Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, M.A. HP

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, M.A. HP"— Transcript presentasi:

1 FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, M.A. HP Karangsari, RT 03 RW 32 Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2 OKTOBER 2011 HAL. 41 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

2 H. Maragustam Siregar, Prof. Dr. M.A.Drs. B.A.
Dosen Fak. Tarbiyah & Keguruan UIN Suka Yogyakarta; Dosen Pascasarjana UIN Suka, dan Dosen Pascasarjana UNU Surakarta; Tapanuli Selatan, 1 Oktober 1959. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Musthofawiyah Purbabaru Mandailing, lulus tahun 1979. Sarjana Muda (B.A), lulus tahun 1983. S1 IAIN Suka, lulus tahun 1986. S2 IAN Suka, lulus tahun 1992. S 3 UIN Suka, lulus tahun 2006. Ketua Program D.2, Tahun 2000. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Wakil Rektor Bid.Kemahasiswaan, Ketua Prodi Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Maragustamsiregar.wordpress.com Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

3 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: FILSAFAT ILMU Kontrak belajar Pengertian Filsafat Objek Filsafat Pengertian Filsafat Ilmu Obyek Filsafat Ilmu Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

4 1. KONTRAK BELAJAR Sistem kuliah adalah seminar kelas
Kuliah tanggal Januari 2012, dosen memberi materi dasar sebagai bahan membuat makalah pada kuliah berikutnya. Kuliah tanggal Februari 2012, mahasiswa presentasi makalah dalam seminar kelas. Penilaian terdiri dari tiga variabel yakni hasil ujian tertulis (bobot 35 %), hasil peresentasi makalah (bobot 50%) dan keaktifan dalam kelas 15 %). Sewaktu proses belajar mengajar semua HP di nonaktifkan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

5 PEMBELAJARAN Filsafat Ilmu
KULIAH DAN SEMINAR PEMBELAJARAN Filsafat Ilmu KOMPETEN MHS S2 BELAJAR ? TUGAS PRESENTASI SEMINAR HARIAN Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

6 KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
قال الحكيم: الرجل اربعة، رجل يدرى ويدرى انه يدرى، فذلك عالم فاتبعوه، ورجل يدرى ولا يدرى انه يدرى فذلك نائم فأيقظوه، ورجل لا يدرى ويدرى انه لا يدرى فذلك مستر شد فعلموه، ورجل لا يدرى ويدرى انه لا يدرى فذلك جاهل فارفضوه. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

7 2. HAKEKAT FILSAFAT Ke Arah Pemikiran Filsafat
Jenis manusia dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya : Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya; Orang yang mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya; Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang diketahuinya; Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

8 Lanjutan… Orang yang dapat memperoleh pengetahuan yang benar apabila orang tersebut termasuk golongan a dan b yaitu : Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya; Orang yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Dengan demikian maka filsafat didorong untuk mengetahui : a. Apa yang telah kita ketahui b. Apa yang belum kita ketahui Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

9 KEARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
Pengetahuan diperoleh dari rasa ingin tahu Kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu Filsafat dimulai dari kedua-duanya (rasa ingin tau dan rasa ragu-ragu). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

10 Lanjutan… Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri sendiri : Apakah yang sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu; Apakah ciri-ciri yang hakiki tentang ilmu dibanding dengan yang bukan ilmu; Bagaimanakah saya tahu bahwa ilmu yang saya ketahui memang benar; Kriteria apa untuk menentukan kebenaran; Mengapa kita harus mempelajari ilmu; Apakah kegunaan ilmu itu ? Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

11 HAKIKAT FILSAFAT Filsafat: Etimologis: cinta akan kearifan, kebajikan, dan hikmah. Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philare, yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kebajikan. Sophia dalam bahasa Yunani biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggiris berarti ”wisdom” (kearifan, kebajikan) dan digabung dengan menjadi philasophia, dari ”philosophy” diartikan menjadi “cinta kearifan, kebajikan”. Jadi secara etimologi filsafat berarti cinta kepada kebajikan, kebijaksanaan, dan kearifan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

12 PENGERTIAN FILSAFAT TERMINOLOGI
Istilah: sebagai ilmu yang berusaha memahami semua hal yang timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia. Maksud “didalamnya” : manusia merupakan kesatuan dari dunia dan bagian integral dari dunia. Pengalaman, artinya tidak termasuk hal-hal yang di luar pengalaman manusia, seperti hal-hal gaib, jin, malaikat, surga, neraka, hantu, dll. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

13 Lanjutan… Plato: Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli Aristoteles : Filsafaf adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,etika,ekonomi,politik, dan estetika (filsafat keindahan) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

14 Lanjutan Hasbullah Bakry : Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

15 CIRI BERFILSAFAT Radikal: berpikir sampai ke akar-akarnya
Universal: berpikir tentang hal-hal yang bersifat umum dan bukan parsial; Konseptual: hasil generalisasi dari pengalaman individual; Koheren dan konsisten: sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis dan tidak mengandung kontradiksi; Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

16 CIRI BERFILSAFAT Sistematis, kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud Komprehensif, mencakup secara menyeluruh, misalnya alam semesta secara keseluruhan; Bebas, hasil dari pemikiran yang bebas dari berbagai prasangka sosial, historis, kultural, maupun religious; Bertanggung jawab: terhadap hati nurani diri sendiri dan kepada orang lain. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

17 3. FILSAFAT ILMU Definisi: merupakan segenap pemikiran reflektif, radikal dan mendasar atas berbagai persoalan mengenai hakikat ilmu pengetahuan, landasan dan hubungannya dengan segala segi kehidupan manusia ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

18 RUANG LINGKUP dan OBJEK FI
Ilmu Natural Science (ilmu-ilmu kealaman) Ilmu Social Science (ilmu-ilmu sosial) Ilmu Humanitics (ilmu-ilmu kemanusiaan). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

19 OBJEK FI Ontologi: ilmu meliputi apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) “ada” itu (being). Epistemologi: Epistemolgi ialah suatu cabang filsfat yang membahas sumber, proses, syarat, batas, validitas dan hakekat pengetahuan. Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Aksiologi : suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

20 LANDASAN PENELAAHAN ILMU: Ontologis, epistemologis dan aksiologis (Jujun Suriasumantri)
Ontologi yakni materi yang menjadi objek penelahaan ilmu atau berkaitan dengan memilih objek peneleahan ilmu/ciri-ciri yang esensial dari objek ilmu yg berlaku umum, artinya dapat berlaku juga bagi cabang-cabang ilmu yang lain. Karena objeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia, maka ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan empiris. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

21 FILSAFAT ILMU MENELAAH A.L:
Objek apa yang ditelaah ilmu Bagaimana wujud objek tadi Hubungan antara objek dengan daya tangkap manusia Bagaimana proses terjadinya ilmu Kegunaan ilmu Bagaimana hubungannya dengan kaidah moral Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

22 Landasan Epistemologi ilmu
Landasan epistemologi ilmu berkaitan dengan: Membahas secara mendalam segenap proses yg terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan (suatu teori pengetahuan). Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Hakikat keilmuan ditentukan oleh cara berfikir yang dilakukan menurut syarat keilmuan, yaitu bersifat terbuka dan menjunjung tinggi kebenaran di atas segala-galanya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

23 Landasan aksiologis ilmu
Membahas tentang: Manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya.Atau dengan kata lain menggunakan hasil penelitian. Apa guna ilmu? Pertanyaannya sama dengan apa guna pengetahuan ilmiah karena ilmu isinya teori (ilmiah). Secara umum, teori artinya pendapat yang beralasan. Alasan itu dapat berupa argumen logis, ini teori filsafat; berupa argumen perasaan/keyakinan dan kadang-kadang empiris, ini teori mistik; berupa argumen logis-empiris, ini teori “ilmu”. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

24 ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI
Obyek apa yang telah ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan? Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan dengan benar? Untuk apa pengetahuan tersebut digunakan? Bagaiman kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penetuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

25 Lanjutan… ontologi epistemologi aksiologi Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Sarana/cara/teknik apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional? 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

26 BEBERAPA MAZHAB FI Rasionalisme, Empirisme, Positivisme. 7/3/2018
Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

27 1. RASIONALISME Prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi. Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang memenuhi syarat semua pengetahuan ilmiah. Pengalaman hanya dipakai untuk mempertegas pengetahuan yang diperoleh akal. Akal tidak memerlukan pengalaman. Akal dapat menurunkan kebenaran dari dirinya sendiri, yaitu atas dasar asas-asas pertama yang pasti. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

28 Rasionalisme… Rasionalisme tidak mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman hanya dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Karenanya, aliran ini yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide, dan bukannya di dalam barang sesuatu. Jika kebenaran bermakna sebagai mempunyai ide yang sesuai dengan atau yang menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal saja. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

29 Rasionalisme… Aksioma dasar yang dipakai membangun sistem pemikirannya diturunkan dari ide yang menurut anggapannya adalah jelas, tegas dan pasti dalam pikiran manusia. Pikiran manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui ide tersebut, namun manusia tidak menciptakannya, maupun tidak mempelajari lewat pengalaman. Ide tersebut kiranya sudah ada “di sana” sebagai bagian dari kenyataan dasar dan pikiran manusia. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

30 RASIONALISME (PENALARAN)
Cirinya: 1. adanya suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika. Kegiatan penalaran merupakan suatu proses berfikir logis, dimana berfikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berfikir menurut suatu pola tertentu/ logika tertentu. Suatu kegiatan berfikir bisa disebut logis ditinjau dari suatu logika tertentu, dan mungkin tidak logis bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Hal ini sering menimbulkan gejala apa yang dapat disebut sebagai kekacauan penalaran yang disebabkan oleh tidak konsistennya dalam mempergunakan pola berfikir tertentu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

31 RASIONALISME 2. analitik . Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri pula. Sifat analitik ini, merupakan konsekwensi dari adanya suatu pola berfikir tertentu. Tanpa adanya pola berfikir tersebut, maka tidak aka ada kegiatan analisis, sebab analisis pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

32 Meyakini bahwa ada tiga substansi bawaan yaitu: 1. Realitas pikiran. 2
Meyakini bahwa ada tiga substansi bawaan yaitu: 1. Realitas pikiran. 2. Realitas perluasan (materi). 3. Tuhan Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

33 Rasionalisme: Descartes
Meyakini bahwa ada tiga substansi bawaan yaitu: 1. Realitas pikiran. 2. Realitas perluasan (materi). 3. Tuhan; Menemukan kebenaran dengan meragukan terlebih dahulu segala hal yang bisa di indera dan hal yang telah dinyatakan kebenaraannya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

34 EMPIRISME Doktrin bahwa sumber seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman, pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal. Menurut aliran ini adalah tidak mungkin untuk mencari pengetahuan mutlak dan mencakup semua segi, apalagi bila di dekat kita terdapat kekuatan yang dapat dikuasai untuk meningkatkan pengetahuan manusia, yang meskipun bersifat lebih lambat namun lebih dapat diandalkan. Kaum empiris cukup puas dengan mengembangkan sebuah sistem pengetahuan yang mempunyai peluang besar untuk benar, meskipun kepastian mutlak tidak akan pernah dapat dijamin. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

35 EMPIRISME Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah David Hume, George Berkeley dan John Locke. Tokoh-tokoh Empirisme : 1. Francis Bacon ( ) 2. Thomas Hobbes ( ) 3. John Locke ( ) 4. George Berkeley ( ) 5. David Hume ( ) 6. Roger Bacon ( ) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

36 KELEMAHAN RASIONALISME DAN EMPIRISME OLEH HONER DAN HUNT
1. Pengetahuan yang dibangun hanyalah dibentuk oleh ide yang tidak dapat dilihat dan diraba. Eksistensi tentang ide yang sudah pasti maupun yang bersifat bawaan itu sendiri belum dapat didukung oleh semua orang dengan kekuatan dan keyakinan yang sama. 1. Didasarkan kepada pengalaman. Tetapi apakah yang dimaksud dengan pengalaman? Pada satu waktu ia hanya berarti sebagai ransangan pancaindera. Lain waktu ia berarti sebagai sebuah sensasi ditambah dengan penilaian. Sebagai sebuah konsep, ternyata pengalaman tidak berhubungan langsung dengan kenyataan objektif yang sangat ditinggikan oleh kaum Empiris. Fakta tidak mempunyai apapun yang bersifat pasti. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

37 RASIONALISME DAN EMPIRISME
2. Kebanyakan orang merasa kesulitan untuk menerapkan konsep Rasionalisme ke dalam kehidupan keseharian yang praktis. 3. Gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan pengetahuan manusia. Banyak dari ide yang sudah pasti pada satu waktu kemudian berubahan pada waktu yang lain. 2. Sebuah teori yang sangat bergantung kepada persepsi pancaindera. Pancaindera terbatas dan tidak sempurna, dan menyesatkan karena tidak memiliki perlengkapan untuk membedakan antara khayalan dan fakta. 3. Tidak memberikan kepastian. Apa yang disebut sebagai pengetahuan yang mungkin, sebenarnya merupakan pengetahuan yang seluruhnya diragukan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

38 3. POSITIVISME Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Positivisme merupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

39 POSITIVISME KELEBIHAN KELEMAHAN Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut. Analisis biologik yang ditransformasikan ke dalam analisis sosial dinilai sebagai akar terpuruknya nilai-nilai spiritual dan bahkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dikarenakan manusia tereduksi ke dalam pengertian fisik-biologik. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

40 POSITIVISME KELEBIHAN KELEMAHAN
Hasil dari rangkaian tahapan yang ada didalamnya, maka akan menghasilkan suatu pengetahuan yang mana manusia akan mempu menjelaskan realitas kehidupan tidak secara spekulatif, arbitrary, melainkan konkrit, pasti dan bisa jadi mutlak, teratur dan valid. Akibat dari ketidakpercayaannya terhadap sesuatu yang tidak dapat diuji kebenarannya, maka faham ini akan mengakibatkan banyaknya manusia yang nantinya tidak percaya kepada alam gaib. Padahal itu ajaran Agama yang benar. Hal ini ditandai pada saat paham positivistik berkembang pada abad ke 19, jumlah orang yang tidak percaya kepada agama semakin meningkat. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

41 POSITIVISME KELEBIHAN KELEMAHAN Dengan kemajuan dan dengan semangat optimisme, orang akan didorong untuk bertindak aktif dan kreatif, dalam artian tidak hanya terbatas menghimpun fakta, tetapi juga meramalkan masa depannya. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic semua hal itu dinafikan. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat menemukan pengetahuan yang valid. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

42 POSITIVISME KELEBIHAN KELEMAHAN Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik dan teknologi. Positivisme pada kenyataannya menitik beratkan pada sesuatu yang nampak yang dapat dijadikan obyek kajiaannya, di mana hal tersebut adalah bergantung kepada panca indera. Padahal perlu diketahui bahwa panca indera manusia adalah terbatas dan tidak sempurna. Sehingga kajiannya terbatas pada hal-hal yang nampak saja, padahal banyak hal yang tidak nampak dapat dijadikan bahan kajian. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

43 POSITIVISME KELEBIHAN KELEMAHAN  Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar pemikirannya. Hukum tiga tahap (teologis, (periode feodalisme), tahap metafisis (periode absolutisme dan tahap positif yang mendasari masyarakat industri). yang diperkenalkan Comte mengesankan dia sebagai teorisi yang optimis, tetapi juga terkesan lincar – seakan setiap tahapan sejarah evolusi merupakan batu pijakan untuk mencapai tahapan berikutnya, untuk kemudian bermuara pada puncak yang digambarkan sebagai masyarakat positivistic. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

44 Positivisme Kelebihan Kelemahan
Bias teoritik seperti itu tidak memberikan ruang bagi realitas yang berkembang atas dasar siklus – yakni realitas sejarah berlangsung berulang-ulang tanpa titik akhir sebuah tujuan sejarah yang final. 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

45 MAZHAB FI DALAM ISLAM Bayani; ‘Irfani dan Burhani 7/3/2018
Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

46 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: FILSAFAT KE FILSAFAT ILMU Filsafat Objek Material dan Formal Filsafat Tujuan Mempelajari Ontologi Filsafat Epestemologi Filsafat Aksiologi Filsafat Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

47 OBYEK MATERIAL DAN FORMAL FILSAFAT
Obyek Material: (1) yang ada dalam alam empiris; (2) yang ada dalam pikiran; dan (3) yang ada dalam kemungkinan ada. Adapun objek formal filsafat ialah sudut pandang yang menyeluruh, radikal,dan rasional tentang segala yang ada. Misalnya objeknya “manusia” yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan, di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi, dan sebagainya Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

48 Lanjutan… Permasalahan yang dikaji filsafat ialah Logika ( benar dan salah ), Etika ( baik dan buruk ), Estetika ( indah dan jelek ), metafisika (zat dan pikiran Sedangkan Objek Kajian Filsafat Ilmu ialah hakikat ilmu dilihat dari segi ontologis (apa yang dikaji ilmu), epistemologis (bagaimana caranya memperoleh ilmu) dan aksiologis (apa kegunaan ilmu). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

49 ONTOLOGI FILSAFAT Ciri khas filsafat ialah diperoleh dg berpikir dan hasilnya berupa pemikiran (yang logis tetapi tidak empiris). Struktur filsafat (cabang-cabang filsafat): Ontologi: hakikat (segala sesuatu); ini berupa pengetahuan ttg hakikat segala sesuatu. Epistemologi : cara memperoleh pengetahuan. Aksiologi: membicarakan guna pengetahuan itu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

50 EPISTEMOLOGI FILSAFAT
Yakni bicara tiga hal yakni objek filsafat (yaitu yang dipikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat dan ukuran kebenaran (pengetahuan) filsafat. Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yg sebenarnya dan yg terdalam. Objek filsafat sesuatu yang dapat dipikirkan yaitu semua yg ada dan mungkin ada. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

51 Perbedaan objek filsafat dan ilmu
Objek kajian Ilmu Objek kajian Filsafat Objek yang ada. Yang mungkin ada bukan kajian ilmu. Objek yang ada dan empiris Objek yang ada dan mungkin ada Objek yang ada tapi abstrak (tidak empiris). Jika empiris sudah masuk kajian ilmu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

52 Dibatasi dengan objek formalnya
filsafat Filsafat ilmu Pendobrak Umum Meneruskan Dibatasi dengan objek formalnya Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

53 Perbedaan Pengetahuan manusia filsafat dan filsafat ilmu
Pengetahuan filsafat Pengetahuan ilmu filsafat obyeknya abstrak rasional, paradigmanya rasional, metodenya rasional dan kriterianya rasional. obyeknya empiris, paradigmanya sain/ilmu, metodenya ilmiah dan kriterianya rasional-empiris. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

54 Lanjutan… Cara memperolah pengetahuan filsafat: adalah melalui akal (berpikir secara mendalam) sesuatu yang abstrak. Dikatakan “mendalam” tatkala seseorang sudah berhenti sampai tanda tanya. Dia tidak dapat maju lagi di situlah orang berhenti, dan ia telah mengetahui sesuatu itu secara mendalam tanpa bukti empirik sensual(hanya empirik logik saja). Kalau sudah ada bukti empirik, itu masuk kajian ilmu. Jadi, mendalam bagi seseorang belum tentu mendalam bagi orang lain. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

55 UKURAN KEBENARAN PENGETAHUAN FILSAFAT
Ukuran kebenaran filsafat ialah logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis benar, bila tidak logis, salah (tidak benar). Ukuran logis, ialah terlihat pada kekuatan argumen yang menghasilkan kesimpulan. Kebenaran konklusi ditentukan 100% oleh argumennya. Fungsi argumen dalam pengetahuan filsafat, sama dengan fungsi data pada pengetahuan ilmu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

56 AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT
Kegunaan pengetahuan filsafat dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal: Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat; Filsafat sebagai metode pemecahan masalah (filsafat selalu mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya; Filsafat sebagai pandangan hidup (philosophy of life) sama dengan agama dalam hal sama mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

57 KEGUNAAN FILSAFAT BAGI AKIDAH
Thomas Aquinas ( ) berusaha menyusun argumen logis untuk membuktikan adanya Tuhan dengan lima argumen (Ahmad tafsir, 2010) Argumen gerak. Alam ini selalu bergerak. Gerak itu tidak mungkin berasal dari alam itu sendiri, gerak itu menunjukkan adanya Penggerak (dari luar). Tuhan adalah Penggerak utama Argumen kausalitas. Tidak ada sesuatu yg mempunyai penyebab pada dirinya sendiri, sebab itu harus di luar dirinya. Dalam kenyataannya ada rangkaian penyebab. Penyebab Pertama adalah Tuhan yg tidak memerlukan penyebab yang lain. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

58 Lanjutan… Argumen kemungkinan. Adanya alam ini bersifat mungkin: mungkin ada dan mungkin tidak ada. Argumen tingkatan. Isi alam ini ternyata bertingkat-tingkat. Ada yg dihormati, lebih dihormati, terhormat, dst. Tingkat tertinggi menjadi penyebab tingkat di bawahnya. Tuhan adalah Yang Tertinggi, Ia Penyebab yang di bawah-Nya. Argumen teleologis. Ini argumen tujuan. Alam ini bergerak menuju sesuatu, padahal alam tidak tahu tujuan itu. Ada sesuatu Yang Mengatur alam menuju tujuan alam. Itu adalah Tuhan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

59 CARA FILSAFAT MENYELESAIKAN MASALAH
Penyelesaian masalah bersifat mendalam, artinya filsafat ingin mencari asal masalah sampai ke akar-akar persoalan. Universal, artinya filsafat ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

60 PERANAN FILSAFAT (Bambang Triaji)
Pendobrak Berabad-abad manusia tertawan dalam penjara tradisi, kebiasaan, dan mistik. Dengan filsafat, manusia mendobrak penjara tersebut dan menyadarkan bahwa kehidupan dalam penjara adalah kehidupan yang tidak benar. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

61 Lanjutan… Pembebas: Filsafat bukan hanya mendobrak penjara tersebut, tetapi juga berhasil membawa keluar manusia dari penjara tersebut dan meninggalkan kebodohan, kepicikan, ketidakteraturan, kesesatan berpikir serta menuju ke dunia rasionalitas yang bebas dari hal-hal yang mengekang akal budi manusia Pembimbing: Filsafat kemudian membimbing manusia untuk berpikir rasional, luas, mendalam, sistematis, integral, dan koheren. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

62 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: FILSAFAT ILMU: Pengertian Filsafat Ilmu Tujuan Filsafat Ilmu Ontologi Filsafat Ilmu Epistemolgi Filsafat Ilmu Aksiologi Filsafat Ilmu Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

63 TUJUAN FILSAFAT ILMU Mempertegas bahwa ilmu itu sumbernya satu yakni Allah swt, kemudian dihamparkan ke muka bumi ini sehingga Nampak berbeda-beda. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memehami sumber, hakikat dan tujuan ilmu itu sendiri. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

64 Lanjutan… Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah. Mendorong pada calon ilmuwan dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan. Memperjelas hubungan ilmu dengan hal-hal lain yang dianggap penting. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

65 1 2 3 Dasar Ontologis Dasar Epistemologis Dasar Aksiologis
Hakikat Ilmu Pengetahuan Hakikat Objek Ilmu Hakikat Hubungan Subjek-Objek Ilmu 1 Dasar Epistemologis Dasar-dasar pengetahuan Sumber Pengetahuan Karakteristik Pengetahuan Kebenaran Pengetahuan Cara mendapatkan Pengetahuan. 2 DASAR FILOSOFIS ILMU Dasar Aksiologis Hubungan Ilmu dengan Nilai Apakah Ilmu Bebas Nilai (Value free) Apakah Ilmu Terikat Nilai (value bound) 3 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

66 PENGERTIAN ILMU (Prof. Kaelan) Kesatuan dan Interaksi
Aktivitas ILMU Metode Pengetahuan Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

67 PERSPEKTIF ILMU 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

68 Obyek Kajian Ilmu: Ontologis
Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis) (Jujun S. Suriasumantri, 1982) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

69 FORMAL OBJEK ILMU MATERIAL OBJEK ILMU 7/3/2018
Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

70 Obyek Kajian Ilmu: Epistemologis
Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis) (Jujun S. Suriasumantri, 1982) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

71 Obyek Kajian Ilmu: Aksiologis
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

72 TUJUAN FILSAFAT ILMU (1)
Mempertegas bahwa ilmu itu sumbernya satu yakni Allah swt, kemudian dihamparkan ke muka bumi dan manusia ini sehingga nampak berbeda-beda. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu itu sendiri. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

73 Lanjutan… Mendorong pada calon ilmuwan dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan. Memperjelas hubungan ilmu dengan hal-hal lain yang dianggap penting. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

74 FUNGSI FILSAFAT ILMU Memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan Membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan Theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana (Ismaun (2001) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

75 SIKAP ILMIAH Aarchi J. Bahm)
1. Keingintahuan: keingintahuan ilmiah, yang bertujuan untuk memahami. Ia berkembang dan berjalan terus sebagai perhatian bagi penyelidikan, penelitian, pengujian, eksplorasi, petualangan, dan eksperimentasi. 2. Spekulatif: diawali dg keinginan untuk mencoba memecahkan semua masalah yg ditandai dengan beberapa usaha, termasuk usaha untuk menemukan solusi, misalnya dg mengusulkan satu hipotesa atau lebih. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

76 lanjutan 3. Kemauan untuk objektif: kemauan untuk mengikuti keingintahuan ilmiah ke manapun arahnya; kemauan untuk dipandu oleh pengalaman dan nalar; kemauan untuk dirubah objek; kemauan untuk salah, dalam arti tidak takut salah dan kemauan untuk bersabar (konsisten). 4. Keterbukaan: Kemauan untuk mempertimbangkan semua saran yg relevan dengan hipotesis, metodologi, dan bukti empirikk yg berhubungan dengan masalah. 5. Kemauan untuk menangguhkan penilaian atau menundak keputusan. Bila penyelidikan tentang suatu objek atau masalah tidak menghasilkan pemahaman atau solusi yg diinginkan, maka seseorang tidak boleh menuntut jawaban yg lebih dari apa yg ia peroleh. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

77 Lanjutan 6. Kesementaraan: Sikap kesementaraan akan selalu meragukan validitas suatu hipotesa termasuk pengerjaannya, bahkan meragukan segala usaha ilmiah termasuk bidang keahlian seseorang. Dengan kata lain, “teori itu adalah hipotesis sementara.” Tidak ada yang final 100 % hasil penelitian. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

78 ONTOLOGI ILMU Rasional ialah hipotesis berdasarkan rasio yang menunjukkan ada hubungan pengaruh atau ada hubungan sebab akibat tapi belum dibuktikan secara empiris. Empiris : hipotesis tadi diuji kebenarannya sesuai denan prosedur metode ilmiah atau rumus baku cara kerja ilmiah ialah logico-hypothetico-verificatif (buktikan bahwa itu logis, tarik hipotesis, ajukan bukti empiris). Hipotetis ialah pernyataan yg sudah benar secara logika, tetapi belum ada bukti empirisnya. Jika hipotetis itu terbukti (empirisnya), maka pada saat itu ia menjadi teori. Maka teori itu sudah dibuktikan secara empiris. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

79 Lanjutan… Pada dasarnya cara kerja ilmu adalah kerja mencari hubungan sebab akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain. Asumsi dasar ilmu ialah tidak ada kejadian tanpa sebab. Asumsi dasar ini benar bila sebab akibat itu memiliki hubungan rasional. Ilmu itu berisi teori. Teori ini pada dasarnya menerangkan hubungan sebab akibat atau pengaruh satu dengan yang lainnya. Pada garis besarnya ilmu dibagi dua, yaitu ilmu kealaman dan sain sosial. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

80 EPISTEMOLOGI ILMU Jujun S. Suriasumantri: Objek pengetahuan ilmu ialah hanyalah yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia (pengalaman indera). Di luar “pengalaman manusia” bukanlah objek ilmu. Seperti alam, tetumbuhan, hewan, manusia, kejadian-kejadian di sekitar alam, tetumbuhan, dll. Sedangkan hal-hal gaib, seperti jin, ruh, surga, neraka, malaikat, bukanlah wilayah kajian ilmu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

81 CARA MEMPEROLEH ILMU Perkembangan sain didorong oleh paham Humanisme yakni paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan alam. Humanisme telah muncul pada zaman Yunani Kuno (abad 7-2 SM), terus berkembang sampai zaman kontemporer sekarang ini. Manusia tidak cukup dengan mitos untuk mengatur alam dan manusia karena tidak jelas ukurannya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

82 Lanjutan… Rasionalisme: paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Artinya dicari dengan pikiran yang logis. Bila logis benar, bila tidak, salah. Empirisme: paham fisafat yang mengajarkan bahwa yang benar itulah yang logis dan ada bukti empiris. Empirisme hanya menemukan konsep yang sifatnya umum, belum operasional, karena belum terukur. Untuk itu perlu alat lain yakni Positivisme. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

83 Lanjutan… Positivisme: kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, dan yang terukur. Bagaimana caranya ialah dengan metode ilmiah yakni logico-hipothetico-verificatif . Maksudnya, mula-mula buktikan bahwa itu logis, kemudian ajukan hipotesis (berdasarkan logika itu), kemudian lakukan pembuktian hipotesis itu secara empiris. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

84 Lanjutan… Urutan dalam proses terwujudnya aturan alam dan aturan manusia secara ilmiah ialah: Humanisme rasionalisme empirisme positivisme metode ilmiah metode riset model-model penelitian untuk membuat (1) aturan mengatur manusia dan untuk (2) aturan untuk mengatur alam. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

85 EMPIRI Empiri sensual: dapat diamati kebenarannya berdasar empiri indriawi manusia; Empiri logik: dapat dihayati kebenarannya karena ketajaman fikir manusia dalam memberi makna atas indikasi empiri (yg tidak perlu menjangkau empiri secara tuntas); Empiri etik: dapat dihayati kebenarannya karena ketajaman akal budi manusia dalam memberi makna ideal atas indikasi empiri. Peran dari suatu skema berfikir deduktif yg secara hipotetik atau tentatif mencari makna logik atau etik berbagai indikasi itu penting. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

86 AKSIOLOGI ILMU Pengetahuan ilmiah ialah isinya teori (pendapat yang beralasan). Alasan itu dapat berupa argumen logis, ini teori filsafat; berupa argumen perasaan atau keyakinan dan kadang-kadang empiris, ini teori dalam pengetahuan mistik/tasauf; berupa argumen logis-empiris, ini teori ilmu. Kegunaan pengetahuan ilmu ada tiga: Sebagai alat ekspalanasi Sebagai alat peramal/prediksi Sebagai alat pengontrol Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

87 lanjutan Kenapa anak nakal? Hal itu dapat dijelaskan (eksplanasi) jika ilmuan menguasai teori yang mampu menjelaskan hal gejala anak nakal. Tatkala membuat eksplanasi, biasanya telah diketahui faktor penyebab terjadinya gejala itu. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab, maka ilmu dapat membuat ramalan/prediksi. Kontrol ialah tindakan-tindakan yg diduga dapat mencegah terjadinya gejala yg tidak diharapkan atau gejala yang dihadapkan. Eksplanasi merupakan bahan untuk membuat prediksi dan kontrol. Kalau prediksi sifatnya pasif, sedangkan kontrol sifatnya aktif. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

88 CARA ILMU MENYELESAIKAN MASALAH
Identifikasi masalah masalah mengadakan penelitian. Mencari teori tentang sebab-sebab terjadinya masalah. Diantara berbagai teori, peneliti mencari teori yang paling tepat. Mencari/menetapkan tindakan penyelesaian setelah diadakan penelitian. Ilmu belum tentu dapat menyelesaikannya, karena (1) mungkin teori hanya tepat pada zaman dan objek tertentu, (2) belum tentu setiap masalah ada teorinya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

89 lanjutan Untuk itu dapat penyelesainnya melalui ke alam filsafat atau pengetahuan mistik/tasauf dapat memberikan solusi. Yang terbaik ialah setiap masalah diselesaikan secara bersama-sama oleh ilmu, filslafat dan mistik yang bekerja secara terpadu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

90 CABANG-CABANG FILSAFAT ILMU (STRUKTUR FILSFAT ILMU)
Pokok permasalahan yang dikaji filsafat ilmu mencakup tiga segi yaitu: Logika; apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah Etika; mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk Estetika; apa yang termasuk jelek dan apa yang termasuk indah. Ketiga cabang utama ini akhirnya bertambah lagi yaitu: Metafisika; teori tentang ada (tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat serta pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran Politik; kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

91 Lanjutan… Akhirnya berkembang lagi menjadi banyak cabang yang meliputi: epistimologi (filsafat pengetahuan) etika (filsafat moral) estetika (filsafat seni) metafisika politik (filsafat pemerintahan) filsafat agama Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

92 Lanjutan… filsafat ilmu filsafat pendidikan Filsafat pendidikan Islam
filsafat hukum filsafat sejarah filsafat matematika Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

93 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: FILSAFAT PENGETAHUN MISTIK/TASAUF Pengertahuan Mistik/Tasauf Ontologi Pengetahuan Tasauf Epistemolgi Pengetahuan Tasauf Aksiologi Pengetahuan Mistik/tasauf Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

94 ONTOLOGI PENGETAHUAN MISTIK
Hakikat pengetahuan mistik: pengetahuan yg tidak dapat dipahami rasio (supra rasional), maksudnya, hubungan sebab akibat atau pengaruh atau mengapa itu terjadi tidak dapat dipahami rasio. Pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris. Seperti pengetahuan ma’rifah, mukasyafah dalam tasawuf. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

95 STRUKTUR PENGETAHUAN MISTIK
Mistik biasa: mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam Islam mistik ini adalah tasawuf. Mistik magis ialah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis dapat dibagi dua yakni putih dan hitam. Mistik magis putih, seperti karomah, ilmu hikmah dll. Sedangkan mistik magis hitam, seperti sihir, santet, guna-guna, dll. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

96 PERBEDAAN MAGIS PUTIH DAN HITAM
Magis Hitam 1. Tujuannya untuk hal-hal kebajikan. 2. Selalu dekat, berhubungan dan bersandar pada Tuhan, sehingga dukungan Ilahi sangat menentukan. 3. Pelakunya semakin dekat dengan Tuhan. Tujuannya untuk hal-hal kejahatan, dan kadang-kadang juga hal-hal kebajikan. Selalu dekat, berhubungan dan bersandar kepada jin, syetan, dan roh-roh jahat. Pelakunya semakin jauh dari Tuhan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

97 EPISTEMOLGI PENGETAHUAN MISTIK
Objek supra rasional dapat diketahui dengan mistik. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, melalui hati sebagai alat merasa. Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib, termasuk Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, dll. Termasuk juga seperti kebal, debus, pelet, pemberdayaan jin, santet, dll. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

98 CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN MISTIK
Memperolehnya dengan riyadhah (latihan batin). Dari riyadhah, manusia memperoleh pencerahan, memperoleh pengetahuan yang dalam tasawuf disebut ma’rifah. Dalam tasawuf, dalam diri manusia ada unsur lahut (unsur rohani) dan unsur nasut (unsur jasmani). Agar seseorang lebih dapat berkomunikasi dengan Tuhan, manusia memperkecil pengaruh unsur nasut dengan thariqat (cara membersihkan diri/tazkiyatun nufus). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

99 UKURAN KEBENARAN PENGETAHUAN MISTIK
Bila pengetahuan mistik itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya ialah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Ada kalanya ukurannya ialah kepercayaan. Sesuatu itu dianggap benar, karena dipercayai. Ada kalanya kebenaran sesuatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya. Seperti kebal, dengan ukuran ditusuk, tidak mampan. Satu-satunya tanda pengetahuan disebut pengetahuan mistik ialah tidak dapat menjelaskan hubungan sebab akibat yg ada di dalam sesuatu kejadian mistik. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

100 AKSIOLOGI PENGETAHUAN MISTIK
Kegunaan pengetahuan mistik putih ialah memperkuat keimanan, menenteramkan jiwa, dan kenikmatan yang luar biasa. Sedangkan mistik hitam digunakan untuk tujuan jahat dan kadang-kadang untuk hal-hal yang baik. Mistik putih atau hitam dapat dilihat dari segi ontologinya, apakah terdapat yang berlawanan dengan nilai kebaikan, maka ontologi mistik magis itu hitam; segi memperolehnya, ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan, maka ia mistik magis hitam; dan bila penggunaannya untuk kejahatan maka disebut pengetahuan mistik-magis hitam. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

101 CARA PENGETAHUAN MISTIK MENYELESAIKAN MASALAH
Membaca doa dan wirid-wirid tertentu. Dengan wirid-wirid untuk menjembatani manusia dg kekbutuhannya dan Tuhan yg memiliki apa yang dibutuhkan itu. Dg praktik wirid dan doa tsb maka kekuatan ilahiyah (khadam atau malaikat) akan dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Dg cara memindahkan jiwa-jiwa ilahiyah atau khadam yang ada di dalam huruf-huruf al-Quran atau yg ada di dalam asma-asma Allah. Cara inilah yang disebut wafaq atau isim. Wafaq (sesuai) artinya jiwa-jiwa ilahiyah ditarik sesuai dg karakternya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

102 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: DASAR-DASAR PENGETAHUAN Kemampuan bahasa Kemampuan berpikir Kemampuan penalaran Berpikir yang benar Macam-macam penarikan kesimpulan Cara manusia memperoleh pengetahuan Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

103 DASAR-DASAR PENGETAHUN
Manusia dapat mengembangkan Pengetahuan itu karena dua hal: Bahasa; manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut. Kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran. Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

104 PENALARAN Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berfikir. Berfikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

105 PENGETAHUAN YANG BENAR
Dapat dikatakan bahwa tiap jalan fikiran mempunyai apa yang disebut sebagai criteria kebenaran, dan criteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

106 BERFIKIR YANG BENAR Ciri pertama adanya suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika. Kegiatan penalaran merupakan suatu proses berfikir logis: sebagai kegiatan berfikir menurut suatu pola/logika tertentu. Ciri kedua ialah analitik dari proses berfikirnya. Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah: suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah itulah yang disebut “analitik”. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

107 Kegiatan berfikir analitik
Perasaan, intuisi dan wahyu merupakan penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran dan non-analitik. Karenanya intuisi itu ialah personal dan subjektif sifatnya. Sedangkan wahyu, penentukan kebenarannya dari faktor luar diri manusia. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

108 MACAM-MACAM PENARIKAN KESIMPULAN
Induksi : cara berpikir di mana ditarik dari suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua keuntungan. (1) Bersifat ekonomis. (2) dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

109 CARA PENARIKAN KESIMPULAN
Deduksi: kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan (premis mayor dan minor) dan satu kesimpulan. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

110 Lanjutan silogisme Setiap manusia adalah mati. Suliyem adalah manusia.
Maka suliyem pasti mati. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

111 SUMBER /CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN
Rasionalisme: didasarkan diri kepada rasio. Kaum rasionalis: deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide yang dianggapnya jelas dan dapat diterima. Ide ini menurut mereka bukanlah ciptaan pikiran manusia. Prinsip itu sendiri sudah ada jauh sebelum manusia memikirkannya. Paham ini dikenal dengan nama idealisme. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

112 Lanjutan… Fungsi pikiran manusia hanyalah mengenali prinsip tersebut yang lalu menjadi pengetahuannya. Prinsip itu sendiri sudah ada dan bersifat apriori dan dapat diketahui manusia lewat kemampuan berpikir rasionalnya. Dalam hal ini maka pemikiran rasional cenderung untuk bersifat solipsistik (hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berada dalam benak orang yang berfikir tersebut) dan subyektif. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

113 Sumber/Cara Peroleh Pengetahuan
Emperisme : mendasarkan diri kepada pengalaman. Pengetahuan manusia itu bukan didapatkan lewat penalaran yang abstrak namun lewat penalaran yang konkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan panca indra. Gejala-gejala alamiah adalah konkrit dan dapat dinyatakan lewat tangkapan pancaindera manusia. Gejala kalau ditelaah lebih lanjut mempunyai beberapa karakteristik tertentu yakni terdapat pola yang teratur mengenai suatu kejadian tertentu, adanya kesamaan dan pengulangan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

114 Sumber/Cara Peroleh Pengetahuan
Intuisi:merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba mendapat jawaban atas permasalah tersebut. Intuisi juga bisa bekerja dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu permasalahan ditemukan jawabannya tidak pada saat sesorang itu secara sadar sedang menggelutinya. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Pengetahuan intuitif dapat digunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar atau tidaknya suatu penalaran. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

115 Sumber/Cara Peroleh Pengetahuan
Wahyu :pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat nabi dan rasul baik masalah keduniaan (terjangkau oleh pengalaman) maupun keakhiratan (transendental). Kepercayaan merupakan titik tolak dalam agama. Susuatu pernyataan harus dipercaya dulu baru bisa diterima. Dan pernyataan ini bisa saja dikaji lewat metode lain. Secara rasional bisa dikaji umpamanya apakah pernyataan-pernyataan yang terkandung didalamnya konsisten atau tidak. Di pihak lain secara empiris bisa dikumpulkan fakta-fakta yang mendukung pernyataan tersebut. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

116 PENGETAHUAN MANUSIA Pengetahuan Sains, obyeknya empiris, paradigmanya sain/ilmu, metodenya ilmiah dan kriterianya rasional-empiris. Pengetahuan filsafat obyeknya abstrak rasional, paradigmanya rasional, metodenya rasional dan kriterianya rasional. Pengetahuan Mistis, obyeknya Abstrak suprarasional, paradigmanya mistis, metodenya latihan dan percaya, dan kriterianya ialah rasa, iman, logis, kadang empiris. (Sumber: Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, 2010). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

117 Perbedaan Pengetahuan manusia filsafat dan filsafat ilmu
Pengetahuan filsafat Pengetahuan ilmu filsafat obyeknya abstrak rasional, paradigmanya rasional, metodenya rasional dan kriterianya rasional. obyeknya empiris, paradigmanya sain/ilmu, metodenya ilmiah dan kriterianya rasional-empiris. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

118 Perbedaan pengetahuan manusia
Pengetahuan mistis/tasauf Pengetahuan filsafat Obyeknya Abstrak suprarasional, paradigmanya mistis, metodenya latihan dan percaya, dan kriterianya ialah rasa, iman, logis, kadang empiris. filsafat obyeknya abstrak rasional, paradigmanya rasional, metodenya rasional dan kriterianya rasional. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

119 Perbedaan pengetahuan manusia
Pengetahuan mistis/tasauf Pengetahuan ilmu Obyeknya Abstrak suprarasional, paradigmanya mistis, metodenya latihan dan percaya, dan kriterianya ialah rasa, iman, logis, kadang empiris. obyeknya empiris, paradigmanya sain/ilmu, metodenya ilmiah dan kriterianya rasional-empiris Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

120 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: EPISTEMOLOGI ISLAM Bayani ‘Irfani Burhani Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

121 EPISTEMOLOGI ISLAM : 1. BAYANI
Prinsip-prinsip nalar Bayani: infishal (discontinue/keterpisahan). Alam seisinya ini masing-masing berdiri sendiri dan tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Pengaruhnya dalam pemikiran Islam nampak dalam memahami Tuhan dan ciptaanNya yang keduanya dipahami secara terpisah. Hal ini berimbas pada bangunan ilmu dalam alam pikiran Arab Islam, bahwa ada ilmu agama dan ada ilmu non-agama. Dalam beberapa kasus kemudian lahir pemahaman, bahwa ilmu yang didasari oleh masing-masing tersebut melahirkan klaim: iman dan kafir. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

122 Nalar Bayani… Al-tajwiz (keserbabolehan).
Prinsip ini mengingkari hukum sebab-akibat (causality). Kejadian lazim dan tidak lazim masing-masing dipahami secara sama, dan tidak tertarik sama sekali mencari jawabannya : mengapa sesuatu itu. terjadi. Prinsip ini, yang kemudian diadopsi oleh kalangan mutakkalimin sebagai prinsip “bila kaifa” jika menghadapi kepelikan masalah ketuhanan. Hal inilah yang menyebabkan dalam alam pikiran bayani tidak dihasilkan ilmu-ilmu bersifat eksakta. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

123 Nalar Bayani… Melanjutkan dalam mengungkap sesuatu discontinue, tradisi Arab menerapkan tradisi penalaran yang didasarkan pada faktor kedekatan dan keserupaan. Dari sini lahir model pemikiran yang bersifat analogis (qias)-deduktif dan kurang memberi peluang pada pendekatan lain dalam membangun ilmu pengetahuan. Dalam disiplin ilmu ushul fiqh, prinsip ini dilestarikan oleh Imam al-Syafi’i dengan metode qiyas, yang mempertahankan asal dengan suatu kasus yang baru (far’), karena adanya faktor kedekatan atau keserupaan pada keduanya. Menurut al-Syafi’i, inilah satu-satunya metode penalaran yang valid dalam menetapkan hukum Islam. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

124 NALAR BAYANI STRUKTUR FUNDAMENNTAL BAYANI 1. Origin (sumber)
Nash/Teks/Wahyu (Otoritas Teks) Al-Akhbar, al-Ijma’ (Otoritas Salaf) Al-‘Ilm al-Tauqifi 2. Method (Proses dan Prosedur) Ijtihadiyyah /Istinbathiyyah 3. Approach (pendekatan) Lughawiyyah (bahasa), dalalah lughawiyyah 4. Theoretical Fremework (kerangka teori) Al-Ashl – al-far’, Istinbathiyyah (pola pikr deduktif yang berpangkal pada teks), Qiyas al-‘illah (fi-kih), dll Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

125 NALAR BAYANI 5. Fungsi dan peran akal
Akal sebagai pengekang/penatur hawa nafsu, justifikasi – Taqlidi – (pengukuh kebenaran/ otorits teks), al-‘aql al-diniy 6. Types of Argument Dialektik (jadaliyyah); 7. Tolok ukur/validitas Keilmuan Keserupaan /kedekatan antara teks (nash) dengan realitas 8. Prinsip-prinsip dasar Infishal (discontinue)=Atomistik Tajwiz (keserba –bolehan=tidak ada hokum kasualitas. Muqarabah (kedekatan keserupaan),Analogi deduktif;Qiyas 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

126 NALAR BAYANI 9. Kelompok Ilmu-ilmu Pendukung
Kalam (Teologi),fikih (Juris prudensi)/fuqaha; Usuliyyah,Nahwu (Grammar;) Balaghah 10. Hubungan Subjek dan Objek Subjective 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

127 2. NALAR ‘IRFANI STRUKTUR FUNDAMENNTAL ‘IRFANI 1. Origin (sumber)
Experience Al-Ru’yah al-Mubasyirah/ Direct experience; al-‘ilm al-huduri 2. Method (Proses dan Prosedur) Al-Dzauqiyyah (al-Tajribah al-Bathiniyyah) Al-Riyadlah;al-Mujadah;al-kasyfiyyah;al-al-laduniyyah; penghayatan bathin/tasawuf 3. Approach (pendekatan) Psiko-Gnosis/ma’rifah ;intuitif;Dzauq (Qalb) Al-ladunniyah 4. Theoretical Fremework (kerangka teori) Dzahir-Bathin Tanzil-Ta’wil Nubuwwah-Wilayah (kewalian) Haqiqi-Majazi Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

128 NALAR ‘IRFANI 5. Fungsi dan peran akal Partisipatif
Al-Hads wa al-Wijdan Bila Wasithah;Bila Hijab 6. Types of Argument ‘Athifiyyah Spirituality (esoterik) 7. Tolok ukur/validitas Keilmuan Universal Reciprocity Empati Simpati Understanding Others 8. Prinsip-prinsip dasar al-Ma’rifah al-Ittihad/al-fana’ (al-Insan yadzubu fi Allah); al-Insan (partikular) yadzubu fi al-nas (universal) al-Hulul (Allah nafsuhu yagh-zu al-nafs al-Insaniyyah fa ya-hulla wa yatahawalu al-insan hina idzin ila kainin jadidin) (lht Harun mst) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

129 NALAR ‘IRFANI 9. Kelompok Ilmu-ilmu pendukung Al-Mutashawwitin
Ashhab al-Irfan/Ma’rifah (esoterik) Hermes/’Arifun 10. Hubungan Subjek dan Objek Intersubjektif Wihdat al-wujud;Unity in Difference;Unity in Multi-plicity Ittihad al’Arif wa al-Ma’ruf (lintas ruang dan waktu); Ittihad al’Aql, al’Aqil wa al-ma’qul 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

130 NALAR BURHANI STRUKTUR FUNDAMENTAL EPISTEMOLOGI BURHANI
Origin (sumber) Realitas/al-Waqi’ (alam,social,humanitas) Al’ilm al-husuli 2. Metode (proses dan prosedur) Abstraksi (al-Maujudah al-Bari’ah min al-Maddah) Bahtsiyyah-tahliliyyah-tarkibiyyah-naqidiah (al-Muhaqamah al-‘aqliah) 3. Approach (epistemologi) Filosofis-saintifik 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

131 NALAR BURHANI 4. Theoretical framework
al-Tashawwur-al-tashdiq;alhadd-alburhan premis-premis logika (al-manthiq) silogisme (2 premis + konklosi) A=B B=C Jadi, A=C 5. Fungsi dan peran akal Analistik kritis (al-Mu’a-nah-wa-almukabadah waiyallah al- Nazi) Idraku alsabab wa almusabbab Al-‘aql al- kauni Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

132 NALAR BURHANI 6. Types of argument
Demonstrative ( eksploratis;verivikatif;eksplanatif); Pengaruh pola Logika Aristoteles dan Logika Keilmuan pada umumnya 7. Tolok ukur faliditas keilmuan Korespondensi (hubungan antara akal dengan realitas) Koherensi (konsistensi logik) Pragmatik (fallibility of knowledge) 8. Prinsip-prinsip dasar Idrak al-Sabbab (nidhan al-Sabbaiyyah al-tsabit) Al-hatmiyyah (kepastian;certainty) Al-Mutabaqoh baina al-‘aql ba nidzam al-tabi’ah 7/3/2018 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012

133 NALAR BURHANI 9. Kelompok ilmu-ilmu pendukung
Falasifah (fakkar/scholers) Ilmuwan (Alam,Social,Humanitas) 10. Hubungan subjek dan objek Objektife (al-Nadzrah al-Maudlu’iyyah) Objektife rationalism (terpisah antara subjek dan objek) Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

134 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: TEORI KEBENARAN Korespondensi Koherensi Pragmatis Religius Sintaksis Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

135 TEORI KEBENARAN : 1. CORRESPONDECE
Persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi lingkungannya. Teori ini paling luas diakui oleh realis . Jika ide atau kesan yang dihayati subyek (seseorang) sesuai dengan kenyataan, realita obyek, maka sesuatu itu benar. Teori ini didasarkan atas pandangan ontologism bahwa dalam semesta ini ada dunia obyektif yang independent, yang tak tergantung kepada subyek yang menyadarinya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

136 KEBENARAN CORRESPONDECE
Karena itu masalah kebenaran lebih ditentukan oleh factor eksternal dan bukan factor inernal. Berdasarkan asas pendangan demikian, kebenaran bersifat obyektif. Secara sederhana, kebenaran ialah kesan subyek tentang suatu realita, dan perbandingan antara kesan dengan realita obyek. Jika keduannya ada persesuaian, persamaan maka itu benar. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

137 2. KEBENARAN CONSISTENCE
Mencari kebenaran berdasarkan konsistensi (ketetapan/keajekan) antara ide-ide atau kesan-kesan tentang suatu realita. Artinya berdasarkan adanya konsistensi antara idea atau kesan seseorang dengan orang-orang yang lain untuk suatu obyek yang sama, maka ini dipandang sebagai benar. Dengan kata lain, sesuatu itu benar sampai seberapa jauh andanya konsistensi antara kebenaran yang ditangkap subyek yang satu dengan subyek yang lain tentang satu realita (obyek) yang sama. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

138 3. KEBENARAN PRAGMATISME
Sesuatu itu benar hanya jika mereka berguna, mampu memecahkan masalah yang ada. Artinya, sesuatu itu benar, jika mengembalikan pribadi manusia di dalam keseimbangan, dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

139 4. KEBENARAN RELIGIOUS Manusia bukanlah semata-mata makhluk jasmaniah yang ditentukan oleh hukum alam (kausalitas) dan biologis. Manusia adalah pula makhluk rokhaniah sekaligus, pendukung nilai-nilai. Kebenaran tak cukup hanya diukur dengan rasio dan kemauan individu. Kebenaran pastilah mengatasi rasio dan kemauan individu. Kebenaran itu ialah absolut, mutlak dan berlaku utk semua manusia. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

140 5. KEBENARAN SINTAKSIS Kebenaran yg mengacu pada keteraturan sintaksi atau gramatika yg dipakai oleh suatu pernyataan atau tata bahasa yang melekatnya. Dalam paham kebenaran sintaksis ini suatu pernyataan dianggap benar apabila proposisi (pernyataan) itu mengikuti aturan-aturan sintaksis yang baku. Dg kata lain apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang disyaratkan maka proposisi itu tidak mempunyai arti. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

141 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: SARANA ILMIAH Bahasa Matematika Statistika Logika Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

142 1. BAHASA Bahasa : suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer (bermakna) yang dipergunakan oleh para anggota sesuatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

143 Lanjutan… Unsur-unsurnya: simbol-simbol vokal arbitrer, suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol yang arbitrer dan yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. Bahasa berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan emosi kepada orang lain, penyenangan jiwa, pengurangan kegoncangan jiwa baik pikiran yang berlandaskan logika induktif maupun deduktif. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

144 2. Matematika Matematika sebagai bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Fungsinya hampir sama luasnya dengan fungsi bahasa yang berhubungan dengan pengetahuan dan ilmu. Matematika merupakan ilmu deduktif yang memiliki kontribusi dalam perkembangan ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

145 Matematika… Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan. Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

146 3. Statisika Statistik mengandung arti kumpulan data yang berbentuk angka-angka (data kuantitatif). Seperti tabel, grafik, daftar informasi, angka-anngka, informasi. Penelitian untuk mencari ilmu (penelitian ilmiah), baik berupa survei atau eksperimen, dilakukan lebih cermat dan teliti dengan menggunakan teknik-teknik statistik. Statistik mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

147 Statistika Ilmu statistik adalah ilmu yg membahas dan memperkembangkan prinsip-prinsip, metode dan prosedur yg perlu ditempuh dl rangka: (1) pengumpulan data angka, (2) penyusunan atau pengaturan data angka, (3) penyajian atau penggambaran atau pelukisan data angka, (4) penganalisaan thd data angka, (5) penarikan kesimpulan, (6) estimation, dan (7) prediction secara ilmiah (dalam hal ini secara matematika) atas dasar pengumpulan data angka tersebut. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

148 4. Logika Logika merupakan sarana berpikir sistematis, valid, cepat, dan tepat serta dapat dipertanggungjawabkan dalam berpikir logis dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu seperti: mencintai kebenaran, mengetahui apa yang sedang dikerjakan dan apa yang sedang dikatakan, membuat perbedaan dan pembagian, mencintai defenisi yang tepat, dan mengetahui mengapa begitu kesimpulan kita serta menghindari kesalahan-kesalahan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

149 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: FILSAFAT ILMU Kegunaan teori (Eksplanasi Prediksi/Peramal dan Pengontrol) Hubungan ilmu dan nilai Ilmu bebas nilai dan terikat nilai Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

150 TIGA KEGUNAAN TEORI Alat ekspalanasi: suatu sistem eksplanasi yg dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem lainnya dalam memahami masa lampau, sekarang, serta mengubah masa depan. Alat peramal/prediksi: Karena ilmu mengerti faktor-faktor penyebab terjadinya gejala, maka ilmuan dapat membuat ramalan/prediksi. Alat pengontrol: Ilmuan selain mampu membuat ramalan/prediksi berdasarkan eksplanasi gejala, juga dapat membuat kontrol. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

151 HUBUNGAN ILMU DENGAN NILAI
Ada dua aliran dalam hubungan ilmu dan nilai yakni (1) value free/bebas nilai dan (2) value bound/terikat nilai. Value free: hanya menggunakan satu pertimbangan nilai yaitu nilai kebenaran dan mengesampingkan pertimbangan nilai metafisik yang lain yakni nilai etik, kesusilaan dan kegunaannya akan sampai pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus bebas nilai. Menjadikan kebenaran sebagai satu-satunya ukuran dan segala-galanya bagi seluruh kegiatan ilmiah, termasuk tujuan penentuan tujuan bagi ilmu pengetahuan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

152 ILMUAN VALUE FREE (The Liang Gie, 1984) antara lain:
Jacob Bronowski: Tujuan pokok ilmu adalah mencari sesuatu yg benar ttg dunia. Aktivitas ilmu diarahkan untuk melihat kebenaran, dan hal ini dinilai dengan ukuran pembenaran fakta-fakta. Victor Reisskop: Tujuan pokok ilmu bukan pada penerapan, tujuan ilmu ialah mencapai pemahaman-pemahaman terhadap sebab dan kaidah-kaidah ttg proses-proses ilmiah. Maurice Richter: Tujuan ilmu sebagaimana biasanya diakui dewasa ini meliputi perolehan pengetahuan yg digeneralisasi, disistematisasi mengenai dunia alamiah; pengetahuan yg membantu manusia utk memehami alam, meramal kejadian-kejadian alamiah dan mengendalikan kekuatan-kekuatan alamiah. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

153 ILMUAN VALUE BOUND ANTARA LAIN:
Value Bound: disamping menggunakan pertimbangan nilai yaitu nilai kebenaran, tetapi juga pertimbangan nilai metafisik yang lain yakni nilai etik, kesusilaan dan kegunaannya akan sampai pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan terikat (gaut) nilai. Francis Bacon: Ilmu pengetahuan adalah kekuasaan, lebih lanjut dijelaskan mengenai tujuan ilmu bahwa tujuan yg sah dan senyatannya dari ilmu-ilmu ialah sumbangan terhadap hidup manusia dg ciptaan-ciptaan dan kekayaan baru. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

154 Ilmuan: Value bound: Myrdal: Ilmu ekonomi telah menjadi terlalu matematik, steril dan tidak realistik. Objektivitas ilmiah yg secara ketat nilainya sebagai mitos, karena di balik teori-teori ekonomi terddapa t nilai-nilai etik. Daoed Yoesoef: ilmu pengetahuan memang merupakan suatu kebenaran tersendiri, tetapi otonomi ini tidak dapat diartikan bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

155 Ilmuan : Value Bound CA van Peursen: dalam meninjau perekembangan ilmu pengetahuan secara menyeluruh tidak lepas dari tiga pembahasan yaitu teori pengetahuan, teknik, dan etik. Lebih lanjut, ketiga persoalan ini harus dibahas secara bersama, karena teori pengetahuan melairkan teknik, dan teknik bersentuhan langsung dengan pertimbangan etik. Pengetahuan lebih berkuasa daripada teknik, dan teknik lebih berkuasa daripada etik. Ketiganya berhubngan dan jalin menjalin serta saling mempengaruhi, satu terhadap yang lainnya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

156 Keuntungan dan kerugian Value free:
Keuntungan value free: perkembangan ilmu akan terjadi cepat. Karena tidak ada yang menghambat atau menghalangi tatkala peneliti (1) memilih dan menetapkan objek yg hendak diteliti; (2) cara meneliti, dan (3) tatkala menggunakan produk penelitian. Kerugiannya: dapat melampawi batas-batas etika/agama dan kemanusiaan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

157 Keuntungan dan kerugian Value free:
Value bound: Keuntungannya menjaga nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan. Sedangkan kerugiannya ialah: perkembangan ilmu sedikit lebih lambat dibandingkan dengan value free. Karena peneliti akan dibatasi dalam (1) memilih dan menetapkan objek yg hendak diteliti; (2) cara meneliti, dan (3) tatkala menggunakan produk penelitian. Pertimbangan nilai etik dan kemanfaatan tidak dimaksudkan untuk mengubah ciri-ciri metode ilmiah, melainkan untuk menjamin kepentingan masyarakat. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

158 Epistemologi dan Aksiologi “Kerja jantung manusia”
Value free Value bound Mengambil jantung gelandangan sebagai objeknya (epistemologi) Menyakiti manusia atau tidak itu bukan persoalan (epistemologi) Bebas untuk menggunakannya Mengambil jantung yang mirip manusia sbg objeknya, seperti kelinci (epistemologi) Sebaik mungkin tidak menyekiti objeknya (epistemologi) Digunakan untuk kebaikan saja Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

159 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN VALUE FREE DAN VALUE BOUND
Perkembangan ilmu akan terjadi cepat. Karena tidak ada yang menghambat atau menghalangi tatkala peneliti (1) memilih dan menetapkan objek yg hendak diteliti; (2) cara meneliti, dan (3) tatkala menggunakan produk penelitian. Kerugiannya: dapat melampawi batas-batas etika/agama dan kemanusiaan. Keuntungannya menjaga nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan Sedangkan kerugiannya ialah: perkembangan ilmu sedikit lebih lambat dibandingkan dengan value free. Karena peneliti akan dibatasi dalam (1) memilih dan menetapkan objek yg hendak diteliti; (2) cara meneliti, dan (3) tatkala menggunakan produk penelitian. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

160 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: DINAMIKA ILMU Pra Yunan Kuno (abad 15-7 SM) Yunani Kuno (abad 7-2 SM) Pertengahan (abad 2-14 M) Renaisance (14-17 M) Modern (17-19 M) Kontemporer (abad 20 dan seterusnya) Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

161 1. Zaman Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)
Pada masa ini,masih menggunakan batu sbg peralatan. Zaman batu yang berkisar antara empat juta tahun sampai tahun SM sisa peradaban manusia yang ditemukan pada masa ini antara lain: Alat-alat dari batu Tulang belulang hewan Sisa-sisa beberapa tanaman Gambar-gambar di gua-gua Tempat-tempat penguburan Tuluang belulang manusia purba Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

162 Zaman Pra Yunani Kuno ditandai:
Know how dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind (keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis); Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstrak; Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

163 Zaman Pra Yunani Kuno: Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan; dan Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa sebelum yang pernah terjadi. Misalnya gerhana bulan dan matahari. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

164 Zaman Yunani Kuno (abad 7-2 SM)
Bangsa Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani: Tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi, Tidak lagi dapat menerima pengalaman berdasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelediki sesuatu secara kritis). Sikap kritis inilah yg menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir-ahli pikir terkenal Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

165 TOKOH-TOKOH YUNANI KUNO ANTARA LAIN: 1. Thales (624-546 SM).
Menurutnya : asal alam semesta itu adalah air, karena tidak ada kehidupan tanpa air. Ada tiga alasan munculnya persoalan tentang asal alam semesta ini. Sejak Thales mempersoalkan asal alam semesta, maka persoalan tersebut merupakan suatu pertanyaan yang terus-menerus dipersoalkan, dan dipandang sebagai persoalan abadi (perennial problems), yang disebut pula sebagai pertanyaan yang signifikan (a significant question). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

166 Lanjutan… Pertanyaan yang diajukan Thales tersebut menimbulkan suatu konsep baru yaitu “suatu hal tidak begitu saja ada, melainkan terjadi dari sesuatu”. Bertitik tolak dari sini timbul suatu konsep tentang perkembangan, suatu evolusi, genesis. Pertanyaan demikian hanya dapat timbul dalam pemikiran kalangan tertentu, bukan masyarakat awam, melainkan masyarakat intelektual yang berpikir lebih maju. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

167 2. Heraklitos ( SM) Ia melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah; sesuatu yang dingin. Itu berarti bahwa bila kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita harus menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Ungkapan yang terkenal dari Heraklitos dalam menggambarkan perubahan ini adalah panta rheri uden menei (semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal mantap). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

168 3. Pythagoras ( SM) Mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan (kuantitas) karena itu bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran segala-galanya. Seluruh jagad raya merupakan suatu harmoni yang mendamaikan hal-hal yang berlawanan. Bumi adalah bundar dan tidak datar. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

169 4. Sokrates ( SM) Ia tidak pernah meninggalkan tulisan, namun pemikirannya dikenal melalui dialog-dialog yang ditulis oleh muridnya Plato. Metode Sokrates dikenal sebagai “ilmu kebidanan” yaitu suatu metode dialektika untuk melahirkan kebenaran. Sokrates selalu mendatangi orang yang dia pandang memiliki otoritas keilmuan dalam bidangnya untuk diajak berdiskusi tentang pengertian-pengertian tertentu. Seperti apa itu konsep “keadilan”. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

170 5. Plato ( SM) Bertitik tolak dari polemik antara Parmenides dengan Heraklitos. Parmenides menganggap bahwa realitas itu berasal dari hal Satu (the one), yang tetap, tidak berubah; sedangkan Heraklitos bertitik tolak dari hal Banyak (the many), yang selalu berubah. Plato memadukan kedua pandangan tersebut dan menyatakan, bahwa di samping hal-hal yang beranekaragam dan yang dikuasai oleh gerak serta perubahan-perubahan itu sebagaimana yang diyakini oleh Heraklitos, tentu ada yang tetap, yang tidak berubah—sebagaimana diyakni oleh Parmenides. Plato menunjukkan bahwa yang serba berubah itu dikenal oleh pengamatan, sedangkan yang tidak berubah dikenal oleh akal yakni ide. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

171 6. Aristoteles ( SM) Ia murid Plato dan penasihat serta guru Iskandar Agung. Ajaran Aristoteles paling tidak dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang yaitu metafisika, logika dan biologi. Metafisika, mendasarkan filsafatnya pada realitas itu sendiri. Kenyataan bagi Aristoteles adalah hal konkret ini dan itu. Logika, Aristoteles didasarkan pada susunan pikir (syllogism) yakni premis mayor sebagai pernyataan pertama yang mengemukakan hal umum yang telah diakui kebenarannya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

172 Logika Aristoteles: Kedua, premis minor sebagai pernyataan kedua yang bersifat khusus dan lebih kecil lingkupnya daripada premis mayor. Ketiga, kesimpulan atau conclusion yang ditarik berdasarkan kedua premis tersebut di atas. Dengan demikian silogisme merupakan suatu bentuk jalan pemikiran yang bersifat deduktif, yang kebenarannya bersifat pasti. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

173 Biologi Aristoteles: Dalam hal biologi, Aristoteles banyak mendapat perhatiannya adalah biologi. Dalam embriologi, ia melakukan pengamatan perkembangan telur ayam sampai terbentuknya kepala ayam. Aristoteles mementingkan aspek pengamatan sebagai suatu sarana untuk membuktikan kebenaran sesuatu hal, terutama dalam ilmu-ilmu empirik. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

174 3. ZAMAN PERTENGAHAN (ABAD 2-14)
Zaman ini (middle age) ditandai dengan tampilnya para theology di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuan pada masa ini hampir semua adalah para theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Peradaban dunia Islam terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7 Masehi, 8 abad sebelum Galileo Galilei dan Copernicus. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

175 Lanjutan… Sedangkan kebudayaan Islam yang menaklukkan Persia pada abad 8 Masehi, telah mendirikan sekolah Kedokteran dan Astronomi di Jundishapur. Pada zaman kebudayaan Islam, dilakukan penerjemahan berbagai karya Yunani, dan bahkan Khalifah al-Makmun telah mendirikan Rumah Kebijaksanaan (House of Wisdom) pada abad 9 Masehi. Pada zaman pertengahan ini pula, ketika Eropa berada dalam zaman kegelapan (dark age), peradaban dunia Islam berada pada zaman keemasan (golden age). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

176 Lanjutan… Ali Kettani menengarai adanya 5 ciri yang menandai kemajuan pada masa itu, yakni: Universalis (universalisme) Tolerance (toleransi) International character of the market (pasar yang bertarap internasional) Respect for science and scientist (pengharagaan terhadap ilmu dan ilmuan) The Islamic nature of both the ends and means of sciences (tujuan dan sarana ilmu yang besifat ilmiah). Harun Nasution: kemajuan dunia Islam pada waktu itu karena ada persepsi ttg tingginya kedudukan akal. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

177 Lanjutan … Sekitar tahun M obor kemajuan ilmu pengetahuan berada di peradaban dunia Islam. Dalam lapangan Kedokeran muncul nama-nama terkenal seperti al-Razi ( ) dan Ibnu Sina ( ). Rhazes mengarang suatu Encyclopedia ilmu Kedokteran dengna judul Continens; Ibnu Sina telah menulis buku-buku kedokteran (al-Qanun) yang menjadi buku standar dalam ilmu kedokteran di Eropah. Abul Qasim menulis ensiklopedi kedokteran, yang antara lain menelaah ilmu bedah serta peralaran yang dipakai pada masa itu. Ibnu Rusd ( ) seorang ahli kedokteran yang menerjemahkan dan mengomentari karya-karya Aristoteles. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

178 Lanjutan… Al Idris ( ) telah membuat 70 peta dari daerah-daerah yang dikenal pada masa itu untuk disampaikan kepada Raja Roger II dari kerajaan Sicilia. Pada masa itu bangsa Arab juga menjadi pemimpin di bidang ilmu alam. Al-Khawarizmi menyusun buku Aljabar pada tahun 825 M, yang menajdi buku standar beberapa abad lamanya di Eropah. Ia juga menulis buku tentang perhitungan biasa (arithmetics), yang menjadi pembuka jalan penggunaan cara decimal di Eropa untuk menggantikan tulisan Romawi. Omar Khayyam ( ) seorang penyair, sekaligus ahli perbintangan dan ahli matematika. Ia telah menemukan pemecahan persamaan pangkat tiga. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

179 Sumbangsih sarjana Muslim:
Sumbangsih sarjana muslim dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bidang, yaitu: Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sedemikian rupa, sehingga dapat dikenal dunai Barat seperti sekrang ini. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan. Menegaskan system decimal dan dasar-dasar aljabar Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

180 4. Zaman Renaissance (14-17 M)
Renaisance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad Tengah mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman renaissance adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas, seperti pada zaman Yunani Kuno. Pada zaman renaissance manusia disebut sebagai animal rationale, karena pada masa ini pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Manusia ingin mencapai kemajuan (progress) atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan Ilahi. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

181 Tokohnya a.l: Francis Bacon:
Ungkapan Bacon yang terkenal adalah knowledge is power (pengetahuan adalah kekuasaan). Ada tiga contoh yang dapat membuktikan pernyataan ini yaitu: Mesin menghasilkan kemenangan dan perang moderen, Kompas memungkankan manusia mengarungi lautan, Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

182 Zaman Modern (17-19 M) Benua Eropalah dipandang sebagai basis perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini menurut Slamet Iman Santoso (1977) sebenarnya mempunyai tiga sumber, yaitu: Hubungan antara kerajaan Islam di Semananjung Iberia dengan Negara-negara Perancis. Para Pendeta di Perancis banyak yang belajar di Spanyol, kemudian mereka inilah yang menyebarkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya itu di lembaga-lembaga pendidikan di Perancis. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

183 Slamet Iman Santoso: Perang Salib ( ) yang terulang sebanyak enam kali tidak hanya menjadi ajarang peperangan fisik, namun juga juga menjadikan para tentera atau sekutu Eropalah yang berasal dari berbagai negara itu menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka itu sekembalinya di Negara-negara masing-masing. Pada tahun 1453 Istanbul jatuh ke tangan Bangsa Turki, sehingga para pendeta atau sarjana mengungsi ke Italia tau negera-negara lain. Mareka ini menjadi pionir-pionir bagi perkembangan ilmu di Eropah. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

184 Tokoh-tokohnya a.l: 1. Rene Descartes (1596-1650):
Seorang ahli ilmu pasti Dalam bidang filsafat Descartes mewariskan suatu metode berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengetahuan modern. Langkah-langkah itu: Tidak menerima apa pun sebagai hal yang benar, kecuali kalau diakini sendiri bahwa itu memang benar. Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk mempermudah penyelesaian. Berpikir runtut dengan mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit untuk sampai ke hal yang paling rumit. Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh diperlukan supaya tidak ada yang terlupakan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

185 2. Isaac Newton ( ) Ia seorang ilmuwan yang sekaligus menjadi pemimpin pada sebuah tempat pembuatan uang logam di kerajaan Inggris. Penemuannya dalam tiga bidang, yaitu teori Gravitasi (pergerakan), perhitungan Calculus (differensial/integral yaitu hubungan antara X dan Y. Kalau X bertambah, maka Y akan berambah pula, tetapi menuruti ketentuan yang tetap atau teratur), dan Optika (cahaya). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

186 3. Charles Darwin: Penganut teori evolusi yang fanatik.
Menurut Darwin bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi ini terjadi karena seleksi alam. Teorinya yang terkenal adalah Struggle for Life (perjuangan untuk hidup). Perjuangan untuk hidup ini berlaku pada setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama, sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan diri akan tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena it yang dapat bertahan adalah yang paling unggul (survival of the fittest). Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

187 4. J.J. Thompson (1897) Thompson menemukan electron, sehingga dengan penemuan inilah runtuhlah pendapat yang menganggap bahwa atom adalah materi yang terkecil. Penemuan ini juga membuka jalan bagi pengembangan Fisik Nuklir, yang dapat mengubah bermacam-macam atom di laboratorium. Pada berbagai percobaan yang dilakukan juga ditemukan bagian dari atom seperti: electron, proton, neutron, meson, dll. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

188 5. Zaman Kontemporer (abad 20 dst)
Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf, maka bidang fisika menempati kedudukan yang paling tinggi. Menurut Trout, fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsure-unsur fundamental yang membentuk alam semesta. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

189 Zaman Kontemporer Fisika juga menunjukkan bahwa secara historis hubungan antara fisika dengan filsfat terlihat dalam dua cara. Pertama, diskusi filosofus mengenai metode-metode fisika, dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fisika (misalnya: tentang materi, kausa, konsep ruang dan waktu). Kedua, ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenomena tentang materi, kausa, ruang dan waktu. Dengan demikian sejak semula sudah ada hubungan yang erat antara filsafat dan fisika. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

190 Diantara tokoh2nya: 1. Albert Einsterin (fisikawan termashur)
Ia menyatakan bahwa alam itu tak berhingga besarnya dan tak berbatas, tetapi juga tak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

191 2. Hubble Ia menggunakan teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita tampak menjauhi galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam semesta itu tidak statis, melainkan dinamis, sehingga meruntuhkan pendapat Einstein tentang teori kekekalan materi dan alam semesta yang statis. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

192 Hubble… Jagad raya ternyata berekspansi. Berdasarkan perhitungan mengenai perbandingan jarak dan kelajuan gerak masing-masing galaksi yang teramati, para fisikawan kontemporer (Gamow, Alpher, Herman) menarik kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita, Bimasakti, kira-kira 15 Milyar tahun yang lalu. Pada saat itu terjadi ledakan yang maha dahsyat yang melemparkan materi ke seluruh jagad raya ke semua arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi. Dentuman besar (Big Bang) itu terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan kecepatan sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang sangat kecil. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

193 Zaman Kontemporer Jagad raya ternyata berekspansi. Berdasarkan perhitungan mengenai perbandingan jarak dan kelajuan gerak masing-masing galaksi yang teramati, para fisikawan kontemporer (Gamow, Alpher, Herman) menarik kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi kita, Bimasakti, kira-kira 15 Milyar tahun yang lalu. Pada saat itu terjadi ledakan yang maha dahsyat yang melemparkan materi ke seluruh jagad raya ke semua arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi. Dentuman besar (Big Bang) itu terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan kecepatan sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume yang sangat kecil. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

194 Zaman kontemporer: Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan computer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuan kontemporer mengetahui hal yang sedikit tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan subspesialis. Demikian juga bidang-bidang ilmu lain. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

195 spt bio-teknologi, psiko-linguistik
DINAMIKA ILMU MONODISIPLINER DINAMIKA KEILMUAN MULTIDISIPLINER INTERDISIPLINER, spt bio-teknologi, psiko-linguistik Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

196 Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A.
Selasa, 03 Juli 2018 Tatap muka: Tanggal: PENGETAHUAN ILMIAH Konsisten, objek, metode dan empiris Langkah-langkah Metode Ilmiah Hubungan filsafat dan agama Hubungan ilmu dan agama Jalinan filsafat, ilmu dan agama Prof.Dr.H.Maragustam Siregar, M.A. Program Pascasarjan Magister Pendidikan Islam (MPI) Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Tahun Akademik 2011/2012 Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018 Handout Strategi dan Metode Pembelajaran

197 PENGETAHUAN ILMIAH Pengetahuan itu harus bersifat harus konsisten, yakni sejalan dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi. Pengetahuan tersebut harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya jika sekiranya tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah. Objek tertentu (formal dan material) Metode tertentu (deduksi, induksi dan analitik) Verifikatif: dapat diperiksa oleh siapapun Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

198 LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
Perumusan masalah; berisikan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan berbagai faktor yang terkait di dalamnya.  Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis; argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengait dan membentuk permasalahan. Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan. perumusan hipotesis; jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

199 Langkah-langkah Pengujian hipotesis; pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Penarikan kesimpulan; penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Apabila dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis, maka hipotesis diterima. Sebaliknya, apabila dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis, maka hipotesis ditolak. Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian pengetahun ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan yang mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya secara korespondensi. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

200 HUBUNGAN FILSAFAT DAN AGAMA
Semula filsafat dianggap sangat bertentangan dengan ajaran agama, khususnya agama Islam. Namun kemudian menurut Ibn Rusyd, antara filsafat dan agama sesungguhnya tidak ada pertentangan. Agama justru mewajibkan pemeluknya untuk belajar filsafat. Jika filsafat mempelajari secara kritis tentang segala wujud yang ada dan merenungkannya sebagai petunjuk bahwa ada sang pencipta maka sesungguhnya antara apa yang dikaji oleh filsafat dan apa yang dianjurkan oleh syari’ah telah saling bertemu. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa mempelajari filsafat sesungguhnya telah diwajibkan oleh syari’ah Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

201 Hubungan Ilmu dan agama
Ilmu dan teknologi amat bermanfaat bagi peradaban manusia. Namun pada sisi lain ilmu dan teknologi juga mengakibatkan kerusakan bagi peradaban manusia. Einstein pernah bilang bahwa ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu akan lumpuh Apabila tanpa agama maka ilmu akan membawa manusia ke jurang malapetaka. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

202 Lanjutan… Contohnya, pada saat ini terdapat kepala nuklir yang berkekuatan 1 juta kali bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima 63 tahun yang lalu. Kekuatan ini cukup untuk menghancurkan bumi menjadi berkeping-keping. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

203 JALINAN FILSAFAT, AGAMA DAN ILMU
Filsafat Pengembang Ilmu Filsafat merupakan pionir untuk mendobrak suatu ilmu yang meragukan yang akhirnya dapat melihat kebenaran yang hakiki. Setelah itu, ilmulah yang menyempurnakan dan memanfaatkan kemenangan. Filsafat kemudian pergi untuk menjelajah ke laut lepas mencari daerah lain. Dengan demikian filsafat adalah pengembang ilmu. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

204 Semula Ilmu disebut Filsafat
Lanjutan… Semula Ilmu disebut Filsafat Semua ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, semula sebagai filsafat. Contoh : Ilmu Fisika yang ditulis oleh Issac Newton semula bernama Filsafat Alam. Penjelajahan filsafat dan ilmu terbatas, maka agama lah yang dapat menjawabnya. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

205 FALSIFIKASIONISME (KARL R POPPER) (1902-1994 dari Austria)
Teori-teori apapun bisa jatuh dan salah. Tak ada satupun pengetahuan yang bersifat mutlak Pengalaman pada saat berbenturan dengan teori bila ia konsisten, maka ia akan diterima sebagai teori yang digunakan saat ini. Bila tidak, maka akan dibuat suatu teori dimana suatu hipotesis dimunculkan dan teori itu diuji secara empiris. Pada saat teori tersebut tidak sesuai dengan kebenaran atau falsified maka teori tersebut ditolak lalu kita kembali membuat suatu teori. Bila teori tersebut lolos dari falsifikasi maka teori tersebut diterima sebagai teori yang digunakan sementara. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

206 lanjutan Falsifikasi dilakukan dengan ovserbasi dan eksprimen
Merupakan kriteria status ilmiah dari suatu teori, dan bukan untuk menolak suatu teori melainkan untuk mengeliminasi kekurangan teori. Dia berada diantara rasionalisme kritis dan empirisme kritis. Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

207 والله الموافق الى اقوام الطريق وآخر دعواهم أن الحمد لله رب العالمين
KHATIMAH والله الموافق الى اقوام الطريق وآخر دعواهم أن الحمد لله رب العالمين والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Yogyakarta, 14 Januari Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018

208 HASIL DISKUSI KELOMPOK
Apa kesimpulannya Apakah sudah dapat dipahami semua. Jika belum apa hal yang belum dipahami secara jelas? Setiap kelompok membacakan hasil diskusinya Prof.Dr.H.Maragustam, M.A. : Filsafat Ilmu, 2012 7/3/2018


Download ppt "FILSAFAT ILMU Prof. Dr. H. Maragustam Siregar, M.A. HP"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google