Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSudomo Setiabudi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
MANAJEMEN DANA BANK /A0B208 KAMIS, WIB – WIB; R 1.18 KAMIS, WIB – WIB; R 2.11 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS
2
Rachmat Firdaus ; Manajemen Dana Bank”, 2001 ; STIE INABA
REFERENSI 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT Undang-Undang Perbankan No. 10/1998 ; “ Perubahan UU No.7/1992 Tentang Perbankan” Rachmat Firdaus ; Manajemen Dana Bank”, 2001 ; STIE INABA Peraturan- peraturan & Surat Edaran Bank Indonesia Rax Raflus;”Assets Liability Management & ALCO” 1996; Jakarta Williams, Bill CS; “Assets/ Liabillity Management Technique”; 1992; Bank Administration Institute, Illinois.
3
PROSES PENGENDALIAN ALAT2X LIKUID, KHUSUSNYA CADANGAN PRIMER :
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT MANAJEMEN LIKUIDITAS ADALAH : PROSES PENGENDALIAN ALAT2X LIKUID, KHUSUSNYA CADANGAN PRIMER : 1. UANG TUNAI/CASH 2.SALDO GIRO PADA BANK INDONESIA untuk memenuhi kewajiban yang sifatnya segera dalam jumlah yang tidak berlebihan sehingga effisien.”
4
PENGENDALIAN LIKUIDITAS
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT PENGENDALIAN LIKUIDITAS Pengendalian likuiditas harus dilakukan setiap hari berupa penjagaan agar semua alat-alat likuid yang dikuasai bank berupa uang tunai/ kas dan saldo giro pada Bank Indonesia dapat dipergunakan untuk memenuhi penarikan nasabah. Penarikan /pengambilan dana yang paling tidak bisa diantisipasi sebelumnya adalah jenis sumber dana yang memiliki sifat berfluktuasi tinggi karena dapat diambil setiap saat seperti GIRO dan TABUNGAN
5
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT MANAJEMEN LIKUIDITAS Dalam manajemen likuiditas , bank selain harus me- manage sumber sumber dana yang tidak dapat diprediksi jumlah dan waktu penarikannya juga harus me- manage dana yang telah ada kepastian terkait dengan jatuh waktu (due date) seperti : 1. DEPOSITO, 2. PINJAMAN DARI BANK LAIN, 3. SERTIFIKAT DEPOSITO, 4. KOMITMEN PEMBERIAN KREDIT BAGI PARA PEMOHON YANG TELAH DISETUJUI.
6
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT MANAJEMEN LIKUIDITAS KARENA ADANYA FAKTOR “KETIDAK PASTIAN” MENGENAI WAKTU DAN JUMLAH PENARIKAN DANA OLEH NASABAH PENYIMPAN SERTA PENGAJUAN PERMOHONAN KREDIT OLEH NASABAH, MAKA PENGELOLAAN LIKUIDITAS MELIPUTI DUA (2) CARA, YAITU : 1. PENYUSUNAN KOMPONEN LIKUIDITAS YANG DIRENCANAKAN (PLANNED COMPONENT) 2.PENYUSUNAN KOMPONEN LIKUIDITAS UNTUK BERJAGA-JAGA (DEFENSIVE OR PROTECTIVE COMPONENT)
7
2 CARA PENGELOLAAN LIKUIDITAS 2 (DUA) CARA PENGELOLAAN LIKUIDITAS
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT 2 CARA PENGELOLAAN LIKUIDITAS 2 (DUA) CARA PENGELOLAAN LIKUIDITAS 1. PLANNED COMPONENT 2. DEFENSIVE OR PROTECTIVE COMPONENT
8
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT 1. PLANNED COMPONENT 1. PLANNED COMPONENT ATAU LIKUIDITAS YANG DIRENCANAKAN DIDASARKAN ATAS PROYEKSI PENARIKAN DANA & PENRIKAN KREDIT. DALAM PELAKSANAANNYA SERING TERJADI PENARIKAN YANG TIDAK DAPAT DIANTISIPASI SEBELUMNYA MAKA PLANNED COMPONENT SERING TIDAK COCOK/MELESET DARI PROYEKSI YANG TELAH DIBUAT. OLEHKARENANYA TIMBUL KEBUTUHAN AKAN KOMPONEN LIKUIDITAS JENIS KEDUA YAITU LIKUIDITAS PROTEKSI.
9
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT 2. DEFENSIVE OR PROTECTIVE COMPONENT 2.DEFENSIVE OR PROTECTIVE COMPONENT MERUPAKAN LIKUIDITAS PROTEKTIF YAITU TERSEDIA UNTUK MELINDUNGI ATAU MENGKOMPENSASI PENYIMPANGAN ATAS PROYEKSI LIKUIDITAS YANG DIRENCANAKAN. KEDUA CARA PENGELOLAAN LIKUIDITAS TERSEBUT DILAKUKAN KARENA ADANYA “CONFLICT OF INTEREST”/ PERBEDAAN KEPENTINGAN YANG SELALU TIMBUL DALAM DUNIA PERBANKAN YAITU PERTENTANGAN ANTARA :
10
(PROFITABILITY FACTOR)
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT CONFLICT OF INTEREST DALAM PENGELOLAAN LIKUIDITAS CONFLICT OF INTEREST DALAM PENGELOLAAN LIKUIDITAS, YAITU : PERTENTANGAN ANTARA 1. PENCAPAIAN KEUNTUNGAN YANG WAJAR (PROFITABILITY FACTOR) 2. PENYEDIAAN LIKUIDITAS (LIQUIDITY) UNTUK MELINDUNGI KEPENTINGAN NASABAH (SAFETY FACTOR)
11
PENCAPAIAN “PROFIT” TIDAK OPTIMAL
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT CONFLICT OF INTEREST DALAM PENGELOLAAN LIKUIDITAS CONFLICT OF INTEREST DALAM PENGELOLAAN LIKUIDITAS, YAITU : PERTENTANGAN ANTARA PENCAPAIAN “PROFIT” TIDAK OPTIMAL BILA LIKUIDITAS TERLALU TINGGI BERAKIBAT ADANYA “DANA IDLE” SEHINGGA BERDAMPAK KEPADA 2 2 1
12
BEBERAPA PILIHAN BAGI BANK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LIKUIDITASNYA
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT JOHN A HASLEM DALAM BUKUNYA FUNDS MANAGEMENT, HALAMAN 173 BEBERAPA PILIHAN BAGI BANK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LIKUIDITASNYA 1.MEMEGANG UANG TUNAI SEPERLUNYA 2.MENUKARKAN/MENJUAL AKTIVA TIDAK TUNAI MENJADI TUNAI 3.MEMBERIKAN PINJAMAN/ KREDIT MEMELIHARA LIKUIDITAS RENDAH MEMELIHARA LIKUIDITAS TINGGI
13
BANK AKAN SANGAT LIKUID TETAPI TIDAK MENGUNTUNGKAN
7. PENDAHULUAN-CONFLICT OF INTEREST 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT JOHN A HASLEM DALAM BUKUNYA FUNDS MANAGEMENT, HALAMAN 173 KASUS EKSTRIM 1, KONDISI DIMANA BANK MEMELIHARA SEMUA HARTANYA/AKTIVANYA DALAM UANG TUNAI BANK AKAN SANGAT LIKUID TETAPI TIDAK MENGUNTUNGKAN
14
BANK AKAN SANGAT MENGUNTUNGKAN
7. PENDAHULUAN-CONFLICT OF INTEREST 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT JOHN A HASLEM DALAM BUKUNYA FUNDS MANAGEMENT, HALAMAN 173 KASUS EKSTRIM 2, KONDISI DIMANA BANK MEMELIHARA SEMUA HARTANYA/AKTIVANYA DALAM BENTUK KREDIT/PINJAMAN YANG DIBERIKAN BANK AKAN SANGAT MENGUNTUNGKAN TETAPI TIDAK LIKUID
15
1. MANAJEMEN UANG TUNAI (CASH MANAGEMENT)
7. PENDAHULUAN 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT RUANG LINGKUP MANAJEMEN LIKUIDITAS 1. MANAJEMEN UANG TUNAI (CASH MANAGEMENT) 2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 3. MANAJEMEN CADANGAN SEKUNDER (SECONDARY RESERVE MANAGEMENT)
16
ORGANIZING & CONTROLLING DANA PERUSAHAAN UNTUK :
7.1. MANAJEMEN UANG TUNAI/ CASH MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT Menurut J.P. BEEHLER yang dikutip JONKER SIHOMBING & MUDHOFIR (1993 : 20) “CASH MANAGEMENT” adalah : ORGANIZING & CONTROLLING DANA PERUSAHAAN UNTUK : 1. TRANSAKSI 2X SEHUBUNGAN DENGAN KEBUTUHAN PERUSAHAAN SEHARI-HARI 2. KEBUTUHAN PERUSAHAAN YANG BERSIFAT “PRECAUTIONARY MONEY”/ UANG UNTUK BERJAGA-JAGA 3. Speculative opportunity (peluang untuk spekulasi)
17
2) PRECAUTIONARY MOTIVES
7.1. MANAJEMEN UANG TUNAI/ CASH MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT Menurut J.P. BEEHLER yang dikutip JONKER SIHOMBING & MUDHOFIR (1993 : 20) “CASH MANAGEMENT” adalah : TEORI YANG DIKEMUKAN OLEH J.P. BEEHLER YANG DIKUTIP JONKER SIHOMBING & MUDHOFIR (1993 : 20) SESUAI DENGAN TEORI J.M. KEYNES TENTANG “LIQUIDITY PREFERENCE” YANG MENJELASKAN BAHWA TERDAPAT 3 (TIGA) MOTIF MENYIMPAN UANG TUNAI , YAITU : 1) TRANSACTION MOTIVES 2) PRECAUTIONARY MOTIVES 3)SPECULATIVE MOTIVES
18
TUJUAN DARI CASH MANAGEMENT 1.MENJAGA LIKUIDITAS BANK
7.1. MANAJEMEN UANG TUNAI/ CASH MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT TUJUAN DARI CASH MANAGEMENT 1.MENJAGA LIKUIDITAS BANK 2. OPTIMALISASI PEROLEHAN PENDAPATAN BANK/EARNING BAGI BANK
19
5. FASILITAS YANG DIMILIKI PERUSAHAAN
7.1. MANAJEMEN UANG TUNAI/ CASH MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BEBERAPA FAKTOR YANG HARUS DIPERHITUNGKAN OLEH KANTOR CABANG DALAM PENGELOLAAN UANG TUNAI , ANTARA LAIN SBB : FAKTOR YG HARUS DIPERHITUNGKAN BANK DLM PENGELOLAAN UANG TUNAI 1.LETAK GEOGRAFIS 2. SARANA PENGHUBUNG 3.BIAYA (OUT OF POCKET EXPENSES) YG TIMBUL 4.POLA PENARIKAN OLEH NASABAH 5. FASILITAS YANG DIMILIKI PERUSAHAAN
20
FAKTOR YG HARUS DIPERHITUNGKAN BANK DLM PENGELOLAAN UANG TUNAI
7.1. MANAJEMEN UANG TUNAI/ CASH MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BEBERAPA FAKTOR YANG HARUS DIPERHITUNGKAN OLEH KANTOR CABANG DALAM PENGELOLAAN UANG TUNAI , ANTARA LAIN SBB : FAKTOR YG HARUS DIPERHITUNGKAN BANK DLM PENGELOLAAN UANG TUNAI 1.LETAK GEOGRAFIS YAITU JAUH DEKATNYA KANTOR CABANG KE KANTOR BI ATAU KANTOR PUSATNYA 2. SARANA PENGHUBUNG YAITU KONDISI SARANA JALAN & INSTRUMEN-INSTRUMEN PENGHUBUNG LAIN (SPT TELEPON, TELEX, FAX) ANTARA KANTOR CABANG DGN KANTOR BI DAN KANTOR PUSATNYA
21
FAKTOR YG HARUS DIPERHITUNGKAN BANK DLM PENGELOLAAN UANG TUNAI
7.1. MANAJEMEN UANG TUNAI/ CASH MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BEBERAPA FAKTOR YANG HARUS DIPERHITUNGKAN OLEH KANTOR CABANG DALAM PENGELOLAAN UANG TUNAI , ANTARA LAIN SBB : FAKTOR YG HARUS DIPERHITUNGKAN BANK DLM PENGELOLAAN UANG TUNAI 3. BIAYA (OUT OF POCKET EXPENSES) YANG TIMBUL PADA SETIAP PENGAMBILAN/PENERIMAAN (CASH DROPPING/CASH SUPPLY) YANG DILAKUKAN.
22
FAKTOR YG HARUS DIPERHITUNGKAN BANK DLM PENGELOLAAN UANG TUNAI
7.1. MANAJEMEN UANG TUNAI/ CASH MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BEBERAPA FAKTOR YANG HARUS DIPERHITUNGKAN OLEH KANTOR CABANG DALAM PENGELOLAAN UANG TUNAI , ANTARA LAIN SBB : FAKTOR YG HARUS DIPERHITUNGKAN BANK DLM PENGELOLAAN UANG TUNAI 4.POLA PENARIKAN OLEH NASABAH 5. FASILITAS YANG DIMILIKI KANTOR BANK YBS SEPERTI KAPASITAS BRANDKAS, KEKUATAN/ DAYA TAHAN DINDING GEDUNG, KEAMANAN DLS.
23
CADANGAN PRIMER/PRIMARY RESERVE
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT). TERKONSENTRASI KEPADA BAGAIMANA BANK ME-MANAGE CADANGAN PRIMER YANG TERDIRI DARI : CADANGAN PRIMER/PRIMARY RESERVE 1. KAS 2.GWM 3.GIRO PADA BI DILUAR GWM
24
1. SELAIN MEMELIHARA GWM RUPIAH 5% DARI DPK RUPIAH
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : BANK WAJIB MEMELIHARA GWM DALAM RUPIAH (IDR) SEBESAR 5% DARI DPK RUPIAH. BILA BANK DEVISA 1. SELAIN MEMELIHARA GWM RUPIAH 5% DARI DPK RUPIAH 2. JUGA WAJIB MEMELIHARA GWM VALAS SEBESAR 3% DARI DPK VALAS
25
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER
(PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : GWM GIRO WAJIB MINIMUM (STATUTORY RESERVE) ADALAH SIMPANAN BANK DALAM BENTUK GIRO PADA BANK INDONESIA, YANG BESARNYA DITETAPKAN OLEH BI
26
GIRO PADA BANK INDONESIA DILUAR GWM
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : GIRO PADA BANK INDONESIA DILUAR GWM YAITU GIRO BANK PADA BANK INDONESIA, TIDAK TERMASUK GIRO WAJIB MINIMUM (GWM)
27
ALASAN PEMELIHARAAN GIRO PADA BANK INDONESIA DILUAR GWM
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : ALASAN PEMELIHARAAN GIRO PADA BANK INDONESIA DILUAR GWM 1. UNTUK MENUTUP KEKURANGAN GWM YANG SEWAKTU-WAKTU BISA TERJADI KARENA PERUBAHAN ATAU NAIKNYA DPK 2. UNTUK MENAMPUNG KELEBIHAN DANA PADA GWM APABILA TERJADI PENURUNAN DPK
28
ALASAN PEMELIHARAAN GIRO PADA BANK INDONESIA DILUAR GWM
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : ALASAN PEMELIHARAAN GIRO PADA BANK INDONESIA DILUAR GWM 3. UNTUK MENUTUP KEKALAHAN KLIRING 4. UNTUK MENUTUP KEPERLUAN2X APABILA UANG YANG TERSEDIA TIDAK MEMADAI JUMLAHNYA KARENA ADANYA PENARIKAN DARI NASABAH-NASABAH YBS
29
CASH RESERVE REQUIREMENT (CRR) YANG DIHARUSKAN BI
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : CASH RESERVE REQUIREMENT (CRR) YANG DIHARUSKAN BI TERDIRI DARI : 1. GWM 2. CASH/UANG TUNAI 3.GIRO PADA BANK INDONESIA (DILUAR GWM)
30
TUJUAN PENETAPAN CASH RESERVE REQUIREMENT (CRR) YANG DIHARUSKAN BI
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : TUJUAN PENETAPAN CASH RESERVE REQUIREMENT (CRR) YANG DIHARUSKAN BI 1. LINGKUP MIKRO 2. LINGKUP MAKRO
31
1. TUJUAN CRR LINGKUP MIKRO ADALAH
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : 1. TUJUAN CRR LINGKUP MIKRO ADALAH “CRR” UNTUK KEPENTINGAN BANK ITU SENDIRI, AGAR DAPAT MENJAGA POSISINYA TETAP DALAM KONDISI LIKUID SETIAP SAAT
32
2. TUJUAN CRR LINGKUP MAKRO ADALAH
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : 2. TUJUAN CRR LINGKUP MAKRO ADALAH “CRR” UNTUK KEPENTINGAN PEREKONOMIAN NASIONAL DALAM RANGKA PENCAPAIAN TARGET MONETER YAITU MENGENDALIKAN DAN MEMELIHARA “JUB”/MONEY SUPPLY MELALUI TINGGI RENDAHNYA “CRR”
33
2. TUJUAN CRR LINGKUP MAKRO ADALAH
7.2. MANAJEMEN CADANGAN PRIMER (PRIMARY RESERVE MANAGEMENT) 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BERDASARKAN PBI NO.2/7/2000 TGL 23 FEBRUARI 2000 YANG BERLAKU MULAI TGL 1 MARET 2000 DISEBUT ANTARA LAIN : 2. TUJUAN CRR LINGKUP MAKRO ADALAH CONTOH SUATU KONDISI : 1.BILA “JUB” AKAN DITURUNKAN, MAKA OTORITAS MONETER AKAN MEMBUAT ATURAN UNTUK MENINGKATKAN PERSENTASE CRR. 2. BILA “JUB” AKAN DINAIKAN/EXPANSI MAKA PERSENTASE CRR AKAN DITURUNKAN ATAU DIPERKECIL LANJUTAN
34
DASAR PERTIMBANGAN PEMELIHARAAN CADANGAN SEKUNDER
7.3. PENGELOLAAN CADANGAN SEKUNDER/ SECONDARY RESERVE MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT DASAR PERTIMBANGAN PEMELIHARAAN CADANGAN SEKUNDER 1.UNTUK MELINDUNGI CADANGAN PRIMER 2. SEBAGAI “EXCESS RESERVE” SEBELUM DISALURKAN UNTUK MEMBELI SURAT 2X BERHARGA PASAR UANG YANG BERJANGKA PENDEK. 3. BESARNYA CADANGAN SEKUNDER
35
DASAR PERTIMBANGAN PEMELIHARAAN CADANGAN SEKUNDER
7.3. PENGELOLAAN CADANGAN SEKUNDER/ SECONDARY RESERVE MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT DASAR PERTIMBANGAN PEMELIHARAAN CADANGAN SEKUNDER 4. BILA BANK DEVISA GWM YANG DIKELOLA TIDAK HANYA DALAM RUPIAH TETAPI JUGA VALAS – UNTUK MENYANGGA KEBUTUHAN SEHARI-HARI TERKAIT DGN TRANSAKSI VALAS 5. “PLACEMENT” DILAKUKAN DGN MEMPERHATIKAN : 1. BERKUALITAS TINGGI-LOW DEFAULT RISK 2.SHORT TERMS MATURITY/ KURANG DARI 1 TAHUN 3. MARKETABILITY/MUDAH DIJUAL
36
BESARNYA CADANGAN SEKUNDER DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR
7.3. PENGELOLAAN CADANGAN SEKUNDER/ SECONDARY RESERVE MANAGEMENT 7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/ LIQUIDITY MANAGEMENT BESARNYA CADANGAN SEKUNDER DITENTUKAN OLEH 3 FAKTOR 1.BESARNYA DANA MASYARAKAT YANG BERHASIL DIHIMPUN. 2.DAYA SERAP MASYARAKAT ATAS KREDIT ATAU INVESTASI JANGKA MENENGAH/ PANJANG YANG DITAWARKAN OLEH BANK YBS. 3.TINGKAT KEUNTUNGAN/ SUKU BUNGA ATAU YIELD YANG DAPAT DIPEROLEH DAN BERLAKU DIPASAR DALAM NEGERI MAUPUN LUAR NEGERITINGKAT KEUNTUNGAN/ SUKU BUNGA ATAU YIELD YANG DAPAT DIPEROLEH DAN BERLAKU DIPASAR DALAM NEGERI MAUPUN LUAR NEGERI
37
7. MANAJEMEN LIKUIDITAS/
LIQUIDITY MANAGEMENT 7.2. PENGELOLAAN CADANGAN SEKUNDER/ SECONDARY RESERVE BENTUK CADANGAN SEKUNDER YANG BANYAK DILAKUKAN BANK DI INDONESIA ADALAH 1.SBI 2.SBPU 3.CALL MONEY 4.DOC 5.PROMISSORY NOTES TREASURY BILL DLS
38
BERKENAAN DENGAN MANAJEMEN LIKUIDITAS
LIQUIDITY MANAGEMENT 7.2. PENGELOLAAN CADANGAN SEKUNDER/ SECONDARY RESERVE BERKENAAN DENGAN MANAJEMEN LIKUIDITAS BANK INDONESIA MENGELUARKAN PERATURAN MENGENAI CASH RESERE REQUIMENT (CRR) DALAM BENTUK GWM SERTA MAKSIMUM LOANS TO DEPOSIT RATIO (LDR)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.