Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehazwar_cx azwar Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
SATUAN ACARA PENGAJARAN A. Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tegangan ac lanjutan. B. Indikator: a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang listrik 3 fasa. C. Pokok Bahasan: tegangan ac lanjutan.. D. Sub Pokok Bahasan: a. Listrik 3 fasa PERTEMUAN 8
2
Sistem Tenaga Listrik 3 fasa Hampir semua listrik yang digunakan oleh industri, dibangkitkan, ditransmisikan dan didistribusikan dalam sistem 3 fasa. Sistem 3 fasa ini memiliki tegangan dan arus yang sama (magnitude dan frekuensi) tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik. Ke 3 fasa ini dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
3
Sistem Tenaga Listrik 3 fasa Gambar Fasor Sistem Tenaga Listrik 3 fasa
4
Sistem Tenaga Listrik 3 fasa Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan 3 fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3 atau Va, Vb, dan Vc. Sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c. Sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
5
Hubungan Bintang (Y, wye) Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal/fase (Vline) dari tiga fase a – b – c (Vab, Vbc, Vca) mempunyai magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap fase terhadap titik netral (Van, Vbn, Vcn). Tegangan Van = Va, Vbn = Vb dan Vcn = Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.
6
Hubungan Bintang (Y, wye) Hubungan tegangan fase dengan tegangan line (misal Vf = 100 volt (Veff)) : Van = 100 ∠ 0 0 volt Vbn = 100 ∠ -120 0 volt Vcn = 100 ∠ -240 0 volt Sehingga tegangan antar fasa (Vline) dapat dihitung : Vab = Van + Vnb = Van + (-Vbn) = Van + Vnb = 100 ∠ 0 0 - 100 ∠ -120 0 = (100 + j 0) – (-50 – j 86) = 173,2 ∠ 30 0 = 100.√3 ∠ 30 0 volt (Vf = 100) Karena ini juga berlaku untuk ke tiga fasa maka bentuk umum dari hubungan di atas untuk semua fasa: Vline = Vf. √3 ∠ 30 0 volt
7
Hubungan Bintang (Y, wye) Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye).
8
Hubungan Bintang (Y, wye) Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya Tegangan antar fase (Vline) = √3 Vfase = 1,73Vfase. Sedangkan untuk arus, arus saluran (arus di luar kumparan fase) mempunyai nilai yang sama dengan arus pada tiap kumparan fasa, ILine = Ifase (Ia = Ib = Ic).
9
Hubungan Segitiga Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase. Ujung awal 1 fase dihubungkan dengan ujung akhir fase yang lain. Tegangan antara dua terminal/fase dari tiga fase a – b – c (Vab, Vbc, Vca) mempunyai magnitude dan beda fasa yang sama dengan tegangan tiap fase atau tegangan pada tiap kumparan (Va, Vb, Vc). Tidak terdapat titik netral.
10
Hubungan Segitiga Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).
11
Hubungan Segitiga Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran (di luar kumparan) dihitung sebagai tegangan antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa (kumparan) mempunyai besar magnitude yang sama, Vline = Vfase Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh sebagaimana proses memperoleh hubungan tegangan line dengan tegangan fasa pada hubungan Y (Vline = √3. Ifase) : Iline = √3. Ifase = 1,73Ifase.
12
Daya pada Sistem 3 Fase Pada beban yang seimbang, jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama
13
Daya pada Sistem 3 Fase Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah : Pfase = Vfase.Ifase.cos θ Sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan : PT = 3.Vf.If.cos θ
14
Daya pada Sistem 3 Fase Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan perfasanya menjadi Vf = Vline/1,73. Dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah: PT = 3.Vf.If.cos θ PT = 3.(VL/1,73).IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
15
Daya pada Sistem 3 Fase Pada hubungan segitiga, besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vf. Besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi If = IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah: PT = 3.Vf.If.cos θ PT = 3.VL. (IL/1,73).cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
16
Daya pada Sistem 3 Fase Pada hubungan segitiga, besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vf. Besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi If = IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah: PT = 3.Vf.If.cos θ PT = 3.VL. (IL/1,73).cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.