Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSri Iskandar Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau yang menjadi pembeda. Variabel penelitian segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian Variabel-variabel penelitian dapat disebut sebagai faktor-faktor yang berperan dalam fenomena atau gejala yang akan diteliti.
2
Variabel Contoh: Penelitian tentang pengaruh metode ceramah dan diskusi terhadap hasil belajar. melibatkan dua variabel utama, yaitu: [1] metode mengajar [2] hasil belajar
3
Hipotesis Hipotesis yang baik merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari hasil Studi Kepustakaan. Perumusan Masalah & Studi Kepustakaan memperoleh Teori-Teori yang berkaitan dengan Masalah Penelitian merumuskan Hipotesis Penelitian
4
“Apakah setiap penelitian harus mempunyai Hipotesis?”
5
“Apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis?”
“Ya”, jika penelitiannya adalah penelitian ilmiah. Komponen-komponen utama dalam penelitian ilmiah yang menuntun langkah-langkah yang dilakukan: masalah hipotesis data hasil analisa kesimpulan Komponen-komponen itu dijalin oleh teori tertentu dan penelitiannya dituntun oleh metodologi tertentu.
6
“Apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis?”
“Tidak”, jika penelitiannya mungkin dilakukan tanpa hipotesis. Penelitian deskriptif, └> tidak bertujuan menguji suatu hipotesis └> tujuannya membuat deskripsi dari hal yang diteliti Penelitian eksploratif, └> bersifat deskriptif └> tujuannya mendapatkan data dasar untuk penelitian lebih lanjut └> memberi arah ke perumusan masalah & hipotesis
7
Hipotesis Secara implisit, hipotesis menyatakan prediksi. Contoh 1:
Hipotesis : ada hubungan yang positif dan sistematis antara nilai ujian masuk perguruan tinggi dengan prestasi belajar. Prediksi : mahasiswa yang mempunyai nilai ujian masuk yang tinggi akan mempunyai indeks prestasi yang tinggi pula.
8
Contoh 2: Hipotesis : metode diskusi lebih baik daripada metode ceramah. Prediksi : kelas-kelas yang diajar terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajarnya daripada kelas-kelas yang diajar terutama dengan metode ceramah. Ketepatan prediksi sangat tergantung pada taraf ketepatan landasan teorinya. Oleh karena itu, studi kepustakaan perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat ditegakkan landasan teori yang diperlukan.
9
Jenis-jenis Hipotesis
[1] Hipotesis Hubungan menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh: ▪ Pembagian laba perusahaan berpengaruh positif terhadap produktivitas karyawan. ▪ Kepuasan pasien berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien.
10
Jenis-jenis Hipotesis
[2] Hipotesis Perbedaan menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda. Contoh: ▪ Motivasi kerja karyawan PT. LMN lebih tinggi dibandingkan dengan motivasi kerja PT. XYZ. ▪ Kinerja keuangan bank CBA lebih baik dibandingkan dengan kinerja bank ABC.
11
Jenis-jenis Hipotesis
[3] Hipotesis Nol & Hipotesis Alternatif/Kerja Hipotesis Nol, └> menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau └> menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Hipotesis Alternatif/Kerja, └> menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau └> menyatakan adanya perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. └> untuk menguji adanya hubungan logis antara dua variabel atau lebih.
12
Contoh: Hipotesis Nol : tidak ada perbedaan pada hasil belajar dengan metode diskusi dan metode ceramah. Hipotesis Alternatif/Kerja : hasil belajar dengan metode diskusi lebih baik daripada hasil belajar dengan metode ceramah. Uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran Hipotesis Nol. Pada umumnya, kesimpulan uji statistik berupa penerimaan Hipotesis Alternatif/Kerja sebagai hal yang benar.
13
Jenis-jenis Hipotesis
[4] Hipotesis Common Sense Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan. [5] Hipotesis Ideal Hipotesis ideal menyatakan hubungan yang lebih kompleks.
14
Pengujian Hipotesis Hipotesis harus diuji, dan cara mengujinya tergantung dari metode dan desain penelitian yang digunakan. Untuk menguji hipotesis diperlukan data atau fakta-fakta. Kerangka pengujian harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data. Pengujian hipotesis memerlukan pengetahuan yang luas mengenai teori, kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik, teknik-teknik pengujian hipotesis.
15
Pengujian Hipotesis Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara, yaitu: [1] Dengan mencocokkan dengan fakta. Diperlukan percobaan-percobaan untuk memperoleh data. Data tersebut kemudian dinilai untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan cocok dengan fakta tersebut atau tidak. Cara ini biasanya dikerjakan dengan menggunakan desain percobaan.
16
Pengujian Hipotesis [2] Dengan konsistensi logis.
Si peneliti memilih suatu desain dimana logika dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis. Logika adalah cara menalar dimana data diamati dan dibagi-bagi, buktinya dicari dan dipertimbangkan, kemudian dibuat kesimpulan. Cara ini sering digunakan dalam menguji hipotesis pada penelitian yang menggunakan metode noneksperimental.
17
Menguji Hipotesis dengan Konsistensi Logis
[1] Alasan deduktif (dari umum menjadi spesifik). Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya dengan jalan menggunakan pola berpikir yang terdiri dari tiga kalimat, dua kalimat pertama adalah dua proporsi atau premis dan kalimat terakhir suatu kesimpulan. Contoh : Anak itu tidur atau mati (Premis mayor) Anak itu tidak mati (Premis minor) Anak itu tidur (Kesimpulan) [2] Alasan Induktif (dari spesifik menuju umum). Cara berpikir untuk memberi alasan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum. Contoh : Tumbuhan akan mati, hewan akan mati, manusia akan mati, maka ditarik kesimpulan bahwa semua makhluk hidup akan mati.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.