Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHerman Darmadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pengolahan Tanah Oleh Syntha Ariska
2
Pengertian dan Tahap Pengolahan Tanah
Menurut Herawati (2012), pengolahan tanah adalah setiap kegiatan mekanik yang dilakukan terhadap tanah dengan tujuan untuk memudahkan penanaman, menciptakan keadaan tanah yang gembur bagi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman sekaligus merupakan upaya pemberantasan gulma. Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: Pengolahan tanah pertama (pembajakan), Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan.
3
Macam-macam Sistem Pengolahan Tanah
1. Pengolahan Tanah secara mekanis traktor Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary. 2. Pengolahan Tanah Minimum untuk tanah gembur + mulsa Pegolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan( tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan. 3. Pengolahan Tanah Konservasi (Olah tanah minimum dan Tanpa olah tanah) Pengolahan lahan pada system ini hanya meliputi penye,protan guna membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sisti tajuk dalam proses penanamannya.
4
Olah tanah konservasi dilakukan dengan cara:
Pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul sepanjang larikan untuk memudahkan penanaman. Tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida. Sesudah pembersihan, tanaman langsung ditugalkan. Jika penugalan sulit dilakukan, dapat digunakan cangkul untuk memudahkan penanaman. Keuntungan olah tanah konservasi adalah sebagai berikut : Menghemat tenaga kerja dan biaya Memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan pori makro. Proses ini terjadi karena dengan tanpa olah tanah, fauna (hewan) tanah seperti cacing menjadi lebih aktif (Herawati, 2012).
5
Tujuan khusus dari pengolahan tanah adalah sebagai berikut (Kepner, et al, 1972) :
Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga mempercepat infiltrasi a-h, berkemampuan baik menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.
6
Sistematika dan Proses Pengolah Tanah
Alat dan Komponen Operasi Peralatan pengolahan tanah dan roda yang terpasang pada traktor, harvester, trailer dan sebagainya memperlihatkan sejumlah bentuk dan dimensi. Uraian ini hanya akan dibatasi pada komponen yang berhubungan dengan tanah secara langsung, seperti dasar bajak (bottom-plow), chisel dan alat lainnya termasuk roda. Komponen-komponen tersebut biasanya disebut sebagai komponen operasi (operating tools). Lebih lanjut uraian ini juga hanya akan terbatas pada komponen operasi yang bekerja dengan kecepatan konstan pada lintasan horisontal dan tidak terpengaruh oleh komponen operasi lainnya yang bekerja disekitarnya.
7
Pengolahan Tanah dan Pembebanan
Proses pengolahan tanah yang melibatkan faktor-faktor seperti alat, pengatur alat dan tanah akan terlihat selama alat tersebut bekerja pada tanah. Proses ini meliputi gerakan dan gaya pada tanah sebagai akibat dari kerja alat pada saat itu. Pada kegiatan pengolahan tanah terdapat dua proses/kejadian yang berlangsung secara bersamaan ataupun terpisah yaitu, pemotongan/penggemburan tanah dan pembebanan pada tanah. Proses penggemburan adalah proses yang berhubungan dengan pemecahan/ pemisahan suatu massa tanah menjadi agregat tanah yang berukuran lebih kecil seperti yang dihasilkan dari pekerjaan pembajakan, penggaruan dan sebagainya. Proses pembebanan adalah proses yang berhubungan dengan sifat-sifat tanah seperti menaiknya kekuatan tanah (soil strength) sebagai akibat lintasan roda, land rollers dan sebagainya.
8
Pengantar Proses Pengolahan Tanah
Berikut ini akan disajikan gambaran secara skematik mengenai proses pengolahan tanah secara sederhana. Ukuran dari elemen-elemen ini haruslah sekecil mungkin sehingga tekanan (stress) pada setiap sisi dari elemen tersebut akan tersebar merata. Pada proses pengolahan tanah banyak diantara elemen tersebut pecah. Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai berikut, yaitu: pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasi tersebut.
9
Sistematika dan Proses Pengolahan Tanah dengan Alat Tine
Pada pengolahan tanah dengan Tine, tipe tanah, ukuran Tine dan kecepatan operasi menentukan bentuk proses yang terjadi. Gambar berikut ini menunjukkan beberapa tipe dan bentuk Tine yang umum digunakan. Ciri-ciri Tine tersebut adalah sebagai berikut : - Tine A : lurus, vertikal dan tanpa profil - Tine B : lurus, posisi agak ke depan dan tanpa profil - Tine C : lurus, posisi agak ke belakang dan tanpa profil - Tine D : lurus, sangat condong ke belakang dan tanpa profil - Tine E : lurus, sangat condong ke depan dan tanpa profil - Tine F : lurus, vertikal dan berbentuk wedge - Tine G : melengkung dan tanpa profil
10
Proses dan sistematika pengolahan tanah dengan Tine yang umum adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Sebuah Tine bekerja pada suatu blok tanah dimana di depan Tine terdapat roassa tanah yang padat dan mudah dibedakan dengan tanah di sekitarnya. Massa tanah ini disebut sebagai soi1-wedqe yang pada gambar ditunjukkan oleh A, B, C, D, E, F.
11
Soal: Terangkan dan jelaskan tentang pengolahan tanah?
Menurut Pawitra (2010) cit Soekardi ( 1986 ) bahwa tujuan pengolahan tanah adalah sebagai berikut: Pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik karena adanya pengolahan tanah memungkinkan peredaran air, udara dan suhu didalam tanah menjadi lebih baik. Meningkatkan sifat-sifat fisik tanah, menjamin memperbaiki struktur danporositas tanah sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi seimbang, berarti cepat basah dan optimal yang berarti akan menjamin aktifitas biologi akan menjadi optimal pula Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan tanah Topografi (kenampakan permukaan lahan) Vegetasi (tanaman yang tumbuh di lahan) Bebatuan Kadar air tanah
12
Alat Pengolah Tanah Alat pengolahan tanah pertama
Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut dikenal ada beberapa macam, yaitu : 1. bajak singkal (moldboard plow) 2. bajak piring (disk plow) 3. bajak pisau berputar (rotary plow) 4. bajak chisel (chisel plow) 5. bajak subsoil (subsoil plow) 6. bajak raksasa (giant plow) Alat Pengolahan Tanah Kedua Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberikan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludan atau alur untuk pertanaman.
13
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan daya traktor antara lain:
garu (harrow) Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah : a) garu piring (disk harrow), b) garu palcu (splice tooth harrow), c) garu pegas (spring tooth harrow), d) garu rotari, dan e) garu khusus (special harrow). perata dan penggembur (land roller dan pulverizer) Alat ini menyerupai piring-piring atau roda-roda yang disusun rapat pada satu as. Puingan piring dapat tajam atau bergerigi. Digunakan untuk penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk persemaian. Alat ini dapat digolongkan atas dua jenis yaitu: Surface packer terdiri dari macam-macam bentuk, antara lain: (V Shaped roller pulverizers, kombinasi T shaped dan Sprocket Wheel pulverizers, dan Flexible sprocket wheelpulverizes). Subsurface packer, terdiri dari 2 macam, yaitu: (V Shaped packer dan Crowfoot roller) Alat-alat Lainnya ( Sub Surface Tillage Tools and Field Cultivation). Alat ini digunakan untuk mengolah tanah tanpa merubah tanah dibagian permukaan dan juga sekaligus dapat untuk penyiangan. Keuntungan menggunakan alat ini adalah : 1) Meningkatkan kemampuan tanah dalam hal menyerap air, 2) Mengurangi aliran permukaan (run off), 3) Mengurangi erosi air atau angin, 4) Mengurangi tingkat penguapan air dari permukaan tanah. Alat ini ada 2 jenis, yaitu : Subsurface tillage sweeps, yaitu alat yang menggunakan sweep. Subsurface tillage Rod Weeders.
14
Pola Pengolahan Tanah dengan Traktor Tangan
Dalam melakukan pengolahan tanah, perlu menggunakan pola-pola tertentu. Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah: Lebih efisien Dengan menggunakan pola yang sesuai, diharapkan: a. Waktu yang terbuang pada saat pengolahan tanah (pada saat implemen pengolahan tanah diangkat) sesedikit mungkin b. Lahan yang diolah tidak diolah lagi Sehingga diharapkan pekerjaan pengolahan tanah bisa lebih efisien. Lebih efektif Hasil pengolahan tanah (khususnya untuk pembajakan) bisa merata. Bagian lahan yang diangkat tanahnya akan ditimbun kembali dari alur berikutnya. Sehingga diharapkan pekerjaan pengolahan tanah bisa lebih efektif. Ada beberapa macam pola pengolahan tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan.
15
Berikut pola-pola pengolahan tanah dengan traktor tangan:
Pola Tengah Pembajakan dilakukan dari tengah membujur lahan. Pembajakan kedua pada sebelah hasil pembajakan pertama. Traktor diputar ke kanan dan membajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan. Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur balik (back furrow). Yaitu alur bajakan yang saling berhadapan satu sama lain. Sehingga akan terjadi penumpukan lemparan hasil pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan.
16
Pola Tepi. Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Pembajakan kedua pada sisi lain pembajakan pertama. Traktor diputar ke kiri dan membajak dari tepi lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah lahan. Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual (dengan cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati (dead furrow). Yaitu alur bajakan yang saling berdampingan satu sama lain. Sehingga akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan, memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan lemparan hasil pembajakan tidak jatuh pada alur hasil pembajakan.
17
Pola Spiral Mesin mengolah tanah dari tepi dan berakhir di tepi secara spiral. kelebihan dari pola ini adalah hasil dari pengolahannya tidak terlempar ke samping, sedangkan kekurangannya adalah efesiensinya rendah. Pola ini hanya cocok dilakukan untuk bajak yang dapat diubah arah lemparan pembajakan. Untuk bajak rotari cara ini dapat dilakukan. 4. Pola Alfa Pengolahan tanah diawali dari tepi seperti bentuk alfa dan berakhir di tengah lahan. Hasil pembajakan terlempar keluar, sehingga tidak menumpuk di dalam lahan. Kekurangan dari pola ini adalah makin banyak pengakatan alat waktu belok, sehingga efesiensi kerja dari alat akan berkurang.
18
5. Pola Keliling Tepi Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut lahan. Berputar ke kiri sejajar sisi lahan, sampai ke tengah lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar lahan. Pada akhir pengolahan, operator akan kesulitan dalam mebelokan traktor. Pola ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar, dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan. Lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual (dengan cangkul).
19
Langkah-Langkah Pengolahan Lahan
Klarifikasi mengenai tahapan pengolahan tanah akan dijelaskan sebagai berikut : Land Clearing (Membersihkan Areal) Pembersihan dilakukan terhadap pepohoyang, semak-semak, alang-alang atau tumbuhan lainnya yang berpotensi menganggu tumbuhnya tanaman yang akan dibudidayakan Pembajakan Pembajakan merupakan proses pengolahan tanah pada masa tanam. Pembajakan tanah berfungsi mengembalikan kesuburan tanah setelah masa panen. Penggaruan Penggaruan dan pembajakan tanah sebenarnya dua kegiatan yang memiliki kaitan erat. Penggaruan atau penggemburan dilakukan dua tahap. Termin pertama dengan cara menghancurkan gumpalan tanah menjadi struktur remah. Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah, sehingga semua tanah melumpur dan tanah menjadi halus.
20
Dampak pengolahan tanah
Positif Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan tanah mendapatkan aerasi udara Membantu mencapuradukkan residu tanaman, materi organik tanah, dan nutrisi menjadi lebih merata Membunuh gulma secara mekanis Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak yang positif pada wilayah beriklim basah. Ketika dilakukan di musim gugur, pengolahan tanah membantu meremahkan tanah sepanjang musim dingin melalui mekanisme pembekuan dan pelelehan yang dapat terjadi berkali-kali sepanjang musim dingin. Hal ini membantu persiapan penanaman untuk musim semi. Negatif Mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah. Pembajakan mengurangi tingkat kohesi antar partikel tanah sehingga mempercepat erosi Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air permukaan yang membawa residu pupuk dan pestisida yang digunakan pada periode penanaman sebelumnya Mengurangi kadar organik tanah Menghancurkan agregat tanah Risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme dan serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi, juga mengundang penyakit Pengecualian Semua dampak positif dan negatif tersebut dapat terjadi maupun tidak karena bergantung pada banyak faktor, diantaranya: Jenis implemen yang digunakan Penggunaan implemen tertentu, terutama yang tidak mencapai tanah dalam, Sudut mata bajak juga berpengaruh dalam memperlakukan residu tanaman Jumlah residu tanaman yang tertinggal mempengaruhi laju erosi tanah; Pembajakan tanah di malam hari dapat mengurangi jumlah gulma yang tumbuh
21
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.