Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pengantar Pendidikan bintaro.bin@gmail.com.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pengantar Pendidikan bintaro.bin@gmail.com."— Transcript presentasi:

1 Pengantar Pendidikan

2 Pengertian Pendidikan
Faktor-faktor Pendidikan Pengertian Pendidikan UU No. 2 Tahun 1989 Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang. UU RI No. 20 Th Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. .

3 Faktor-faktor Pendidikan
Tujuan Pendidik Anak didik Alat (sarana dan prasarana) Lingkungan

4 Proses Pendidikan Input Transformasi Output Umpan balik

5 Proses Pendidikan Input: Bahan mentah yang dimasukkan ke dalam proses transformasi (Calon siswa) Transformasi: Mesin (kegiatan) yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi (Calon siswa menjadi lulusan) Output: Bahan jadi yang dihasilkan oleh proses transformasi (Lulusan) Umpan balik: Informasi yang menyangkut output dan transformasi

6 Paradigma Pendidikan Belajar merupakan usaha aktif seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku akibat adanya rangsangan dari luar yang berupa pengamatan atau informasi Dalam dunia pendidikan dikenal Tri pusat pedidikan adalah tempat anak mendapatkan pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, baik yang bersifat formal maupun non formal yaitu, Pendidikan dari dalam keluarga yang biasa disebut dengan pendidikan informal, Pendidikan di sekolah (formal), dan Pendidikan dalam masyarakat (non formal)

7 TRI PUSAT PENDIDIKAN Dr. M. J. Langeveld Keluarga Negara Gereja
Ki Hajar Dewantara Alam keluarga Alam Perguruan Alam Pergerakan Pemuda  UU No. 20 Th. 2003

8 Taksonomi Bloom Merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

9 Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

10 Ranah/domaian Kognitif (kemampuan intelktual
6 Tingkatan/ Jenjang 1. Pengetahuan Kemampuan mengingat/menghafal fakta, istilah, prinsip, teori, proses dan pola struktur. 2. Pemahaman Kemampuan berfikir memahami, menterjemahkan dan mengorganisikan materi yang diterima dengan bahasa sendiri. 3. Penerapan Kemampuan mengunakan teori2, prinsip2, rumus2, abstrak ke situasi yang kongrit

11 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi
Kemampuan menguraikan, mengidentifikasi kesuluruhan/ suatu sistem yang berhubungan. 5. Sintesis Kemampuan memadukan, menyatukan bagian2 secara logis menjadi suatu peta struktur yang menunjukan keseluruhan. 6. Evaluasi Kemampuan mempertimbangkan suatu ide, situasi, nilai2, metode berdasrkan kriteria.

12 Ranah/domaian Afektif (minat dan sikap)
5 Tingkatan/ Jenjang 1. Penerimaan Kemampuan menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2. Respon/menanggapi Kemampuan melibatkan diri dan berpartisipasi aktif terhadap stimulus. 3. Penghargaan/nilai Kemampuan menberi nilai tertentu sesuai dengan stimulus.

13 4. Pengorganisasian/mengelola
Kemampuan mengorganisasikan kedalam sistem dan struktur nilai yang sdh dimiliki. 5. Karakterisasi/menghayati Kemampuan mengintergrasikan dan menetapkan nilai menjadi bagian terpadu.

14 Ranah/domaian psikomotor (keterampilan motorik)
4 Tingkatan/ Jenjang 1. Menirukan Kemampuan upaya menirikan tindakan yang diajarkan. 2. Memanipulasi Kemampuan sdh memilih tindakan-tindakan dan mulai menambah tindakan yang diajarkan. 3. Artikulasi Kemampuan mengkoordinasi tindakan-tinadakan secara teratur dan menempuh secara tepat. 4. Naturalisasi Kemampuan sdh mampu mengunakan suatu tindakan seeecara alami dengan menggunakan tenaga minimum.

15 PENDIDIKAN DASAR UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 17 adalah: Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang sederajat.

16 PENDIDIKAN DASAR dua persoalan pokok yang perlu mendapat perhatian
penyediaan kesempatan kepada semua tamatan SD ke SMP/sederajat, peningkatan motivasi kepada semua tamatan SD ke SMP/sederajat

17 TUJUAN 1. Untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

18 TUJUAN 2. Memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

19 PENDIDIKAN NASIONAL Pendidilan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

20 TUJUAN PEND NASIONAL Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

21 PENDAS DILAKSANAKAN DALAM RANGKA:
Menghasilkan lulusan yang mempunyai dasar‑dasar karakter, kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang kuat dan memadai untuk mengembangkan potensi dirinya (peserta didik) secara optimal. Memenuhi tuntutan peningkatan mutu lulusan sebagai input bagi jenjang pendidikan selanjutnya. Penetapan prioritas program layanan dan perlindungan khusus (children in need of special protection). Melakukan perubahan dalam manajemen sekolah. Mengelola pembelajaran serta faktor pendukung pembelajaran lainnya, seperti keterbatasan biaya, sarana dan fasilitas.

22 6. Menanggulangi angka putus sekolah SD. 7
6. Menanggulangi angka putus sekolah SD. 7. Memperkuat pengalaman belajar di kelas. 8. Merumuskan kriteria standar untuk satu SD, minimal ada 6 orang guru kelas, 2 orang guru mata pelajaran (seorang guru pendidikan jasmani dan kesenian, dan seorang guru Agama), serta seorang kepala sekolah (total 9 orang). 9. Meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran Matematika, Sains, dan Bahasa Indonesia.

23 PENDIDIKAN DASAR Secara sederhana pendidikan dasar bertujuan memenuhi kebutuhan dan hak setiap manusia dalam mempersiapkan kehidupannya yang lebih baik di masa mendatang. Dengan demikian pendidikan dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian, sikap, dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

24 ALIRAN DAN ASAS PENDIDIKAN

25 ALIRAN PENDIDIKAN Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya.

26 1. Aliran Nativisme Nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.

27 2. Aliran Empirisme Empirisme (empiri = pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensi yang dibawa lahir manusia. Dengan kata lain bahwa manusia itu lahir dalam keadaan suci, tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. (Keturunan dan Pendidik) Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme..

28 3. Aliran Naturalisme naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan. 4. Aliran Konvergensi Aliran ini berbendapat bahwa anak lahir di duia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh ligkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.

29 5. Aliran Progresivisme aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. 6. Aliran Esensialisme Esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itu menajdi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan yaitu zaman

30 AZAZ PENDIDIKAN 1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh) Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat) Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

31 2. Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

32 3. Asas Kemandirian dalam Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan bila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator.

33 Asas – Asas Pendidikan 1. 2. Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).

34 Dua teori belajar Menurut aliran psikologi S-R, tingkah laku seseorang dikendalikan oleh peristiwa yang berupa ganjaran yang datangnya dari luar dan dinamakan penguatan. Para ahli psikologi kognitif berpendapat bahwa pengetahuan merupakan akibat dari konstruksi kognitif dari suatu kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktifitas seseorang.

35 Aliran psikologi Stimulus-Respon (S-R)
Teori Belajar menurut Thorndike Teori Belajar menurut Skinner Teori Belajar menurut Robert M. Gagne. Aliran psikolog-kognitif Teori Belajar menurut Piaget Teori Belajar menurut Bruner Teori Belajar menurut Ausubel

36 1) Teori Belajar menurut Thorndike
1. Hukum kesiapan, yang mempunyai tiga ciri: (1) Jika seseorang ingin bertindak dan keinginan ini dilaksanakan, maka dia akan puas dan tidak melakukan tindakan yang lain. (2) Jika seseorang ingin bertidak dan tidak dilaksanakan, maka dia tidak puas dan akan melakukan tindakan yang lain. (3) Jika tidak ingin bertidak dan melakukan tindakan itu, maka dia merasa tidak puas dan akan melakukan tindakan lain. Tiga hukum tersebut adalah hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat. Lebih jelasnya silahkan membaca lagi teori Thorndik

37 Hukum latihan. Prinsip utama belajar adalah latihan (pengulangan), karena itu jika guru sering memberi latihan (S) dan siswa menjawabnya (R), maka prestasi belajar siswa tentang pelajaran tersebut akan meningkat. Thorndike menyatakan bahwa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif, karena asosiasi S dan R hanya diperkuat jika diiringi ganjaran. Jadi hukum latihan ini mengarah pada banyaknya pengulangan, yang biasa disebut drill. Hukum akibat Hukum ini menunjukkan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi seperti hubungan antara stimulus dengan respon dan hubungan tersebut diikuti oleh peristiwa yang diharapkan maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya jika kondisi peristiwa yang tidak sesuai mengikuti hubungan tersebut, kekuatan hubungan yang terjadi makin berkurang.

38 Skinner (Sudjana dan Rivai, 2003).
belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Pengertian belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons. hanya istilah ganjaran perlu diganti dengan penguatan, dan penguatan dibedakan menjadi dua yaitu penguatan positip dan penguatan negatif.

39 Robert M. Gagne. Faktor dari luar (eksternal) yaitu stimulus dan lingkungan dalam acara belajar, dan faktor dari dalam (internal) yaitu faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif siswa. sedangkan proses kognitif menunjukkan bagaimana kemampuan siswa mengolah/mencerna bahan ajar

40 Jean Piaget, bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan bertahap dari berpikir intelektual kongkrit ke abstrak berurutan melalui empat tahap. Keempat tahap tersebut adalah: (1)tahap sensori motor pada usia 0-2 tahun, (2) tahap pra-operasional pada usia 2-7 tahun, (3) tahap periode operasi kongkrit pada usia 7-12 tahun, dan (4) yang terakhir adalah tahap operasi formal pada usia 12 tahun ke atas.

41 proses belajar terdiri dari tiga tahap,
Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung diintegrasikan dan menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Akomodasi, adalah proses menstrukturkan kembali mental sebagai suatu akibat adanya pengalaman atau adanya informasi baru. penyeimbangan adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

42 Menurut Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, evaluasi, yaitu untuk mengetahui apaha hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.

43 Menurut Ausubel dalam pendapatnya kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa.. Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan belajar penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan belajar. Dengan ceramahpun asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistimatis akan diperoleh hasil belajar yang baik pula.

44 Piaget berpendapat bahwa proses belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap asimilasi, tahap akomodasi dan equilibrasi/penyeimbangan teori belajar Bruner, bahwa dalam proses belajar terdapat tiga tahap, yaitu informasi, trasformasi, dan evaluasi. Lama tidaknya masing-masing tahap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain banyak informasi, motivasi, dan minat siswa. Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu (1) belajar dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna, (3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan ceramah yang tidak bermakna Pembelajaran PKn seyogyanya juga dapat memberikan informasi yang jelas dan evaluasi hasil belajar siswa

45 Hand Out Senin, 06 Desember 2010 Oleh : Afandi Muhammad
PENGANTAR PENDIDIKAN

46 LEMBAGA PENDIDIKAN Pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religius. bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang lain yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. (motivasi)

47 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

48 Lembaga Pendidikan Keluarga
meletakan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak berkembang secara baik. Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup.

49 Lembaga Pendidikan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi > terbatas kemampaun ortu > Orang Ali (guru/dewasa kepercayaan pemerintah) Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan

50 Lembaga Pendidikan Masyakat
Pendidikan manusia sebagai makhluk individu, membantu pembentukan manusia yang cerdas. Pendidikan manusia sebagai makhluk susila, memberi pembekalan keterampilan kerja dibekali pula dengan hal-hal yang bekaitan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, dan sebagai dasar negara. Pendidikan manusia sebagai makhluk sosial. Pendidikan manusia sebagai makhluk religius.

51 PROGRAM PENDIDIKAN Program pendidikan merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

52 Program pendidikan memuat wajib memuat :
Pendidikan pancasila Pendidikan agama; dan Pendidikan kewarganegaraan

53 Program pendidikan dasar
Pendidikan pancasila Pendidikan agama Pendidikan kewarganegaraan bahasa Indonesia membaca dan menulis matematika pengantar sains dan teknologi ilmu bumi; sejarah nasional dan umum kerajinan tangan dan kesenian pendidikan jasmani dan kesehatan menggambar; serta bahasa inggris

54 Jenis Program Pendidikan
Pendidikan umum, Pendidikan kejuruan Pendidikan luar biasa Pendidikan kedinasan Pendidikan keagamaan Pendidikan akademik Pendidikan profesional

55 Jenis Program Pendidikan
Pendidikan umum, mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan peserta didik. Pendidikan kejuruan. mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang tertentu. Pendidikan luar biasa. khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan mental. Pendidikan kedinasan. meningkatkan kemampuan dalam pelakanaan tugas kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau lembaga pemerintahan non departemen. Pendidikan keagamaan, mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran keagamaan yang bersangkutan. Pendidikan akademik. diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan. Pendidikan profesional, Pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.

56 Thank You ! Edit your company slogan


Download ppt "Pengantar Pendidikan bintaro.bin@gmail.com."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google