Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENUNJANG DIAGNOSIS FISIOTERAPI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENUNJANG DIAGNOSIS FISIOTERAPI"— Transcript presentasi:

1 PENUNJANG DIAGNOSIS FISIOTERAPI
PERTEMUAN 6 Wismanto SPd, SFt,M Fis.

2 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
PENUNJANG DIAGNOSIS FISIOTERAPI Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik . MEDICAL/ DIAGNOSTIC IMAGING : X-RAY MAGNETIC RESONANCE IMAGING COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) –SCAN ULTRASONOGRAPHY (USG) BONE SCAN/ DENSITOMETRY POSITRON EMISSION TOMOGRAPY (PET)

3 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
LABORATORY TEST ELEKTRO KARDIOGRAM SPIROMETRY ELECTROMYOGRAPHY (EMG)

4 DIAGNOSTIC IMAGING FOR PHYSICAL THERAPIST
Rob Sigler et al, 2012 Imaging adalah sumber yang berguna untuk kondisi muskuloskeletal dan merupakan alat yang sangat berharga untuk Fisioterapis, bila digunakan dengan tepat. Imaging seperti MRI, X-ray, CT scan, dan Bone scan adalah contoh utama dari diagnostik imaging praktis yang memfasilitasi diagnosis yang akurat, prognosis, intervensi, dan penilaian dari cedera dan disfungsi yang membahas fisioterapi setiap hari.

5 Hal penting untuk mengetahui kapan diperlukan imaging yang tepat.
Imaging yang tidak perlu, akan menyia-nyiakan sumber daya keuangan. Dalam banyak kasus, studi menunjukkan diagnostik imaging seperti x-ray dimanfaatkan untuk mengidentifikasi patah tulang atau bone scan mengidentifikasi osteoporosis , dll Ada juga penelitian yang menunjukkan atas pemanfaatan imaging, seperti x-ray atau MRI untuk sakit punggung akut dan kasus-kasus yang lain.

6 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
X-RAY Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .

7 Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan dengan elektron cepat
Radiasi elektromagnetik yang dipancarkan dengan elektron cepat. Sinar-X memiliki panjang gelombang lebih pendek dari radiasi ultraviolet, (< 1 × 10-8 meter) disebut radiasi gamma. Gambar dihasilkan dengan mengekspos film fotografi sinar-X: digunakan dalam pengobatan sebagai bantuan diagnostik bagian dari tubuh, seperti tulang yang menyerap sinar-X, sehingga muncul gambar

8 HISTORY Sejarah Radiografi dimulai pada tahun 1895 dengan penemuan sinar-X (yang kemudian juga disebut sinar Röntgen setelah orang yang pertama kali mendeskripsikan sifat-sifat sinar secara rinci disebut jenis radiasi elektromagnetik. Sinar-X digunakan secara diagnostik sangat awal, sebelum bahaya radiasi pengion ditemukan. Awalnya, banyak kelompok staf melakukan radiografi di rumah sakit, termasuk fisikawan, fotografer, dokter, perawat, dan insinyur. Keistimewaan medis radiologi tumbuh teknologi baru, dan ini berlangsung bertahun-tahun. Ketika tes diagnostik baru yang melibatkan sinar-X dikembangkan, wajar untuk radiographers untuk dilatih dan mengadopsi teknologi baru ini.

9 X-Ray Tulang digunakan untuk:
Mendiagnosis patah tulang atau dislokasi sendi. Menunjukkan keselarasan dan stabilisasi fragmen tulang setelah pengobatan fraktur. Panduan bedah ortopedi, seperti perbaikan tulang belakang / fusi, penggantian sendidan fraktur. Mendeteksi cedera, infeksi, arthritis, pertumbuhan tulang abnormal dan perubahan tulang. Membantu dalam deteksi dan diagnosis kanker tulang. menemukan benda asing dalam jaringan lunak, sekitar atau di tulang.

10 PROSEDUR KERJA X-RAY Sinar-X adalah bentuk radiasi seperti cahaya atau gelombang radio. X-ray melewati objek yang paling tebal, termasuk tubuh. Setelah itu secara hati-hati ditujukan pada bagian tubuh yang diperiksa, mesin x-ray menghasilkan radiasi yang melewati tubuh, merekam gambar pada film fotografi atau gambar khusus digital /dic.

11 PROSEDUR KERJA X-RAY (LANJUTAN)
Bagian tubuh yang berbeda menyerap sinar-x dalam berbagai derajat. Tulang padat menyerap banyak radiasi. Jaringan lunak, seperti otot, lemak dan organ, memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk melewatinya. Akibatnya, tulang tampak putih pada x-ray, jaringan lunak muncul dalam nuansa abu-abu dan udara muncul hitam.

12 PROSEDUR KERJA X-RAY (LANJUTAN)
Sampai saat ini, x-ray dipertahankan sebagai hard copy (seperti sebuah negatif foto). Sekarang gambar yang paling baik adalah file digital yang disimpan secara elektronik. Gambar-gambar ini disimpan dan dengan mudah diakses untuk menentukan diagnosis dan manajemen penyakit.

13 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .

14

15

16 DEFINISI MRI (Magnetic Resonance Imaging), adalah tes medis bebas rasa sakit yang digunakan untuk membuat gambar dua dimensi dari struktur tubuh. Proses ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk membuat gambar bagian dalam tubuh.

17 Teknik ini tidak menimbulkan rasa sakit
LANJUTAN MRI adalah modalitas pilihan untuk evaluasi muskuloskeletal sistem, yang sangat berguna dalam evaluasi trauma dan infeksi. MRI unggul dari teknik imaging lain untuk deteksi karakterisasi lesi jaringan lunak. MRI memiliki fasilitas multiplanar dengan tinggi kontras jaringan lunak resolusi dan diskriminasi, mampu untuk membedakan otot, tendon, tulang rawan, disk, menisci. sinovium, saraf, pembuluh, lemak, dan sumsum tulang. Teknik ini tidak menimbulkan rasa sakit

18 MRI teknologi dikembangkan karena kebutuhan untuk imaging otak
MRI teknologi dikembangkan karena kebutuhan untuk imaging otak. Ini adalah salah satu alat yang bisa melihat melalui tulang tengkorak dan memberikan gambar berkualitas tinggi dari struktur halus otak. MRI mungkin diperlukan bagi pasien dengan gejala tumor otak, stroke, atau infeksi (seperti meningitis).

19 MRI juga mungkin diperlukan bila gejala kognitif atau psikologis menunjukkan penyakit otak (seperti Alzheimer atau penyakit multiple sclerosis), atau keterbelakangan perkembangan dan cacat lahir. MRI juga dapat memberikan gambar dari sinus dan daerah lainnya kepala di bawah wajah. Pada pasien dewasa dan anak-anak, MRI mungkin lebih mampu mendeteksi kelainan dibandingkan dibandingkan dengan computed tomography scanning.

20 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
CT–SCAN (COMPUTED TOMOGRAPHY) Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .

21 DEFINISI Alat CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila dioperasikan oleh operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan waktu tertentu. Sinar x tersebut akan melewati jaringan tubuh yang diperiksa dan ditangkap oleh detektor. Oleh karena adanya perbedaan masa organ tubuh yang dilewati maka gambaran yang ditangkap juga berbeda-beda densitasnya. Kemudian direkonstruksi oleh sistem komputer yang canggih sehingga menghasilkan suatu potongan gambar organ tubuh.

22 HISTORY CT ditemukan secara independen oleh seorang insinyur Inggris bernama Sir Godfrey Hounsfield dan Dr Alan Cormack, tahun 1972 Hal ini segera menjadi andalan untuk mendiagnosis penyakit medis. Untuk pekerjaan besar ini mereka ini, Hounsfield dan Cormack bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1979.

23 CT scanner pertama mulai diinstal dan dioperasikan secara
luas pada tahun 1974. Saat ini, scanner sedang terpasang dan digunakan di Amerika Serikat. Karena kemajuan teknologi komputer, scanner CT telah jauh lebih baik bagi kenyamanan pasien, karena CT Scan sekarang ini lebih cepat. Perbaikan demi perbaikan pada CT Scan ini telah dapat menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi, yang meningkatkan kemampuan diagnostik . Sebagai contoh, CT scan dapat menunjukkan nodul kecil atau tumor dengan jelas, yang tidak dapatkan dengan cara melihat pada hasil Rontgen sinar-x.

24 Generasi berikutnya dari CT scanner sekarang tersedia lebih modern
Generasi berikutnya dari CT scanner sekarang tersedia lebih modern. Multislice atau mesin multidetektor memanfaatkan prinsip-prinsip scanner helix, yang dapat menggabungkan beberapa baris dari cincin detektor. Oleh karena itu Multislice bisa mendapatkan beberapa iris per rotasi tabung.

25 CT-scan menggabungkan X-ray dengan teknologi komputer untuk menghasilkan, lebih rinci penampang gambar tubuh. Tumor dan fracture yang tidak terdeteksi pada sinar- X (seperti dalam tulang atau panggul) atau jika mengalami trauma yang hebat pada dada, perut, panggul atau sumsum tulang belakang. Proses CT scan pasien tidak merasa sakit. Pasien berbaring tak boleh bergerak di atas meja.

26 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
USG (ULTRASONOGRAPHY) Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .

27 Dihasilkan dari frekuensi suara
Ultrasonografi adalah teknologi imaging diagnostik digunakan untuk memvisualisasikan organ internal. Dihasilkan dari frekuensi suara dalam rentang megahertz = jutaan siklus per detik. Manusia hanya dapat mendengar dalam kisaran sekitar 30 hingga siklus per detik.

28 Ultrasound imaging secara luas digunakan di lingkungan kedokteran.
Hal ini dimungkinkan untuk melakukan diagnosis atau prosedur terapeutik dengan bimbingan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi). Sebuah probe genggam (disebut head scan, atau transduser) ditempatkan secara langsung ke pasien untuk memperoleh gambar. Gel akustik digunakan sebagai perantara antara probe ke tubuh.

29 Medical ultrasonography digunakan pada:
Gynecology/Obstetrics Urology (prostate, bladder, kidneys) Primary Care (AAA Screening) Rehab medicine (Post void residual bladder volume) Emergency Medicine (FAST exam) Interventional pain/Nerve Blocks/ Musculoskeletal) Vascular access Ophthalmology

30 INDIKASI USG PADA SISTIM MUSKULO SKELETAL

31 USG MUSKULOSKELETAL USG muskuloskeletal memberikan gambar otot, tendon, ligamen, sendi dan jaringan lunak seluruh tubuh.

32 USG biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosa:
• Tendon , seperti rotator di bahu atau Achilles tendon • Kelainan otot, seperti massa di jaringan lunak. • Perdarahan atau penumpukan cairan dalam otot, bursa dan sendi. • Tumor jinak dan tumor ganas jaringan lunak. • Perubahan awal dari rheumatoid arthritis. • Dislokasi pinggul pada bayi. • Cairan dalam sendi pinggul yang menyakitkan pada anak-anak. • Benjolan pada otot leher bayi. Radiology Info.org, The Radiology information resource for patients

33 Instrumentasi Ultrasonografi menggunakan probe yang mengandung satu atau lebih transduser akustik untuk mengirimkan pulsa suara ke dalam material. Sistem USG mengirimkan tegangan ke kristal piezo- listrik (transduser), yang mengubah tegangan menjadi gelombang shock mekanik (suara).

34 LANJUTAN Setiap kali gelombang suara bertemu dengan material dengan impedansi akustik yang berbeda, bagian dari gelombang suara yang dipantulkan, yang probe mendeteksi sebagai gema pada piezoelektrik. Kristal mengkonversi pulsa mekanik kembali menjadi sinyal listrik, yang diproses oleh elektronik sistem imaging USG untuk menghasilkan gambar.

35 LANJUTAN Waktu yang dibutuhkan untuk echo untuk perjalanan kembali ke probe diukur dan digunakan untuk menghitung kedalaman dari permukaan jaringan yang menyebabkan gema. Semakin besar perbedaan antara akustik impedences, semakin besar terjadi gema . Hal ini memungkinkan pemrosesan sinyal gambar dua dimensi ( irisan) yang akan ditampilkan pada layar secara langsung.

36 LANJUTAN Suatu prinsip mendasar dari USG imaging adalah bahwa ada perbedaan antara penetrasi dan resolusi: Semakin rendah frekuensi (3,5 MHz untuk lokasi perut), semakin baik penetrasi (hingga 15 cm), tetapi miskin resolusi (beberapa mm.) Semakin tinggi frekuensi (7,5 MHz dan lebih tinggi untuk imaging arteri karotid) kurang penetrasi (hanya beberapa cm) tetapi lebih baik resolusinya.

37 STRENGTHS OF ULTRASOUND IMAGING
USG otot dan jaringan lunak yang sangat baik dan sangat berguna untuk menggambarkan wajah antara ruang solid dan fluid. Hal itu membuat "hidup" gambar, di mana operator dapat memilih bagian yang paling berguna untuk mendiagnosa dan mendokumentasikan perubahan / kelainan . Memungkinkan membantu diagnosis secara lebih cepat Tidak memiliki efek samping dan jarang menyebabkan ketidak nyamanan kepada pasien, dan Relatif tidak mahal dibandingkan dengan modalitas imaging lainnya.

38 WEAKNESSES OF ULTRASOUND IMAGING
USG tidak menembus tulang atau udara dengan baik. USG jantung melalui dada sulit karena jendela akustik antara tulang rusuk kecil, dan udara di paru-paru menurunkan kualitas gambar. Introduction to Ultrasound Imaging Edited by Marc J. Fine, BSN, MPH Director of Marketing, Interson Corporation

39 The Clinical Application of Ultrasound Imaging by Physical Therapists
Jackie Whittaker BSc PT, FCAMT, CGIMS, CAFCI, 2008, Whittaker Physiotherapy Consulting, #101, th Ave, Surrey, British Columbia V4A 1N2, Canada, Dalam dekade terakhir, telah ada perkembangan yang cukup besar dalam basis pengetahuan yang merupakan dasar rehabilitasi neuromusculoskeletal. Secara khusus, fokus yang luas telah ditempatkan pada mengidentifikasi mekanisme neuromuskuler yang konsisten dengan kesehatan dan perubahan spesifik yang mendasari disfungsi. Dari USG ini, telah menjadi jelas bahwa penurunan utama terlihat dalam disfungsi seperti punggung kronis. USG imaging (UI) telah muncul sebagai alat klinis untuk membantu physiotherapist dalam deteksi dan pengobatan

40 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
BSD (BONE SCAN DENSITOMETRY) Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .

41 Technology Detector (detects 2 tissue types - bone and soft tissue)
Very low radiation to patient. Very little scatter radiation to technologist Patient Collimator (pinhole for pencil beam, slit for fan beam) Photons X-ray Source (produces 2 photon energies with different attenuation profiles)

42 Manfaat Untuk mendiagnosis osteoporosis
Untuk memprediksi risiko patah tulang Untuk memantau terapi

43 WHO Diagnostic Classification
T-score Normal -1.0 or greater Osteopenia Between -1.0 and -2.5 Osteoporosis -2.5 or less Severe Osteoporosis -2.5 or less and fragility fracture

44 Diagnosis Caveats T-score -2,5 atau kurang tidak selalu berarti osteoporosis Contoh: osteomalasia. Diagnosis klinis osteoporosis dapat dilakukan dengan T-score lebih besar dari Contoh: patah tulang belakang atraumatik dengan T-skor = -1,9. T-skor rendah tidak mengidentifikasi penyebab osteoporosis. Evaluasi medis harus dipertimbangkan Contoh: penyakit celiac dengan malabsorpsi

45 Why -2.5 for WHO Diagnosis? "Sekitar 30% dari wanita post-menopause memiliki osteoporosis dengan dilakukan scan di pinggul, tulang belakang atau lengan bawah. Hal ini kurang lebih setara dengan risiko seumur hidup fraktur di daerah tersebut. Prof. John Kanis

46 Bone Density & Age vs. Fracture Risk
Ten Year Fracture Probability (%) Age 80 70 60 50 Adapted from Kanis JA et al. Osteoporosis Int. 2001;12:

47 Treatment Guidelines Patient Profile T-score NOF AACE No Risk Factors
Less than -2.0 -2.5 or less Risk Factors† Less than -1.5 -1.5 or less National Osteoporosis Foundation American Association of Clinical Endocrinologists 2001.

48 Indications For Bone Density Testing
Semua wanita usia ≥ 65 tahun. Semua laki-laki usia ≥ 70 tahun. Dewasa dengan fraktur akibat kerapuhan Dewasa dengan penyakit atau kondisi yang berhubungan dengan kepadatan massa tulang yang rendah. Dewasa minum obat dikaitkan dengan kepadatan tulang yang rendah. Siapapun yang sedang dirawat untuk kepadatan tulang yang rendah untuk memantau efek pengobatan.

49 When Should Repeat BMD Testing Be Done?
Interval antara pengujian BMD harus ditentukan sesuai dengan status klinis masing-masing pasien. Pertimbangkan satu tahun setelah perubahan terapi. Interval yang lebih panjang setelah efek terapi dilakukan. Interval yang lebih pendek apabila menunjukkan hasil seperti yang tidak diharapkan.

50 The Osteoporosis Challenge
Untuk mendidik semua pasien pada langkah- langkah untuk menjaga kesehatan tulang yang baik. Untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi untuk osteoporosis. Untuk menggunakan densitometri tulang untuk mendeteksi kepadatan tulang yang rendah SEBELUM fraktur terjadi. Untuk menggunakan terapi farmakologis tepat Physiotherapy secara teratur

51 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
PET (POSITRON EMISSION TOMOGRAPY) Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .

52 Definisi PET IMAGING atau PET Scan, adalah jenis imaging kedokteran nuklir. Kedokteran nuklir adalah cabang dari medical imaging yang menggunakan dosis yang ringan dari materi radioaktif untuk mendiagnosa dan menentukan keparahan atau mengobati berbagai penyakit, termasuk banyak jenis kanker, penyakit jantung, pencernaan, endokrin, gangguan neurologis dan kelainan lainnya dalam tubuh.

53 Karena prosedur kedokteran nuklir dapat menentukan aktivitas molekul dalam tubuh,
PET dapat berpotensi untuk mengidentifikasi penyakit pada tahap. awal serta respon langsung pasien untuk intervensi terapi

54 Scan ini menggunakan bahan radioaktif yang disebut radiofarmasi atau radiotracers.
Radiotracer ini disuntikkan ke dalam tubuh melalui intra vena , di telan atau dihirup sebagai gas dan akhirnya terakumulasi di organ atau bagian tubuh yang diperiksa. Emisi radioaktif dari radiotracer yang terdeteksi oleh kamera khusus atau perangkat imaging yang menghasilkan gambar dan informasi molekular dengan sangat rinci/ detail.

55 Tidak seperti teknik imaging lain, uji imaging kedokteran nuklir menggambarkan fokus pada proses fisiologis dalam tubuh, seperti tingkat metabolisme atau tingkat aktivitas berbagai reaksi kimia lainnya

56 Apakah kegunaan umum dari PET ini?
PET dilakukan untuk: 1. Mendeteksi kanker Menentukan apakah kanker telah menyebar dlm. tbh, dan menilai efektivitas dari rencana pengobatan, seperti terapi kanker. 2. Mengevaluasi kelainan otak, seperti tumor, gangguan memori dan kejang-kejang dan pusat lainnya.

57 3. Menentukan aliran darah ke otot jantung.
4. Menentukan efek dari serangan jantung, atau infark miokard, pada daerah jantung. 5. Mengidentifikasi area dari otot jantung yang akan mendapat manfaat dari prosedur seperti angioplasty atau arteri koroner operasi bypass. 6. Untuk menggambarkan otak manusia normal dan fungsi jantung yang normal.

58 Manfaat Pemeriksaan kedokteran nuklir menawarkan informasi detail pada fungsi dan struktur yang sering tak terdeteksi apabila menggunakan prosedur imaging lain. Bagi banyak penyakit, scan kedokteran nuklir menghasilkan informasi yang paling berguna yang dibutuhkan untuk membuat diagnosis atau untuk menentukan pengobatan yang tepat.

59 Kedokteran nuklir lebih murah dan dapat menghasilkan informasi yang lebih tepat daripada eksplorasi operasi. Dengan mengidentifikasi perubahan dalam tubuh pada tingkat sel, imaging PET dapat mendeteksi dini penyakit yang belum terbukti pada tes imaging lain seperti CT atau MRI.

60 Resiko Karena dosis radiotracer diberikan kecil, prosedur diagnostik kedokteran nuklir menghasilkan paparan radiasi rendah, diterima untuk ujian diagnostik. Dengan demikian, risiko radiasi sangat rendah dibandingkan dengan manfaat potensial. Kedokteran nuklir prosedur diagnostik telah digunakan selama lebih dari lima dekade,. Risiko pengobatan selalu dipertimbangkan terhadap potensi manfaat bagi kedokteran nuklir

61 Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik .
LAB Memahami konsep pemeriksaan penunjang diagnostik . (LABORATORY TEST)

62 LABORATORY TEST (1) DUKUNGAN DATA LABORATORY
PADA PELAYANAN FISIOTERAPI

63 P E N D A H U L U A N P A T O LO G I K L I N I K
Laboratorium klinik atau laboratorium medis ialah laboratorium di mana berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien.

64 PATOLOGI KLINIK MEMPUNYAI 4 SUB BAGIAN
KIMIA KLINIK : MEMPELAJARI KIMIA DARAH HEMATOLOGI : SEL DARAH :SDM, SDP, TROMBOSIT, KOAGULASI IMUNOLOGI : ANTIGEN, ANTIBODI MIKROBIOLOGI : BAKTERI

65 FPEMERIKSAAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
UJI SARING ( SKRINING ) DILAKUKAN PADA ORANG YANG TANPA KELUHAN ( CHECK UP ) ATAU MENGALAMI KELUHAN YANG SAMAR2 / RINGAN. CONTOH : HEMOGLOBIN GLUKOSA KOLESTEROL ASAM URAT KREATININ TORCH DLL

66 MENENTUKAN DIAGNOSIS PENYAKIT
DIAGNOSTIK MENENTUKAN DIAGNOSIS PENYAKIT CONTOH : GLUKOSA DARAH HBV, HCV, HIV TORCH PENUNJANG CONTOH : HEMOGLOBIN SGOT SGPT BILIRUBIN

67 PEMANTAUAN PERJALANAN PENYAKIT CONTOH : HBV
PEMANTAUAN TERAPI CONTOH : KOLESTEROL GLUKOSA DARAH ASAM URAT HbA1C PEMANTAUAN PERJALANAN PENYAKIT CONTOH : HBV MIKROALBUMINURIA

68 HASIL LABORATORIUM TANDA POSITIF ATAU NEGATIF TES KUALITATIF 2. TITER
TES SEMI KUANTITATIF 3. ANGKA TES KUANTITATIF HASIL LABORATORIUM BARU BERARTI BILA BISA DIJAMIN HASIL TES TERSEBUT BENAR DENGAN KONTROL KUALITAS YANG BAIK.

69 KESALAHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM ADA 3 TAHAP
PRA ANALITIK PERSIAPAN PENDERITA PENGAMBILAN BAHAN PENANGANAN SAMPEL PENGIRIMAN SAMPEL

70 ANALITIK PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENILAIAN HASIL PASCA ANALITIK PENCATATAN HASIL PELAPORAN HASIL PENGIRIMAN HASIL

71 DARI PENGAMBILAN SAMPEL SAMPAI TIBA DI LABORATORIUM.
TAHAP PRA ANALITIK : DARI PENGAMBILAN SAMPEL SAMPAI TIBA DI LABORATORIUM. FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI PEMERIKSAAN: PENYAKITNYA PUASA / TIDAK DIET VARIASI DIURNAL AKTIFITAS FISIK OBAT 2 LABELING

72 PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN
WAKTU PENGAMBILAN : PUASA / SEWAKTU TAMPUNG / POST PRANDIAL KETEPATAN WAKTU PENGAMBILAN PERALATAN: SESUAI BERSIH / STERIL PENGAWET : SPESIMEN LOKASI PENGAMBILAN

73 TEHNIK PENGAMBILAN : SKILL
VOLUME PENGOLAHAN SPESIMEN PENYIMPANAN : SUHU RUANG 25°C LEMARI ES 4°C FREEZER -20°C SAMPAI -80°C PENGIRIMAN

74 PEMEROSESAN PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM
TAHAP ANALITIK : PEMEROSESAN PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM SPESIMEN YANG TEPAT : JENIS, VOLUME ALAT SESUAI STANDAR : PIPET, TABUNG, ANALISER REAGEN BERKUALITAS, STANDAR, TIDAK KADALUARSA PENGGUNAAN AIR SESUAI STANDAR PEMERIKSAAN SESUAI SUHU KALKULASI, PELAPORAN

75 TAHAP PASCA ANALITIK: DARI KELUARNYA HASIL PEMERIKSAAN, PROSES PENYALINAN HASIL SAMPAI DIBERIKAN KEPADA PASIEN KETELITIAN PENULISAN LAPORAN PERIKSA, KOREKSI, INTERPRETASI PENGIRIMAN HASIL

76 UNTUK PENELITIAN ILMIAH HARUS DIGUNAKAN ANALISER / OTOMATIS
(TIDAK BOLEH MEMAKAI ALAT MANUAL).

77 Mengukur tingkat umum peradangan dalam tubuh
Mengukur tingkat umum peradangan dalam tubuh. Sebuah C-reaktif Protein (CRP) tes adalah tes darah yang mengukur jumlah protein yang disebut protein C-reaktif dalam darah yang berguna untuk mengukur tingkat umum peradangan dalam tubuh. Tingkat CRP yang tinggi disebabkan oleh infeksi dan banyak penyakit jangka panjang. Tapi tes CRP tidak dapat menunjukkan di mana peradangan terjadi atau apa yang menyebabkan itu. Pemeriksaan lain diperlukan untuk menemukan penyebab dan lokasi peradangan. Sementara nilai CRP tidak spesifik untuk kondisi apapun, adalah indeks yang sangat sensitif terhadap peradangan yang sedang berlangsung, dan menyediakan tambahan yang berharga untuk suatu pemeriksaan klinis. Dalam membedakan antara infeksi bakteri dan virus, level CRP adalah menggunakan beberapa. Sebuah CRP yang sangat tinggi (> 100 mg / L) adalah lebih mungkin terjadi pada bakteri dibandingkan dengan infeksi virus. CRP normal tidak mungkin ada infeksi bakteri. Namun, tingkat CRP (10-50 mg / L), terdapat bakteri atau virus

78 Peran pemeriksaan Laboratorium sebagai Penunjang Diagnosis Fisioterapi
1. Mengukur tingkat umum peradangan dalam tubuh. Sebuah C-reaktif Protein (CRP) tes adalah tes darah yang mengukur jumlah protein yang disebut protein C-reaktif dalam darah yang berguna untuk mengukur tingkat umum peradangan dalam tubuh.

79 2. Untuk evaluasi hasil intervensi
Menurut Web 2010, tingkat CRP naik dengan cepat dan kemudian menjadi normal dengan cepat jika pasien menjalani tindakan pengobatan. 3. Monitoring tingkat dan aktivitas penyakit Orang dengan tinggi hs-CRP nilai memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular, dan mereka dengan nilai yang lebih rendah memiliki kurang dari risiko.

80 4. Mengukur jumlah kerusakan otot.
Tes enzim otot (CPK, Aldolase) mengukur jumlah kerusakan otot. Pada beberapa penyakit rematik, otot yang rusak melepaskan enzim tertentu ke dalam darah. 5. Mengidentifikasi dan melacak infeksi. Pada pemeriksaan Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah merupakan indeks dari respon fase akut, terutama mencerminkan konsentrasi fibrinogen dan a-globulin.

81 ESR meningkat dengan penyebab atau fokus peradangan.
ESR meningkat pada rheumatoid arthritis. ESR menurun pada polisitemia, anemia dan gagal jantung kongestif. ESR adalah penggunaan terbatas sebagai tes skrining pada pasien asimtomatik.

82 BEBERAPA JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENUNJANG DIAGNOSIS FISIOTERAPI
CRP ESR

83 C-Reactive Protein (CRP) Sebuah protein C-reaktif (CRP) tes adalah tes darah yang mengukur jumlah protein yang disebut protein C-reaktif dalam darah . Protein C-reaktif mengukur tingkat umum peradangan dalam tubuh . Tingkat CRP yang tinggi disebabkan oleh infeksi dan penyakit menahun Tapi tes CRP tidak dapat menunjukkan di mana peradangan terletak atau apa yang menyebabkan itu . Pemeriksaan lain diperlukan untuk menemukan penyebab dan lokasi peradangan.

84 Protein C-reaktif (CRP) tes dilakukan untuk:
Periksa untuk infeksi setelah operasi. CRP biasanya meningkat dalam 2 sampai 6 jam operasi dan kemudian turun pada hari ketiga setelah operasi. Jika tingkat CRP tetap tinggi 3 hari setelah operasi, kemungkin ada infeksi.

85 Kanker kelenjar getah bening (limfoma).
Mengidentifikasi dan melacak infeksi dan penyakit yang menyebabkan peradangan, seperti: Kanker kelenjar getah bening (limfoma). Penyakit pada sistem kekebalan tubuh, seperti lupus. Painful-swelling of the blood vessels di kepala dan leher (arteritis giant cells). Painful-swelling pada jaringan yang melapisi sendi (rheumatoid arthritis). Pembengkakan dan perdarahan pada usus (penyakit radang usus). Infeksi tulang (osteomielitis).

86 Untuk evaluasi hasil pengobatan, misalnya untuk pengobatan kanker atau infeksi.
Tingkat CRP naik dengan cepat dan kemudian menjadi normal dengan cepat jika pasien menjalani tindakan pengobatan. Jenis khusus CRP tes, tinggi sensitivitas tes CRP (hs-CRP), dapat dilakukan untuk mengetahui apakah pasien memiliki peluang mengalami masalah jantung, seperti serangan jantung.

87 Peradangan dapat merusak lapisan dalam arteri dan sehingga mengakibatkan serangan jantung. Tetapi hubungan antara kadar CRP yang tinggi dan risiko serangan jantung tidak bisa dipastikan. Sumber: WebMD Medical Reference from Healthwise Last Updated: March 18, 2010

88 Tes darah hs-CRP, NORMAL adalah 3 mg / liter darah
* Resiko rendah : < 1,0 mg / L * Rata-rata risiko : 1,0-3,0 mg / L * Resiko tinggi : > 3,0 mg / L Tingkat >10 yang biasanya terjadi proses inflamasi yang jelas, seperti infeksi berat, trauma utama, atau penyakit peradangan kronis. Semakin banyak berarti bahwa di suatu tempat dalam tubuh, ada peradangan.

89 The American Heart Association and US Centers for Disease Control and Prevention have defined risk groups as follows, Pasien dengan nilai hs-CRP tinggi memiliki risiko penyakit kardiovaskular, dan sebaliknya Hasil akhir hs-CRP yang tinggi dari kisaran normal memiliki 4-5 kali risiko terkena serangan jantung dibandingkan dengan yang memiliki nilai hs-CRP yang rendah dari kisaran normal.

90 Nilai-nilai ini hanya bagian dari proses evaluasi total untuk penyakit kardiovaskular.
Faktor risiko tambahan yang harus dipertimbangkan adalah peningkatan kadar kolesterol, LDL-C, trigliserida, dan glukosa. Selain itu, merokok, memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), dan diabetes juga meningkatkan tingkat risiko

91 Monitoring tingkat dan aktivitas penyakit
-Setelah diagnosis ditetapkan, CRP dapat digunakan untuk memantau respon pasien terhadap terapi. -Kemungkinan infeksi kambuhan harus selalu diingat, terutama ketika imunosupresan sedang dikelola. -Infeksi dipantau oleh tingkat CRP termasuk pielonefritis, infeksi panggul, meningitis, dan endokarditis. -Pada rheumatoid arthritis, level CRP sangat sesuai, baik untuk aktivitas penyakit maupun kemanjuran pengobatan

92 Clinical Utility of CRP
Screening for inflammatory disease Sementara nilai CRP tidak spesifik untuk kondisi apapun, adalah indeks yang sangat sensitif thd. peradangan yang sedang berlangsung, dan menyediakan tambahan yang berharga untuk suatu pemeriksaan klinis. Dalam membedakan antara infeksi bakteri dan virus, level CRP adalah menggunakan beberapa. Sebuah CRP yang sangat tinggi (> 100 mg / L) adalah lebih mungkin terjadi pada bakteri dibandingkan dengan infeksi virus. CRP normal tidak mungkin ada infeksi bakteri. Namun, tingkat CRP (10-50 mg / L), terdapat bakteri atau virus

93 Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR)
ESR adalah penggunaan terbatas sebagai tes skrining pada pasien asimtomatik. Hal ini berguna untuk mendiagnosis penyakit, seperti: multiple myeloma, arteritis temporalis, polimialgia reumatika, lupus eritematosus sistemik, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal kronis.

94 NORMAL VALUE ESR mm/hr Newborn : 0 to 2 mm/hr.
Neonatal to puberty: 3 to 13 mm/hr Age 20 55 90 Men 12 19 Women 18 21 23

95 Tes enzim otot (CPK, Aldolase) mengukur jumlah kerusakan otot.
Pada beberapa penyakit rematik, otot yang rusak melepaskan enzim tertentu ke dalam darah. Tes-tes ini juga dapat menunjukkan seberapa efektif pengobatan telah mengurangi peradangan yang menyebabkan kerusakan otot.

96 CRP or ESR? CRP adalah lebih unggul ESR dalam hal kecepatan respon dan spesifisitas untuk peradangan. CRP juga lebih tepat dan direproduksi dan tes cepat untuk melakukan daripada ESR. Namun, pengukuran ESR tetap membantu dalam situasi klinis tertentu

97 LAB TESTS FOR RHEUMATIC DISEASES
Blood tests Tes darah yang paling umum adalah sebagai berikut: Hematokrit (HCT) dan hemoglobin (Hb) menghitung mengukur jumlah dan kualitas sel darah merah.

98 Jika pasien memiliki peradangan kronis, jumlah sel darah merah biasanya rendah. Jumlah sel darah yang rendah juga dapat menunjukkan penurunan produksi sel darah merah. Bila pasien memiliki infeksi, tubuh membuat lebih banyak sel darah putih. Beberapa obat dapat menurunkan jumlah sel darah putih, yang dapat meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan infeksi.

99 Jumlah trombosit mengukur jumlah sel atau trombosit yang membantu untuk pembekuan darah. (Aspirin dan beberapa obat lainnya membuat platelet kurang "lengket.") Jika jumlah trombosit rendah menyebabkan pendarahan. Beberapa obat arthritis yang kuat menurunkan jumlah trombosit.

100 DUKUNGAN DATA LABORATORY PADA PELAYANAN FISIOTERAPI

101 TABEL 1 CONDITION LAB. TEST PHYSIOTHERAPY KETERANGAN COPD Level of blood gases O2 & CO2 Ph of the blood Exercise PD Percussion Vibration Direct Coughing FVC FEV 1 Mucus clearence Sputum weight GERIATRI Albumin Cholesterol Glucose Hb Regular exercise : Short & long term ↙ Blood pressure Weight control Cardio vasc. risk Cerebro vasc. Risk OA pain Stiffness Osteoporosis Balance ADL/ IADL Anthropometric measurements

102 CONDITION LAB. TEST PHYSIOTHERAPY KETERANGAN
TABEL 2 CONDITION LAB. TEST PHYSIOTHERAPY KETERANGAN R A -High plasma of rhematoid factor. High level ESR (Erithrocyte Sedimentation Rate). -High level CRP (C-Reactive Protein) Maintain ROM Strengthening exc. (as possible) -Pain management Goniometer MMT VAS STROKE -Urine Cerebrospinal fluid Blood sugar Cholesterol etc Blood proteins Starts 4-5 hari sesudah stroke Terapi 1-2 kali sehari Pentingnya peran keluarga Maintain ROM & muscle tone Perkiraan 75% pasien sdh bisa berjalan sendiri pada akhir bulan pertama

103 TABEL 3 CONDITION LAB. TEST PHYSIOTHERAPY KET Polymyalgia Rheumatica (Inflammation of the bursa (bursitis), synovial membrane (synovitis), and tendon sheath (tenosynovitis) of the hip and shoulder are characteristic of polymyalgia rheumatica) WBC RBC ESR CRP Pain management a general stretching, strengthening, aerobic fitness program Chronic : reduce symptoms, prevent loss of motion, strengthening exercise. A combination of active and passive treatments

104 TERIMA KASIH


Download ppt "PENUNJANG DIAGNOSIS FISIOTERAPI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google