Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh Yuni Mariani Manik, S.Pd., M.Pd

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh Yuni Mariani Manik, S.Pd., M.Pd"— Transcript presentasi:

1 Oleh Yuni Mariani Manik, S.Pd., M.Pd
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL Oleh Yuni Mariani Manik, S.Pd., M.Pd

2 SUBSTANSI PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Mata kuliah ini mengajarkan berbagai konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial terutama yang terkait dengan perspektif sosiologi, antropologi, politik, ekonomi, psikologi sosial, hukum, administrasi publik, dan pengembangannya (prospek)

3 POKOK BAHASAN Daftar Bacaan (Referensi) Konsep dan Teori
Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial Awal Sejarah Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu Sosial Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial Permasalahan Sosial Kategorisasi Teori Ilmu-Ilmu Sosial

4 Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu Sosial
Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu Sosial Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial Paradigma Ilmu Sosial Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial Pertanyaan Besar Teori Ilmu-Ilmu Sosial, tbk

5 DAFTAR BACAAN (Referensi)

6 Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi Wacana. Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the Twentieth Century, Cambridge, Polity Press. Beilharz, Peter,2002, Teori-Teori Sosial: Observasi Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian, Perbandingan, Yogyakarta, Kanisius. Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern: Dari Parson Sampai Habermas, Jakarta, Rajawali. Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a Changing World, Conception of Modernity, Cambridge, Polity Press. Doyle, Paul Johnson, 1986, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, (Robert MZ Lawang, penterjemah), Jilid 1,2, Jakarta, Gramedia.

7 Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama dalam Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Hardiman, F.Budi,1993, Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik dan Postmodernisme menurut Jurgen Habermas, Yogyakarta, Kanius. Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang, (Alimandan, Penyadur), Jakarta, Rajawali. Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-Teori Feminis Kontemporer, Yogyakarta, Jalasutra. Jones, Pip, 2009, Pengantar Teori-Teori Sosial, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

8 Kuhn, Thomas,S, 2000, The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, Bandung, Remaja Rosda Karya . Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas, Yogyakarta, Kanisius. Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama . Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Alimandan:Penyadur), Cetakan ketiga, Jakarta, Rajawali . ,2003, Teori Sosial Post Modern, Yogyakarta, Kreasi Wacana. Salim, Agus, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: Dari Denzin Guba dan Penerapannya, Yogyakarta, Tiara Wacana.

9 Sanderson, Stephen.K, 2000, Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta, RajaGrafindo Persada. Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta, Gramedia Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, Jakarta, LP3ES Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta, Bumi Aksara. Suryono, Agus,2004, Pengantar Teori Pembangunan, Malang, Universitas Negeri Malang, UM Press. ,2006, Ekonomi Politik Pembangunan dalam Perspektif Teori Ilmu Sosial, Malang, UM Press.

10 Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi: Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar .
Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta,Gramedia Pustaka Utama . Wallace, Walter,L,1990, Metoda Logika Ilmu Sosial, Jakarta, Bumi Aksara. Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory, London-New Delhi, Sage Publications, Thousand Oaks . tbk

11 KONSEP DAN TEORI

12 PENDAHULUAN BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS) DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI – REAKTUALISASI)

13 KONSEP TEORI METODOLOGI

14 APA ITU KONSEP ? MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA) ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI DAN FENOMENA SOSIAL WACANA FENOMENA ALAMI, MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK –NATURALISTIK (NATURAL LAW) WACANA FENOMENA SOSIAL, MELAHIRKAN ALIRAN HUMANISTIK – KULTURALISTIK (SOCIAL LAW)

15 KONSEP Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi dan lokasi wilayah/geografi, kondisi sumberdaya alam, kondisi kependudukan (SDM) – disebut Trigatra/Sikayamampu

16 Fenomena sosial, berkait dengan: peristiwa ideologi, peristiwa politik, peristiwa ekonomi, peristiwa sosial, peristiwa budaya, dan peristiwa pertahanan dan keamanan masyarakat (IPOLEKSOSBUDHANKAM) Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang banyak berkaitan dengan fenomena-fenomena sosial (konsep sosial) yang disebut dengan aspek kemasyarakatan (Pancagatra)

17 KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :
Realita atau fenomena sosial Individu dan masyarakat Interaksi sosial Proses sosial Kategori sosial Kolektivitas sosial Kelompok sosial Posisi/kedudukan sosial Peran sosial Fungsi sosial Status sosial Struktur sosial Kebudayaan Lembaga/Pranata sosial Stratifikasi sosial Kekuasaan dan otoritas sosial Integrasi/solidaritas sosial Konflik sosial Sikap dan perilaku sosial Penyimpangan/Patologi sosial Nilai dan norma sosial Sosialisasi dan akulturasi Sistem sosial Organisasi sosial Harmonisasi/Tertib sosial

18 FUNGSI KONSEP DALAM TEORI SOSIAL
Memberi pengertian dan pemahaman ttg sesuatu (kognitif dan afektif atau understanding) Memberikan penjelasan atau keterangan ttg sesuatu (explanasi) Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif) Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif dan komunikatif) Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya praktis dan sederhana (pragmatis)

19 TUJUAN KONSEP DALAM TEORI SOSIAL
Sebagai reduksi atau refleksi dari peristiwa, realita, gejala atau fenomena sosial yang berisikan data dan fakta-fakta sosial Untuk merumuskan kesepakatan (komitmen) definisi, pengertian, istilah, kata-kata, kalimat atau label-label dari fenomena sosial sebagai konsep-konsep sosial

20 Untuk merumuskan simbol-simbol, kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan kode-kode (morse) sebagai hasil konstruksi kelompok tertentu yang sifatnya lebih halus daripada peristiwa dan konsep-konsep sosial yang dirumuskan sebelumnya

21 MANFAAT KONSEP Dengan konsep, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain dan bahkan dengan machluk lain, karena adanya kesamaan pemahaman (mutual understanding) dan kesamaan pemaknaan (mutual meaning)

22 KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ILMU SOSIAL :
Realita atau fenomena sosial Individu dan masyarakat Interaksi sosial Proses sosial Kategori sosial Kolektivitas sosial Kelompok sosial Posisi/kedudukan sosial Peran sosial Fungsi sosial Status sosial Struktur sosial Kebudayaan Lembaga/Pranata sosial Stratifikasi sosial Kekuasaan dan otoritas sosial Integrasi/solidaritas sosial Konflik sosial Sikap dan perilaku sosial Penyimpangan/Patologi sosial Nilai dan norma sosial Sosialisasi dan akulturasi Sistem sosial Organisasi sosial Harmonisasi/Tertib sosial Perubahan Sosial

23 PROSES KONSEP KE TEORI Halus KODE (Askripsi, Morse) FORMULA
(dalil, rumus, stikma) MITOS (legenda, cerita) SIMBOL (Bahasa) KATAGORISASI (Teoritisasi) Kasar KONSEP (Istilah) PERISTIWA, FENOMENA Sensing, Persepsi dan Interpretasi Fakta dan Realita

24 FOKUS PEMBELAJARAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
REALITA E M P I R S FENOMENA/PERISTIWA KONSEP TEORI METODOLOGI

25 Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala
Proses dan kemampuan Penginderaan (sensing) Definisi konsep (sbg knowledge) Pembentukan proposisi (postulat/aksioma dan teorem) TEORI Non Uji Hipotesis (kualitatif) Uji Hipotesis (kuantitatif) Variabel dan Indikator Definisi operasional Fokus

26 MEMAHAMI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

27 MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

28 AAH…TEORI !!

29 UNSUR-UNSUR TEORI (Tom Campbell, 1994)
DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP) DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA, INFORMASI) PENJELASAN (EKSPLANASI, NARASI, URAIAN, ANALISIS, SINTESA, KONKLUSI, TEMUAN, INOVASI)

30 TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Politik/ Adm Teori Politik/ Adm A - Z ILMU-ILMU SOSIAL (UMUM) Ilmu Ekonomi Teori Ekonomi A - Z Sosiologi Teori Sosiologi A - Z

31 TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
Teori A - Z TEORI ILMU POLITIK/ADM (KHUSUS) Teori A - Z TEORI ILMU EKONOMI (KHUSUS) Teori A - Z TEORI SOSIOLOGI (KHUSUS)

32 TEORI Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan metodologis sehingga memiliki sifat obyektif (generalisasi) sebagai kesepakatan dunia akademis

33 Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial
Teori sebagai alat untuk menyatakan hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan Teori merupakan hasil kesepakatan masyarakat akademis sebagai perspektif etik (agenda akademis)

34 Teori memberikan pola bagi interpretasi data
Teori menghubungkan satu studi dengan studi lainnya Teori menyajikan kerangka sehingga konsep dan variabel memiliki arti dan makna penting Teori memungkinkan interpretasi makna yang lebih besar (siap pakai) daripada hasil temuan yang diperoleh dari penelitian (kegunaan laten/hidden)

35 PERSOALAN POKOK TEORI SOSIAL
Adalah bagaimana memandang dan memahami kenyataan kehidupan sosial sebagai realita yang harus dihadapi secara bijaksana (wisdom) dan bebas nilai (values free/ neutral/ non- etic)

36 TUJUAN TEORI SOSIAL Untuk memberikan pengertian dan pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial Untuk memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial Untuk kepentingan prediksi atau peramalan (forcasting) terhadap fenomena-2 sosial Sebagai kritik dan pengawasan (control) terhadap perkembangan konsep dan teori-teori sosial Melatih kepekaan dan tanggungjawab sosial (sensitivity and responsebelity)

37 MANFAAT TEORI SOSIAL Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap fenomena sosial yang diamati Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi atau dekonstruksi teori terhadap realita/ fenomena sosial yang diamati dengan persyaratan: relevan (cocok, layak), aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan), replikan (dapat di daur ulang), dan konsisten (runtut dan sistematik)

38 INTENSITAS TEORI SOSIAL
Jika situasi dan kondisi dalam keadaan normal (stabil), maka wacana teori memiliki intensitas rendah, tetapi aplikasinya tinggi Jika situasi dan kondisi dalam keadaan tidak normal (labil), maka wacana teori memiliki intensitas tinggi, tapi aplikasinya rendah bahkan tertolak

39 STRUKTUR TEORI SOSIAL GRAND THEORY (Analisis Menyeluruh) I
MIDDLE RANGE THEORY/ MESO THEORY (Analisis Sebagian) II CASE/SUBSTANTIVE/ IDEOGRAFIS THEORY (Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris) III

40 PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK
IDEALISME TEORI PRAGMATISME UTOPIANISME

41 METODOLOGI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori sosial VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan informasi (referensi) tentang perkembangan konsep dan teori-teori sosial INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu peristiwa / pandangan realistis empiris dari sejarah perkembangan teori sosial

42 METODE KRITIK TEORI Kejelasan Konsistensi Kecukupan Empiris
Kecukupan Eksplanatoris Rasionalitas Normatif

43 TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
AWAL SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

44 IBNU KHALDUN (ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN)
Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat

45 (1469 – 1559) IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA (Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519) THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara) JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH

46 SEKULARISME (Nichollo Machiavelli)
Sekularisme adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia) Sekularisme menuntun manusia untuk menempatkan agama hanya pada ranah individu dan wilayah spiritual (moral, teologi) Sekularisme mengharamkan agama ikut andil dalam mengatur kehidupan Sekularisme mengajarkan bahwa manusia bebas mengatur hidupnya sendiri tanpa campur tangan Tuhan/ Allah

47 AWAL SEJARAH PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL
ISIDORE AUGUSTE MARIE FRANCOIS XAVIER COMTE ( )

48 HUKUM TIGA TAHAP (Law of Three Stages)
Bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu: 1. Tahap teologi atau fiktif (Mitologi) 2. Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi) 3. Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *) *)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai sesuatu yang nyata, pasti, jelas, bermanfaat, serta lawan dari sesuatu yang negatif

49 REAKSI TERHADAP FILSAFAT POSITIVISME (ABAD KE 20)
Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap latarbelakangnya yang naturalistik dan deterministik. Naturalisme dan determinisme inilah yang dimasa lalu telah mendorong berkembangnya metafisika yang materialistik (kuantitatif), dengan implikasinya yang luas dalam segi kehidupan umat manusia

50 Reaksi terhadap kenyataan semangat kemajuan (progress) yang terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan adanya ketidak sinambungan (diskontinyuitas) di dalam perkembangan itu sendiri Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah PERKEMBANGAN (linear Vs kontinuum) yang menjadi mitos masyarakat secara umum. Selanjutnya, melahirkan upaya untuk memperhatikan struktur dari fenomena yang sebenarnya, atau secara lebih formal terhadap bentuk-bentuk logis yang lebih realistik

51 (POSITIVISTIK-NATURALISTIK) (HUMANISTIK-KULTURALISTIK)
Output Input AKIBAT (Yang ditandai) SEBAB (Penanda) HUKUM ALAM (POSITIVISTIK-NATURALISTIK) Kausalitas Linear AKIBAT SEBAB Makna HUKUM SOSIAL (HUMANISTIK-KULTURALISTIK) Proses Kesinambungan (kontinuum)

52 Kemiskinan Struktural
MALAS MISKIN Kemiskinan Natural Kemiskinan Kultural

53 DASAR-DASAR PENGAMATAN ILMU-ILMU SOSIAL

54 DASAR PENGAMATAN ILMU-ILMU SOSIAL
INTUISI AGAMA RASIONAL EMPIRIS Non- Empiris Aliran Positivistik – Naturalistik (Auguste Comte) Aliran Humanistik – Kulturalistik (Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)

55 SUMBER PENGAMATAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN
INTUISI AGAMA RASIONAL EMPIRIS Non-Empiris Non-Mainstream Aliran Positivistik - Naturalistik Mainstream Aliran Humanistik - Kulturalistik DEDUKTIF INDUKTIF

56 Dunia Empiris/ Empirical World: Dunia manusia di mana bisa dilakukan pengamatan, baik dengan indera atau peralatan yang dibuat manusia (The worlds susceptible to observation)

57 Sains berkembang oleh:
Proses pengamatan manusia secara sistematis & terus-menerus akan sesuatu yang dialami atau disaksikan dlm kehidupannya.

58 Sains mengandung 2 hal pokok: 1
Sains mengandung 2 hal pokok: 1. Istilah khas (konsep, jargon) yang digunakan sains 2. Kaidah-kaidah (teori, rumus) yang ditemukan oleh penelitian

59 Pengembangan sains umumnya melalui proses kajian yang unsurnya sbb :
Fakta/fenomena ditemukan diperkirakan kaitannya (hipotesis) Diamati fakta fakta baru Pengembangan sains umumnya melalui proses kajian yang unsurnya sbb : dilakukan pengujian secara sadar-terencana untuk menguji hipotesis. Dikomunikasikandi masyarakat secara luas ditemukan adanya bukti benar-tidaknya kaitan antar fakta2 tersebut disusun teori sesuai hasil dg jargonnya

60 Perkembangan sains ditentukan oleh Obyek yang diteliti Ada 3 kelompok obyek sains: - Benda mati - Makhluk Hidup (sel, virus, atom) - Individu dan Kelompok Masyarakat

61 Jika Obyeknya Benda mati: - Mudah ditemukan kaidahnya - Sains di bidang ini, a.l Fisika, Kimia, Geologi, Astronomi amat cepat majunya.

62 Jika Obyek Makhluk Hidup: - Relatif lebih sulit ditemukan kaidahnya dibanding dengan jika obyeknya benda mati. - Perkembangan misalnya: biologi, zoologi, dan kedokteran relatif lebih lambat dibanding dengan fisika-kimia

63 Jika Obyeknya Individu & Masyarakat : - Paling sulit menentukan kaidah kaidah empiriknya - Perkembangan ilmu sosial seperti: ekonomi, hukum, politik, dan sosiologi relatif lambat - Sains sosial kadang disebut berkembang pesat tapi kaidahnya relatif kurang keakuratannya (uncertainties).

64 Dunia Barat (Eropa, Amerika) amat maju dalam sains-teknologi karena 3 hal: - Kerja manusianya yg profesional Vs Amatiran - Memegang kunci teknologi - Dana & peralatan penelitiannya tercukupi

65 PERMASALAHAN SOSIAL (Social Problems)

66 PROBLEM EMPIRICAL WORLD CONCEPTUAL WORLD RESEARCH THEORY EMPIRIC
EXPLANATION UNDERSTANDING PREDICTION CONTROL THEORY EMPIRIC

67 MASALAH SOSIAL Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan 5 W + 1 H (what, why, who, where, when, how) Sesuatu yang mengandung keragu-raguan dan ketidak pastian dalam kehidupan masyarakat (anomie) Suatu kesenjangan (gap) antara sesuatu yang seharusnya (das sollen, teori) dengan sesuatu yang senyatanya (das sein, empiris)

68 Adanya kesenjangan (gap) antara teori sosial dan praktek teori sosial
Adanya sesuatu yang dianggap masih kurang (dis-distribution) Adanya ketidakseimbangan (dis-equity/dis-balance) Adanya sesuatu yang dianggap tidak cocok/tidak relevan (defesiensi) Sesuatu yang tidak layak (veasible), dianggap layak dan dipakai terus

69 Masalah sosial ada yang bisa terpecahkan dan ada pula yang tidak bisa terpecahkan (social connatus)
Dalam penelitian sosial, permasalahan sosial (social problems) dapat dirumuskan secara teoritis, empiris, dan normatif

70 MASALAH SOSIAL (UMUM) Kemiskinan Keadilan Sosial Pemerataan
Penataan Kelembagaan Demokrasi Hak Azasi Manusia Supremasi dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Ketidak percayaan Sosial (social distrust) dan Kebohongan Publik (public lie)

71 Penyalahgunaan Obat Terlarang (psikotropika)
Persamaan gender (egalitarian) Kebebasan (the freedom) Pemberdayaan SDM (empowerment) Terorisme dan Separatisme Aborsi dan Prostitusi Pornografi dan Pornoaksi Konflik Peradaban (civilization conflict) Kebebasan Informasi Publik (KIP)

72 MASALAH SOSIAL (KHUSUS)
1. Tingginya jumlah pengangguran 2. Kesenjangan pembangunan 3. Rendahnya kualitas SDM ((Pendidikan) 4. Menurunnya kualitas SDA 5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan 6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik 7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan 8. Ancaman separatisme dan terorisme 9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi (konvensional, transnasional) 10. Rendahnya kemampuan Hankam 11. Kekerasan atas nama agama

73 (Problem Operationalization) Dijawab dengan asumsi,
PERNYATAAN MASALAH (Problem Statement) RUMUSAN MASALAH DEFINISI MASALAH (Problem Definition) OPERASIONALISASI MASALAH (Problem Operationalization) Dijawab dengan asumsi, Proposisi, hipotesa, dan teori

74 PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
MEMBANTU MEMPERJELAS MASALAH YANG DIHADAPI MENGUMPULKAN DATA DAN FAKTA MENGANALISA DAN MENAFSIRKAN DATA MENGAJUKAN REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH Proses dimulai lagi MEMBERIKAN PENJELASAN DAN MENDORONG KEGIATAN MENANGGULANGI MASALAH SARAN-SARAN MEMPELAJARI HALANGAN YANG MUNGKIN TERJADI

75 KATEGORISASI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

76 ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC)
PURE SCIENCE/TEORI APPLIED SCIENCE/PRAKTEK NOMOTETIS: Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya Ingin tahu hakekat bendanya hal-hal yang bersifat umum Sosiologi IDIOGRAFIS : Memperhatikan bendanya dalam sifatnya yg konkrit, nyata (benar-benar terjadi dlm ruang dan waktu tertentu) Memperhatikan hal- hal yang khusus Sosiografi EKOLOGIS : Bagaimana seseorang harus berbuat untuk menyesuaikan diri dari salah satu citanya (etika, hukum) berbuat untuk mencapai suatu hasil Ilmu kedokteran, pertanian

77 Sosiologi Ilmu Ekonomi INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN Antropologi Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Politik Sejarah Psikologi Ilmu Hukum Sumber: Soerjono Soekanto, 1986

78 KATEGORI ILMU-ILMU SOSIAL (Dadang Supardan, 2008)
Sosiologi Antropologi Ilmu Geografi Ilmu Sejarah Ilmu Ekonomi Psikologi Ilmu Politik Ilmu Administrasi (Dikti, 2010) Ilmu Hukum (?) Masuk Ilmu Politik

79 FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK (Public Administration): Program Studi Ilmu Administrasi Negara/Publik JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS (Business Administration): Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

80 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK
Kebijakan Publik (S1,S2) Administrasi Pembangunan (S1) Administrasi Pemerintahan Daerah (S1) Perencanaan Pembangunan (?) Administrasi Pendidikan (?) Manajemen Publik (S2) Keuangan Daerah (S2) Perencanaan Pembangunan Daerah (S2) Pemberdayaan Masyarakat (S2)

81 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
Manajemen Keuangan (S1) Manajemen Pemasaran (S1) Manajemen Sumber Daya Manusia (S1) Manajemen Sistem Informasi (S1) Bisnis Internasional (?) Administrasi Perpajakan (?) Kebijakan Bisnis (S2) Pengembangan Sumber Daya Manusia (S2) Pengembangan Sistem Informasi (S2) Pengembangan Organisasi dan Kepemimpinan (S2)

82 PERSPEKTIF TEORI-TEORI ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER)
Desentralisasi Fiskal & Kebijakan Publik Desentralisasi Sumber daya Alam dan Kebijakan Publik Ekologi Administrasi Lokal dan Otonomi Daerah Environtmental Administration (termasuk Kebijakan Publik untuk Pencegahan & Penanggulangan Bencana) Etika Administrasi Publik/Etika Birokrasi/Korupsi Birokrasi Gender dan Administrasi Publik Globalisasi dan Peran Administrasi Publik

83 Hermeunetika Pembangunan
Hubungan Masyarakat, Negara dan Administrasi Publik Kelaparan/kemiskinan, Negara dan Administrasi Publik Kemerosotan/diskresi Sektor Publik dan Peran Administrator Publik Kepemimpinan Sektor Publik dan Proses Demokratisasi Konflik Sosial dan Peran Administrasi Publik Konflik Sosio-politik dan Peran Pemerintah Lokal

84 Konteks Politik dan Demokrasi Administrasi Publik
Pelayanan Publik dan Hak-hak Sipil Pelayanan Publik Sibernetik Pemerintahan Sibernetika Perubahan Sosial dan Budaya Administrasi (Administrative Culture) Problematika Anggaran Pembangunan Sebagai Masalah Politik & Administrasi Publik

85 Problematika Privatisasi Sektor Publik
Problematika Relasi Negara, Masyarakat Sipil dan Pasar (good governance) Proses Anggaran dan Administrasi Publik Sinergi Problematika Hukum Administrasi Publik/Kebijakan Publik/Kebijakan Pembangunan Media dan Administrasi Publik Terorisme & Administrasi Publik Problematika Pengambilan Keputusan di Sektor Publik, tbk

86 KATEGORISASI TEORI SOSIAL (William L. Morrow, Stephen P
KATEGORISASI TEORI SOSIAL (William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen K.Bailey, 1986) Teori Diskriptif Teori Pre-skriptif Teori Normatif Teori Asumtif Teori Instrumental

87 Teori Hubungan Manusia (Human Relation)
Teori Pengambilan Keputusan (decesion making) Teori Perilaku (Behavior) Teori Sistem (Integral Comprehensive) Teori Kontingensi (Mixed Theory), dan Teori Diskriptif - Eksplanatori

88 KETERANGAN Teori diskriptif menggambarkan apa-apa yang nyata-nyata terjadi dilapangan (memotret apa adanya) Teori pre-skriptif menggambarkan perubahan-perubahan untuk melakukan pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu proses teori dan fenomena tertentu Teori normatif pada dasarnya mempersoalkan peranan suatu kebijaksanaan/ perundang-undangan/ peraturan tertentu.

89 4. Teori asumtif lebih memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk memperbaiki suatu praktek dengan memahami hakekat suatu fenomena yang terjadi dalam lingkungannya 5. Teori instrumental bermaksud untuk melakukan konseptualisasi mengenai cara-cara memperbaiki suatu teknis sehingga dapat dibuat sebagai sasaran yang lebih realistik (tools of analysis)

90 6. Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam menentukan sikap, perilaku dan tindakan seseorang terutama dalam lingkungan kerja 7. Teori pengambilan keputusan (decesion making theory) lebih mengkonsentrasikan diri pada analisa proses pengambilan keputusan, apakah mempergunakan model statistik, model optimasi, model informasi, model simulasi, model liniar programming, model critical path scheduling, model inventory, model site location, ataukah model resources allocation, dan sebagainya (catatan : pada beberapa fakultas dan program training sudah merupakan mata pelajaran tersendiri).

91 8. Teori perilaku (behavior theory) orientasi yang dikembangkan adalah efesiensi dan sasaran dengan cara mengintegrasikan komponen-komponen anggota organisasi, struktur dan prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku lebih memahami pentingnya aspek dan faktor manusia sebagai alat utama untuk mencapai tujuan organisasi ( catatan : teori perilaku ini juga sudah merupakan mata kuliah tersendiri sebagai mata kuliah perilaku organisasi)

92 9. Teori sistem merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena mempunyai berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain agar dapat bertahan hidup (survival). Dalam sistem memiliki beberapa unsur sistem antara lain : unsur lingkungan, unsur masukan (input), unsur pengelola (konversi/throught put), unsur keluaran (out put/product), unsur efek atau unsur akibat (consequences), dan unsur umpan balik (feed back)

93 10. Teori kontingensi sebagai perkembangan dari teori sistem yang dipersamakan dengan pendekatan situasional yang mengakui adanya dinamika dan kompleksitas antar hubungan (interaksi sosial) 11. Teori deskriptif eksplanatori menjelaskan keaneka ragaman isi yang terkandung dalam fenomena lingkungan nyata (cenderung ke metode content analysis, discourse analysis, framing analysis).

94 SIFAT HUBUNGAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

95 PERBEDAAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakannya dalam memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara khusus, misal: 1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat 2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat 3. Sosiologi memahami tentang struktur sosial, mobilitas sosial, modernisasi, dsb.

96 SIFAT HUBUNGAN ANTAR TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Ketiga ilmu tersebut sama-sama membicarakan dan menelaah objek yang sama yakni tingkahlaku manusia dalam masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat serta berbagai gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya akibat dari interaksi, status dan peran mereka dalam masyarakat

97 Walaupun membicarakan objek yang sama, namun munculnya ketiga disiplin ilmu tersebut didasarkan pada sudut pandang (point view) yang berbeda tentang tingkah laku manusia dengan berbagai gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya Apabila ditelaah lebih mendalam, sesungguhnya gejala yang muncul kepermukaan didasarkan pada “kepentingan” atau alasan yang saling berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lainnya (multidisiplin & interdisiplin)

98 SIFAT HUBUNGAN ANTAR ILMU-ILMU SOSIAL
Monodisipliner Teori Klasik Multidisipliner Interdisipliner Teori Modern Transdisipliner Supradisipliner Teori Post-Modern

99 I. PENDEKATAN MONODISIPLINER
Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos Masalah Masalah Masalah Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi

100 II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER
Kesimpulan Gabungan (Konklusi) Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos Masalah Ilmu Politik Sosiologi Ilmu Ekonomi

101 III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER
Team Work (Tim Ahli) KESIMPULAN KOMPREHENSIF Masalah Rencana Pendekatan Bersama Pendekatan Ekonomi Pendekatan Politik Pendekatan Sosiologi Ilmu Ekonomi Ilmu Politik Sosiologi

102 IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER
Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme teori Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin lain yang dianggap lebih mampu melengkapi dan menyempurnakan ekspedisi (kajian) ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik yang dihadapi Contoh: Ekonomi Pancasila/Ekonomi Kerakyatan(Alm.Mubyarto)

103 V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER
Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh: ilmu ekonomi politik) yang melampaui batas-batas disiplin berkait dengan masalah visi (konsep dan teori), presisi (metodologi), maupun substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang kompleks Tergolong Contemporary Theory (teori kontemporer) Menggunakan gabungan banyak/ beberapa metode (multhymethode)

104 TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PERSYARATAN STUDI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

105 SYARAT STUDI TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang rasional dari realita sosial) Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang menggambarkan hubungan sebab akibat/ kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus) Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori, ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik) Non-etik (tidak ada maksud menanyakan apakah sesuatu itu baik atau buruk)

106 KARAKTERISTIK TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Babbie, 1973)
Logik Deterministik Umum Hemat Spesifik Dapat dibuktikan secara empirik Antar subyek (replikasi) Terbuka bagi adanya perubahan

107 PENDEKATAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PENDEKATAN INTERPRETATIF : Manusia sebagai subyek interpretatif dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi Pendekatan ini cenderung statusquo, karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan manusia dengan kenyataan sosial PENDEKATAN POSITIVISTIK : Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum-hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari kehendak manusia

108 PENDEKATAN KRITIS : Menawarkan perubahan yang bersifat partisipatoris Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif untuk menentukan siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia Teori dialektika Hegel: these + antithese = synthese; teks + konteks = aktualisasi

109 RUANG LINGKUP TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya berbicara tentang objek yang sama yaitu masyarakat (kumpulan individu yang bertempat tinggal pada suatu wilayah, dalam waktu yang relatif lama dan terus menerus) Kumpulan individu ini mempunyai karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan kumpulan individu dan masyarakat yang lain

110 FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Mengkaji, memahami, meneliti, dan menemukan makna tentang: Persamaan dan perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan organisasi, kelompok dengan kelompok, kelompok dengan organisasi, dan organisasi dengan organisasi lain Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat

111 4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul
sebagai akibat dari perbedaan nilai dan norma, serta pemilikan atas barang-barang dan jasa yang dianggap bernilai 5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha memperebutkan nilai-nilai yang dianggap bermanfaat dan menguntungkan 6. Perubahan sosial: baik dalam artian perubahan pikiran, gagasan, struktur sosial maupun perubahan dalam kelembagaan sosial secara keseluruhan

112 JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI): dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan tertentu, dan bersifat netral (taken for granted) BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI): berusaha mencari wahana dari cita-cita mengenai kebajikan, bersifat partisipan, memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek yang diamati bahkan menjadikannya sebagai subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan teori feminisme yang mencita-citakan masyarakat tanpa eksploitasi seksual)

113 PERSPEKTIF PERKEMBANGAN TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

114 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA BERKEMBANG DENGAN BAIK JIKA PROFESIONALISME MENJADI PROSES DAN TUJUANNYA DAN TIDAK TEROBSESI OLEH MARKET ORIENTED DAN POLITISASI

115 TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL (Ignas Kleden, 1987)
Teori Struktural Fungsional (Konstruksionisme, Social Redudency) Teori Struktural – Historis (Struktural Equilibrium) Teori Struktural- A Historis (Struktural Konflik)

116 TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL (KONSTRUKSIONISME)
Teori ini menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan suatu sistem sosial yang terbentuk oleh jaringan hubungan berbagai fungsi yang ada dalam suatu masyarakat, yaitu fungsi-fungsi seperti : peran, status, pendapatan, pekerjaan dll. Hubungan antara fungsi-fungsi sosial tersebut dianggap sama dengan hubungan antara fungsi-fungsi biologis dalam suatu organisme (Talcott Parson).

117 TEORI STRUKTURAL HISTORIS
Dimana tingkah laku manusia seakan-akan ditentukan hanya oleh pranata ekonomi dengan tekanan khusus, padahal kenyataannya bahwa tingkah laku manusia berhubungan langsung dengan hubungan produksi yang melibatkannya (Max Weber= Legal Formal, Ekonomi, Tradisi, Emosi/Afeksi --- Action)

118 Dengan demikian orang-orang yang mempunyai akses terhadap faktor-faktor produksi akan mempunyai bentuk tingkah laku yang berbeda dari mereka yang tidak memiliki akses tersebut (Hegel = Ide ---Action ---Sejarah) Relasi produksi tersebut menimbulkan klas-klas sosial dalam masyarakat, dan tingkah laku sosial sebetulnya tidak lebih dari masalah yang muncul dari pertarungan antar klas (Karl Marx = Materi --- Action----Sejarah)

119 TEORI STRUKTURAL A-HISTORIS
Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh beberapa struktur apriori yang asal-usulnya tidak dapat dijelaskan oleh perkembangan sejarah, bahkan sebaliknya sejarah dibentuk oleh watak struktur-struktur tersebut (Levi Strauss).

120 PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ABAD XIX DAN ABAD XX
Teori klasik & modern Data empirik Generalis-Praktisi Proses teoritisasi Uni Linear A – Historis Definisi tidak jelas Sebagai alat analisis (mean) Untuk tujuan praktis dan memecahkan masalah (problem solving) Teori kontemporer Konsep – Teoritik Teoritisi – Profesional Kepentingan Politik/Publik Multi Linear Historis Definisi jelas Sebagai tujuan (end) Sebagai wilayah profesionalis untuk tujuan akademik Sumber: Patrick Baert, 1998, Social Theory in The Twentieth Century,Cambridge, Polity Press.

121 ANATOMI DAN JENIS TEORI ILMU SOSIAL

122 ANATOMI TEORI SOSIAL KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan (Comte), teori siklus perubahan budaya (Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial (Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas (Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi (Simmel), teori konstruksi sosial (Berger) MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori interaksionisme simbolik (Mead), teori dramaturgi (Goffman), teori etnometodologi (Garfinkel), teori pertukaran sosial (Homans), teori fungsional (Parson), teori fungsionalisme-struktural (Merton), teori neo-fungsionalisme (Alexander), teori kritis (Marx)

123 KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori pilihan rasional (Elster), teori konflik (Dahrendorf), teori post-modernism (Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori kritis (Jurgen Habermas)

124 KARAKTERISTIK TEORI KONTEMPORER
Teori kontemporer menjelaskan hubungan (aksi dan interrelasi) antara struktur dan agensi Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak memandang struktur dan agensi sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur; melainkan dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan kontinuum sehingga menghasilkan dualitas struktur

125 Aktor atau agensi menurut pandangan aliran ini adalah partisipan yang aktif dalam mengkonstruksi kehidupan sosial, setidak-tidaknya menjadi tuan atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan manusia selalu mempunyai tujuan Artinya bahwa aktor secara rutin dan diam-diam memonitor apa yang sedang ia lakukan, sebagaimana reaksi orang terhadap tindakannya dan lingkungan dimana ia melakukan aktivitas tersebut

126 Sedangkan struktur, selain dapat membatasi aktivitas manusia (constraining) tetapi juga memberikan kebebasan bertindak (enabling) kepada manusia Dualitas struktur melihat kekuasaan sosial sebagai simuka janus (the janus face of power) yang berfungsi sebagai alat analisis kehidupan sosial yang penting, terutama mengenai hubungan antara tindakan manusia dan struktur.

127 JENIS TEORI SOSIAL TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional, teori struktural , teori equilibrium, teori konflik TEORI SOSIAL MIKRO: teori fenomenologi, teori interaksionisme simbolik, teori etnometodologi, dan teori dramaturgi

128 PARADIGMA (ILMU) SOSIAL

129 PARADIGMA Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu persoalan yang didalamnya terdapat sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi tertentu, model tertentu, dan solusi tertentu Setiap paradigma diandaikan otonom, mandiri dan terpisah dengan paradigma yang lain (memiliki jargon, simbul dan konsep sendiri-sendiri), sehingga paradigma pada hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan sebagai studi komparatif

130 PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL
Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian paradigma sebagai aliran utama pada umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial dalam masyarakat Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber, sampai dengan perkembangan pemikiran teoritis di zaman modern dan kontemporari seperti Karl Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman, Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan pelbagai aliran pemikiran teoritis

131 MANFAAT PARADIGMA SOSIAL
Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga paradigma tersebut merupakan metode untuk memahami masalah dan kenyataan sosial (penjelas realita) Sebagai peta metode (map method) kedudukan ilmu dan fungsinya Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan untuk melihat suatu realitas sosial dan masa depan kehidupan sosial sebagai pokok bahasan suatu penelitian sosial

132 TIGA PARADIGMA SOSIAL Paradigma Fakta Sosial
Pardigma Definisi Sosial, dan Paradigma Perilaku Sosial.

133 FAKTA SOSIAL (Emile Durkheim)
Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan sosial Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif Pranata dan struktur sosial merupakan kunci memahami dan mengerti tindakan seseorang atau sekelompok orang Paradigma ini berpendapat bahwa tindakan manusia tidak dapat dilakukan secara bebas, karena ada fakta lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap tindakan manusia tersebut

134 DEFINISI SOSIAL (Max Weber)
menyatakan bahwa problem kehidupan sosial berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai pelaku kehidupan sosial Weber memandang bahwa tindakan individu adalah kunci kehidupan bersama Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan struktur adalah sesuatu yang impersonal yang merupakan konsep rasional tindakan individu yang disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap tindakan selalu dilandasi oleh motivasi dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar

135 PERILAKU SOSIAL (BF. Skiner)
memandang bahwa tata hubungan sosial adalah merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni hubungan stimulus dan respon Dengan demikian tindakan manusia adalah tanggapan atau respon terhadap stimuli yang ditujukan kepadanya Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus disajikan kembali dan jika menyangkut suatu kebutuhan dan kepentingannya Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut ganjaran atau hadiah (reward) Jadi, dinamika hidup sosial esensinya adalah sebagai suatu mekanisme stimuli dan respon (aksi dan reaksi)

136 PERJALANAN PARADIGMA SOSIAL
Normal Anomali Paradigma 2 Revolusi Ilmu Krisis Sumber: Kuhn, Thomas.S, 1970, The Structure of Scientific Revolutions.

137 MODEL Model lahir dari proposisi minor dan proposisi mayor sebagai hasil temuan penelitian empiris Replikasi atau refleksi dari realita Model ideal (hasil bacaan/ referency/ theoritical model) Model yang senyatanya (exsisting/ empiric model) Model yang diajukan/ disarankan (recommended/ alternative model)

138 PETA TEORI ILMU-ILMU SOSIAL (Dadang Supardan, 2008)

139 SKETSA/PARAMETER TEORI SOSIAL (Tom Campbell, 1994)
Idealis - Materialis (Platoian, Marxian) Deskriptif - Normatif (Durkheimian, Weberian) Individualistis - Holistis (Hobbesian) Konflik - Konsensus (Aristotelesian, Marxian) Positivis - Interpretatif (Comteian, Weberian)

140 TEORI-TEORI SOSIOLOGI
TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM - TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial; Teori Sistem Sosial TEORI EVOLUSI SOSIAL HERBERT SPENCER TEORI TEKNOLOGI DAN KETINGGALAN BUDAYA (CULTURAL LAG) - WILLIAM F.OGBURN TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN TEORI STRUKTURASI - ANTHONY GIDDENS TEORI GLOBALISASI “OF NOTHING” - GEORGE RITZER

141 TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
TEORI ORIENTASI NILAI BUDAYA - KLUCKHOHN TEORI EVOLUSI SOSIOKULTURAL PARALEL-KONVERGEN-DIVERGEN SAHLINS DAN HARRIS TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN LEWIS H.MORGAN TEORI EVOLUSI ANIMISME DAN MAGIC - TAYLOR DAN FRAZER TEORI EVOLUSI KELUARGA - J.J.BACHOVEN TEORI UPACARA SESAJI SMITH

142 TEORI-TEORI ILMU GEOGRAFI
TEORI LEDAKAN PENDUDUK - THOMAS ROBERT MALTHUS TEORI PENGARUH IKLIM TERHADAP PERADABAN - ELLSWORT HUNTINGTON TEORI LOKASI LAHAN - JOHANN HEINRICH VON THUNEN TEORI KOTA KONSENTRIS – BURGESS TEORI KONFLIK ANTAR SUKU BANGSA NOMADIK – SEDENTER JEAN BUNHES

143 TEORI-TEORI ILMU SEJARAH
TEORI GERAK SIKLUS SEJARAH – IBNU KHALDUN TEORI DAUR KULTURAL SPIRAL – GIAMBATTISTA VICO TEORI TANTANGAN DAN TANGGAPAN – ARNOLD TOYNBEE TEORI DIALEKTIKA KEMAJUAN – JAN ROMEIN TEORI DESPOTISME TIMUR – WITTFOGEL TEORI PERKEMBANGAN SEJARAH DAN MASYARAKAT – KARL MARX TEORI FEMINISME – WOLLSTONECRAFT

144 TEORI-TEORI ILMU EKONOMI
TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas; Keuntungan mendorong investasi; Keuntungan cenderung menurun; Keadaan stationer TEORI TAHAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI MODERNISASI - WW.ROSTOW: Tahap tradisional; Tahap prakondisi tinggal landas; Tahap tinggal landas; Tahap kematangan (maturity); Tahap konsumsi massa tinggi

145 TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak balik; Dampak sebar; Ketimpangan regional; Dampak balik dan dampak sebar; Peranan pemerintah; Ketimpangan internasional; Perpindahan modal TEORI NILAI SURPLUS – KARL MARX TEORI MONETARISME PASAR BEBAS - FRIEDMAN

146 TEORI-TEORI PSIKOLOGI
TEORI AGRESI PSIKOANALISIS – SIGMUND FREUD TEORI DISONANSI KOGNITIF – FESTINGER TEORI KEPRIBADIAN – ERICH FROMM TEORI DEPRIVASI RELATIF – GURR TEORI KECERDASAN MAJEMUK – HOWARD GARDNER

147 BENTUK PEMETAAN TEORI DALAM ILMU POLITIK
TEORI POLITIK EMPIRIS TEORI POLITIK FORMAL TEORI POLITIK NORMATIF

148 TEORI-TEORI ILMU POLITIK
TEORI POLITIK KEKUASAAN – NICCOLO MACHIAVELLI TEORI NEGARA BERDAULAT – JEAN BODIN TEORI KEKUASAAN NEGARA TERBATAS – JOHN LOCKE TEORI PEMISAHAN KEKUASAAN – BARON DE MONTESQUIEU TEORI HAK PEMILIKAN LEGAL – ROBERT NOZICK

149 TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT !!


Download ppt "Oleh Yuni Mariani Manik, S.Pd., M.Pd"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google