Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIvan Jayadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
MENGGUGAT EQUALITAS PELAKSANAAN KURIKULUM SLB
ARI WAHYUDI /
2
KEY WORD: TAHUN 2014 KURIKULUM BARU SLB
JENIS PENDIDIKAN YG LAIN SUDAH ADA “KURIKULUM 2013” DISKRIMINASI PERLAKUAN ? ROAD MAP (TIDAK JELAS) GANTI MENTERI GANTI KEBIJAKAN AROGANISASI KEKUASAAN
3
KRITIK KURIKULUM 2013 Kompas 27 Maret 2013 Budiono Wapres kurikulum 2013 diposisikan sbg simpul kritis dlm proses konsolidasi demokrasi Kurikulum 2013 terinspirasi dari pengalaman Amerika Serikat yg menempatkan institusi pendidikan sbg pilar utama demokrasi. Iwan Pranoto (guru besar ITB) masing-masing MP sudah memiliki karakter sendiri umumnya karakter moral yg ada dalam MP tsb muncul dgn sendirinya dr dlm tanpa perlu diumbar dlm bentuk paparan seorang guru kpd siswanya. Metode tidak bisa memaksa substansi, tapi substansi yang memunculkan metode. Kompas 9 April 2013
4
Romo Mardiatmadja (STF Driyarkara): Peran guru untuk mendidik tidak tampak yang ada hanya sbg pawang atau mentor ini bahaya untuk menjadikan generasi rapuh. Kompas 8 April 2013 Kompas, 5 April 2013 Doni Koesoema A pilihan filsafat yg melandasi kurikulum 2013 adalah eklektisisme yang dianggap sebagai wujud kemalasan berpikir, simplifikasi persoalan, dan pilihan jalan pintas paling gampang. KD Matematika “Menunjukkan perilaku patuh,tertib dan mengikuti aturan dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan sesuai secara efektif dengan memperhatikan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan” integrasi pend. Karakter dan matematika.
5
Kritik Ari Wahyudi (PLB Unesa):
Mengulang kesalahan orde baru dgn P4 nya Perilaku dituntun dengan konsep mutiara kata indah yang terurai pada 36/45 butir Pancasila. Mestinya substansi lebih utama dikembangkan dengan sendirinya akan menuntun metode untuk mengimplementasikan Goal besarnya adalah pembentukan karakter bangsa yang diamanahkan oleh Konstitusi. KURIKULUM HARUS DIKEMBANGKAN BERDASARKAN KONSTITUSI
6
FILSAFAT KURIKULUM 2013 Filsafat pendidikan perenialisme atau tradisionalisme pada intinya ingin mengatakan bahwa prinsip-prinsip pendidikan yang fundamental, yang ada sekarang ini, sesungguhnya telah ada dari dulu. Prinsip ini berlaku sepanjang masa—di mana pun dan kapan pun—sebab telah teruji keampuhannya bagi peradaban umat manusia. Filsafat pendidikan esensialis sebaliknya, yakni ingin mengajarkan hal-hal yang mendasar, tetapi tak fundamental, melainkan esensial yang dibutuhkan peserta didik, berupa pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan agar mereka bisa hidup di dunia nyata. Filsafat ini tidak mengutamakan isi pengetahuan, tetapi mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan. Dengan keterampilan ini, siswa dapat hidup di masyarakat.
7
FILSAFAT KURIKULUM 2013 Filsafat humanisme merupakan gerakan filsafat yang muncul pada abad ke-14. Filsafat ini ingin mengembalikan dimensi manusia ideal yang ada dalam sastra klasik, di mana pembelajaran kebudayaan dan bahasa klasik jadi salah satu sarana untuk sampai pada pembentukan manusia ideal. Filsafat humanisme dalam pendidikan tetap mengutamakan materi, program, guru, dan metode pembelajaran sebagai bagian utama pendidikan. Filsafat pendidikan progresif merupakan satu pendekatan yang menentang ketiga aliran di atas. Filsafat progresif, yang mulai muncul abad ke-19 dengan tokoh antara lain John Dewey, Ovide Decroly, dan Maria Montessori. Pendekatan ini oleh Dewey disebut sebagai Revolusi Kopernikan dalam pedagogi. Pusat pedagogi tradisional, seperti dalam perenialisme, humanisme, dan esensialisme adalah program studi, guru, disiplin ilmu, dan metode. Dalam pedagogi pendidikan baru ini terjadi perubahan pusat gravitasi, yaitu pada siswa.
8
FILSAFAT KURIKULUM 2013 Filsafat eklektik pada hakikatnya adalah ingin memilih yang terbaik dari banyak pendekatan. Istilah ini secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu eklektikos, yang artinya memilih atau menyeleksi. Eklektik adalah menggabungkan hal-hal yang berbeda, yang sebenarnya tidak cocok satu sama lain, jadi satu mosaik tersendiri. Pendekatan tidak melihat bahwa hal-hal yang dipilih itu secara natural, fundamental, cocok dan dapat diintegrasikan, tetapi sekadar menggabung-gabungkan apa yang baik menjadi satu kesatuan. Karena itu, pendekatan eklektik sering kali dianggap sebagai pendekatan yang tidak elegan, gabungan kompleks yang tidak jelas, jauh dari kesederhanaan berpikir secara nalar, serta sering kali dianggap tidak memiliki konsistensi dalam pemikiran.
9
KURIKULUM BERBASIS KONSTITUSI
(ROAD MAP PENDIDIKAN) Terima kasih
10
MELINDUNGI SEGENAP BANGSA. KESEJAHTERAAN, KECERDASAN
KONSTITUSI PASAL 31 UUD 1945 PASA31 UUD 1945 AMANDEMEN BATANG TUBUH UU NO UU NO UU NO UU NO UNDANG-UNDANG TUJUAN KELEMBAGAAN JENIS PENDIDIKAN TUJUAN BIDANG STUDI JENIS MATA PELAJARAN TUJUAN PENGAJARAN SILABUS RPP
11
SIMPULAN: Terima kasih
12
PERBEDAAN PERLAKUAN = PENDZALIMAN
KESAMAAN PERATURAN KESAMAAN POTENSI PENGEMBANG DAN PELAKU PENDIDIKAN KURIKULUM BARU PETAKA PENDIDIKAN PERBEDAAN PERLAKUAN = PENDZALIMAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.