Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
PENGALAMAN KEWENANGAN (OTORITAS) PENALARAN DEDUKTIF PENALARAN INDUKTIF PENDEKATAN ILMIAH
2
PENGALAMAN SUMBER PENGETAHUAN YG SELALU DIGUNAKAN
KEBIJAKAN DARI GENERASI KE GENERASI “EXPERIENCE IS THE BEST TEACHER” KETERBATASAN: SANGAT TERGANTUNG KEPADA ORANG YANG MENGALAMI KEJADIAN KITA TIDAK DAPAT MENGALAMI SEGALA HAL YG INGIN KITA KETAHUI
3
KEWENANGAN (OTORITAS)
BERTANYA KEPADA ORANG YANG PUNYA PENGALAMAN, ATAU YANG PUNYA KEAHLIAN TENTANG MASALAH TERSEBUT PARA TERPELAJAR DARI ABAD PERTENGAHAN, SEPERTI PLATO DAN ARISTOTELES, MERUPAKAN OTORITAS BAGI KEBENARAN
4
PERLU DIPERHATIKAN, BAGAIMANA PARA OTORITAS MEMPEROLEH PENGETAHUAN
DULU: PARA OTORITAS DIANGGAP BENAR KARENA POSISI, RAJA, KETUA ADAT, ALIM ULAMA SEKARANG: KITA PERCAYA SEORANG SEBAGAI OTORITAS HANYA BILA DIA PUNYA PENGALAMAN ATAU SUMBER PENGETAHUAN YANG DIAKUI
5
TRADISI / KEBIASAAN KEKURANGAN OTORITAS:
SEBAIKNYA DIPERHITUNGKAN DENGAN BAIK SEBELUM DIANGGAP SEBAGAI KEBENARAN KEKURANGAN OTORITAS: MUNGKIN SALAH TIDAK SPAKAT ANTAR SESAMANYA, LEBIH BERSIFAT OPINI PRIBADI DARIPADA FAKTA
6
PENALARAN DEDUKTIF FILOSOF YUNANI KUNO, ARISTOTELES, MEMPERKENALKAN LOGIKA DEDUKTIF PERNYATAAN UMUM DIBAWA MENJADI PERNYATAAN SPESIFIK DENGAN MENGGUNAKAN ATURAN-ATURAN LOGIS ARGUMEN : TERDIRI DARI SEJUMLAH PERNYATAAN YANG BERKAITAN SATU SAMA LAIN PERNYATAAN TERAKHIR = KONKLUSI, YANG LAINNYA DISEBUT PREMIS, MERUPAKAN BUKTI PENDUKUNG
7
SYLLOGISME: TERDIRI DARI SEBUAH PREMIS MAYOR, DAN SEBUAH PREMIS MINOR, DIIKUTI OLEH SUATU KESIMPULAN CONTOH: SEMUA TUMBUHAN MONOKOTIL PUNYA AKAR SERABUT (PREMIS MAYOR) PADI ADALAH TUMBUHAN MONOKOTIL (PREMIS MINOR) KARENA ITU, PADI PUNYA AKAR SERABUT (KESIMPULAN)
8
KETERBATASAN LOGIKA DEDUKTIF:
PREMIS-PREMIS HARUS BENAR AGAR KESIMPULAN BENAR. KESIMPULAN DARI SYLLOGISME TIDAK PERNAH BISA MELAMPAUI KANDUNGAN PREMIS SULIT MENEGAKKAN KEBENARAN UNIVERSAL TENTANG FENOMENA ILMIAH PENALARAN DEDUKTIF DAPAT MENYUSUN APA YANG SUDAH DIKETAHUI, DAPAT MENUNJUK KEPADA HUBUNGAN BARU, NAMUN TIDAK CUKUP SEBAGAI SUMBER DARI PENGETAHUAN BARU
9
MESKI KETERBATASANNYA, PENALARAN DEDUKTIF BERGUNA DI DALAM PROSES RISET.
MENYEDIAKAN CARA UNTUK MENYAMBUNG TEORI DAN OBSERVASI MEMUNGKINKAN DEDUKSI DARI TEORI YANG ADA, FENOMENA APA YANG HARUS DIAMATI. DEDUKSI DARI TEORI DAPAT MENYEDIAKAN HIPOTESIS
10
PENALARAN INDUKTIF KONKLUSI DARI PENALARAN DEDUKTIF HANYA BENAR BILA PREMIS-PREMIS DASAR ADALAH BENAR BAGAIMANA ORANG TAHU BAHWA PREMIS-PREMIS ITU BENAR? PADA ABAD PERTENGAHAN, DOGMA SELALU DISUBSTITUSI UTK PREMIS-PREMIS YANG BENAR, SEHINGGA DIPEROLEH KONKLUSI YANG TIDAK VALID
11
FRANCIS BACON (1561 – 1626) PELOPOR PENDEKATAN BARU BAGI PENGETAHUAN
PEMIKIR-PEMIKIR TIDAK BOLEH MENERIMA SAJA PREMIS-PREMIS DARI OTORITAS SEBAGAI KEBENARAN ABSOLUT PENELITI HARUS MEMBANGUN KESIMPULAN UMUM BERDASARKAN FAKTA-FAKTA DARI PENGAMATAN LANGSUNG CONTOH: KETIDAK SEFAHAMAN TENTANG JUMLAH GIGI KUDA PERLU DIBUAT CARA BARU UNTUK MENCRI ENGETAHUAN, YAITU LIHAT PADA FAKTA-FAKTA, DARIPADA BERGANTUNG KEPADA OTORITAS ATAU SPEKULASI INI MENJADI PRINSIP FUNDAMENTAL DARI SEMUA ILMU
12
INI DISEBUT PENDEKATAN INDUKTIF, KEBALIKAN DARI PENDEKATAN DEDUKTIF
SISTEM BACON: PENGAMATAN TERHADAP EVENT-EVENT KHUSUS, LALU BERDASARKAN ITU DIBUAT INFERENSI TENTANG KEADAAN UMUM DARI EVENT TERSEBUT INI DISEBUT PENDEKATAN INDUKTIF, KEBALIKAN DARI PENDEKATAN DEDUKTIF
13
PERBEDAAN PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF; A. DEDUKTIF:
SETIAP MAMALIA PUNYA PARU-PARU SEMUA KELINCI ADALAH MAMALIA KARENA ITU, KELINCI PUNYA PARU-PARU B. INDUKTIF: SEIAP KELINCI YANG PERNAH DIAMATI PUNYA PARU-PARU KARENA ITU SETIAP KELINCI PUNYA PARU-PARU
14
INDUKSI PERFECT: INDUKSI IMPERFECT:
- PENELITI HARUS MENGAMATI SEMUA ANGGOTA KELOMPOK INDUKSI IMPERFECT: BERDASARKAN PENGAMATAN INCOMPLETE, LEBIH LAYAK DILAKUKAN DALAM PRAKTEK, ORANG MENGAMATI SAMPEL DARI SUATU KELOMPOK DAN MEMBUAT INFERENSI DARI SAMPEL KEPADA KESELURUHAN KELOMPOK KONKLUSI INDUKTIF HANYA BISA ABSOLUT UNTUK KELOMPOK OBJEK PENELITIAN KECIL
15
CONTOH: DIDUGA BAHWA BIJI-BIJI BERUKURAN KECIL AKAN MENGHASILKAN KECAMBAH YANG KECIL. UNTUK MEMBUKTIKAN INI HARUS DIBUAT PENELITIAN. KESIMPULAN YANG DIPEROLEH SULIT DIPASTIKAN BENAR, SEBAB TIDAK MUNGKIN MENGAMATI SEMUA BENIH, YANG SEKARANG, MASA LAMPAU DAN AKAN DATANG. MESKIPUN INDUKSI IMPERFECT TIDAK MEMUNGKINKAN KITA UNTUK MEMPEROLEH KONKLUSI YANG PASTI BENAR, NAMUN MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DAPAT DIPERCAYA DAN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN YANG WAJAR DAN LAYAK.
16
PENDEKATAN ILMIAH PENDEKATAN HANYA INDUKSI:
SELALU MENGHASILKAN AKUMULASI DARI PENGETAHUAN DAN INFORMASI YANG TERISOLER HANYA SEDIKIT MEMBERI KONTRIBUSI KEPADA KEMAJUAN PENGETAHUAN TIDAK DAPAT MENGATASI BANYAK PERMASALAHAN
17
TEKNIK BARU, YAITU METODE INDUKTIF – DEDUKTIF, ATAU PENDEKATAN ILMIAH
CHARLES DARWIN: DALAM PENGEMBANGAN TEORI EVOLUSI, DIKENAL SEBAGAI YANG PERTAMA MENERAPKAN METODE INI DALAM ILMU PENGETAHUAN PENGAMATAN-PENGAMATAN BIOLOGIS DIKUMPULKAN, LALU MEMFORMULASI SUATU HIPOTESIS TENTATIF UNTUK MENJELASKAN FAKTA-FAKTA YANG TELAH DIKUMPULKANNYA MELALUI PENGAMATAN. KEMUDIAN HIPOTESIS INI DIUJI DENGAN MEMBUAT DEDUKSI DAN MENGUMPULKAN DATA TAMBAHAN DARI CARA PENELUSURAN INI DARWIN MENGEMBANGKAN TEORI EVOLUSINYA.
18
PEMAKAIAN KEDUA PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF INI ADALAH CIRI DARI PENYELIDIKAN ILMIAH MODERN
DIANGGAP SEBAGAI METODE YANG PALING DIPERCAYA BAGI MEMPEROLEH PENGETAHUAN
19
PENDEKATAN ILMIAH: PROSES DIMANA SIPENELITI BERGERAK SECARA INDUKTIF DARI PENGAMATAN KEPADA HIPOTESA, LALU SECARA DEDUKTIF DARI HIPOTESA KEPADA IMPLIKASI LOGIS DARIPADA HIPOTESA TERSEBUT JIKA IMPLIKASI YANG TERDEDUKSI ADALAH SESUAI DENGAN INDUK PENGETAHUAN YANG TELAH DITERIMA, INI KEMUDIAN DIUJI LEBIH LANJUT DENGAN PENGUMPULAN DATA EMPIRIS. BERDASARKAN BUKTI, MAKA HIPOTESA DITERIMA ATAU DITERIMA
20
PENGGUNAAN HIPOTESIS ADALAH BEDA UTAMA ANTARA PENDEKATAN ILMIAH DENGAN PENALARAN INDUKTIF.
PADA PENALARAN INDUKTIF, TERLEBIH DAHULU DILAKUKAN PENGAMATAN, LALU MENYUSUN INFORMASI YANG DIPEROLEH PADA PENDEKATAN ILMIAH, SEORANG MEMPERSOALKAN APA YANG AKAN DITEMUKANNYA JIKA SUATU HIPOTESIS BENAR, LALU MEMBUAT PENGAMATAN-PENGAMATAN SISTEMATIS, SUPAYA DAPAT MEMASTIKAN, ATAU GAGAL MEMASTIKAN HIPOTESIS TERSEBUT.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.