEUANGAN Pertemuan 7 Murniadi Purboatmodjo

3 Economic Value Added (EVA)dan Based Management Value (BMV)
Pada dasarnya Economic Added Value maupun Based Management Value merupakan suatu alat tolak ukur : Untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, perusahaan harus memperoleh pengembalian atas modal investasi (return on invested capital) melebihi biaya modal (cost of capital). Jadi disini untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan dimaksud. BMV, dipandang lebih luas dari pada EVA. BMV: menanamkan cara berpikir di mana setiap orang dalam orgnisasi belajar untuk mengutamakan keputusan berdasarkan pengertian; bagaimana keputusan itu memberikan sumbangsih bagi nilai perusahaan

4 Sebuah program BMV seyogyanya mempertimbangkan:
Perencanaan strategis Alokasi modal Anggaran operasi Pengukuran kinerja Kompensasi manajemen Komunikasi internal Komunikasi eksternal (dengan pasar modal)

5 BMV (cont’d) Pada umumnya BMV membuat tolak ukur mengenai pertambahan nilai dengan memakai Market Value Added (MVA) “nilai tambah pasar”,merupakan perbedaan nilai antara pasar perusahaan (termasuk ekuitas dan utang) dan modal keseluruhan yang di-investasikan dalam perusahaan. MVA=nilai pasar – modal yang diinvestasikan Investor menyerahkan modal ke dalam perusahaan dengan harapan modalnya dapat produktif. Nilai pasar mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana seorang manager sukses mengelola modal yang sudah dipercayakan kepadanya.

6 BMV (cont’d) Semakin besar MVA, semakin baik. MVA negatif, berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan, berarti kekayaan telah dimusnahkan. Kelemahan dari MVA: Perusahaan berdiri ditahun 2000 dengan modal ekuitas Rp 100 juta. Perusahaan tidak memiliki utang. Asumsi biaya modal 12% dan tetap ditingkat tersebut. 5 tahun kemudian, nilai pasar ekuitas Rp 140 juta MVA= Rp 140 juta-Rp 100 juta = Rp 40 juta Jadi perusahaan menciptakan kekayaan Rp 40 juta kepada pemegang sahamnya

7 MVA (cont’d) Misalkan Rp 100 juta diinvestasikan ke perusahaan lain 5 tahun, dengan risiko sebanding. Biaya ekuitas 12%, menyatakan secara tidak langsung mengharapkan pendapatan 12% per tahun, maka akhir tahun ke 5 investor tersebut mengharapkan: Rp 100 jutax(1.12)5 = Rp 176,23 juta. Berarti sebenarnya perusahaan memusnahkan Rp 178,23 juta-Rp 140 juta=Rp 36 juta. Untuk mengatasi itu EVA (economic Added Value), pemecahannya

8 EVA Untuk menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung: Penjualan bersih - Biaya operasi = Laba operasi (EBIT) - Pajak = Laba operasional bersih (NOPAT) - Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal = EVA

9 Eva (cont’d) Keunggulan EVA: - Dapat dihitung di tingkat divisi. Jika diketahui NOPAT, yang mengukur laba perusahaan yang diperoleh dari operasi berjalan, modal yang di investasikan dan WACC (weighted average cost of capital), maka EVA secara teori dapat dihitung untuk setiap divisi, departemen, lini produk. - Adalah sebuah pengukuran aliran/flow, bukan pengukuran saham. EVA merupakan suatu aliran sebab ia mengukur laba

10 EVA (cont’d) Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional, adalah EVA merupakan laba “ekonomis” kebalikan dari laba “akunting”. Hal ini dapat dikemukakan bahwa suatu bisnis yang, penghasilan harus mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek laba ekonomis tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Laba ekonomis menegaskan hubungan EVA terhadap kekayaan pemegang saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolak ukur berdasarkan nilai

11 PREDIKSI KEUANGAN Pada evaluasi perusahaan perlu diprediksi suatu
kemungkinan keadaan keuangan yang memburuk dimasa yang akan datang (mengalami kebangkrutan) Salah satu model dikenal dengan Altman’s Bankruptcy Pridiction Mode (Z-score) Z=.717(X1)+.847(X2)+3.11(X3)+.420(X4)+.998(X5) X1 = Net Working Capital/Total Assets X2= Retained earnings/Total Assets X3= EBIT/Total Assets X4= Shareholders’ equity/Total Liabilities X5= Sales/Total Assets

12 Z-score (cont’d) Apabila Z < 1.20 malka perusahan akan bangkrut Z antara 1.20 dan 2.90 merupakan gray area

13


Download ppt "Matakuliah : F Analisis Laporan Keuangan Perusahaan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google