Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHartono Sumadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
GENERAL SENSES I NJOMAN WIDAJADNJA
2
Learning Objectives Memahami topik senses penghiduan / smell Memahami topik senses pengecapan / taste Memahami topik senses pendengaran / hearing Memahami topik senses penglihatan / visual Memahami topik senses sentuh /
3
Receptor Afferent fibres Central Nervous System
Overall principle of sensory physiology: Receptor Afferent fibres Central Nervous System
4
The term “receptor” - sensory receptor
- proteins that bind hormones/ neurotransmitters Sensory receptor: A transducer which alters various forms of energy in the environment (external or internal) into action potentials in neuron Sensory organ = receptor + non-neural cells
5
FISIOLOGI PENDENGARAN
6
Tuba auditiva (Eustachius)
M. tensor tympani (n. V) malleus M. stapedius (n. VII) stapes - hyperacusia/sensitif ↑ Refleks tympani 40 – 160 ms
8
Pengertian Pendengaran
mendengar adalah : Persepsi kita mengenai energi yang dibawa oleh gelombang bunyi, yg merupakan gelombang tekanan silih berganti antara puncak & lembah, kondisi dimana molekul2 udara berjauhan Transduksi bunyi, mengubah gelombang udara menjadi getaran mekanis kemudian gelombang cairan sinyal kimia dan akhirnya potensial aksi
9
Bunyi adalah interpretasi otak semata terhadap frekuensi, amplitudo dan durasi gelombang bunyi yg mencapai di telinga kita Otak kitalah yg menterjemahkan gelombang bunyi menjadi nada bunyi. Gelombang berfrekuesi rendah dipersepsikan menjadi nada rendah, seperti gemuruh petir di kejauhan
10
Gelombang berfrekuensi tinggi membentuk bunyi bernada tinggi, seperti suara berderit kuku jari dipapan tulis Frekuensi gelombang bunyi diukur dalam gelombang per detik = Hertz (Hz) Manusia kisarannya 20 – Hz, dengan pendengaran tertajam antara Hz (kelelawar lebih tajam dari man kilohertz)
11
Kerasnya bunyi adalah interpretasi intensitas bunyi, yang ditentukan oleh amplitudo gelombang = decibel (dB) Tiap penambahan 10 dBpeningktan intensitas 10 x lipat Normal bicara ± 60 dB, bila lebih yi >> 80dB dpt merusak kehilangan pendengaran Heavy metal (musik Rock) 120 dB !! Kerusakan bergantung kpd durasi, frekwensi, intensitas
12
Semakin besar intensitas (amplitudo) suara semakin keras suara
Intensitas suara = decibels (dB) dB = 10 log ____Intensitas suara_______ Intensitas suara standar 0 dB ketiadaan suara 0 dB intensitas suara = intensitas suara standar Ambang pendengaran = 0 dB 1000 Hz
13
Bunyi Intensitas Suara (dB) Gemerisik daun 15 Bisikan 30
Percakapan normal 60 Vacuum cleaner 75 Teriakan 80 Suara motor 90 Suara tak nyaman 120 Suara menyakitkan telinga 140
15
TRANSDUKSI BUNYI prosesnya multipel transduksi
Energi bunyi diudara getaran mekanik (MT) Gelombang cairan dlm koklea, yg mebuka kanal ion sel rambut reseptor sensorik pendengaran aliran ion ke dalam sel rambut menciptakan Sinyal listrik yang melepaskan Neurotransmiter (sinyal kimia) yg selanjutnya memicu Pembentukan potensial aksi pd neuron auditorik primer
16
Transduksi-1: dari MTTulang2 pendengaran (maleus, incus , stapes) tuas yg memperbesar tenaga vibrasi (amplifikasi) shg sangat sedikit energi bunyi yg hilang Tapi bila suara sangat bising (krn dpt merusak) otot2 kecil di telinga tengah berkontraksi tulang2 ditarik menurunkan gerakan tulang2 meredam transmisi bunyi
17
Transduksi-2: Stapes yg bergerak2 sehingga menggoyangkan fenestra ovale menimbulkan gelombang pd cairan koklea dlm canalis koklea (c. perilymph) Gelombang dlm cairan ini dpt menekan membran fleksibel duktus koklearis dan sel rambut sensorik tertekuk pd tudungx (tectorium) Tranduksi-3: penggerakkan duktus koklearis dpt membuka & menutup kanal ion pd membran sel rambut, sinyal listrik
18
Sinyal listrik ini mengubah pelepasan neurotransmiter (= Transduksi-4).
Transduksi-5: yi neurotransmiter ditangkap oleh n auditorius menimbulkan potensial aksi. Selanjutnya terkirim informasi tersandi mengenai bunyi via ramus koklearis nervus vestibulokoklearis (N.VIII) dan otak (Gyrus Temporalis area 41,42 dari Brodmann
22
Protein “tip link” menghubungkan puncak tiap stereocilia dengan “mechanically gated ion channels” (kanal transduksi) pada stereocilia yang lebih tinggi di sebelahnya Stereocilia menekuk ke arah stereocilia yang lebih tinggi “tip links” membuka kanal transduksi
23
Bunyi pertama kali diproses di koklea (cari sendiri ya!)
Jaras auditorik: Setelah koklea mengubah bunyi menjadi sinyal listrik, maka neuron sensorik meneruskan informasi ini ke otak N. Koklearis (cab. N VIII), neuron auditorik primer diproyeksikan dari koklea ke nuklei koklearis di MO (u/ durasi dan kualitas bunyi)
24
Dari MO neuron sensorik skunder berproyeksi kpd ke dua nuklei yg lebih tinggi, yg satu secara ipsilateral dan yg lain secara kontra lateral (sehingga ke dua sisi otak dapat info dari ke dua telinga) Selanjutnya bersinaps di nuklei otak tengah dan talamus sebelum berproyeksi ke korteks auditorik (Lob temporalis)
25
Jaras Auditoris Cabang cochlearis n. Vestibulocochlearis (VIII) nuclei cochlearis medulla oblongata nuclei olivarii superior pons Colliculus inferior mesencephalon nucleus geniculatum mediale thalamus area auditoris primer di gyrus temporalis superior cortex cerebri (Area Brodmann 41 & 42)
26
Lokalisasi sumber bunyi merupakan kerja integratif otak yg memerlukan masukan dari ke dua telinga.
Otak dapat merekam pembedaan waktu antara suara2 yg sampai di telinga, dan menggunakan penghitungan kompleks dari 3 dimensi sumber bunyi. Tuli konduksi, tuli persepsi dan tuli saraf pelajari di THT
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.