Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Metode Inferensi By: Edi, MKM
2
Penalaran Penalaran adalah proses utk menghasilkan inferensi dari fakta yang diketahui atau yang diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia.
3
Metode Inferensi Ada 10 metode inferensi: 1. Deduksi : proses penalaran dimana konklusi mengikuti premis. 2. Induksi : inferensi dari hal-hal yang khusus menuju ke umum. 3. Intuisi : jawaban atau hasil yang didapat kemungkinan berasal dari pengenalan pola yang ada tanpa disadari. Inferensi jenis ini berdasarkan pada intuisi dan sistem pakar belum mengimplementasikan tipe inferensi ini. 4. Abduction : penalaran balik dari konklusi yang benar menuju ke premis yang menyebabkan terjadinya konklusi tersebut. 5. Default : pengetahuan yang khusus kurang, secara default menggunakan pengetahuan yang umum.
4
Metode Inferensi 6. Analogi : menghasilkan konklusi berdasarkan kesamaan pada situasi yang lain. 7. Heuristic : proses penalaran yang berdasarkan pada pengalaman, bersifat sangat subjektif. 8. Autoepistemic = self-knowledge : konklusi yang dihasilkan sistem, akan dipakai sebagai bagian premis dari suatu kaidah baru secara mandiri. Biasanya berlaku untuk sistem pakar yang kompleks. 9. Nonmonotomic : ketika evidence baru didapatkan, pengetahuan yang sebelumnya kemungkinan menjadi salah. 10. Generate dan tes : inferensi berdasarkan pada trial and error, tipe inferensi ini sering digunakan untuk perencanaan yang bertujuan efisiensi.
5
Metode Inferensi Penalaran deduktif merupakan proses penalaran dimana konklusi mengikuti sepenuhnya dari yang ada pada premis, inferensi diperoleh dari informasi umum tentang suatu kelas objek atau kejadian menjadi informasi spesifik tentang anggota dari kelas tersebut . Contoh: Siapa saja yang dapat membuat program itu pandai. Jenni dapat membuat program. Jadi Jenni itu pandai.
6
Metode Inferensi Penalaran induksi merupakan proses penalaran yang menghasilkan sebuah konklusi tentang semua anggota dari kelas yang diperoleh dari pengamatan beberapa anggota kelas. Informasi tentang anggota dari kelas atau kejadian dapat mengarah pada perkiraan umum seluruh kelas. Contoh: Alarm pemadam kebakaran berbunyi. Kita mencium bau asap. Jadi ada kebakaran.
7
Inferensi Berbasis Aturan
Aturan diekspresikan dalam bentuk kondisi IF-THEN. IF adalah kondisi yang telah ada, THEN adalah aksi atau tanggapan lain yang akan timbul. Aturan IF-THEN lebih dekat dengan cara manusia memecahkan masalahnya sehari-hari, daripada program yang menyatakan pengetahuannya dalam kode komputer tingkat rendah (low level). Terdapat dua pendekatan dalam menyusun mekanisme inferensi berbasis aturan, yaitu Forward Chaining dan Backward Chaining.
10
Forward Chaining Backward Chaining
12
Penyelesaian dengan forward chaining:
13
Penyelesaian dengan backward chaining:
14
Search Pelacakan (searching) adalah suatu strategi untuk melakukan pencarian dalam ruang problema secara selektif, yang memandu proses pencarian di sepanjang jalur yang memiliki kemungkinan sukses paling besar. Ada 2 teknik: Depth First Search (DFS) dan Breadth First Search (BFS).
15
DFS Pelacakan depth first search bermula dari node akar dan bergerak ke bawah untuk memeriksa dahulu semua anak atau turunan dari suatu cabang sebelum beralih ke cabang lain.
16
BFS Pelacakan Breadth First Search dilakukan terhadap semua cabang, baru diteruskan ke level yang lebih dalam.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.