Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Bindo sepuluh-II (2) SK: Berbicara: 10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar KD: 10.1 Memberikan kritik terhadap informasi.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Bindo sepuluh-II (2) SK: Berbicara: 10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar KD: 10.1 Memberikan kritik terhadap informasi."— Transcript presentasi:

1 bindo sepuluh-II (2) SK: Berbicara: 10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar KD: 10.1 Memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik (2jp) Indikator: Mendata informasi dari sebuah artikel dengan mencantumkan sumbernya Merumuskan pokok persoalan yang menjadi bahan perdebatan umum di masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.) Memberikan kritik dengan disertai alasan bindo x: 10.1 Memberikan kritik

2 Mendata informasi Informasi dapat berbentuk artikel dan berita
Informasi adalah sekumpulan data yang diolah sehingga mempunyai arti bagi penerima. Yang menjadi sumber informasi adalah data. Informasi diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Informasi dalam bentuk artikel mengandung unsur 2W+1H What: permasalahan yg dibahas Why: Penyebab sebuah permasalahan terjadi How: Solusi atas penyebab masalah tersebut terjadi bindo x: 10.1 Memberikan kritik

3 Mendata informasi Pengertian artikel:
Karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar. Karya tulis yang dilengkapi analisis. Piece of writing in a newspaper, etc. (Oxford Dictionary) Bagian artikel: Uraian permasalahan Penyebab sebuah permasalahan terjadi Solusi atas penyebab masalah tersebut terjadi bindo x: 10.1 Memberikan kritik

4 Mendata informasi Pengertian berita:
New information about something that has happened recently; Report of recent event in newspaper, or on television, or radio. (Oxford Dictionary) Cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar Isi berita: informasi mengenai suatu peristiwa yang meliputi: apa yang terjadi, mengapa terjadi kapan terjadi, di mana tempat terjadi, dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut bindo x: 10.1 Memberikan kritik

5 Mendata informasi Perbedaan artikel dan berita
Sebuah tema “longsor” dapat menjadi berita kalau isinya tentang tempat longsor terjadi, waktu longsor terjadi, dan berapa orang korbannya. Sebuah tema “longsor” dapat menjadi artikel kalau isinya tentang proses terjadinya longsor, penyebab terjadinya peristiwa, dan solusi agar peristiwa longsor tersebut terjadi. Berita Artikel hanya memuat kapan peristiwa tsb terjadi, dimana peristiwa tersebut terjadi, dan siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut memuat proses terjadinya peristiwa, penyebab terjadinya, dan solusi atas penyebab yang ditemukan Aktual (baru saja terjadi) Faktual (benar-benar terjadi) bindo x: 10.1 Memberikan kritik

6 Merumuskan pokok persoalan
Rumusan pokok informasi berbentuk berita meliputi konsep 5W+1H (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.), Rumusan pokok informasi berbentuk artikel dapat berupa permasalahan, penyebab permasalahan, dan solusi atas permasalahan yang disodorkan penulis. Permasalahan: “Kemacetan di kota Bandung diakibatkan oleh ketidakteraturan lalu lintas Solusi: “1) Pengadaan angkutan umum yang nyaman, bersifat masal dan terjadwal, seperti kereta api (KRD) dan Trans Metro Bandung (TMB); 2) Pengaturan rute angkutan umum yang lebih sistemik dan tidak bertumpuk.” bindo x: 10.1 Memberikan kritik

7 Memberikan kritik dengan disertai alasan
Pengertian kritik: Pendapat tentang baik buruknya sesuatu. Opinions about the good and bad qualities of something; Judge the good and bad qualities of something. (Oxford Dictionary) Kritik sebaiknya disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya atau pendapat. Indikator Kritik yang baik: Disusun berdasarkan pokok persoalan dari objek yang dikritisi Disusun dengan menggunakan bahasa yang baik, benar, dan sistematis Disertai dengan alasan berdasarkan pemahaman dan pemikiran yang mendalam Dapat menjadi solusi atau pemecahan atas masalah yang terjadi bindo x: 10.1 Memberikan kritik

8 Latihan Bacalah artikel terlampir dan temukan beberapa informasi penting di dalamnya dengan menggunakan konsep 5W+1H untuk berita atau konsep permasalahan+penyebab+solusi untuk artikel! Berikan kritik (komentar) atas permasalahan yang terdapat dalam artikel dan berita tersebut dengan menyertakan argumen yang logis dan runtut! Sampaikan hasil kerjamu dengan kalimat yang tepat! Berikan tanggapan atas hasil kerja temanmu! Carilah makna dari istilah yang digarisbawahi pada wacana tersebut! bindo x: 10.1 Memberikan kritik

9 Artikel: Kemacetan di Kota Bandung sebagai Dampak Perkembangan Ekonomi Kemacetan lalu-lintas dapat kita pahami sebagai akibat dari adanya kegiatan penduduk atau aktivitas ekonomi yang terjadi. Eksternalitas yang ditimbulkan akibat adanya kemacetan seperti terlalu banyaknya waktu yang dihabiskan di jalan, polusi udara, ketidaknyamanan pengguna jalan, dan sebagainya memang mengurangi tingkat kenyamanan area perkotaan. Kerugian-kerugian yang dialami oleh pengguna jalan tersebut kemudian dipandang sebagai dampak negatif lanjutan akibat adanya kemacetan. Kemacetan sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan akibat tumbuhnya perekonomian suatu wilayah. Hal ini dapat kita pahami dengan contoh Kota Bandung, yang tahun yang lalu jalanannya belum semacet dan sepadat kini. Dengan tumbuhnya berbagai daya tarik wisata seperti factory outlet, taman bermain, dan sebagainya, kapasitas Sistem Jaringan Jalan Kota Bandung yang telah dibahas sebelumnya telah terlampaui sehingga timbulah kemacetan. Contoh yang lebih sederhana, pergerakan transportasi apapun yang dilakukan oleh penduduk di Kota Bandung, pasti terjadi karena adanya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pengguna sistem transportasi. Sebut saja anak-anak yang pergi ke sekolah, ibu-ibu yang pergi ke pasar, kepala keluarga yang pergi mencari nafkah, bahkan ketika kita hanya pergi ke warung menggunakan sepeda motor. Dengan demikian maka ketika jumlah perjalanan meningkat, maka hal tersebut berarti, jumlah kegiatan penduduk secara ekonomi pun meningkat. Yang terjadi kemudian ketika jalanan telah mencapai kapasitas jenuhnya maka terjadilah kemacetan.

10 Jika dilihat dari sistem eksternal kota, kemacetan di kota-kota besar juga biasanya ditimbulkan oleh kendaraan yang berasal dari luar kota. Banyaknya kendaraan dari luar kota menandakan skala ekonomi yang sudah semakin meluas artinya banyak permintaan akan barang dan jasa di kota tersebut dari penduduk di luar kota. Permintaan transportasi merupakan permintaan turunan, artinya permintaan yang timbul karena adanya permintaan terhadap komoditas lain. Jika permintaan terhadap transportasi meningkat berarti ada permintaan terhadap suatu komoditas yang meningkat, yaitu permintaan terhadap barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika dilihat dari spending approach (pendekatan pengeluaran) di mana PDRB merupakan penjumlahan dari pajak, konsumsi, investasi, dan ekspor netto, peningkatan dalam permintaan transport dari pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa merupakan peningkatan konsumsi juga sehingga pada akhirnya PDRB akan ikut naik. Menangani kemacetan sudah menjadi kewajiban agar kerugian yang mengurangi kenyamanan penduduk dapat dihindari. Kemacetan yang terjadi merupakan indikasi pertumbuhan ekonomi yang pesat. Sehingga, ketika jalanan menjadi lancar, haruslah ada jaminan bahwa kegiatan ekonomi yang telah ada sebelumnya tidak turun tapi justru malah berkembang. Mari kita kembali bayangkan Kota Bandung ketika akhir pekan yang hampir selalu terjadi kemacetan lalu-lintas dimana-mana. Ketika itu, orang dari luar Kota Bandung datang, yang tentunya membawa uang, maka pada saat itulah pendapatan masyarakat Kota Bandung di akhir pekan itu pun meningkat karena adanya transaksi atau pembelanjaan uang di Kota Bandung.

11 Kita pun dapat menganalogikan Kota Bandung sebagai sebuah rumah makan yang hendak kita datangi. Sebagai konsumen, kita cenderung mendatangi rumah makan yang ramai parkirannya, atau banyak dikunjungi orang bukan? Begitu pun Kota Bandung yang memiliki daya tarik karena keramaian yang dimilikinya. Menangani masalah kemacetan, tidak bisa bertujuan semata-mata untuk memperlancar arus lalu-lintas saja, tapi juga harus berdampak positif terhadap ekonomi. Kemacetan terjadi karena pada waktu yang bersamaan, terjadi pergerakan di atau menuju satu tempat yang sama, sehingga jaringan jalan kelebihan kapasitasnya. Dengan demikian, beban lalu-lintas tersebut harus diurai namun kegiatan yang hendak dicapai melalui perjalanan penduduk tersebut tetap terpenuhi. Salah satu alternatifnya adalah dengan menciptakan pusat kegiatan ekonomi baru di tempat yang lain yang mampu menawarkan alternatif tempat pemenuhan kebutuhan bagi penduduk yang berkegiatan tersebut. Sehingga jalanan akan menjadi lebih lancar namun ekonomi baru tumbuh dan berkembang yang juga akan semakin menguntungkan Kota Bandung. Sumber:

12 Artikel: Kemacetan di Kota Bandung sebagai Dampak Perkembangan Ekonomi Kemacetan lalu-lintas dapat kita pahami sebagai akibat dari adanya kegiatan penduduk atau aktivitas ekonomi yang terjadi. Eksternalitas yang ditimbulkan akibat adanya kemacetan seperti terlalu banyaknya waktu yang dihabiskan di jalan, polusi udara, ketidaknyamanan pengguna jalan, dan sebagainya memang mengurangi tingkat kenyamanan area perkotaan. Kerugian-kerugian yang dialami oleh pengguna jalan tersebut kemudian dipandang sebagai dampak negatif lanjutan akibat adanya kemacetan. Kemacetan sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan akibat tumbuhnya perekonomian suatu wilayah. Hal ini dapat kita pahami dengan contoh Kota Bandung, yang tahun yang lalu jalanannya belum semacet dan sepadat kini. Dengan tumbuhnya berbagai daya tarik wisata seperti factory outlet, taman bermain, dan sebagainya, kapasitas Sistem Jaringan Jalan Kota Bandung yang telah dibahas sebelumnya telah terlampaui sehingga timbulah kemacetan. Contoh yang lebih sederhana, pergerakan transportasi apapun yang dilakukan oleh penduduk di Kota Bandung, pasti terjadi karena adanya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pengguna sistem transportasi. Sebut saja anak-anak yang pergi ke sekolah, ibu-ibu yang pergi ke pasar, kepala keluarga yang pergi mencari nafkah, bahkan ketika kita hanya pergi ke warung menggunakan sepeda motor. Dengan demikian maka ketika jumlah perjalanan meningkat, maka hal tersebut berarti, jumlah kegiatan penduduk secara ekonomi pun meningkat. Yang terjadi kemudian ketika jalanan telah mencapai kapasitas jenuhnya maka terjadilah kemacetan. Jika dilihat dari sistem eksternal kota, kemacetan di kota-kota besar juga biasanya ditimbulkan oleh kendaraan yang berasal dari luar kota. Banyaknya kendaraan dari luar kota menandakan skala ekonomi yang sudah semakin meluas artinya banyak permintaan akan barang dan jasa di kota tersebut dari penduduk di luar kota. Permintaan transportasi merupakan permintaan turunan, artinya permintaan yang timbul karena adanya permintaan terhadap komoditas lain. Jika permintaan terhadap transportasi meningkat berarti ada permintaan terhadap suatu komoditas yang meningkat, yaitu permintaan terhadap barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika dilihat dari spending approach (pendekatan pengeluaran) di mana PDRB merupakan penjumlahan dari pajak, konsumsi, investasi, dan ekspor netto, peningkatan dalam permintaan transport dari pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa merupakan peningkatan konsumsi juga sehingga pada akhirnya PDRB akan ikut naik. Menangani kemacetan sudah menjadi kewajiban agar kerugian yang mengurangi kenyamanan penduduk dapat dihindari. Kemacetan yang terjadi merupakan indikasi pertumbuhan ekonomi yang pesat. Sehingga, ketika jalanan menjadi lancar, haruslah ada jaminan bahwa kegiatan ekonomi yang telah ada sebelumnya tidak turun tapi justru malah berkembang. Mari kita kembali bayangkan Kota Bandung ketika akhir pekan yang hampir selalu terjadi kemacetan lalu-lintas dimana-mana. Ketika itu, orang dari luar Kota Bandung datang, yang tentunya membawa uang, maka pada saat itulah pendapatan masyarakat Kota Bandung di akhir pekan itu pun meningkat karena adanya transaksi atau pembelanjaan uang di Kota Bandung. Kita pun dapat menganalogikan Kota Bandung sebagai sebuah rumah makan yang hendak kita datangi. Sebagai konsumen, kita cenderung mendatangi rumah makan yang ramai parkirannya, atau banyak dikunjungi orang bukan? Begitu pun Kota Bandung yang memiliki daya tarik karena keramaian yang dimilikinya. Menangani masalah kemacetan, tidak bisa bertujuan semata-mata untuk memperlancar arus lalu-lintas saja, tapi juga harus berdampak positif terhadap ekonomi. Kemacetan terjadi karena pada waktu yang bersamaan, terjadi pergerakan di atau menuju satu tempat yang sama, sehingga jaringan jalan kelebihan kapasitasnya. Dengan demikian, beban lalu-lintas tersebut harus diurai namun kegiatan yang hendak dicapai melalui perjalanan penduduk tersebut tetap terpenuhi. Salah satu alternatifnya adalah dengan menciptakan pusat kegiatan ekonomi baru di tempat yang lain yang mampu menawarkan alternatif tempat pemenuhan kebutuhan bagi penduduk yang berkegiatan tersebut. Sehingga jalanan akan menjadi lebih lancar namun ekonomi baru tumbuh dan berkembang yang juga akan semakin menguntungkan Kota Bandung. Sumber:


Download ppt "Bindo sepuluh-II (2) SK: Berbicara: 10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar KD: 10.1 Memberikan kritik terhadap informasi."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google