Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

“Sosiologi Perkotaan”

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "“Sosiologi Perkotaan”"— Transcript presentasi:

1 “Sosiologi Perkotaan”
LUTFIANA SAFITRI ZELA

2 Sosiologi Perkotaan Sosiologi perkotaan adalah studi sosiologi tentang kehidupan sosial dan interaksi manusia di wilayah metropolitan.

3 Ruang Lingkup Sosiologi Perkotaan
Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam : Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografisnya di daerah desa. Berbeda dengan di daerah perkotaan Pekerjaan atau Mata Pencaharian : mata pencaharian cenderung ,menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.

4 lanjutan . . . Ukuran Komunitas : Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan. Kepadatan Penduduk : Penduduk desa kepadatan penduduknya lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk perkotaan Homogenitas dan Heterogenita : penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dengan macam-macam subkultur, kesenangan, kebudayaan dan mata pencaharian.

5 lanjutan . . . Diferensiasi Sosial : Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi social Pelapisan Sosial : pada masyarakat kota jarak antara kelas eksterm yang kaya dan miskin cukup besar Mobilitas Sosial : Mobilitas sosial berkaitan dengan perpindahan atau pergerakkan suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya

6 lanjutan . . . Interaksi Sosial : Tipe interaksi sosial di kota dengan di desa perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun kuantitasnya. Pengawasan Sosial : Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang “terkena” aturan yang ditegakkan Pola Kepemimpinan : Menentukan kepemimpinan di pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota

7 Lanjutan . . . Standar Kehidupan : Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas-fasilitas yang membahagiakan kehidupan Kesetiakawanan Sosial : pada masyarakat perkotaan hubungan pribadinya bersifat kontrak sosial atau perjanjian Nilai dan Sistem Nilai : Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda, dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku

8 Berdasarkan sejarah pertumbuhannya
Pertumbuhan Kota Berdasarkan sejarah pertumbuhannya Kota yang berawal dari pusat perdagangan Kota yang berawal dari pusat perkebunan Kota yang berawal dari pusat pertambangan Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah

9 Berdasarkan jumlah penduduk
Lanjutan . . . Berdasarkan jumlah penduduk Megapolitan Metropolitan Kota besar Kota sedang Kota kecil

10 Berdasarkan tingkat perkembangannya
Lanjutan . . . Berdasarkan tingkat perkembangannya Tingkat Eopolis Tingkat Polis Tingkat Metropolis Tingkat Megalopolis Tingkat Tryanopolis Tingkat Nekropolis

11 Berdasarkan fungsinya
Lanjutan . . . Berdasarkan fungsinya Kota pusat produksi Kota pusat perdagangan (Centre of Trade and Commerce) Kota pusat pemerintahan (Political Capital) Kota pusat kebudayaan (Cultural Centre)

12 George Simmel Dalam analisisnya, Simmel melihat bahwa interaksi yang terjadi dikota modern lebih menekankan pada kebudayaan yang objektif dan menurunnya kebudayaan individu. Situasi dan kondisi ini sebagai dampak ekonomi uang yang mengakibatkan hubungan antar manusia mengalami penurunan dan relasi sosial cenderung didominasi oleh sikap acuh dan tak peduli. Perasan dan emosionalitas pada masyarakat kota modern ditandai dengan adanya kalkulabilitas yang dibutuhkan ekonomi uang.

13 Max Weber Weber melihat keterkaitan antara kapitalisme dan birokrasi dalam proses rasionalisasi. Pemikirannya terpusat pada struktur dan institusi sosial seperti birokrasi, stratifikasi, hukum, kota, agama, politik dan ekonomi. Weber membagi kota dalam 5 tipologi, yaitu: Kota-kota kuno di Timur Tengah Kota-kota kuno di Asia Kota-kota di Eropa Kota-kota kuno Eropa di abad pertengahan Kota-kota modern di dunia barat

14 Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun membangun teorinya dari premis yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia memerlukan oragnisasi sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oraganisasi sosial yang kompleks sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing melahirkan sebuah masyarakat “kota”. Kenyataan membuktikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta mempertahankan hidupnya, manusia harus menjalin interaksi dengan orang lain. Interaksi dan persekutuan antar manusia ini selanjutnya mengharuskan kehadiran seseorang yang dipercaya untuk menjadi pemimpin, penguasa atau raja. Pemimpin inilah yang memobilisasi kemampuan bersama dan bersumber daya bersama untuk mengusahakan kesejahteraan dan melindungi dari kehancuran dan musuh.

15 Durkheim Dalam karyanya The Division of Labour menjelaskan tentang pembagian kerja dalam masyrakat yang mengarah pada fenomena perkotaan. Pembagian kerja dalam masyarakat tidak muncul secara tiba-tiba, hal ini terkait dengan fenomena yang terjadi pada saat itu, yaitu meningkatnya industri modern. Pembagian kerja ini mempunyai kecenderungan bahwa seseorang harus mempunyai keahlian khusus dalam suatu tugas atau pekerjaan. Seseorang dituntut untuk mempunyai keahlian khusus dalam satu bidang dari pada dia memahami berbagai hal tapi tidak menguasainya.

16


Download ppt "“Sosiologi Perkotaan”"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google