Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Bab 2 Sistem Moneter Internasional

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Bab 2 Sistem Moneter Internasional"— Transcript presentasi:

1 Bab 2 Sistem Moneter Internasional

2 PENDAHULUAN (1) Kurs tukar mata uang suatu negara dipandang dari sisi MNC dapat berpengaruh terhadap posisi persaingan dan risiko atas investasinya. Sistem kurs tukar yang dianut suatu negara dapat berpengaruh terhadap aktivitas bisnis MNC. IMS: kerangka kerja kelembagaan di mana pembayaran internasional dibuat, pergerakan modal diakomodasikan, dan kurs di antara mata uang ditentukan.

3 PENDAHULUAN (2) IMS meliputi: instrumen, lembaga, kesepakatan yang menghubungkan mata uang, pasar uang, sekuritas, real estate, dan pasar komoditas dunia. Tujuan IMS: untuk mendesain kurs tukar mata uang antar negara di dunia stabil. Kurs tukar valas: harga suatu mata uang negara lain yang dinilai dengan mata uang negara tertentu.

4 Sistem Moneter Internasional (1)
Standar Emas ( ) Terdapat dua konsep tradisional mengenai konvertibilitas mata uang : Nilai mata uang yang tertera (nilai nominal) sama dengan nilai logam pembuatnya (nilai intrinsik) Nilai mata uang yang tertera tidak ada hubungannya dengan nilai logam pembuatnya.

5 Sistem Moneter Internasional (2)
2. Standard Kurs Tetap. Standar ini identik dengan Sistem Bretton Woods yang menerapkan standar dolar emas Bank sentral secara aktif akan menarik atau melepaskan cadangan mata uang pada saat mata uang mengalami depresiasi atau apresiasi 3. Standar Kurs Mengambang Kurs ditentukan berdasarkan interaksi permintaan dan penawaran dari mata uang Ada dua macam kurs mengambang; free floating yang tidak memerlukan cadangan devisa dan managed floating yang memerlukan cadangan devisa.

6 Sistem Moneter Internasional (3)
4. Standars Kurs Alternatif Pegged exchange rate mendasarkan nilai mata uang dengan suatu mata uang atau sekelompok mata uang yang merupakan mitra dagang utamanya. Basket exchange rate, nilai mata uangnya ditetapkan berdasarkan sistem paket pengumpulan yang berperan untuk membiaya perdagangannya, denga tujuan stabilitas mata uangnya Sistem dewan mata uang (CBS), yaitu manajemen nilai tukar mata uang oleh satu lembaga keuangan resmi yang diberikan wewenang mutlak untuk menerbitkan atau mencetak mata uang dasar.

7 BIMETALISM

8 BIMETALISM: SEBELUM 1875 (1)
Bimetalism: penggunaan standar ganda dalam pembuatan uang logam bebas yang meliputi emas dan perak. Inggris: menggunakan bimetalism hingga 1816 (setelah perang Napoleon). AS: mengadopsi bimetalism dengan Coinage Act of 1792, dan mempertahankannya sampai 1873. Prancis: menggunakan bimetalism dan memper-tahankannya dari Revolusi Prancis hingga 1878.

9 BIMETALISM: SEBELUM 1875 (2)
China, India, Jerman, dan Belanda menggunakan standar perak. Dalam bimetalism, emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran internasional dan kurs tukar di antara mata uang ditentukan dengan isi emas dan peraknya. 1870: Pound Inggris vs Franc Prancis (standar emas); Franc Prancis vs Mark Jerman (standar perak).

10 STANDAR EMAS KLASIK

11 STANDAR EMAS KLASIK: 1875-1914 (1)
Columbus: “Emas merupakan kekayaan, dan siapa yang menguasainya mempunyai semua yang ia butuhkan di dunia”. Inggris: penggunaan standar emas pertama kali, namun, tidak menetapkan sampai 1921, ketika wesel Bank Inggris dibuat secara penuh dapat ditebus dengan emas. Prancis: menggunakan standar emas secara efektif mulai 1850-an dan secara formal pada 1875.

12 STANDAR EMAS KLASIK: 1875-1914 (2)
Jerman: mengganti dengan standar emas pada 1875, dan menghentikan pembuatan uang perak. AS: mengadopsi standar emas pada 1879. Rusia dan Jepang: mengadopsinya pada 1897.

13 STANDAR EMAS KLASIK: 1875-1914 (3)
Standar emas internasional dikatakan ada jika kebanyakan negara utama memenuhi tiga syarat: Hanya emas yang dijamin dalam pembuatan uang logam yang tidak dibatasi; Ada dua cara konvertabilitas antara emas dan mata uang nasional pada rasio yang stabil; Emas mungkin secara bebas diekspor dan diimpor. Di bawah standar emas, ketidakselarasan kurs tukar secara otomatis akan dikoreksi dengan arus emas lintas batas. Ketidakseimbangan pembayaran internasional juga akan terkoreksi secara otomatis (price-specie-flow mechanism).

14 PERIODE SELAMA PERANG: 1915-1944 (1)
Pada Agustus 1914 standar emas klasik berakhir, karena negara-negara utama (Inggris, Prancis, Jerman, dan Rusia) menghentikan penebusan wesel bank dalam emas dan mengembargo ekspor emas. Setelah perang Dunia I, beberapa negara menderita hiperinflasi. Kurs tukar antar mata uang berfluktuasi pada awal 1920-an. Selama periode ini, negara2 secara luas menggunakan depresiasi yang “ganas” atas mata uangnya untuk mendapatkan keunggulan dalam pasar ekspor dunia.

15 PERIODE SELAMA PERANG: 1915-1944 (2)
Pada akhir 1920-an terjadi kesalahan dalam menerapkan standar emas: negara2 utama memprioritaskan pada stabilisasi ekonomi domestik (dengan kebijakan sterilisasi emas). Akibat tidak mematuhi aturan main, mekanisme penyesuaian otomatis standar emas tidak dapat bekerja. Pengembalian ke standar emas diperburuk oleh terjadinya Depresi Besar pada 1929. Akibat Depresi Besar bank-bank di Austria, Jerman, dan AS mengalami penurunan nilai portofolionya, & terjadi penghindaran atas bank.

16 PERIODE SELAMA PERANG: 1915-1944 (3)
Inggris mengalami arus keluar emas besar2-an, yang dihasilkan dari defisit neraca pembayaran yang kronis dan hilangnya kepercayaan terhadap pound sterling. AS meninggalkan standar emas setelah bank mengalami kesulitan dan arus keluar emas. Prancis meninggalkan standar emas pada 1936, karena pelarian dari franc, yang merefleksikan ketidakstabilan ekonomi dan politik.

17 SISTEM BRETTON WOODS (SBW)

18 SISTEM BRETTON WOODS (SBW): 1945-1972 (1)
SBW dihasilkan dari pertemuan 44 wakil negara di Bretton Woods, New Hampshire, pada Juli 1944. Lembaga yang dihasilkan: IMF dan IBRD/World Bank, yang keduanya mempunyai tanggung jawab berbeda. SBW berusaha mencegah berulangnya nasionalisme ekonomi dengan kebijakan destruktif “memiskinkan negara tetangga” dan mengarah pada kekurangan peraturan2 yang jelas atas terganggunya permainan selama perang.

19 SISTEM BRETTON WOODS (SBW): 1945-1972 (2)
Standar tukar dollar berdasarkan emas menjadi tidak efektif karena menghadapi kebijakan moneter ekspansif dan meningkatnya inflasi di AS. Pada 1970 US$ overvalued, khususnya relatif terhadap GDM dan JP¥. Pada Agustus 1971, Presiden Nixon menghentikan konvertibilitas US$ ke dalam emas dan memberlakukan biaya tambahan impor sebesar 10%. Untuk mengatasi retaknya SBW, 10 negara utama (Kelompok Sepuluh) bertemu di Smitsonian Institute di Washington D.C. pada Desember 1971.

20 REGIM KURS TUKAR FLEKSIBEL: 1973-SEKARANG (1)
Dengan matinya SBW, pada Januari 1976 anggota IMF bertemu di Jamaika untuk menyetujui peraturan SMI yang baru. Tiga elemen kunci Persetujuan Jamaika: 1. Kurs fleksibel dideklarasikan bagi anggota IMF; 2. Emas secara resmi dibebaskan sebagai aset cadangan internasional; 3. Negara2 nonpengekspor minyak dan negara kurang berkembang diberi akses lebih besar terhadap dana IMF.

21 REGIM KURS TUKAR FLEKSIBEL: 1973-SEKARANG (2)
IMF menyediakan bantuan kepada negara2 yang menghadapi kesulitan neraca pembayaran dan kurs tukar Kondisi nilai tukar US$ terhadap 21 negara industri: menurun, meningkat, dan puncak. Pada September 1985, negara2 G-5 (Prancis, Jepang, Jerman, Inggris, dan AS) bertemu di Hotel Plaza, New York. Untuk membahas persetujuan bahwa anggota G-5 akan mendepresiasi US$ terhadap mata uang paling utama untuk memecahkan masalah defisit perdagangan AS.

22 REGIM KURS TUKAR FLEKSIBEL: 1973-SEKARANG (4)
Hasilnya berupa Louvre Accord, yang meliputi: 1. Negara2 G-7 akan bekerjasama untuk mencapai stabilitas kurs tukar yang lebih besar; 2. Negara2 G-7 menyetujui untuk berkonsultasi dan berkoordinasi lebih erat atas kebijakan2 makro-ekonomi. Louvre Accord menandai lahirnya sistem mengambang terkendali dalam mana negara2 G-7 akan bekerjasama mengintervensi dalam pasar valas untuk mengkoreksi over atau under valuation atas mata uang.

23 Sistem Moneter Eropa

24 SISTEM MONETER EROPA Memantapkan “zona stabilitas moneter di Eropa
Sistem Moneter Eropa (SME), awalnya diusul-kan oleh Kanselir Jerman Helmut Schmidt, dan secara formal diperkenalkan pada Maret 1979. Tujuannya adalah: Memantapkan “zona stabilitas moneter di Eropa Mengkoordinasi kebijakan-kebijakan kurs tukar terhadap mata uang-mata uang non SME Membuka jalan untuk akhirnya menjadi uni moneter Eropa. Mata uang: Euro, pada awalnya melibatkan 11 negara anggota.

25 Peralihan ke Euro Menurut perjanjian (Maastricht Treaty) peralihan dari mata uang nasional ke Euro akan dimulai 1 Januari Dalam sebuah skenario, mata uang nasional dan euro akan ada bersama hingga tahun 2002 dan studi seorang Perancis meramalkan “periode transisi yang sangat rumit”. Studi itu melihat berbagai masalah bagi banyak perusahaan apabila mereka diminta untuk membayar para pemasok dalam euro sementara pelanggan mereka membayarnya dalam franc.

26 Pengaruh Euro Pada Dolar AS
Pada saat Euro muncul, maka kondisinya sama pentingnya dalam sistem moneter dan keuangan internasional seperti dolar AS. Dalam sebuah estimasi, dolar akan menjadi lebih lemah terhadap euro dalam skala global. Akan ada diversifikasi portofolio sekitar $500 miliar sampai $1 triliun kedalam euro yang dampaknya akan sangat berarti atas kurs selama periode transisi yang agak panjang.

27 Sistem Monetary Eropa (European Monetary System / EMS)
Bentuk sistem penetapan kurs berdasarkan perjanjian zona target tertentu, contohnya: ECU (European Currency Unit)/Unit Mata Uang Eropa. ECU berfungsi sebagai unit moneter, alat transaksi dan sebagai cadangan negara anggotanya. ERM (European Rate Mechanism)/Mekanisme kurs Eropa. Merupakan proses penentuan kurs mata uang negara anggota. Kesepakatan saling koordinasi kebijakan moneter antara negara Eropa. EMU (European Monetary Union)/ Unit Moneter Eropa. Kesepakatan menerbitkan Euro sebagai mata uang tunggal negara di Eropa

28 International Monetary Fund (IMF)
Organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya guna membantu menyeimbangkan neraca keuangan masing-masing. Lembaga ini beroperasional sejak 27 des 1945 Anggota pendiri 185 negara sekarang 187 negara Iuran yang dipungut IMF dari negara anggotanya dialokasikan dalam mata uang khusus anggota IMF yang disebut Special Drawing Right (SDR), SDR merupakan kewajiban BI dan dicatat sebagai aset bank sentral yang berada di luar negeri.

29 Konvertibilitas Mata Uang
Faktor-faktor yang mempengaruhinya: Tingkat fleksibilitas suatu mata uang untuk dikonversikan ke dalam mata uang lain Ada tidaknya pasar yang bebas dan aktif bagi suatu mata uang Besarnya hambatan dalam transfer mata uang ke dalam dan ke luar negara asalnya

30 Dalam sistem moneter saat ini maka dikenal ada 2 jenis mata uang:
1. Mata Uang Kuat (hard currency); dapat diterima secara luas sebagai bukti pembayaran internasional atau sebagai media dalam transaksi internasional (mata uang dari negara-negara maju) 2. Mata Uang Lemah (soft currency); tidak dapat diterima secara luas sebagai bukti pembayaran internasional atau sebagai media dalam transaksi internasional (mata uang dari negara-negara berkembang)

31 KURS ( Nilai Tukar)

32 Definisi Nilai Tukar Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.

33 Sejarah Nilai Tukar Sistem nilai tukar yang digunakan untuk pertukaran mata uang asing pada awalnya adalah Gold Standard. Dikarenakan terdapat beberapa kekurangan terhadap Gold Standar, maka selanjutnya diberlakuan sistem kurs tetap, dan kemudian menjadi sistem kurs mengambang.

34 Gold Standar Dari tahun 1876 sampai 1913, kurs tukar ditentukan oleh gold standard, dimana setiap mata uang dapat ditukar ke emas pada harga tertentu. Oleh karena itu, kurs tukar antara dua mata uang ditentukan oleh tingkat pertukaran relatif per ons emas mereka. Setiap negara menggunakan emas untuk menjaga mata uangnya. Sistem ini disuspensi ketika Perang Dunia I dimulai pada tahun Beberapa Negara kembali pada gold standard pada tahun 1920-an, tetapi kemudian meninggalkan sistem tersebut akibat kepanikan perbankan di Amerika dan Eropa selama Great Depression. Pada tahun 1930-an, beberapa negara berupaya mengikat mata uang mereka ke dolar atau poundsterling, namun seringkali perubahan dilakukan. Ketidakstabilan di pasar mata uang asing dan banyaknya pembatasan transaksi internasional selama periode ini telah menurunkan volume perdagangan internasional.

35 Penggolongan Tingkat Tukar mata Uang Gold Standar
Kurs Mint Parity Menunjukkan perbandingan berat emas yang dikandung mata uang – mata uang yang berbeda Kurs ekspor emas Nilai tukar pada titik ini merupakan kurs tertinggi dalam sistem standar emas yang ditandai adanya aliran emas keluar dari negara tersebut Kurs titik impor emas Ditandai adanya aliran emas masuk ke negara tersebut dan merupakan kurs terendah dalam sistem e Kurs valuta asing yang terjadi

36 Penentu Nilai Tukar Mata Uang
Banyak faktor yang menentukan nilai tukar mata uang, dan kesemuannya berkaitan dengan hubungan perdagangan antara dua negara. Yang perlu diingat adalah bahwa nilai tukar ini relatif, dan diekspresikan sebagai sebuah perbandingan dari mata uang dua negara. Faktor-faktor ini juga tidak dalam susunan tertentu, seperti banyak aspek di ekonomi, kepentingan relatif dari faktor-faktor ini masih menjadi subyek dari banyak debat ahli ekonomi.

37 a. Laju inflasi relatif Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan.

38 b. Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.

39 c. Suku bunga relatif Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.

40 d. Kontrol pemerintah Menurut Madura (2003:114), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk : a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing. b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri. c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah : Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara. Mempengaruhi variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.

41 e. Ekspektasi Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar. Kemudian menurut Madura (2003: ), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations (perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang).

42 Sistem-Sistem Nilai Tukar (1)
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain : Fixed exchange rate system Sistem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki. Freely floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.

43 Sistem-Sistem Nilai Tukar (2)
Managed floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang. Menurut Krugman dan Obstfeld (2000:485), managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap. Pegged exchange rate system Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.


Download ppt "Bab 2 Sistem Moneter Internasional"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google