Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Trend Kebijakan dalam sistem kesehatan: Apa respon kita?

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Trend Kebijakan dalam sistem kesehatan: Apa respon kita?"— Transcript presentasi:

1 Trend Kebijakan dalam sistem kesehatan: Apa respon kita?
2017 Trend Kebijakan dalam sistem kesehatan: Apa respon kita? Prof Dr Laksono Trisnantoro

2 Isi: Pengantar Ketrampilan untuk Sense Making bagi para Pemimpin Perguruan tinggi Perubahan yang terjadi dan Pemahaman Apa Penafsiran dan apa responnya? Kepemimpinan

3 A. Pengantar: Model Berfikir Sense Making
Pemahaman Mengenai Perubahan, termasuk aspek sejarah Melakukan tindakan sebagai respons Deteksi adanya Perubahan Penafsiran

4 Model Berfikir Sense Making dan Menyusun Rencana Strategis
Pemahaman Mengenai Perubahan, termasuk aspek sejarah Melakukan tindakan sebagai respons Deteksi adanya Perubahan Penafsiran Menyusun Rencana Strategis Trend Watching ….Strategic Thinking Melaksanakan

5 Deteksi dan Memahami Perubahan-perubahan di sektor kesehatan (Trend Watching)
Politik Ekonomi Sosial-Budaya Teknologi Kesehatan/Kedokteran Epidemiologi Kebijakan Kesehatan

6 Model Berfikir Sense Making dan Menyusun Rencana Strategis
Politik Ekonomi Sosial-Budaya Teknologi Kesehatan/Kedokteran Epidemiologi Kebijakan Kesehatan Model Berfikir Sense Making dan Menyusun Rencana Strategis Pemahaman Mengenai Perubahan, termasuk aspek sejarah Melakukan tindakan sebagai respons Deteksi adanya Perubahan Penafsiran Menyusun Rencana Strategis Trend Watching ….Strategic Thinking Melaksanakan

7 Perubahan-perubahan apa yang terjadi (Time Series) dalam Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Pendidikan Kedokteran/Kesehatan Masyarakat? Kebijakan-kebijakan, antara lain: Pembiayaan Pembayaran bagi lembaga dan tenaga medik Pengorganisasian pelayanan Pendidikan Kedokteran dan Tenaga Kesehatan Perubahan-perubahan kebijakan dalam sistem kesehatan ini dapat diukur secara: Kuatitatif Kualitatif “Rasa”

8 1. Trend Kebijakan Pembiayaan
Sejak 20 tahun yang lalu Sistem Jaminan Kesehatan Berbasis asuransi dengan BPJS Sistem Fee-for-Service berbasis mekanisme pasar dan subsidi

9 Problem dalam Pembiayaan Kesehatan Indonesia
BPJS Defisit. Pemerataan Pelayanan Kesehatan tidak berjalan efektif Peningkatan mutu belum diperhatikan

10 Mengapa BPJS Defisit? Pendapatan Fix: Diatur oleh berbagai Regulasi.
Pengeluaran, terutama untuk Klaim INA-CBG yang lebar: bersifat Unlimited Tidak ada batas atas untuk: Pasien Rumahsakit Pemerintah Daerah

11 Catatan: Trend Perkembangan Ekonomi di Indonesia
GDP Tax Revenue Non-Tax Revenue Penerimaan negara dari pajak relatif rendah. Sampai tahun 2017

12 Dari mana sumber dana lainnya?
Dana Luar Negeri (Hutang dari Bank Dunia dan dari sumber lainnya). Dana potensial di GDP

13 Potensi sumber dana dari GDP
Tax Revenue Non-Tax Revenue

14 Perhitungan Di tahun 2015: Dengan GDP lebih dari 10 ribu Triliun
BPJS sekitar 50 Triliun Masih ada sekitar 1% GDP (lk 100 T) yang “belum dipakai” untuk kesehatan Menjadi potensi sumber dana untuk kesehatan Pra UHC di tahun 2014: sekitar 3% GDP Indonesia terpakai untuk kesehatan Negara lain di Asia Tenggara: Filipina 4.4%, Thailand 4.6% (World Bank, OECD)

15 Potensi dana GDP Menaikkan Premi PBPU
Menggunakan Askes Swasta Komersial Menambah Out-of-Pocket, termasuk cost-sharing Mekanisme Public-Private-Partnership Menggali Dana filantropisme Mekanisme PRUK (Pungutan Rokok)

16 Bagaimana Dana untuk Pendidikan Kedokteran?
Sdh ada dana beasiswa S1 Beasiswa untuk PPDS Beasiswa untuk Fellow Biaya Operasional PTN tidak banyak meningkat

17 2. Trend Kebijakan Pembayaran
Pembayaran untuk RS Pembayaran untuk Tenaga Kesehatan

18 Kebijakan Pembayaran untuk RS
Sebagian besar RS mendapat income dari BPJS Pembayaran ke RS dilakukan melalui mekanisme INA-CBG Sebagian RS Swasta tidak mau ikut BPJS: menggarap pasar kelas atas. Jumlah meningkat di kota-kota besar

19 Kebijakan Pembayaran untuk Dokter dan Tenaga Kesehatan
Dikerjakan di RS melalui remunerasi Di FKTP melalui kapitasi, namun tidak jelas bagaimana pembayarannya. Pendapatan dokter di RS pasca BPJS ada yang meningkat ada yang tidak… Menggunakan pola Remunerasi

20 Apa dampaknya? Pertumbuhan dan Penyebaran RS: Pemerintah, Swasta (Yayasan, PT-Jaringan) Pertumbuhan dan Penyebaran Tenaga Kesehatan

21 RS dan Spesialis per Regional
Sumber : Sumber : Profil Kemenkes Analis: Andreasta Meliala, Elisabeth Listyani

22 RS dan Spesialis Regional 1
Sumber : Sumber : Profil Kemenkes Analis: Andreasta Meliala, Elisabeth Listyani

23 RS dan Spesialis Regional 2
Sumber : Sumber : Profil Kemenkes Analis: Andreasta Meliala, Elisabeth Listyani

24 RS dan Spesialis Regional 3
Analis: Andreasta Meliala, Elisabeth Listyani Sumber : Sumber : Profil Kemenkes

25 RS dan Spesialis Regional 4
Sumber : Sumber : Profil Kemenkes Analis: Andreasta Meliala, Elisabeth Listyani

26 RS dan Spesialis Regional 5
Sumber : Sumber : Profil Kemenkes Analis: Andreasta Meliala, Elisabeth Listyani

27 Secara keseluruhan: Jumlah spesialis meningkat tinggi di beberapa propinsi Yang menarik…ada yang stagnan (DKI dan DIY). Pemerataan masih belum baik Pengembangan Sub-spesialis dan fellow masih belum tertata

28 Hubungan Strategi RS dengan Spesialis
RS-RS yang menggunakan Strategi Cost-Leadership RS-RS yang menggunakan Strategi Diferensiasi (sebagian tidak menerima BPJS) Pelayanan kesehatan menjadi Two-tier RS tidak untuk pelayanan non-BPJS RS dengan pelayanan BPJS

29 Permintaan Pelayanan Kesehatan (Demand)
Masyarakat Kaya 10% orang kaya Indonesia = 25 juta = Penduduk Malaysia Tier: 1. RS yang tidak melayani BPJS 1 2 3 7.4 % penduduk <1 US$ sehari 49% penduduk <2US$ sehari 16.7 % penduduk <1.55 US$ sehari masyarakat miskin Tier: 2. RS yang melayani BPJS

30 Trend Residen dan Fellow sebagai Pekerja.
Sudah banyak RS yang menerapkan kebijakan ini RS Sardjito masih belum Perkembangan pertumbuhan RS, patient-safety, dan pembiayaan mendorong trend Residen dan Fellow sebagai pekerja

31 Trend Baru sebagai implikasi JKN
Terjadi peningkatan potensi Fraud yang disebabkan pembayaran Claim Fraud merupakan tindakan kriminal yang harus dicegah dan ditindak

32 3. Trend Organizing Penguatan Sistem Rujukan Nasional
RS Pendidikan dan AHS Pendidikan Dokter dan Tenaga Kesehatan Pengembangan Inter-Profession Education Konflik di Perhimpunan Profesi

33 Sistem Rujukan Nasional
Saat ini sedang dikembangkan 3 sampai dengan 5 tahun lagi akan jadi. Lihat web

34 RS Pendidikan dan AHS Perkembangan AHS yang semakin baik
PP mengenai RS Pendidikan sudah keluar dan banyak sekali hal yang harus diiikuti RS Sardjito perkembangan sebagai RS Top-Referral relatif masih lambat. RS-RS Rujukan Nasional yang lain lebih agresif, termasuk dalam praktek sore, insentif residen, sampai ke Webinar rujukan nasional.

35 Trend Pendidikan Spesialis dan Sub-Spesialis
University Based Hospital Based Masih mencari format: Dengan adanya sistem Dosen NIDK Semakin mengarah ke Hospital Based Ada mahasiswa pendidikan spesialis, sub-spesialis, dan Fellow

36 Pengembangan Inter-Profession Education
Kesadaran mengenai IPE semakin berkembang

37 Trend Konflik di Perhimpunan Profesi
Perkembangan konflik di perhimpunan profesi masih belum menunjukkan titik terang Ada dua ideologi berbeda yang terus melakukan pertarungan Berbagai hal masih akan terjadi

38 Trend Persaingan Internasional
MEA Kesiapan Indonesia

39 Semakin ketat 4. Trend Regulasi Ke model sektor penerbangan
Regulasi dalam Lembaga Pelayanan Kesehatan Regulasi dalam Tenaga Kesehatan Mutu Pelayanan Fraud dalam Pelayanan Semakin ketat Ke model sektor penerbangan

40 Trend Digitalisasi sistem kesehatan dan pendidikan
Plus Trend Digitalisasi sistem kesehatan dan pendidikan

41 B. Apa Penafsiran berbagai Trend ini?
Pemahaman Mengenai Perubahan, termasuk aspek sejarah Melakukan tindakan sebagai respons Deteksi adanya Perubahan Penafsiran Menyusun Rencana Strategis Trend Watching…Strategic Thinking Melaksanakan

42 Penafsiran sebagai bahan untuk Renstra FK UGM:
Two-tier system dan Internasionalisasi Pengembangan Spesialis dan Sub-spesialis dalam konteks RS Rujukan Nasional dan pendapatan spesialis Pengembangan Ners Manajemen RS, BPJS, Dinas Kesehatan Kebutuhan Tenaga-tenaga Kesmas: Epidemiologist, Promkes, dll ….

43 Penafsiran strategis terkait Produk Pendidikan dan Penelitian/Konsultasi:
Apa yang akan dihasilkan oleh FK-KMK UGM? Siapa yang membayar? Pemerintah, Lembaga Swasta? Masyarakat, Filantropis, Luarnegeri, Bagaimana indikator kinerjanya?

44 C. Siapa yang melakukan Penafsiran untuk Respon?
Pemimpin Struktural di FK Pemimpin Keilmuan (non-struktural) Siapa mereka?

45 Pemimpin di FK-KMK Struktural Keilmuan Dekanat Ketua Departemen
Ketua Prodi Ketua Pusat Professor-Professor Lektor Kepala

46 1. Kepemimpinan struktural: Dekan dan Rektor
Dua Kelompok Kepemimpinan 2. Kepemimpinan Ilmu dan Ilmuwan: Dosen sebagai pemimpin ilmu dan Ilmuwan 1. Kepemimpinan struktural: Dekan dan Rektor Sumber: Workshop manajemen PT, SPS-UGM (2012)

47 Apa pendorong melakukan pendekatan sense-making?
Pemimpin Struktural Pemimpin Keilmuan Merupakan janji pribadi dalam pemilihan pimpinan struktural (dinyatakan dalam Visi dan Misi) merupakan “passion” pribadi untuk pengembangan ilmu dalam konteks kelembagaan fakultas kedokteran Melakukan tindakan sebagai respons dengan aktif menyusun renstra Deteksi adanya Perubahan Pemahaman Mengenai Perubahan, termasuk aspek sejarah Penafsiran

48 Apakah ada pelatihan untuk kemampuan melakukan Penafsiran
Apakah ada pelatihan untuk kemampuan melakukan Penafsiran? Bisa …tapi sulit…butuh judgement. Dilakukan Individual Dilakukan secara bersama dalam lembaga Dianjurkan untuk

49 Terima kasih


Download ppt "Trend Kebijakan dalam sistem kesehatan: Apa respon kita?"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google