Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuryadi Hardja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Ratna Dyah Suryaratri, MSi. Psikologi Pendidikan FIP-UNJ
Bullying Ratna Dyah Suryaratri, MSi. Psikologi Pendidikan FIP-UNJ
2
Contoh Kasus D, siswa kelas IV SD, mogok sekolah selama hampir 2 minggu. Hal ini disebabkan sering diolok-olok temannya sebagai anak manja, cengeng, dan selalu ingin diperhatikan gurunya. Ia juga pernah dimintai uang oleh temannya. D lambat belajar dan kurang percaya diri.
3
Bullying Bullying tindakan yang mengganggu orang lain, dilakukan secara sengaja dan sifatnya berupa agresi fisik ataupun psikologis. Bullying: Bullying fisik Bullying verbal Bullying psikologis
4
Bullying fisik - memukul; menampar; mencubit; atau memalak. Bullying verbal - memaki; menggosip; atau mengejek. Bullying psikologis - mengintimidasi; mengabaikan dan tindakan diskriminatif.
5
Penggencetan atau olok-olok tradisi.
Hazing kegiatan yang biasanya dilakukan oleh anggota kelompok senior, berupa keharusan bagi yunior untuk melakukan tugas-tugas yang memalukan, melecehkan bahkan menyiksa dan menimbulkan ketidaknyamanan fisik maupun psikologis, Hazing sebagai syarat penerimaan anggota baru sebuah kelompok.
6
Peran-peran dalam bullying
Bully pemimpin yang berinisiatif dan aktif terlibat dalam perilaku bullying. Asisten Bully terlibat aktif, namun cenderung tergantung atau mengikuti perintah bully. Reinforcer ikut menyaksikan; menertawakan korban; memprovokasi bully; mengajak siswa lain untuk menonton; dll. Victim korban Defender ?pembela? Outsider orang yang tahu hal tersebut, namun tidak melakukan apapun, seolah-olah tidak peduli.
7
Siapa pemalak? Tidak selalu didasari kebutuhan uang
Mencari kekuasaan yang lebih atas orang lain Menjadi raja kelas; pemimpin geng Kepuasan tersendiri bagi pemalak ketika berhasil memaksa orang lain menyerahkan miliknya.
8
Ciri-ciri korban? Anak yang lemah; slow learner
Lemah secara fisik; sakit-sakitan “Anak mami” selalu diantar jemput dan ditunggui ibunya.
9
Dampak bagi Anak School phobia Konsep diri rendah Takut untuk sekolah
Motivasi berprestasi turun Merasa cemas Konsep diri rendah Anak merasa lemah; merasa bodoh; merasa pantas ‘dikerjai’ oleh teman-temannya.
10
Solusi Guru: Sekolah: menciptakan suasana sekolah yang nyaman.
Ajarkan cara berkomunikasi asertif (tegas menolak) Sikap asertif: mampu mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar; mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat dan tanpa menyakiti orang lain. Tidak hanya mengajar; berkeliling memantau keadaan sekolah; menjalin hubungan yang dekat dengan siswa Sekolah: menciptakan suasana sekolah yang nyaman.
11
Solusi Orangtua Siswa Ajarkan pada anak untuk mandiri dan percaya diri
Latih anak berani berkata ‘tidak’ Ajarkan anak membangun sosialisasi yang baik dengan teman-temannya Menjalin komunikasi dengan guru dan pihak sekolah Siswa Jika ada teman/kakak kelas minta uang, jangan diberikan; tanya alasannya Jangan takut untuk melaporkan pada guru atau orangtua Hati-hati jika diajak ke tempat yang sepi oleh orang tak dikenal Jangan ragu berteriak minta tolong.
12
NO BULLYING!!
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.