Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
LESSON VIII
2
OFFER CURVE/RECIPROCAL DEMAND (OC/RD)
TEORI INI DIPERKENALKAN OLEH MARSHALL DAN EDGEWORTH YANG MENGGAMBARKAN SEBAGAI KURVA YANG MENUNJUKKAN KESEDIAAN SUATU NEGARA UNTUK MENAWARKAN/MENUKARKAN SUATU BARANG DENGAN BARANG LAINNYA PADA BERBAGAI KEMUNGKINAN HARGA.
3
OFFER CURVE NEGARA A OFFER CURVE NEGARA B N N1 Pb1 Ea1 na1 OFFER CURVE B N2 Eb1 OFFER CURVE A nb1 Ea2 na2 Pb2 ICa2 ICb1 Eb2 ICa1 nb2 Pa1 Pa2 ICb2 Oa ta1 T1 ta2 T2 Ob tb1 tb2 T
4
OFFER CURVE A SPESIALISASI PRODUK N ADALAH KAIN TOTAL OUTPUT ADALAH N1 TINGKAT KONSUMSI PADA TITIK Ea1 ADALAH TITIK SINGGUNG ANTARA GARIS HARGA Pa1 DENGAN ICa1 KOMBINASI KONSUMSI PADA Ea1 ADALAH na1 DAN ta1 PADA HARGA Pa1 KONSUMSI DALAM NEGERI SEBESAR Oa-na1 DAN EKSPOR SEBESAR N1-na1 EKSPOR N OLEH INDONESIA (N1-na1)<PERMINTAAN JEPANG (OB-nb) KARENA EKSPOR N OLEH INDONESIA < PERMINTAAN JEPANG, MAKA HARGA KAIN NAIK DARI Pa1 KE Pa2 SETELAH KENAIKAN HARGA TINGKAT KONSUMSI PADA TITIK Ea2 ADA DI TITIK SINGGUNG ANTARA GARIS HARGA Pa2 DAN ICa2 JIKA TITIK Ea1 DIHUBUNGKAN DENGAN TITIK Ea2, MAKA AKAN TERBENTUK OFFER CURVE A OFFER CURVE B SPESIALISASI PRODUK T ADALAH RADIO TOTAL OUTPUT ADALAH T1 TINGKAT KONSUMSI PADA TITIK Eb1 ADALAH TITIK SINGGUNG ANTARA GARIS HARGA Pb1 DENGAN ICb1 KOMBINASI KONSUMSI PADA Eb1 ADALAH nb1 DAN tb1 PADA HARGA Pb1 KONSUMSI DALAM NEGERI SEBESAR Ob1-tb DAN EKSPOR SEBESAR T1-tb1 EKSPOR T OLEH JEPANG (T1-tb1)>PERMINTAAN INDONESIA (Oa-ta1) KARENA EKSPOR T OLEH JEPANG > PERMINTAAN INDONESIA, MAKA HARGA RADIO TURUN DARI Pb1 KE Pb2 SETELAH PENURUNAN HARGA TINGKAT KONSUMSI PADA TITIK Eb2 ADA DI TITIK SINGGUNG ANTARA GARIS HARGA Pb2 DAN ICb2 JIKA TITIK Eb1 DIHUBUNGKAN DENGAN TITIK Eb2, MAKA AKAN TERBENTUK OFFER CURVE b
5
JIKA OFFER CURVE A DAN OFFER CURVE B DIGABUNGKAN
OFFER CURVE AND RECIPROCAL DEMAND Ob JEPANG nb2 nb1 Nb1 Pa b2 Pa b1 Ea1b tb1 Ta2 tb2 Ta1 Ea1 Na1 na1 na2 Oa INDONESIA Tb1
6
KESIMPULAN PENAWARAN ATAU EKSPOR BARANG N (KAIN) INDONESIA SEBESAR Na1-na1 ADALAH < PERMINTAAN ATAU IMPOR BARANG N SEBESAR Ob-nb1 OLEH JEPANG, SEHINGGA HARGA BARANG N AKAN NAIK YANG DICERMINKAN OLEH PERGESERAN GARIS HARGA Pab1 MENJADI Pab2 DAN PENURUNAN Ea1 MENJADI Ea1b2 PENAWARAN ATAU EKSPOR BARANG T (RADIO) JEPANG SEBESAR Tb1-tb1 ADALAH > PERMINTAAN ATAU IMPOR BARANG T SEBESAR Oa-ta1 OLEH INDONESIA, SEHINGGA HARGA BARANG T AKAN TURUN YANG DICERMINKAN OLEH PERGESERAN GARIS HARGA Pab1 MENJADI Pa1b2 DAN PENURUNAN Eb1 MENJADI Ea1b2 PADA TITIK Ea1b2 TERNYATA : * EKSPOR BARANG N (KAIN) INDONESIA AKAN SAMA DENGAN IMPOR N (KAIN) JEPANG, DENGAN KATA LAIN Na1 – na2 = Ob-nb2 * EKSPOR BARANG T (RADIO) JEPANG AKAN SAMA DENGAN IMPOR T (RADIO) INDONESIA DENGAN KATA LAIN Tb1 – tb2 = Oa – ta2
7
Y1 X12 X22 O2 X2 IC02 A Y11 Y12 G IC01 C IC41 Y21 B Y22 IC31 D IC21 F IC11 E IC22 IC12 IC42 IC32 X1 O1 X11 X21 Y2
8
ANALISIS MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENURUT EDGEWORTH-BOWLEY BOX DIAGRAM
TITIK-TITIK ABCD DAN E MERUPAKAN TITIK POTONG ATAU TITIK SINGGUNG YANG KEMUNGKINAN PERTUKARAN ATAU PERDAGANGAN INTERNASIONALNYA TERJADI ANTARA NEGARA I YANG MEMPUNYAI TITIK AWAL O1 DENGAN NEGARA YANG MEMPUNYAI TITIK AWAL O2 DILIHAT DARI NEGARA I DENGAN TITIK AWAL O1 MAKA : * TITIK A = D = E KARENA KETIGANYA BERADA PADA IC11 * TITIK B BERADA PADA IC21 * TITIK C BERADA PADA IC31 KARENA IC31 > IC21 > IC11, MAKA C > B > A, D ATAU E 3. DILIHAT DARI NEGARA II DENGAN TITIK AWAL O2, MAKA : * TITIK A = C = E KARENA KETIGANYA BERADA PADA IC12 * TITIK B BERADA PADA IC22 * TITIK D BERADA PADA IC32 KARENA IC32 > IC22 > IC12, MAKA D > B > A, C ATAU E 4. BILA PERTUKARAN ATAU PERDAGANGAN INTERNASIONAL BERGESER DARI TITIK A (YANG BERADA PADA IC11 DAN IC12) KE TITIK C (YANG BERADA PADA IC31 DAN IC12, MAKA : * NEGARA I AKAN SANGAT BERUNTUNG (KARENA IC31 > IC11, SEDANGKAN NEGARA II TIDAK UNTUNG/RUGI (KARENA TITIK A DAN C SAMA-SAMA BERADA PADA IC12) 5. TITIK D YANG BERADA PADA IC11 DAN IC32, MAKA : NEGARA II AKAN SANGAT BERUNTUNG (KARENA IC32 > IC12) SEDANGKAN NEGARA I RUGI (KARENA TITIK A DAN D SAMA-SAMA BERADA PADA IC11) 6. TITIK B YANG BERADA PADA IC21 DAN IC22, MAKA : NEGARA I DAN II AKAN SAMA-SAMA BERUNTUNG (KARENA IC21 > IC11 DAN IC22 > IC12) UNTUK BERGESER DARI TITIK A KE TITIK F MAKA NEGARA I AKAN MENGEKSPOR BARANG Y SEBANYAK Y11 – Y21 UNTUK DAPAT MENGIMPOR BARANG X SEBANYAK X11 – X21, SEDANGKAN NEGARA II AKAN MENGEKSPOR BARANG X SEBANYAK X12 – X22 UNTUK DAPAT MENGIMPOR BARANG Y SEBANYAK Y12 – Y22 7. TITIK F YANG BERADA PADA IC01 DAN IC42, MAKA : NEGARA I AKAN RUGI (KARENA IC01 < IC11) SEDANGKAN NEGARA II AKAN SANGAT BERUNTUNG (KARENA IC42 > IC32) 8. TITIK G YANG BERADA PADA IC02 DAN IC41, MAKA : NEGARA I AKAN SANGAT BERUNTUNG (KARENA IC41 > IC31), SEDANGKAN NEGARA II RUGI (KARENA IC02 < IC12) 9. RUANG ACEDA ADALAH GAIN FROM TRADE AREA
9
MATRIKS COMPARATIVE ADVANTAGE
UNTUK DAPAT MELAKUKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL, MAKA SUATU NEGARA HARUSLAH MEMILIKI BEBERAPA FAKTOR KEUNGGULAN KOMPARATIF/COMPARATIVE ADVANTAGE, SEHINGGA DAPAT BERSAING DI PASAR INTERNASIONAL. BEBERAPA COMPARATIVE ADVANTAGE YANG HARUS DIMILIKI OLEH SUATU NEGARA BAIK UNTUK KELOMPOK PRODUK PRIMER (PERTANIAN DAN MINERAL) MAUPUN KELOMPOK MANUFAKTURING/INDUSTRI (BERDASARKAN PRODUCT LIFE CYCLE YAITU FASE I (INTRODUCTION), II (GROWTH), III (MATURITY) DAN IV (DECLINING)
10
FAKTOR-FAKTOR COMPARATIVE ADVANTAGE
+ : DIPERLUKAN : TIDAK DIPERLUKAN PRODUK PRIMER PRODUK INDUSTRI FAKTOR CA MINERAL PERTANIAN FASE I FASE II SDA + - SDM : KUANTITAS KUALITAS _ TEKNOLOGI FASE III/IV + SKALA EKONOMI + _ + DIFFERENSIASI _ +
11
DARI MATRIK TERSEBUT DAPAT DIKETAHUI BAHWA ADA BEBERAPA FAKTOR KEUNGGULAN KOMPARATIF YANG DIPERLUKAN. FAKTOR YANG PALING BERPERAN DAN SELALU DIPERLUKAN UNTUK SEMUA KELOMPOK ATAU KATEGORI PRODUK ADALAH FAKTOR “SDM YANG BERTEKNOLOGI TINGGI DAN BERKUALITAS”. HAL INI DAPAT DIBUKTIKAN OLEH EKSPOR NEGARA-NEGARA INDUSTRI MAJU SEPERTI JEPANG, YANG UMUMNYA MEMILIKI PRODUK INDUSTRI BERTEKNOLOGI TINGGI. MEREKA BERADA PADA FASE I DAN FASE II YAITU PRODUK HASIL PENEMUAN BARU ATAU INVENTION RESEARCH AND DEVELOPMENT DENGAN BAHAN BAKU ATAU SDA YANG DIIMPOR DARI LUAR NEGERI TERUTAMA DARI NEGARA YANG SEDANG BERKEMBANG. DENGAN DEMIKIAN BAHWA PADA DASARNYA NEGARA MAJU BUKAN MENDASARKAN KEUNGGULAN KOMPARATIFNYA PADA FAKTOR SDA, MELAINKAN MENDASARKANNYA PAA FAKTOR “SDM YANG BERTEKNOLOGI TINGGI DAN BERKUALITAS”
12
ANALISIS KOMBINASI TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TENTANG KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN POLA PERDAGANGAN (TRADE PATTERN) MENURUT D. SALVATORE, KOMBINASI ANTARA PROPORSI FAKTOR PRODUKSI YANG DIMILIKI DAN SELERA (TASTE) KONSUMER DI SUATU NEGARA AKAN MENENTUKAN PERMINTAAN PRODUK FINAL (DEMAND FOR FINAL COMMODITIES). PERMINTAAN FINAL COMMODITIES INI AKAN MENURUNKAN PERMINTAAN (DERIVED DEMAND) DARI FAKTOR PRODUKSI YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMPERODUKSI FINAL COMMODITIES TERSEBUT. PERMINTAAN DAN PENAWARAN PADA FAKTOR PRODUKSI AKAN MENENTUKAN HARGA FAKTOR PRODUKSI DAN DENGAN PENGARUH TEKNOLOGI AKAN MENENTUKAN HARGA SUATU PRODUK.
13
SKEMA ANALISIS TEORI COMPARATAIVE ADVANTAGE DAN TRADE PATTERN
SELERA (IC) PROPORTION FACTORS OF PRODUCTION + PPC DEMAND FOR FINAL COMMODITIES DERIVED DEMAND FOR FACTORS FACTORS SUPPLY (SDA & CAPITAL) FACTOR PRICES KUALITAS SDM COMMODITY PRICES TECHNOLOGY DETERMINES COMPARATIVE ADVANTAGE AND TRADE PATTERN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.