Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KONSEP PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN IBU dan ANAK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KONSEP PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN IBU dan ANAK"— Transcript presentasi:

1 KONSEP PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN IBU dan ANAK
Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat

2 MENU Faktor risiko penyakit tidak menular
Penanggulangan penyakit tidak menular Konsep Kesehatan Ibu dan Anak

3 PENYEBAB PENYAKIT-PENYAKIT
KONSEP-KONSEP PENYEBAB PENYAKIT-PENYAKIT TIDAK MENULAR

4 KONSEP-KONSEP PENYEBAB PENYAKIT
INTRODUKSI Sakit merupakan kondisi dimana terjadi perubahan- perubahan struktural dan fungsional dari jaringan tubuh, dari kondisi normal  kondisi abnormal Manifestasi penyakit dapat berupa : gejala-gejala (symptom) tanda-tanda (sign) abnormalitas dari hasil tes laboratorium yang diambil dari jaringan tubuh Symptom  merupakan gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien Sign  merupakan tanda-tanda yang terdapat pada pasien (hasil pemeriksaan yang didapat pada pasien)

5 Salah satu tujuan epidemiologi adalah membantu
pencegahan dan pengendalian penyakit  dengan cara menemukan penyebab (kausa) Bila didefinisikan penyebab penyakit adalah berupa kejadian, kondisi, karakter atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang berperan dalam terjadinya penyakit Secara logika : sebab mendahului akibat

6 Peristiwa terjadinya penyakit secara umum
faktor-faktor resiko sakit kausa utama faktor-faktor determinan yang lain contoh contoh agent faktor host faktor environment SEBAB AKIBAT

7 Peristiwa terjadinya penyakit tidak menular
faktor-faktor resiko sakit kausa utama faktor-faktor determinan yang lain contoh contoh agent faktor host faktor environment SEBAB AKIBAT Non living

8 KONSEP “SINGLE CAUSATION”
Pembuktian dari penyebab penyakit Robert Koch ( ), merupakan orang pertama yang dapat mengisolasi agen penyebab penyakit TBC dan kolera di Asia Koch dapat membuktikan adanya kausa primer dari suatu penyakit Postulate Koch : kuman harus ada pada setiap kasus penyakit dan dapat dibuktikan melalui kultur kuman-kuman tersebut tidak ditemukan pada kasus-kasus yang disebabkan oleh penyakit lain kuman tersebut harus menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan dari binatang percobaan yang telah sakit, dapat ditemukan kuman yang sama dengan kuman penyebab penyakit

9 Kelemahan dari postulate Koch ialah tidak
dapat diterapkan pada semua penyakit pada penyakit-penyakit akibat virus (virus belum dapat di kultur) pada penyakit-penyakit tertentu seperti campak  penyakit ini dapat menyebabkan sakit pada manusia, tapi tidak dapat menyerang semua binatang percobaan kecuali hanya pada anjing-anjing kecil penyakit-penyakit canine distemper, dapat menyerang anjing tapi tidak dapat menyerang manusia  sehingga harus ada host yang spesifik untuk kuman-kuman tertentu

10 ada kuman-kuman pathogen yang menginfeksi
manusia tapi tidak menimbulkan sakit  orang sehat terinfeksi virus sering tidak menimbulkan sakit Dari penemuan Koch dan kelemahan-kelemahannya timbul pemikiran-pemikiran bahwa : Selain faktor /kausa primer selalu ada faktor-faktor lain yang memberikan kontribusi untuk menyebabkan timbulnya suatu penyakit Penyakit disebabkan multiple-causes yaitu : kausa primer  agent penyakit yaitu : “host” dan “environment”

11 KONSEP “SINGLE CAUSATION”
KONSEP “MULTIPLE CAUSATION” Konsep penyebab penyakit tidak menular kronis pada umumnya sesuai dengan konsep “Multiple Causation”

12 BEBERAPA CONTOH MODEL DARI KONSEP “MULTIPLE CAUSATION ”Konsep “Web of Causation” penyakit tidak disebabkan oleh “single cause” penyakit disebabkan oleh “multiple cause” harus ada kausa utama dalam rangkaian komponen penyebab penyakit (determinan) Contoh : mycobacterium tbc merupakan penyebab yang dibutuhkan agara dapat timbul penyakit tbc Diterminan lain yang memberi kontribusi adalah kondisi “host” dan kondisi lingkungan Contoh : web of causation untuk penyakit jantung koroner -          

13 Contoh dari “Web of Causation” stress DIET
stress DIET   hormon lemak total kalori garam merokok hiperlipidemia aktifitas fisik obesitas hereditas   sistem koagulasi darah atherosklerosis hipertensi infark myocardium angina pectoris thrombosis CORONARY HEART CEREBRO-VASCULAR HIPERTENSIVE DISEASE DISEASE DISEASE

14 Konsep “Triad Epidemiology”
Terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara : agent host (human) environment vector bertindak sebagai perantara AGENT vehicle HOST ENVIRONMENT VECTOR

15 Untuk penyakit tidak menular :
Konsep Triad Epidemiologi : menggambarkan interaksi antara agent-host-environment agent  non living agent vector  vehicle

16 Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

17 LINGKUP PENGENDALIAN Tingkat individu: Tingkat sistem Tingkat populasi

18 TINGKAT INDIVIDU Terintegrasi pada program yang komprehensif
Fokus: upaya pencegahan, deteksi dini, pengobatan & manajemen Tujuan: mengubah perilaku berisiko dengan pesan yg ditujukan langsung pada individu Contoh: pola diet, rokok, alkohol, olahraga, aturan keselamatan kerja.

19 TINGKAT POPULASI Goal utama: managemen komplikasi & jaminan kualitas hidup. Contoh manajemen mandiri: pengendalian kadar gula darah pada DM; latihan fisik pd Penyakit Jantung Koroner Jangka panjang peran penting pada materi tertulis, keluarga & kelompok pasien. Pesan individu juga berguna utk meningkatkan cakupan skrining & kepatuhan berobat. Contoh: Diagnosis & pengobatan kanker, DM, hipertensi & kolesterol

20 TINGKAT SISTEM Mencakup kebijakan ekonomi & perilaku profesi
Termasuk upaya advokasi utk pembuat kebijakan & masyarakat. Terarah pada pemerataan pelayanan pada kelompok sosial ekonomi rendah & tinggi Berpengaruh terhadap penerimaan sosial perilaku berbahaya;alkohol, rokok di tempat umum, polusi lingkungan.

21 TINGKAT SISTEM Arah intervensi: langsung pada akar permasalahan PTM kemiskinan & pendidikan rendah Mendukung gerakan sosial luas dengan perilaku sehat yang positif; latihan teratur, skrining & kesehatan kerja. Kegiatan: advokasi & pemberdayaan individu atau komunitas untuk beraksi.

22 PRINSIP DASAR Strategi terfokus pada norma masyarakat berbasis populasi & target semua populasi. Strategi berdasarkan kebutuhan prioritas populasi Libatkan secara aktif populasi prioritas & organisasi masyarakat Definisikan objektif secara jelas Strategi intervensi ganda Evaluasi berdasarkan data yang dikumpul terus menerus

23 STRATEGI PENGENDALIAN
Modifikasi kondisi & norma populasi Tetapkan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan Tetapkan insentif ekonomi bagi pelaksanaan kebijakan Tingkatkan pengetahuan & keterampilan. Sediakan layanan skrining & pemantauan

24 PENDEKATAN KESMAS LUAS
Pendekatan pelayanan medis dengan fokus pada pasien individu pada periode akut, pelayanan medis gawat darurat Pendekatan kelempok risiko tinggi melalui skrining & sediakan intervensi yang mengurangi risiko. Contoh skrining & Obati hipertensi Pendekatan pencegah primer berbasis populasi Contoh kampanye program diet rendah lemak dan karbohidrat

25 Upaya pencegahan/prevensi  kontrol penyakit
Strategi prevensi Prevensi primer Prevensi sekunder Prevensi tertier Status penyakit di populasi susceptible asymptomatic symptomatic insidens prevalens Komplikasi disabilitas Efek

26 PREPATOGENESIS PATOGENESIS Fase Klinis Agent Host Environment Sembuh Total Sembuh cacat Meninggal Kronis vector Fase konvelesen Fase Klinis Fase Suseptibilitas Fase Subklinis Upaya Preventif Sekunder Upaya Preventif Tersier Upaya Preventif Primer

27 KESEHATAN IBU DAN ANAK

28 DEFINISI Kesehatan Ibu dan anak (KIA) ​​mengacu pada status kesehatan dan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada perempuan dan anak-anak. Penekanannya pada perempuan dalam peran mereka sebagai ibu (melahirkan dan membesarkan anak) dan anak-anak, terutama berfokus pada kelangsungan hidup sehat dari bayi dan anak kecil

29 BESARAN MASALAH Pencapaian luar biasa telah dibuat dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas ibu dan anak. Namun, masih ada kesenjangan yang besar antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah.

30 BESARAN MASALAH Kesehatan ibu dan anak terbaik dapat ditemukan di negara-negara Skandinavia dan Jepang. Tingkat kematian bayi dari 3/1, 000 di Swedia dan Jepang, tingkat kematian anak dari 3/1, 000 di Swedia, tingkat kematian ibu dan 2/100, 000 di Swedia merupakan yang terbaik saat ini.

31 BESARAN MASALAH Angka kematian ibu tertinggi pada tahun adalah / di Sierra Leone. Delapan belas negara memiliki tingkat kematian ibu lebih tinggi dari / , sebagian besar berada di sub- Sahara Afrika atau di negara-negara yang mengalami perang dan konflik, atau keduanya.

32 SEJARAH KIA benar-benar mulai meningkat sekitar awal abad ke-20 di negara maju, ketika perbaikan kesehatan masyarakat umum mengurangi penyebaran penyakit menular dan pembangunan ekonomi meningkatan akses terhadap pangan dan perumahan yang lebih baik. Gambaran ini berfokus pada periode setelah Perang Dunia II, ketika upaya-upaya global dimulai setelah berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

33 SEJARAH Sebelum Perang Dunia II, sistem pelayanan kesehatan negara-negara maju dan berkembang kurang lebih sama. Sebuah peningkatan bertahap dalam standar hidup di antara negara-negara maju menyebabkan perbaikan pelayanan kesehatan, termasuk yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak.

34 SEJARAH Setelah Perang Dunia II, sistem pelayanan kesehatan di banyak negara berkembang menekankan pelayanan tersier, model yang ada di negara-negara industri. Hal ini mengakibatkan peningkatan spesialisasi medis dan hirarki dalam sistem pelayanan kesehatan di mana sebagian besar sumber daya tersita ke pelayanan tersier dan teknologi.

35 SEJARAH Meskipun ada beberapa keberhasilan dengan pendekatan ini, itu tidak mempunyai dampak banyak untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, dan indikator kesehatan KIA tidak meningkat. Keterbatasan program penyakit vertikal yang diakui dan pada 1978, dalam Deklarasi Alma- Ata, pentingnya pendekatan holistik untuk kesehatan (fisik, mental, dan sosial) dan peran pembangunan ekonomi dan sosial, individu dan tanggung jawab pemerintah, dan pelayanan kesehatan primer dimasukkan dalam tujuan kesehatan untuk Semua tahun 2000.

36 CHINA AKHIR TAHUN 1950 Barefoot Doctor: petani yang menerima pelatihan medis dasar difokuskan pada anatomi, bakteriologi, mendiagnosis penyakit, akupunktur, resep obat tradisional dan Barat, pengendalian kelahiran, dan perawatan ibu dan bayi. Barefoot Doctor memberikan pelayanan kesehatan preventif dan dasar untuk lebih dari 90% dari populasi. Melalui langkah-langkah pencegahan, pendidikan kesehatan, promosi kesehatan, dan pelayanan kesehatan dasar, pekerjaan Barefoot Doctor mulai meningkatkan kesehatan secara keseluruhan China.

37 KUBA Sistem pelayanan kesehatan primer di Kuba berfokus pada kesehatan ibu dan anak, vaksin, dan program surveilans penyakit. Program Dokter Keluarga, diciptakan pada tahun 1984, adalah jalur masuk ke sistem kesehatan. Sebuah tim dokter dan perawat disediakan untuk setiap 120 hingga 150 keluarga. Tim itu tinggal dalam masyarakat, melakukan kunjungan rumah, dan menyediakan 97% dari jaminan kesehatan nasional.

38 RUANG LINGKUP Kesehatan Maternal Kesehatan Perinatal dan Neonatal
Kesehatan Bayi dan Anak Kesehatan Reproduksi

39 KESEHATAN REPRODUKSI Definisi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh dari fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata karena tidak adanya penyakit dan kecacatan pada semua yang berkaitan pada sistem, fungsi dan proses reproduksi Implikasi Kemampuan untuk mempunyai kehidupan seksual yang aman; Kemampuan untuk ber-reproduksi; dan Bebas untuk menentukan bilamana, kapan dan seberapa sering untuk ber-reproduksi.

40 LAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
Layanan kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai metode, teknik, dan layanan yang terintegrasi untuk kesehatan dan kesejahteraan reproduksi dengan pencegahan dan pemecahan masalah-masalah Kesehatan Reproduksi. Termasuk di dalamnya adalah kesehatan seksual – yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kehidupan dan hubungan personal, dan tidak semata-mata dengan konseling dan perawatan terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan reproduksi dan penyakit menular seksual saja.

41 Perubahan Konsep(1) Pelayanan KESPRO (yang terpadu) tidak hanya meliputi KIA dan KB, tetapi juga program-program lain (khususnya dalam konteks pelayanan kesehatan dasar), misalnya penanggulangan PMS. Pendekatan multisektoral (sesuai hasil ICPD Kairo 1994) yang ditujukan pada inti konsep KESPRO utama, yaitu promosi hak- hak reproduksi wanita untuk memperoleh derajat KESPRO yang memadai.

42 Perubahan Konsep(2) Perubahan sikap dalam kehidupan berkeluarga yang menitikberatkan pada tanggung jawab pria atas prilaku seksual atau reproduksi serta akibatnya terhadap fungsi dan proses reproduksi dalam kehidupan berkeluarga. Penyadaran bahwa peningkatan pelayanan KESPRO berarti kualitas pelayanan yang lebih baik dilihat dari perspektif klien - ukuran kualitas pelayanan yang memuaskan ialah bila klien memperoleh pemahaman yang akurat dan memadai tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi

43 Determinan Faktor sosial-ekonomi & demografi: kemiskinan, pendidikan, ketidaktahuan, lokasi tempat tinggal Faktor budaya & lingkungan: praktek tradisional yang berakibat buruk, banyak anak banyak rezeki, informasi yang membingungkan anak dan remaja Faktor psikologik: dampak keretakan orang tua terhadap anak, depresi akibat ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga pada wanita Faktor biologik: cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca-PMS

44 PAKET PELAYANAN KESPRO DI INDONESIA
A. Paket Pelayanan Kespro Esensial Safe motherhood Family planning STD & HIV/AIDS Adolescent reproductive health B. Paket Pelayanan Kespro Komprehensif Paket 1-4 Program kespro lansia

45 Masalah Kesehatan Maternal
Maternal: wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas Kematian maternal  kematian yang terjadi pada masa dan akibat komplikasi maternal Kesakitan maternal  penyakit/kondisi yang terjadi pada masa dan akibat komplikasi maternal

46 Mencegah Kematian Maternal
Kurang lebih 2/3 kematian maternal terjadia oleh sebab langsung yang seharusnya dapat dicegah Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami komplikasi sehingga semua persalinan harus dianggap berisiko Data menunjukkan ada korelasi negatif antara pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kematian maternal  Tenaga kesehatan terlatih   Dukungan sistem pelayanan

47 3 Terlambat & 4 Terlalu Dalam Kematian Maternal
Terlambat mengenal tanda bahaya & mengambil keputusan Terlambat mencapai fasilitas kesehatan Terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan 4 Terlalu: Terlalu muda umur ibu Terlalu banyak melahirkan Terlalu rapat jarak antar kelahiran Terlalu tua umur ibu

48 Definisi Perinatal,Neonatal, Bayi dan Anak
Perinatal: masa kehamilan 24(22) minggu sampai dengan bayi umur 7 hari Neonatal: bayi umur 0 s/d 28 hari Neonatal dini: bayi umur 0 s/d 7 hari Anak: bayi umur 0 hari s/d 18 tahun Balita: umur 0 s/d 5 tahun

49 Kematian Neonatal MDG-4: Menurunnya angka kematian balita sbesar 2/3nya pada tahun Sulit dicapai tanpa usaha keras menurunkan angka kematian neonatal 60% Kematian bayi terjadi pada masa neonatal  periode neonatal “hanya” 28 hari Kematian Perinatal menunjukkan trend meningkat dari SDKI 2007 dan 2003 26/1000 Kelahiran dari 25 dan 24/1000 kelahiran

50 Kematian Neonatal di Indonesia
Menurut SDKI 2012: 19/1000 kelahiran hidup

51 Upaya Mencegah Kematian Neonatal di Indonesia
Ada pendapat bahwa untuk mencegah kematian neonatal perlu perlatan kedokteran canggih  NICU, RS Darmstadt  40-70% kematian neonatal dapat dicegah dengan teknologi kedokteran sederhana yg sudah ada Bang  80% kematian neonatal dapat dicegah dengan penanggulangan infkesi Alisyahbana  80% kasus asfiksia neonatal dapat diselamatkan dengan tindakan resusitasi

52 Upaya Mencegah Kematian Neonatal di Indonesia
Kebijakan Depkes POED/POEK  PONED/PONEK  Lebih fokus ke ibu, kurang ke neonatal KN Kunjungan/kontak neonatal Masalah ketrampilan nakes Masalah informasi kelahiran bayi GSI/SIAGA Fokus ke ibu, kurang ke neonatal

53 Model Upaya Pencegahan Kematian Neonatal di Indonesia

54 Lahir Mati Masalah yang masih kurang diperhatikan
Jumlah lahir mati 1,5x kematian neonatal Penyebab masih ?, tetapi beberapa dugaan: Infeksi non simptomatik (vaginosis bakterial) Kualitas plasenta yang buruk Stroke perinatal Pertolongan persalinan yang kurang memadai Induksi kelahiran yang tidak diperlukan Pemberian multivitamin yang berlebihan Vit.A toksik untuk janin

55 Penyebab Kematian Bayi di Indonesia

56 Upaya Pencegahan Kematian Bayi & Anak di Indonesia
Imunisasi Cakupan sudah cukup tinggi Masalah: kualitas vaksin ? Banyak vaksin perlu disimpan pada suhu tertentu (dingin, tapi tidak beku) Rusak karena terlalu panas atau terlalu dingin Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Klasifikasi masalah kesehatan pada bayi/balita Algoritma sederhana, dapat digunakan oleh BDD Masalah: dukungan logistik: obat, alat, dll?

57 Upaya Pencegahan Kematian Bayi & Anak di Indonesia
ASI Eksklusif 6 bulan pertama hanya ASI saja Bukti menunjukkan ASI ekslusif mengurangi risiko sakit (infeksi) Masalah: Kampaye gencar perusahaan susu Hubungan bisnis nakes – perusahaan susu Keberhasilan ASI eksklusif banyak tergantung pemberian ASI segera

58 Upaya Pencegahan Kematian Bayi & Anak di Indonesia
Upaya perbaikan gizi Makro: MP-ASI, PMT Sering kali tidak kontinyu PMT tidak sesuai Alternatif: Positive Deviance Mikro:Vitamin A, Yodium Suplementasi, blanket approach untuk vit A

59 TANTANGAN DALAM MENINGKATKAN KIA
Hambatan sistem kesehatan terdapat hampir di semua lini: (1) kualitas layanan antenatal, persalinan dan postnatal yang kurang baik, (2) kurangnya pendanaan untuk kesehatan, (3) proses perencanaan sumber dana kesehatan yang terhambat serta keterlambatan pengiriman dan realisasi dana di daerah, (4) kurangnya utilisasi Jampersal dan kualitas pelayanan yang rendah, serta (5) terbatasnya sarana PONED dan PONEK di Indonesia. Hambatan ini ditambah dengan masih banyaknya perilaku masyarakat yang membahayakan kesehatan anak dan ibu akibat kurangnya pengetahuan dan sosialisasi serta akses ke sarana air bersih dan sanitasi.

60 Masalah Tersembunyi untuk Masa Mendatang
Banyak program kesehatan telah berhasil mencegah kematian bayi dan anak Tetapi bagaimana kualitas hidup mereka? Apakah kita hanya memindahkan masalah dari mortalitas ke disabilitas? Perkembangan neurokognitif anak harus mulai diperhatikan  agar menjadi bangsa yang berkualitas

61 ISU (1) Data Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) mengungkapkan, angka kematian bayi NTB menembus 55 jiwa per kelahiran. Sementara angka kematian ibu melahirkan 242,9 orang per 100 ribu proses melahirkan.

62 ISU (1) Launching hasil SDKI 2012 (25 September 2013) :
AKI nasional meningkat menjadi 359/ KH, dari 228 pada pada SDKI 2007. AKBayi sedikit menurun dari 34/1000 KH pada SDKI 2007 menjadi 32 pada SDKI 2012, AKBalita dari 44 pada SDKI 2007 menjadi 40 pada SDKI Jauh panggang dari api, bagaimana mencapai target MDG's 2015, yaitu AKI 102, AKBayi 23 dan AKBalita 32? 

63 ISU (2) Layanan KB Jadi Standar Akreditasi Baru RS
Menurut SDKI, pelayanan KB di RS pemerintah hanya meningkat 0,1% dari 4,3% menjadi 4,4%. Sementara di RS swasta, juga hanya meningkat 0,1% dari 2,2%. Rendahnya pelayanan KB di RS menyebabkan tersendatnya upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) di Tanah Air.

64 ISU (2) Pertolongan persalinan yang dilakukan di sarana medis sendiri telah mengalami peningkatan dari 46% (SDKI 2007) menjadi 63% (SDKI 2012). Hal itu berkat dirilisnya program percepatan penurunan AKI, yaitu Jaminan Persalinan (Jampersal) yang menggratiskan biaya proses persalinan. Sayang, dari mereka yang mengikuti Jampersal, hanya15% yang terjaring menjadi peserta KB. Padahal dengan ber-KB risiko angka kematian akibat persalina bisa ditekan. “Hampir 70% proses persalinan kini dilakukan di RS. Artinya akses termudah untuk menjaring peserta KB baru otomatis ada di RS.”

65 ISU (3) Ibu Hamil Memilih Dukun, Ketimbang Dokter
Kesadaran mengontrol kesehatan ibu dan kandungannya secara berkala, di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tenyata masih kurang di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Buktinya para ibu hamil lebih percaya dengan dukun beranak di kampung ketimbang bidan atau dokter spesialis anak. Padahal Dinas Kesehatan (Dinkes) sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat. “Kami selalu melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat khususnya ibu- ibu hamil. Tapi tradisi masyarakat yang sudah lama terbiasa dengan dukun beranak itu sulit dihilangkan. Ini jelas mempengaruhi angka kematian pada bayi dan ibu yang baru melahirkan, kata Kepala Dinas Kesehatan dr Normawaty Patuti.

66 SUMBER Kodim, Nasrin. 2012. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Bantas, Krisnawati Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Ariawan, Iwan Masalah Kesehatan Ibu dan Anak. Bahan Kuliah Kesehatan Reproduksi FKM UI Kusumayati, Agustin.2006.Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi. Bahan Kuliah Pengantar Kesehatan Masyarakat FKM UI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Markle, William, et.all.2007.Understanding Global Health. Richard Riegelman Public Health 101: Healthy People-Healthy Population. Roger Detels Oxford Textbook of Global Health.


Download ppt "KONSEP PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN IBU dan ANAK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google