Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEKNIK PEMBERIAN OBAT.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEKNIK PEMBERIAN OBAT."— Transcript presentasi:

1 TEKNIK PEMBERIAN OBAT

2 A.Pemberian Obat Peroral
Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat. Waktu absorsinya menit, efek puncak setelah 1 - 1,5 jam. Rasa dan baunya mengganggu Tidak dapat diberikan pada pasien mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung dan yang susah menelan.

3 Pemberian Obat Peroral dapat diberikan secara :
SUBLINGUAL Obat diletakkan dibawah lidah Keuntungannya : Aksi kerja obat lebih cepat, setelah hancur dibawah lidah obat segera diabsorbsi kedalam pembuluh darah Obat menjadi tidak aktif bila ditelan, karena proses kimiawi cairan lambung. Contoh obat : nitrogliserin pada os dengan nyeri dada karena angina pectoris Obat beraksi dlm 1’, dan efeknya dlm 3’ (Rodman dan Smith, 1979)

4 Bukal Obat diletakkan antara gigi dgn selaput lendir pd pipi bgn dlm. Sama dgn cara sublingual obat dibiarkan hancur sendiri dan diabsorbsi. Jarang dilakukan, hanya pada jenis preparat hormon dan enzim (mis: utk pemberian oksitosin guna meningkatkan tonus otot).

5 B.Pemberian Obat Secara Parenteral
Lazimnya parenteral dikaitkan dengan pemberian injeksi antara lain IV, IM, SC, IC. Kerja obat lebih cepat dari pemberian peroral. Kelemahannya : Merusak kulit, Menyebabkan nyeri pada pasien, Kemungkinan salah tusuk dan lebih mahal.

6 Spuit mempunyai 3 bagian :
ujung (jarum), tabung dan pendorong obat. Bahannya ada dari kaca dan plastik. Dari penggunaannya terbagi 3 : spuit standar hipodermik, insulin dan tuberculin. Ukuran Pj jarum 1,27 cm - 12,7 cm, sedangkan besarnya No (Semakin besar No., semakin kecil diameternya).

7 1.Injeksi SC (Sub Cutan) Jarum ditusukkan dibawah kulit pada jaringan lemak/konektif. Tidak boleh dilakukan pada area yang nyeri, merah, pruritis atau edema. Jenis obat yang sering diberikan subkutan adalah vaksin, obat-abatan preoperasi, narkotik, insulin dan heparin. Pada pamakaian injeksi SC jangka lama perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi. Posisi jarum 45°

8 Areanya pada lengan atas bagian luar, paha bagian depan, perut, area scapula, ventrogluteal dan dorsogluteal.

9 2. Injeksi IM (Intra Muskular)
Bertujuan memasukkan obat dengan cara menusukkan pada jaringan otot. Jumlah obat yang dimasukkan lebih besar dibandingkan injeksi subkutan. Absorbsi obat lbh cepat dibandingkan secara subkutan karena banyaknya suplai darah diotot tubuh. Cara ini dapat mencegah atau mengurangi iritasi obat namun dapat pula menyebabkan luka pada kulit serta rasa takut pada os bila bidan kurang hati-hati. Posisi jarum tegak lurus terhadap permukaan kulit (90° ).

10 Lokasi yang lazim pada IM : 1
Lokasi yang lazim pada IM : 1.Deltoid (3 jari dari pangkal lengan atas bagian luar)

11 2. Dorsogluteal (bokong)

12 3. ventrogluteal (menarik garis bayangan dari spina iliaka posterior superior menuju trochanter besar,injeksi pada area lateral dan superior terhadap garis bayangan)

13 4. Vastus lateralis (terletak antara sisi median anterior dan sisi midlateral paha).

14 5. Rektus Femoris (Pada daerah ini masa ototnya besar, vaskularisasinya baik dan jauh dari syaraf.)

15

16 3.Injeksi IC Jarum ditusukkan pada lapisan dermis atau dibawah epidermis. Sering digunakan untuk tes tuberkulit, tes alergi thp obat tertentu, vaksinasi dan anestesi lokal. Areanya lengan bawah bagian dalam, dada bagian atas dan punggung pada area skapula. Posisi jarum 15° – 20°.

17 4.Injeksi IV Bertujuan agar obat dapat bereaksi cepat, mis : pada kasus gawat darurat. Bisa di injeksikan langsung pada vena ataupun lewat infus, biasanya vena basilica atau vena sefalika pada lengan. Dianjurkan untuk menggunakan Handscoen.

18

19 C.Pemberian Obat Secara Topikal
Berbentuk lotion, liniment, ointment, pasta dan bubuk yang biasanya dipakai untuk pengobatan gangguan dermatologis. Pemberiannya bisa dengan digosok, ditepuk, disemprot, dioles dan iontoforesis (dengan listrik).

20 D.Pemberian Obat Pada Mata
Dengan cara irigasi (pencucian kantung konjungtiva mata) dan instilasi (tetes). Biasanya berbentuk cairan dan ointment (salep). Kadar obat biasanya rendah karena selaput lendir dan jaringan mata lunak dan responsive thp obat.

21 E.Pemberian Obat Melalui Hidung.
Biasanya obat tetes hidung dimaksudkan utk menimbulkan astringent efek yaitu mengkerutkan selaput lendir yang bengkak. Tujuan lain menyembuhkan infeksi pada rongga atau sinus-sinus hidung.

22 F.Pemberian Obat Melalui Vagina
Irigasi vagina yaitu suatu prosedur membersihkan vagina dengan aliran air yang pelan Tujuannya : Untuk memasukkan larutan anti mikroba guna mencegah pertumbuhan mikroorganisme, Mengeluarkan kotoran dari vagina Mencegah perdarahan (dengan cairan dingin atau hangat), Mengurangi peradangan.

23 Mengobati infeksi, Menghilangkan rasa nyeri maupun gatal pada vagina. Jenis cairan irigasi yang sering digunakan adalah normal salin, sodium bikarbonat, air ledeng dll, cc sblmnya dipanaskan pada suhu 40,5 °C. Bentuk ogbat instilasi vagina antara lain cream, jelly, foam dan supositoria.

24 G.Pemberian Obat Melalui Rektum
Bentuk obatnya bisa enema (cairan) dan supositoria. Beberapa keuntungan supositoria : Tidak menyebabkan iritasi pada saluran cerna bagian atas. Beberapa obat tertentu diabsorbsi lebih baik oleh mukosa rektum dari pada dengan cara pemberian yang lain.

25 Prinsip pemberian obat enema dan supositoria :
Untuk mencegah peristaltik, lakukan enema retensi secara pelan dengan cairan sedikit (tidak lebih dari 120 cc) dan gunakan rectal tube kecil. Selama pemberian enema os bebaring miring ke kiri dan bernafas melalui mulut agar sfingter rileks. Retensi enema dilakukan setelah pasien BAB. Untuk Eneme anjurkan pasien untuk berbaring telentang selama 30 menit setelah pemberian enema.

26 Obat supositoria harus disimpan dilemari es karena dapt meleleh pada suhu kamar.
Gunakan handscoen saat pemberian supositoria, os berbaring ke kiri dan bernafas lewat mulut, dorong pelan-pelan supositoria ke dalam. Untuk supositoria anjurkan os tetap miring ke kiri selama 20’ setelah obat masuk.

27 H. Terapi Panas-Dingin dan kompres
Hypotalamus mengatur panas dan dingin tubuh Besarnya pembuluh darah pada kulit juga memegang peranan penting dalam mempertahankan suhu tubuh. Penerima panas berada pada permukaan kulit, sedangkan penerima panas terdapat.

28 Terapi Dingin Kantong Es Kompres Es
Digunakan untuk mendinginkan suatu daerah pada tubuh Harus dipakai selama ½ - 1 jam, agar jaringan memberikan reaksi. Kompres Es Menggunakan kain basah atau kasa yang dapat menyerap dan dilipat untuk menutupi daerah kecil. Bisa digunakan untuk mata yang cedera, sakit kepala, pencabutan gigi, dan beberapa situasi untuk wasir. Pemakaian berlangsung 15 – 20 menit diulang selama 2-3 jam.

29 Mandi Alkohol atau Mandi Busa Dingin
Biasanya digunakan untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Dilakukan paling sedikit 25 – 30 menit tiap anggota badan harus direndam paling sedikit 5 menit dan untuk bokong dan punggung ditambah 5 – 10 menit.

30 Terapi Panas Pemakaian Panas Untuk Pengobatan
Suhu tertinggi tidak dapat dipastikan Perlu mempertimbangkan keadaan kulit, besarnya daerah yang diberi panas, lama pemakaian, keadaan pasien dan perbedaan toleransi panas. Suhu yang biasa digunakan : Hangat 34 – 37 C Panas Panas Sekali

31


Download ppt "TEKNIK PEMBERIAN OBAT."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google