Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ISA (INTERNTIONAL STANDART AUDITING)
BAB 3 & 4
2
LATAR BELAKANG : PASAR MODAL & PASAR UANG DIGONCANG OLEHMANIPULASI PELAPORAN KEUANGAN (DALAM ISA) BERSIFAT MASSIVE DAN PERVASIVE INDONESIA TIDAK IMUN TERHADAP PRAKTIKLAPORAN KEUANGAN ISA DAN STANDART LAIN YANG DIKELUARKAN IFAC DIMAKSUDKAN UNTUK MENCAPAI PELAPORAN KEUANGAN YANG BERKUALITAS PADA TATANAN GLOBAL ISA SEPERTI STANDART TERDAHULU INGIN MENCAPAI MUTU AUDIT YANG DAPAT DIANDALKAN PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN, DENGAN MEMBERIKAN ASURANS YANG MEMADAI (REASONABLE ASSURANCE) ISA DAN STANDART AUDIT YANG TERDAHULU TIDAK MEMBERIKAN ASURANS YANG MUTLAK (ABSOLUTE ASSURANCE) PERBEDAAN STANDART TERDAHULUDENGAN ISA ADALAH TEKANAN PADA BERFIKIR KRITIS
3
AUDITING BERBASIS ISA TERDIRI DARI 5 BAGIAN :
MENGADOPSI ISA GAGASAN DASAR (MEMBAHAS KONSEP-KONSEP MERUPAKAN ACUAN BAGI PARA PRAKTISI DALAM MENERAPKAN ISA PROSES AUDIT BERBASIS ISA LAMPIRAN (GLOSSARY UM)
4
ISTILAH TERTENTU DALAM ISA
ANTI-FRAUD CONTROL ARTINYA PENGENDALIAN UNTUK MELAWAN KECURANGAN FINANCIAL REPORTING FRAMEWORK = (INDONESIA = PSAK) ARTINYA KERANGKA PELAPORAN KEUANGAN ADA 3 HAL : 1. GENERAL PURPOSE FRAMEWORK ARTINYA PELAPORAN YANG DIRANCANG UNTUK BERMACAM-MACAM PEMAKAI LAPORAN 2. FAIR PRESENTATION FRAMEWORK ARTINYA PELAPORAN KEUANGAN YANG HARUS MENGIKUTI KETENTUAN DAN STANDAR TERTENTU AGAR LAPORAN YAN DIHASILKANNYA WAJAR 3. COMPLIANCE FRAMEWORK ARTINYA MENGIKUTI STANDART, NAMUN TIDAK BERKENAAN DENGAN PERSYARATAN WAJAR
5
INDONESIA MENGADOPSI ISA
KEKUATAN PASAR, ARTINYA KAP MEMPUNYAI JARINGAN GLOBAL DAN JARINGAN INTERNASIONALLAINNYA MELAYANI KLIEN GLOBAL DAN INTERNASIONAL YANG MENGADAPSI STANDART-STANDART IFAC NILAI TAMBAH, ARTINYA KETIKA AUDITOR GAGAL MENDETEKSI. TUNTUTAN HUKUM MENYUSUL. REGULATOR MENCARI SOLUSI DAMPAK ADOPSI ISA PADA KENAIKAN BIAYA, ARTINYA ADA 2 JENIS KLASIFIKASI BIAYA DALAM HAL INI, YAKNI BIAYA YANG BERULANG-ULANG TERJADI SETIAP TAHUN (RECURRING COST) DAN BIAYA YANG SEKALI TERJADI (ONE-OFF COST)YAKNI KETIKA MULAI MENGADOPSI ISA.
6
INDONESIA MENGADOPSI ISA LANJUTAN ….
ADOPSI ISA MERUPAKAN BAGIAN DARI GLOBALISASI PEREKONOMIA, TERMASUK GLOBALISASI. PASAR UANG DAN PASAR MODAL. BAGIAN TERDAHULU YANG BERBICARA TENTANG PENINGKATAN BIAYA MERUPAKAN PENGALAMAN NEGARA-NEGARA YANG SUDAH LEBIH DULU MENGADOPSI ISA. INDONESIA LEBIH BERUNTUK, KARENA TIDAK PERLU MENGELUARKAN BIAYA TERTENTU (MISAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN REVISI ISA) DAN BISA BELAJAR DARI PENGALAMAN NEGARA LAIN. DASAWARSA PERTAM MILENIUM 2000 AGAKNYA MERUPAKAN INDIKASI PERUBAHAN BESAR DALAM TATANAN EKONOMI DUNIA, YANG AKAN MEMPENGARUHI TATANAN EKONOMI INDONESIA DI DASAWARSA BERIKUTNYA
7
PROYEK ISA DI INDONESIA
GAMBARAN DI INDONESIA SEMUA KEGIATAN DALAM MEMPERSIAPKAN PENGAPDOSIAN ISA. PROYEK INI DIGUNAKAN UNTUK KEGIATAN KEARAH KONVERGENSI DENGAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) PROYEK BERSIFAT INTERNASIONAL, GAGASAN ASING YG KITA ADOPSI KEDALAM PERBENDAHARAAN PENGETAHUAN, DISIPLIN DAN PEMAHAMAN KITA DIBIDANG AKUNTANSI DAN AUDITING ADA IFRS = ISA CAKUPAN ISA TERBATAS PADA KAP DAN PRAKTISI (PARTNER DAN STAF PADA KAP)
8
PROYEK ISA DI INDONESIA LANJUTAN …..
LEMBAGA INTERNASIONAL YANG MENCETUSKAN DAN MENDORONG GAGASAN ISA DAN IFRS ADALAH IFAC ( INTERNATIONAL FEDERATION OF ACCOUNTANTS) DAN AFILIASINYA, DAN LEMBAGA INTERNAIONAL LAIN MELALUI KEWENANGAN MEREKA. BANK DUNIA DAN IMT MEMONITOR KEMAJUAN NEGARA-BEGARA YANG MENGIMPLEMENTASIKAN IFRS DAN ISA
9
PROYEK ISA DI INDONESIA LANJUTAN …..
INDONESIA ADALAH SALAH SATU DARI NEGARA G20 YANG IKUT DALAM PERTEMUAN PUNCAK G20 DI WASHINGTON, DC AMERIKA SERIKAT DALAM BULAN NOPEMBER 2008 PERUBAHAN DIMULAI HARUS DARI : KEANGGOTAAN INDONESIA DI IFAC DIWAKILI OLEH IAI DAN MEMPUNYAI KEWAJIBAN YANG DITUANGKAN DALAM STATEMENT OF MEMBERSHIP OBLIGATIONS DISINGKAT SMO YANG DITERBITKAN OLEH IFAC BOARD PADA BULAN APRIL DAN DAPAT DIPEROLEH DARI SITUS WEB IFAC
10
PROYEK ISA DI INDONESIA LANJUTAN …..
ADA 7 KEWAJIBAN IFAC DALAM SMO : MEMBUAT DAN MEMPUBLIKASI QUALITY CONTROL STANDARDS DAN PETUNJUK BAGI KAP UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU SESUAI INTERNATIONAL STANDARD ON QUALITY CONTROL (ISQC) BERKENAAN DENGAN STANDART PENDIDIKAN BAGI AKUNTAN PROFESIONAL, PETUNJUK MENGENAI PENDIDIKAN BAGI AKUNTAN PROFESIOANL DAN TERBITAN MENGENAI PENDIDIKAN BAGI AKUNTAN PROFESIONAL BERKENAAN DENGAN STANDAR MUTU, AUDITING DAN ASSURANCE UNTUK ANGGOTA
11
PROYEK ISA DI INDONESIA LANJUTAN …..
BERKENAAN DENGAN KODE ETIK DAN PERNYATAAN LAINNYA BERKENAAN DENGAN INTERNATIONAL PIBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDT DAN PETUNJUK LAIN BERKENAAN DENGAN INVESTIGASI DAN PENJATUHAETAPI N SANKSI DK TALPELANGGARAN PERILAKU, TERMASUTIDAK TERBATAS PADA PELANGGARAN STANDART DAN KETENTUAN PROFESIONAL OLEH ANGGOTA BERKENAAN DENGAN IFRS YG DITERBITKAN OLEH IASB (INTERNATIONAL ACCONUTING STANDART BOARD)
12
AUDIT BERBASIS RISIKO ( CIRI PENTING DARI AUDIT BERBASIS ISA ADALAH BAHWA AUDIT INI BERBASIS RISIKO)
KONSEPNYA : REASONABLE ASSURANCE (ASURANS YANG LAYAK) INHERENT LIMITATIONS (RISIKO BAWAAN) AUDIT SCOPE (LINGKUP AUDIT) MATERIAL MISSTATEMENT (SALAH SAJI MATERIAL) ASSERTION (ASERSI)
13
REASONABLE ASSURANCE (ASURANS YANG LAYAK)
DIPEROLEH KETIKA AUDITOR MENEMUKAN BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT UNTUK MENEKAN RISIKO AUDIT. RISIKO AUDIT ADALAH RISIKO DIMANA AUDITOR MEMBERIKAN OPINI YANG SALAH KETIKA LAPORAN KEUANGN DISALAH SAJIKAN SECARA MATERIAL. AUDITOR INGIN MENEKAN RISIKO EPERSUASIVE (MENGUATKAN) DAN BUKAN CONCLUSIVE (MEYAKINKAN SECARA MUTLAK)
14
INHERENT LIMITATIONS (RISIKO BAWAAN)
KENDALA ALASAN Sifat Pelaporan Keuangan pembuatan laporan keuangan memerlukan : judgment manajemen dalam menerapkan kerangka pelaporan keuangan dan keputusan atau penilaian subjektif (seperti estimasi) oleh manajemen dalam memilih berbagai tafsiran atau judgment yang akseptabel
15
INHERENT LIMITATIONS (RISIKO BAWAAN) LANJUTAN …
Sifat Bukti audit yang tersedia Kebanyakan pekerjaan auditor dalam merumuskan pendapatnya adalah mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Bukti ini cenderung bersifat persuasif dan tidk konklusif Bukti audit terutama diperoleh melalui pelaksanaan prosedur audit. Bukti ini jugmeliputi informasi yang diperoleh dari sumber lain seperi : Audit th lalu, prosedur kendali mutu dlm rangka menerima/melanjutkan hubungan klien, catatan pembukuan entitas, dan bukti audit yang dibuat tenag ahli yang digunakan entitas
16
INHERENT LIMITATIONS (RISIKO BAWAAN) LANJUTAN …
Sifat prosedur audit Bagaimuanapun bagusnya rancangan prosedur audit, ia tidak akan mampu mendeteksi setiap salah saji Setiap sampel (kurang 100%) mengandung risiko bahwa salah saji tidak akan terdeteksi Manajemen/pihak lain (sengaja/tidak) mungkin tidak memberikan semua informasi yang diminta prosedur audit untuk mengumpulkan bukti audit mungkin tidak mendeteksi informasi yang hilang
17
INHERENT LIMITATIONS (RISIKO BAWAAN) LANJUTAN …
Pelaporan keuangan tepat waktu Relevansi/nilai informasi keuangan cenderung menurun denganlewtnya waktu. Oleh karena itu perlu ada keseimbangn anatara keandalan informasi dan biaya Pemakai laporan keuangan mempunyai ekspektasi bahwa auditor memberikan pendapt dalam waktu & biaya yang layak. Oleh karena itu tidaklah praktis meminta semua informasi yang mungkin ada, atau menuntaskan semua masalah sehabis-habisnya, dengan asumsi bahwa informasi mengandung kesalahan/kecurangan sampai terbukti sebaliknya
18
AUDIT SCOPE (LINGKUP AUDIT)
Lingkup pekerjaan auditor dan opini yang diberikan dibatasi dengan menjawab : Apakah laporan keuangan dibuat dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Laporan auditor yang tidak dimodifikasi (unmodified auditor’s report) atau opini wajar tanpa pengecuallian (WTP) tidak menjamin keberhasilan dan daya bertahan entitas itu dimasa yang akan datang. WTP juga tidak mencerminkan apakah manajemen mengelola entitas secara efektif dan efisien.
19
AUDIT SCOPE (LINGKUP AUDIT) LANJUTAN ….
Lingkup pekerjaan auditor dan opini yang diberikan dibatasi dengan menjawab : Setiap perluasan dari tanggungjawab audit yang utama, seperti yang mungkin ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan, mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan tambahan dan memidifikasi atau memperluas laporan auditor sesuai dengan perluasan tanggung jawab.
20
MATERIAL MISSTATEMENTS (SALAH SAJI MATERIAL)
Terjadi secara sendiri-sendiri atau bersama, Contoh : Laporan keuangan mencantumkan pabrik senilai Rp 10 milyard. Pabrik ini tidak pernah dibangun atau dibeli. Artinya bahwa laporan keuangan tersebut mengandung satu salah saji yang material. Laporan keuangan dapat juga berisi beberapa salah saji, yang secara agregatif atau tergabung, berjumlah material.
21
MATERIAL MISSTATEMENTS (SALAH SAJI MATERIAL) LANJUTAN …
Berupa salah saji yang tidak dikoreksi Contoh : Temuan auditor dan dkimunikasikan kepada kepala bagian pembukuan dan diakui sebagai salah saji, namun kepala bagian pembukuan tidak bersedia mengoreksinya Berupa pengungkapan yang menyesatkan dalam laporan keuangan atau pengungkapan yang tidak dicantumkan dalam laporan keuangan. Ini salah saji yang material secara kualitatif. Bandingkan dengan contoh-2 diatas merupakan salah saji yang material secara kuantitatif
22
ASERSI ( ASSERTIONS) Pernyataan yang diberikan manajemen secara ekspisit maupun implisit, yang tertanam didalam atau merupakan bagian dari laporan keuangan. Asersi berhubungan dengan pengakuan, penyajian dan angka/saldo dan disclousure
23
RISIKO AUDIT Risiko memberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan keuangan yang disalah sajikan secara material Tujuan audit adalah ) risiko audit ini ketingkat rendah yang dapat diterima auditor, auditor tidak dapat menekan risiko audit ke titik nol
24
Ada 2 unsur dalam risiko audit :
No Risiko Sifat Sumber 1 Inherent risk (risiko bawaan) & control risk (risiko pengendalian) Lap keu mungkin berpotensi mengandung salah saji material Tujuan/operasi entitas/implementasi pengendalian internal oleh manajemen 2 Detection Risk (risiko pendeteksian Auditor mungkin gagal mendeteksi salah saji yan material dalam lap keu Sifat dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan auditor
25
KOMPONEN RISIKO AUDIT Risiko Penjelasan Komentar
Inherent risk (risiko bawaan) Kerentanan suatu asersi (mengenai jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan) terhadap salah saji yang mungkin material, sendiri atau tergabung, tanpa memperhitungkan pengendalian terkait Peristiwa yang dapat menghasilkan salah saji dalam laporan keuangan, Sumber risiko dapat timbul karena tujuan entitas, sifat operasi industry, lingkungan, lingkungan peraturan dimana entitas beroperasi serta ukuran dan kompleksitas entitas
26
KOMPONEN RISIKO AUDIT LANJUTAN ….
Control risk (risiko pengendalian) Risiko bawaan suatu salah saji bisa terjadi dalam suatu asersi (mengenai jenis traksaksi, saldo akun, atau pengungkapan) dan bias material, sendiri atau tergabung dengan salah saji lainnya, tidak tercegah atau terdeteksi dan terdeteksi dan terkoreksi pada waktunya oleh pengendalian intern entitas Menejemen merancang pengendalian untuk memitigasi suatu factor risiko tertentu. Suatu entitas menilai risikonya dan kemudian merancang dan mengimplementasi pengendalian yang tepat untuk mengurangi ris exposure sampai tingkat yang dapat diterima. Pengendalian bias bersifat pervasive dan spesifik yang : Pervasive, missal sikap manajemen terhadap pengendalian, komitmen untuk menggunakan tenaga kompeten dan mencegah fraud. Ini secara umum disebut entity level control ( pengendalian tingkat entitas) Spesifk ditujukan pada transaksi, sejak awal atau persiapan transaksi sampai pencatatan. Ini disebut pengendalian proses bisnis, pengendalian tingkat aktivitas atau pengendalian transaksi
27
KOMPONEN RISIKO AUDIT LANJUTAN ….
Detection Risk (risiko pendeteksian Risirko bahw prosedur yang dilaksanakan auditor untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, tidak akan mendeteksi salah saji yang bias material, secara individu atau tergabung dengan salah saji lainnya Audit menilai risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan asersi. Prosedur audit dibuat untuk menekan risiko audit ketingkat rendah yang dapat diterima. Dalam menyusun prosedur audit ada pertimbangan mengenai potensi risiko karena : Memilih prosedur audit yang tidak tepat Salah menerapkan prosedur audit, atau Salah menafsirkan hasil dari prosedur audit
28
BUTIR PERTIMBANGAN Pisahkan risiko bisnis dan risiko kecurangan
Banyak risiko bawaan ( inherent risk) menyebabkan risiko bisnis (business risks) dan risiko kecurangan Contoh : Sistem akuntansi yang baru di implementasi berpotensi membuat kesalahan ( ini adalah risiko bisnis), tetapi bisa juga menjadi peluang untuk memanipulasi laporan keuangan atau mencuri dana/uang entitas ( ini adalah risiko kecurangan) Karena itu, ketika mengidentifikasi risiko bisnis, selalu pertimbangkan apakah situasi itu membuka peluang untuk risiko kecurangan. Jika demikian halnya catat dan nilai risiko kecurangan secar terpisah dri risiko bisnis. Kalau tidak, ada kemungkinan tanggapan auditnya hanyalah menangani unsur risiko bisnis dan mengabaikan risiko kecurangan
29
AUDIT BERBASIS RISIKO ALINEA POKOK BAHASAN TERJEMAHAN 200.15
200.15 Skeptisisme professional Auditor wajib melaksanakan audit dengan skeptisisme profsional dengan menyadari bahwa mungkin ada situasi yang menyebabkan laporan keuangan disalahsajikan secara material (lihat alinea A18-A22) 200.16 Kearifan professional Auditor wajib melaksanakan kearifan professional dalam merencanakan dan melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan (lihat A23-A27)
30
AUDIT BERBASIS RISIKO lanjutan ….
200.17 Asurans yang layak Untuk memperoleh asurans yang layak, auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, dengan demikian memungkinkan auditor menarik kesimpulan yg layak untuk digunakan sebagai dasar pemberian pendapat auditor ( lihat aline A28-A52)
31
AUDIT BERBASIS RISIKO lanjutan ….
200.21 Gunakan tujuan sesuai ISAs yang relevan Untuk mencapai tujuan menyeluruh, auditor wajib menggunakan tujuan yang dinyatakan dalam ISAs yang releva dalam merencanakan dan melaksanakan audit tersebut ( berbagai) ISAs untuk : (alinea A67-A69) a) menentukan apakah prosedur audit tambahan disamping yang diwajibkan ISAs dan b) mengevaluasi apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh
32
3 LANGKAH AUDIT BERBASIS RISIKO
LANGKAH/TAHAP PENJELASAN RISK ASSESSMENT ( MENILAI RISIKO) Peristiwa apa yang berpotensi mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan. Melaksanakan prosedur penilian risiko untuk mengidentifkikasi dan menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
33
3 LANGKAH AUDIT BERBASIS RISIKO lanjutan ….
RISK RESPONSE ( MENANGGAPI RISIKO) Apakah pristiwa yang diidentifikasi tahap risk assessment, memang terjadi dan mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang menanggapi riskiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi
34
3 LANGKAH AUDIT BERBASIS RISIKO lanjutan ….
REPORTING (PELAPORAN) Opini audit apa yang tepat (berdasar bukti audit yang diperoleh) yang harus diberikan atas laporan keuangan Tahap melaporkan meliputi : Merumuskan pendapat berdasarkan bukti audi yang diperoleh Membuat dan menerbitkan laporan yang tepat sesuai kesimpulan yang ditarik
35
KEHARUSAN DALAM TAHAP RISK ASSESSMENT
Penjelasan Sejak awal, libatkan auditor senior Keterlibatan auditor senior memastikan perencanaan audit memanfaan pengalaman Tekankan Skeptisisme professional Manajemen jujur dan punya integritas, tidak membebaskan auditor dari keharusan mempertahankan skeptisismen professional atau membolehkan auditor puas dengan bukti audit yang kurang persuafi dalam upaya mencapai asurans yang layak
36
KEHARUSAN DALAM TAHAP RISK ASSESSMENT lanjutan …
Rencanakan auditnya Waktu yang digunakan akan memastikan bahwa tujuan audit dipenuhi dengan benar dan pekerjaan staf audit terfokus pada pengumpulan bukti pda hal2 yang paling kritikal untuk terjadi salah saji
37
KEHARUSAN DALAM TAHAP RISK ASSESSMENT lanjutan …
Laksanakan diskusi tim audit dan komunikasi berkelanjutn Diskusi tentang : Klien secara umum dan membahas are yang berpoti mengandung risiko Membahas efektifnya strategi audit menyeluruh dan rencana audit dan jika perlu membuat perubahan Brainstroming (bertukar fikiran) ttg bagimana kecurangan mungkin terjadi dan kemudian merancang tanggapan yang tepat Menetapkan tanggung jawab audit kepada staf dan menetapkn waktu penyelesaian tugas mereka
38
KEHARUSAN DALAM TAHAP RISK ASSESSMENT lanjutan …
Fokus pada identifikasi risiko Mengidentifikasi semua risiko yang relevan, Mendokumentasi semua risiko, tanggapan audit risiko Prosedur penilaian risiko yang dirancang dengna baik sangat penting untuk suksesnya audit Evaluasi secara cerdas tanggapan menejemen mengenai risiko Bagaimana manajemen merancang/melaksanakan pengendalian untuk memitigasi risiko (salah saji material dalam laporan keuangan) yang sudah diidentifikasi oleh manajemen dan atau auditor
39
KEHARUSAN DALAM TAHAP RISK ASSESSMENT lanjutan….
Gunakan kearifan profesional Menggunakan judgment oleh auditor selama audit, antara lain : Penentuan menerima/melanjutkan hubungan dg klien Mengembangkan strategi audit menyeluruh Menetapkan materialitas Menilai risiko salah saji material termasuk mengidentifikasi risiko Mengembankan ekspektasi untuk melaksanakan prosedur analitikal
40
RISK RESPONSE ( MENANGGAPI RISIKO)
TUJUAN AUDITOR : MEMPEROLEH BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT TENTANG RISIKO YANG DINILAI, DENGAN MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN ATANGGAPAN YANG TEPAT TERHADAPRISIKO TERSEBUT
41
RISK RESPONSE ( MENANGGAPI RISIKO) lanjutan …
Prosedur audit umumnya terdiri atas prosedur audit substantive, prosedur analitikal, dan uji pengendalian : Uji Pengendalian intern yang relevan, dapat mengurangi lingkup prosedur substantive lainnya, seperti pengambilan jumlah sampel. (namun tidak ada keharusan untuk menguji berfungsinya pengendalian intern)
42
RISK RESPONSE ( MENANGGAPI RISIKO) lanjutan …
Uji Prosedur Analitikal substantive, prosedur dimana jumlah total suatu arus transaksi dapat diperkirakan dengan cukup tepat berdasar bukti yang tersedia. Ekspekasi dibandingkan dengan jumlah sebenarnya seperti dalam pembukuan, dan selisihnya atau salah sajinya langsung teridentifikasi.
43
RISK RESPONSE ( MENANGGAPI RISIKO) lanjutan …
Pendadakan (Unpredictability), Auditor perlu memasukkan unsur pendadakan dalam prosedur audit, seperti stock fisik barang, cash count, kunjungan lapang Manajemen override. Auditor mempertimbangkan perlunya prosedur audit yang spesifik menangani kemungkinan manajemen override atau putusan manajemen untuk meniadaan atau mengabaikan dengan membuat pengecualian (altrnatif prosedur)
44
KOMBINASI PROSEDUR AUDIT YG TEPAT UNTUK MENANGGAPI RISIKO
UJI PENGENDALIAN PROSEDUR ANALITIKAL SUBSTANTIF PENDADAKAN (UNPREDICTABILITY) 4. MANAJEMEN OVERRIDE (MENIADAKAN/ MENGABAIKAN PENGENDALIAN DG MEMBUAT PENGECULIAN) 5. SIGNIFICANT RISKS
45
REPORTING (PELAPORAN)
TUJUAN AUDITOR : MERUMUSKAN OPINI MENGENAI LAPORAN KEUANGAN BERDASAR EVALUASI ATAS KESIMPULAN YANG DITARIK ATAS BUKTI AUDIT YANG DIPEROLEH MEMBERIKAN OPINI DENGAN JELAS, MELALUI LAPORAN TERTULIS, YANG JUGA MENJELASKAN DASAR UNTUK MEMBERIKAN PENDAPAT TERSEBUT
46
REPORTING (PELAPORAN)
TAHAP TEAM DEBRIEFING, a. PERTEMUAN UNTUK MEMBAHAS TEMUAN , b. MENGIDENTIFIKASI SETIAP INDIKASI KECURANGAN DAN MENENTUKAN PERLUNYA PROSEDUR AUDIT LANJUTAN
47
REPORTING (PELAPORAN)
MANFAAT AUDIT BERBASIS RISIKO : FLEKSIBILITAS WAKTU UPAYA TIM TERFOKUS PADA AREA KUNCI PROSEDUR AUDIT TERFOKUS PADA RISIKO PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN, UNTUK MENGUJI EFEKTIFNYA PENGENDALIAN INTERN KOMUNIKASI TEPAT WAKTU
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.