Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Peran hormon dalam fertilisasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Peran hormon dalam fertilisasi"— Transcript presentasi:

1 Peran hormon dalam fertilisasi
MINGGU 5 Peran hormon dalam fertilisasi Erkadius LINGGA

2 Hormon dari neuron hipotalamus
MINGGU 5 Hormon dari neuron hipotalamus Magnacellular: ke neurohipofisis oksitosin, vasopressin (antidiuretic hormone [ADH]) 9 asam amino, beda pada 2 posisi diteruskan aliran darah sistemik Parvicellular: ke eminentia mediana GHRH, somatostatin, CRH, LHRH (GnRH), PIF & PRF diteruskan aliran darah lokal ke adenohipofisis LINGGA

3 Hipotalamus-Neurohipofisis
MINGGU 5 Hipotalamus-Neurohipofisis LINGGA

4 Hipotalamus-Adenohipofisis
MINGGU 5 Hipotalamus-Adenohipofisis LINGGA

5 Gonadotropin (LH dan FSH)
MINGGU 5 Gonadotropin (LH dan FSH) Hormon yang terlibat Luteinizing Hormone Releasing Hormone (LHRH) = Gonadotropin RH (GnRH) dari hipotalamus  Luteinizing dan Follicle Stimulating Hormones dari sel-sel gonadotrof hipofisis anterior Faktor yang mempengaruhi Mata dan hidung Stress  CRH dan endorfin naik  mengganggu LHRH dan gonadotropin Awal pubertas: LHRH naik, pria-wanita mirip gonadotropin ikut naik, pulsus 15 menit wanita: tiap 1-7 jam, pria: 8-10 /hari (tiap 2-3 jam) LINGGA

6 Efek gonadotropin Merangsang gonad (testes / ovarium)
produksi hormon dan sel benih FSH: pematangan ovum dan sperma LH: merangsang produksi hormon: androgen (testosteron): dari sel interstitium di testes dan ovarium estrogen (estradiol): sel Sertoli (testes) dan sel granulosa (ovarium) Mengatur pubertas

7 Kontrol sekresi LHRH (hipotalamus) dan LH (hipofisis):
MINGGU 5 Kontrol sekresi LHRH (hipotalamus) dan LH (hipofisis): dihambat oleh testosteron dan estradiol juga: progesteron kronis, prolaktin wanita: estradiol kronis menambah respons sel gonadotrof terhadap rangsangan LHRH progesteron: akut merangsang LH, kronis menekan LHRH FSH (follicle stimulating hormone) dihambat oleh: testosteron, estradiol, inhibin dirangsang oleh: aktivin (feedback positif) LINGGA

8 MINGGU 5 LINGGA

9 Androgen testes Pembentukan mulai usia pubertas
MINGGU 5 Androgen testes Pembentukan mulai usia pubertas sel interstitium (Leydig) dirangsang LH testosteron (>>), dihydrotestosteron, androstenedion testosteron  dihydrotestosteron pada target. Janin laki-laki  bayi usia 10 minggu dirangsang oleh hCG dari chorion/plasenta membentuk genital pria, menekan wanita mendorong penurunan testes (TM III) LINGGA

10 Fungsi pada spermatogenesis
MINGGU 5 Fungsi pada spermatogenesis FSH merangsang sel Sertoli penyediaan bahan spermatogenesis Testosteron + FSH: proses awal testosteron: jangka panjang. Feedback negatif: spermatogenesis gagal → sekresi FSH ↑ spermatogenesis cepat → sekresi FSH ↓ inhibin (sel Sertoli) menekan FSH LINGGA

11

12 Sistem reproduksi wanita
MINGGU 5 Sistem reproduksi wanita Organ seks primer: ovarium: pembentuk ovum Organ seks sekunder tuba Fallopii: tempat fertilisasi uterus: implantasi dan perkembangan embryo vagina: menerima sperma, saluran lahir Organ tambahan mammae: makanan bayi setelah lahir LINGGA

13

14 Perkembangan ovum Folikel primordial: sejak kanak-kanak
MINGGU 5 Perkembangan ovum Folikel primordial: sejak kanak-kanak , selapis sel-sel granulosa Folikel primer: diameter 2-3 x primordial lapisan granulosa bertambah dirangsang oleh gonadotropin (usia 9-12 th) awal siklus mens (menarche) usia th LINGGA

15 Folikel vesikularis Awal siklus: dari 6-12 folikel primer
MINGGU 5 Folikel vesikularis Awal siklus: dari 6-12 folikel primer lapisan sel granulosa bertambah lapisan theca interna dan theca eksterna Sekresi sel granulosa dirangsang FSH cairan kaya estrogen, vesikel muncul estrogen  reseptor FSH sel granulosa ↑ estrogen+FSH  reseptor LH sel granulosa ↑ feed back positif: ovum membesar 3-4 x lagi produksi estrogen meningkat LINGGA

16 Pematangan ovum Oosit 1st: di folikel (23 psg kromosom)
MINGGU 5 Pematangan ovum Oosit 1st: di folikel (23 psg kromosom) Oosit 2nd: menjelang ovulasi Fertilisasi: oosit 2nd menjadi ovum matang nukleus menjadi pronukleus betina (23 krms) sperma menjadi pronukleus jantan (23 krms) X –X  perempuan; X-Y  laki-laki LINGGA

17 MINGGU 5 LINGGA

18

19 Ovulasi Folikel vesikularis: 1 matang, lain atresia
MINGGU 5 Ovulasi Folikel vesikularis: 1 matang, lain atresia Hipofisis anterior: LH naik 6-10x, FSH 2x sel granulosa dan theca  progesteron produksi estrogen menurun Folikel ruptur, ovum keluar: dibungkus cairan kental dan dikelilingi sel granulosa (corona radiata) Sel granulosa dan theca  sel lutein LINGGA

20 MINGGU 5 LINGGA

21

22 Korpus luteum Sel granulosa  progesteron, estrogen
MINGGU 5 Korpus luteum Sel granulosa  progesteron, estrogen Sel theca  androgen dan inhibin androgen  estrogen (sel granulosa) Feedback negatif ke gonadotropin Fungsi sekresi lenyap 12 hari post ovulasi berubah menjadi korpus albikans Usia diperpanjang oleh hCG LINGGA

23

24 Progesteron Pembentukan di korpus luteum Fungsi pada uterus dan tuba
sekresi endometrium: persiapan implantasi. sekresi tuba: nutrisi ovum. Fungsi pada mammae perkembangan lobuli dan alveoli alveoli proliferasi, membesar, dan sekretori. peningkatan cairan di bawah kulit

25 Human Chorionic Gonadotropin
Sekresi dari sel trofoblast sinsitium di khorion di darah 8‑9 hari setelah ovulasi/pembuahan. maks mgg, turun mgg, lalu menetap. dasar uji kehamilan. Mencegah penyusutan korpus luteum merangsang sekresi progesteron dan estrogen  mencegah terjadinya menstruasi korpus luteum baru menyusut pada minggu 13-17 Chorion  plasenta:12 mgg produksi estrogen/progesteron diambil alih plasenta HCG juga merangsang testes janin  testosteron


Download ppt "Peran hormon dalam fertilisasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google