Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tahapan Perkembangan Kognitif

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tahapan Perkembangan Kognitif"— Transcript presentasi:

1 Tahapan Perkembangan Kognitif
Tujuan dari bab ini secara umum adalah agar kalian dapat memahami anak-anak dengan lebih baik (anak sendiri maupun murid) Ciri-perkembangan anak2 : jadi nanti kalau perkembangan anak-anak / siswa2 kalian tidak sesuai kalian bisa mengetahui dan membantu memberi atau mencarikan bantuan Setiap kita pernah menjadi anak2 ? Nah coba bayangkan bagaimana pengalaman masa kecil kalian itu membuat pribadi dan karakter kalian menjadi yang sekarang ini. Rata2 setiap orang memasuki tahapan yang sama dalam perkembangan dengan anak pada umumnya. Tapi masalah berhasil atau tidak melewati masa perkembangan tersebut itu bisa jadi berbeda-beda satu dengan yang lain. Bisa karena pola asuh, karena model pendidikan, karena stimulasi dan motivasi, dll Bicara tentang perkembangan berarti bicara tentang pola perubahan (aspeknya bisa biologis, kognitif, dan sosio emosional) mulai dari lahir hingga terus sampai pada kematian. Pendidikan yang diberikan kepada anak harus disesuaikan untuk tingkatan yang pas tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit (intinya harus pada level yang optimal) bela Psikologi pendidikan

2 Tahap perkembangan kognitif Piaget
Tahap-tahap Usia Kemampuan Sensori motorik 0-1.5 tahun Belum memiliki konsep permanensi objek (kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada walaupun pada suatu waktu tidak terlihat). Pra-operasional 1.5-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya. Berpikirnya masih egosentris dan berpusat. Operasional kongkrit 7-11 tahun Mampu berpikir logis. Mampu memperhatikan lebih dari satu aspek sekaligus dan juga dapat menghubungkan aspek satu dengan yang lain. Kurang egosentris. Belum bisa berpikir abstrak. Operasional formal 11 tahun dewasa Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah.

3 Pendidikan sesuai tahapan kognitif
Sensori motorik: Memberikan berbagai macam objek dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna untuk digunakan oleh bayi Bayi harus dibebaskan untuk terlibat secara aktif dengan lingkungan, misalnya menjatuhkan benda-benda, meremas mainan, melempar, meraba, ataupun menarik benda-benda di sekitar mereka, sebab bayi memang belajar dengan cara ini (sensori dan motorik).

4 Kemampuan Kognitif Masa Pra-operasional
Pemusatan (centering) yang diartikan sebagai kecenderungan anak untuk memusatkan pikiran pada satu bagian tertentu dari objek ataupun aktivitas. Egosentrisme, merupakan karakter utama baik dalam tahap sensori motorik maupun tahap pra-operasional. Bagi anak-anak usia ini, segala sesuatu berjalan menurut kehendak mereka dan pendapat orang lain tidak berarti. Anak-anak pada tahap ini tidak dapat membalik proses berpikir (irreversibility). Mereka mungkin dapat diajari bahwa 2+2=4, tetapi mereka tidak dapat memahami bahwa 4-2=2.

5 Centering ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● Gambar : Eksperimen pada anak-anak pra-operasional Pada gambar (kiri) anak-anak usia 5 tahun dapat mengatakan dengan benar bahwa jumlah titik dalam kedua kotak tersebut sama. Tetapi ketika titik-titik itu disebar, seperti pada gambar (kanan), anak-anak usia 5 tahun akan cenderung mengatakan bahwa titik-titik pada baris atas lebih banyak jumlahnya daripada baris yang bawah.

6 Pendidikan Pada Pra-operasional
Imitasi; anak-anak dapat menirukan objek atau aktivitas yang baru disaksikannya. Permainan simbolis; misalnya berpura-pura sebagai orang lain, atau berpura-pura sedang tidur, dan lain sebagainya. Menggambar; kegiatan ini menjadi sarana proyeksi bagi keadaan mental mereka. Karya seni mereka merupakan gambaran atau refleksi kemampuan berpikir dan apa yang sedang mereka pikirkan. Kesan mental; anak-anak usia ini dapat secara mental menghadirkan objek dan kejadian, tetapi tidak dapat mengubah atau mengantisipasi perubahan dalam pikiran mereka. Bahasa; merupakan ‘kendaraan’ bagi pikiran. Jadi orang-orang di sekitar mereka harus memberikan kebebasan pada mereka untuk berbicara, baik dengan orang dewasa maupun anak-anak seusianya.

7 Kemampuan Kognitif Tahapan operasional konkrit
Decentering: kebalikan dari centering Reversibility: memahami jika 2+2=4 maka 4-2=2 Klasifikasi: mengerti bahwa bunga mawar adalah bunga dan bunga adalah suatu tanaman. Konservasi: mengerti bahwa air dalam gelas yang pendek jika dituang ke dalam gelas yang lebih kecil tapi tinggi akan tetap sama isinya.

8 Kemampuan kognitif operasional formal;
Mampu memisahkan antara kenyataan dengan kemungkinan. Mereka berusaha melihat semua kemungkinan hubungan dalam berbagai situasi atau masalah dan kemudian, melalui percobaan mental dan analisis logis berusaha menemukan mana yang benar mereka berpikir dengan gagasan-gagasan; artinya mereka tidak hanya menggunakan fakta-fakta tapi juga pernyataan-pernyataan atau gagasan-gagasan yang berisi data kongkrit. Mereka dapat menggunakan konsep-konsep abstrak dengan mudah,mereka mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan membuat kombinasi antar variabel sebanyak mungkin.

9 Teori Perkembangan Sosial-Kepribadian
Psikologi pendidikan Erik Homburger Erikson ( ) Teori Perkembangan Sosial-Kepribadian

10 Tahap perkembangan sosial & kepribadian:
Infacy (0-2 thn) Trust vs Mistrust Early childhood (2-4 thn) Autonomy vs Shame, Doubt Preschool age (4-7 thn) Initiative vs Guilt School age (7-12 thn) Industry vs Inferiority Adolescence (12-20 thn) Identity vs Identity Confusion Young adulthood ( thn) Intimacy vs Isolation Adulthood (40-65 thn) Generativity vs Stagnation Senescence (+65 thn) Ego Integrity vs Despair

11 Perkembangan psikososial (sosial-emosi)
Tahap Krisis psikososial Relasi signifikan Bayi Trust >< mistrust Ibu Awal kanak2 Otonomi >< malu & ragu Orangtua Usia bermain Inisiatif >< Rasa bersalah Keluarga inti Usia sekolah Industri >< inferioritas Tetangga; sekolah Remaja Identitas >< kekacauan identitas Kelompok sebaya, kelompok lain; model2 kepemimpinan Dewasa awal Keintiman >< isolasi Sahabat, pasangan, saingan & rekanan Dewasa Generativitas >< stagnan Anak-anak Tua Integritas >< keputusasaan Diri sendiri

12 Trust vs Mistrust infancy (0-2 th)
Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan. Kepercayaan ini akan terbina dengan baik apabila dorongan oralis pada bayi terpuaskan.

13 Autonomy vs Shame,Doubt
early childhood (2-4 th) Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya. Pada tahap kedua adalah tahap anus-otot (anal-mascular stages), masa ini biasanya disebut masa balita yang berlangsung mulai dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4 tahun. Tugas yang harus diselesaikan pada masa ini adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu.

14 Initiative vs Guilt Preschool Age (4-7 th)
Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau berbuat. Tahap ketiga ini juga dikatakan sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor stage) atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu saat anak menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban seorang anak pada masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan kesalahan.

15 Industry vs Inferiority
School Age(7-12 th) Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri. Tahap keempat ini dikatakan juga sebagai tahap laten yang terjadi pada usia sekolah dasar antara umur 6 sampai 12 tahun. Tugas yang diperlukan dalam tahap ini ialah adalah dengan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa rendah diri.

16 Identity vs Identity Confusion
Tahap adolesen (remaja)- Usia th Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing anggota Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini.

17

18

19 Menurut Erikson masa ini merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego, berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah masyarakat. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Jika kecenderungan identitas ego dan kekacauan identitas dapat berlangsung secara seimbang, maka kesetiaan akan diperoleh sebagi nilai positif yang dapat dipetik. Kesetiaan yang dimaksudkan yaitu setia dalam beberapa pandangan ideologi atau visi masa depan Berkaitan dengan prinsip hidup, pandangan hidup

20 Intimacy vs Isolation Young adulthood (20-40 tahun)
Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu. Jenjang ini menurut Erikson adalah ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri. Periode diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial dengan orang lain guna memperlihatkan dan mencapai kelekatan dan kedekatan dengan orang lain.

21 Akan tetapi, peristiwa ini akan memiliki pengaruh yang berbeda apabila seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain secara baik sehingga akan tumbuh sifat merasa terisolasi (cenderung menutup diri) Oleh sebab itu, kecenderungan antara keintiman dan isolasi harus berjalan dengan seimbang guna memperoleh nilai yang positif yaitu cinta. Dalam konteks teorinya, cinta berarti kemampuan untuk mengenyampingkan segala bentuk perbedaan dan keangkuhan lewat rasa saling membutuhkan. Wilayah cinta yang dimaksudkan di sini tidak hanya mencakup hubungan dengan kekasih namun juga hubungan dengan orang tua, tetangga, sahabat, dan lain-lain.

22 Generativity vs Stagnation
Adulthood (40-65 thn) pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan. Apabila pada tahap pertama sampai dengan tahap ke enam terdapat tugas untuk dicapai, demikian pula pada masa ini dan salah satu tugas untuk dicapai ialah dapat mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi).

23 Ego Integrity vs Despair
Senescence ( Usia lanjut) – lebih dari 65 th Tugas pada usia senja ini adalah integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan. Tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pemandangan sebagian orang dikarenakan mereka sudah merasa terasing dari lingkungan kehidupannya, karena orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat apa-apa lagi atau tidak berguna. Kesulitan tersebut dapat diatasi jika di dalam diri seseorang memiliki integritas yang baik yakni dapat menerima hidup dan oleh karena itu juga dapat menerima akhir dari hidup itu sendiri.

24 Ego Integrity vs Despair
Harapan yang ingin dicapai pada masa ini yaitu terjadinya keseimbangan antara integritas dan keputusasaan guna mendapatkan nilai positif yang dapat dipetik yaitu sikap bijaksana. Bijaksana yanng dimaksudkan yaitu, rasa puas terhadap masa hidupnya dan tidak takut menghadapi kematian.

25 Melalui delapan tahap perkembangan yang ada Erikson ingin mengemukakan bahwa dalam setiap tahap terdapat maladaption/maladaptif (adaptasi keliru) dan malignansi (selalu curiga). hal ini berlangsung kalau satu tahap tidak berhasil dilewati atau gagal melewati satu tahap dengan baik. tahap perkembangan yang ada berlangsung dalam jangka waktu yang teratur maupun secara hierarki, akan tetapi jika dalam tahap sebelumnya seseorang mengalami ketidakseimbangan maka pada tahap sesudahnya dapat berlangsung kembali guna memperbaikinya.

26 Fase-fase Tujuan Akibat negatif
Fase Bayi ( 0-2 tahun ) Kepercayaan vs Kecurigaan Pengharapan & kepercayaan rasa curiga, distorsi indrawi dan penakut Fase anak-anak ( 2-3 th ) Otonomi vs malu, ragu-ragu Kehendak dan kemandirian tergantung, harga diri rendah, merasa malu atau ragu-ragu Fase Pra sekolah(4-6 th) Inisiatif vs Rasa bersalah tujuan dan keberanian curiga, berdiam diri, tidak peduli, takut mengambil resiko Usia Sekolah ( tahun ) Ketekunan vs Inferioritas kompetensi Rendah diri, keahlian sempit dan lamban. Remaja ( 12 – 20 tahun) Identitas vs Kekacauan Identitas kesetiaan dan loyalitas kejahatan, diskriminasi kelompok, fanatisme, penolakan. Dewasa Awal (21-40 th) Keintiman vs Isolasi cinta merasa terisolasi (cenderung menutup diri) Dewasa ( tahun ) Generativitas vs Stagnasi kepedulian mandeg dan tidak produktif, penolakan. Usia tua ( >65 tahun ) Integritas vs Keputusasaan kebijaksanaan depresi dan keputusasaan.

27 PERKEMBANGAN MORAL: TEORI PIAGET & KOHLBERG

28 TENTANG MORAL Moral berasal dari kata Latin “mores” yang berarti: Tata cara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral berarti perilaku yg sesuai dengan kode moral kelompok social. Perilaku moral dikendalikan konsep-konsep moral

29 MORAL DAN PERILAKU Perilaku amoral atau non moral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan social yang disebabkan oleh ketidakacuhan terhadap harapan social (pelanggaran secara tidak sengaja terhadap standar kelompok). Perilaku tak bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan social, karena tidak setuju dengan standar social atau kurang memiliki rasa wajib menyesuaikan diri dengan harapan social.

30 Konsep-konsep Moral Peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan anggota kelompok atau anggota suatu budaya Peraturan perilaku yang menentukan pola perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.

31 POLA PERKEMBANGAN MORAL
Bayi yang baru lahir tidak membawa aspek moral, sehingga dianggap AMORAL ATAU NON-MORAL. Aspek moral merupakan sesuatu yang berkembang dan dikembangkan (TEORI PSIKOANALISA DAN TEORI BELAJAR).

32 Menurut Teori Psikoanalisa
Perkembangan moral adalah proses internalisasi norma-norma masyarakat dan kematangan organik-biologik. Seseorang telah mengembangkan aspek moral bila telah menginternalisasikan aturan2 or kaidah2 kehidupan di dalam masyarakat, dan dapat mengaktualisasikan dalam perilaku yang terus menerus, atau dengan kata lain telah menetap. Menurut teori psikoanalisa perkembangan moral dipandang sebagai proses internalisasi norma-norma masyarakat.dan sebagai kematangan dari sudut organic-biologik.

33 Menurut teori Psikologi Belajar
perkembangan moral dipandang sebagai hasil rangkaian stimulus-respons yang dipelajari oleh anak, antara lain berupa hukuman (punishment) dan pujian (reward) yang sering dialami oleh anak.

34 Konsep Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar
Konsep ke dua teori (psikoanalisa dan psikologi belajar), tentang proses perkembangan moral adalah bahwa seseorang telah mengalami perkembangan moral apabila ia memperlihatkan adanya perilaku yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada di dalam masyarakatnya. Dengan kata lain perkembangan moral berkorelasi dengan kemampuan penyesuaian diri individu.

35 Menurut Piaget dan Kohlberg
Menurut Piaget dan Kohlberg perkembangan moral berkorelasi dengan perkembangan kecerdasan individu, sehingga seharusnya bila perkembangan kecerdasan telah mencapai kematangan, maka perkembangan moral juga harus mencapai tingkat kematangan.

36 TEORI PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG

37 TENTANG LAWRENCE KOHLBERG
Lahir th 1927, dan dibesarkan di Brouxmille, New York. Menamatkan Sekolah Menengah di Andover Academy di Massachusetts Th 1948 Masuk Universitas Chicago, setahun kemudian Bachelor diraih, ia mengambil bidang Psikologi, dan tertarik dengan Teori Piaget. Tahun 1958 lulus S3 dg Disertasi: The Development of Modes of Thinking and Choice in the year 10 to 16 (merupakan landasan teori perkembangan moralnya)

38 TENTANG LAWRENCE KOHLBERG
Th 1962 – 1968 mengajar di Universitas Chicago (almamaternya). Sejak th 1968 mengajar di Harvard. Menurut Kholberg Ketika dilahirkan, anak belum dan tidak membawa aspek moral. Kohlberg juga berpendapat, bahwa aspek moral merupakan sesuatu yang berkembang dan dikembangkan

39

40 Teori Perkembangan Moral
(Lawrence Kohlberg) Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: 1. Orientasi kepatuhan dan hukuman Tingkat 1: Pra-Konvensional (sekitar 4-10 tahun) 2. Orientasi kepentingan pribadi 3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas Tingkat 2: Konvensional (sekitar tahun) 4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial Tingkat 3: Pasca-Konvensional (13 tahun ke atas) 5. Orientasi hukum dan legalitas 6. Prinsip etika universal

41 Level I. Pra-konvensional (sekitar 4-10 tahun)
Anak-anak terutama hanya memperhatikan kontrol budaya atau kultural untuk menghindari hukuman dan memperoleh kepuasan. Terdapat 2 tahap, yaitu: Tahap 1. Hukuman dan kepatuhan. Anak-anak mematuhi peraturan semata-mata untuk menghindari hukuman; tidak ada pertimbangan moral. Tahap 2. Orientasi pada kepentingan pribadi. Anak-anak bertindak semata-mata karena keinginan dan kepuasan pribadi, tanpa mempertimbangkan keadilan bagi orang lain.

42 Level II. Konvensional (sekitar 10-13 tahun)
Pada tahap ini anak-anak mencari persetujuan dari orang-orang di sekitar mereka. Mereka tidak hanya patuh, tapi juga secara aktif mendukung standar masyarakat. Ada 2 tahapan, yaitu: Tahap 3. Konformitas dan keserasian. Anak-anak mencari persetujuan dari orang lain untuk memutuskan suatu tindakan; Tahap 4. Mentalitas otoritas dan aturan. Anak-anak tertarik pada otoritas dan kegiatan untuk mempertahankan keteraturan sosial. Perilaku yang baik adalah ‘melakukan apa yang menjadi tugasnya’.

43 Level III. Post-konvensional (13 tahun ke atas)
Jika moralitas yang sebenarnya (kode moral internal) dapat berkembang, maka perkembangan itu terjadi pada masa ini. Individu tidak lagi menilai orang lain berdasarkan pertimbangan moral, melainkan melalui “nurani yang tercerahkan” (enlightened conscience). Ada dua tahap, yaitu: Tahap 5. Individu membuat keputusan moral berdasarkan hukum atau legalitas, artinya, nilai-nilai yang terbaik adalah nilai-nilai yang didukung oleh hukum sebab itu artinya nilai-nilai tersebut telah diterima oleh seluruh masyarakat. Jika ada konflik antara kebutuhan manusia dan hukum yang ada, maka hukum itu harus diubah. Tahap 6. Prinsip Etika Universal. Manusia bertindak, bukan akibat rasa takut, hukum, atau mencari persetujuan, melainkan berdasarkan standar yang mereka tanamkan dalam diri mereka sendiri mengenai apa yang benar atau salah. Kata hati atau nurani menentukan apa yang benar


Download ppt "Tahapan Perkembangan Kognitif"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google