Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

CHAPTER 3 Ethics & Social Responsibility

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "CHAPTER 3 Ethics & Social Responsibility"— Transcript presentasi:

1 CHAPTER 3 Ethics & Social Responsibility
STRATEGIC MANAGEMENT & BUSINESS POLICY 11TH EDITION THOMAS L. WHEELEN J. DAVID HUNGER Prentice Hall 2006

2 Apakah ETIKA dan BISNIS berasal dari dua dunia berlainan ???
dua dunia yan berlainan ???

3 Semburan lumpur panas di wilayah pengeboran sebuah
perusahaan minyak nasional di Sidoarjo pada tanggal 29 Mei 2006 dan hingga saat ini belum bisa dihentikan. Obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004 Pemakaian formalin pada makanan dan pembuatan terasi dengan bahan yang sudah berbelatung

4 5 Tahun Berjualan Daging Sampah Hotel
Wali Kota Jakarta Barat Joko Ramadhan melihat daging olahan sisa hotel dan restoran yang digerebek polisi dan petugas Sudin Peternakan dan Perikanan Pemkot Jakarta Barat, di kawasan Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (11/9). Menurut Djoko, penjual daging busuk tersebut dapat dikenai sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996, tentang Pangan. Ancaman hukumannya pidana penjara maksimal 1 tahun, dan atau denda Rp 120 juta

5

6 Salah satu kasus yang sering dijadikan acuan adalah bagaimana Johnson & Johnson (J&J) menangani kasus keracunan Tylenol tahun Pada kasus itu, tujuh orang dinyatakan mati secara misterius setelah mengonsumsi Tylenol di Chicago. Setelah diselidiki, ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida. Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab, J&J segera menarik 31 juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut. J&J bekerja sama dengan polisi, FBI, dan FDA (BPOM-nya Amerika Serikat) menyelidiki kasus itu. Hasilnya membuktikan, keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol. Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100 juta dollar AS. Namun, karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan, perusahaan itu berhasil membangun reputasi bagus yang masih dipercaya hingga kini. Begitu kasus itu diselesaikan, Tylenol dilempar kembali ke pasaran dengan penutup lebih aman dan produk itu segera kembali menjadi pemimpin pasar.

7 CORPORATE STAKEHOLDER
Corporate Stakeholders Affect or are affected by the achievement of the corporation’s objectives CORPORATE STAKEHOLDER Prentice Hall 2006

8 Stakeholder Analysis –
Corporate Stakeholders Stakeholder Analysis – Primary stakeholder Sufficient bargaining power to affect outcomes  customers employees, suppliers, shareholders, creditors Secondary stakeholder Indirect stake but are affected by corporation’s actions  Nongovernmental organizations (NGOs), activists, local local communities, trade associations, competitors, and governments Stakeholder Input Determine whether input is necessary Prentice Hall 2006

9 Secara jangka panjang, filosofi J&J yang meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan berbuah keuntungan lebih besar kepada perusahaan. Doug Lennick dan Fred Kiel (2005), penulis buku Moral Intelligence, berargumen, perusahaan-perusahaan yang memiliki pemimpin yang menerapkan standar etika dan moral yang tinggi terbukti lebih sukses dalam jangka panjang. Hal sama juga dikemukakan miliuner Jon M Huntsman (2005) dalam buku Winners Never Cheat. Dikatakan, kunci utama kesuksesan adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.

10 Broader responsibility --
Private corporations have responsibility to society that extend beyond making a profit Prentice Hall 2006

11 Social Responsibility
Milton Friedman There is one and only one social responsibility of business—to use its resources and engage in activities designed to increase its profits so long as it stays within the rules of the game, which is to say, engages in open and free competition without deception or fraud. Prentice Hall 2006

12 Carroll’s 4 Responsibilities
Corporate Governance Carroll’s 4 Responsibilities Economic Legal Ethical Discretionary Prentice Hall 2006

13 Carroll’s 4 Responsibilities
Prentice Hall 2006

14 Recent Survey Results --
Ethical Decision Making Recent Survey Results -- 70% distrust business executives  Enron; WorldCom Prentice Hall 2006

15 Business Ethics Ethical principles
Standar-standar berperilaku dan nilai-nilai moral bisnis yang mengatur tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan di dalam lingkungan kerja Ethical principles Pedoman untuk berperilaku moral

16 Aplikasi dari gagasan-gagasan etis secara umum pada pelaku bisnis
Business Ethics Aplikasi dari gagasan-gagasan etis secara umum pada pelaku bisnis Bukti dari perilaku tak pantas di tempat kerja ditunjukkan pada Figure berikut: Type of Observed Misconduct Percentage of Employees Responding Unsafe working conditions 56 Deceptive sales practices Mishandling proprietary or confidential information 50 Violations of privacy rights 38 Shipping low-quality or unsafe products 37 Employment discrimination 36 Sexual harassment 34 Altering product quality or safety test results 32 Antitrust violations or unfair competitive practices Environmental breaches 31

17 Mengapa Bisnis itu harus Etis
Untuk memenuhi permintaan dari para stakeholders Untuk meningkatkan kinerja bisnis Untuk mematuhi ketentuan hukum. Untuk mencegah atau memperkecil kejahatan Untuk mempromosikan personal morality.

18 Sebuah studi selama 2 tahun yang dilakukan The Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever, Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling, menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan, mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan investasi.

19 Di tahun 1999, jurnal Business and Society Review menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti melakukan komitmen dengan publik yang berlandaskan pada kode etik akan meningkatkan market value added sampai dua-tiga kali daripada perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa. Bukti lain, seperti riset yang dilakukan oleh DePaul University di tahun 1997, menemukan bahwa perusahaan yang merumuskan komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja finansial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus dari perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa.

20 Provocative Question --
Reasons for Unethical Behavior Provocative Question -- Why are businesspeople perceived to be acting unethically? Prentice Hall 2006

21 Perceptions caused by --
Reasons for Unethical Behavior Perceptions caused by -- Not aware of impropriety Cultural norms and values vary Governance systems based on rule or relationships Differences in values between businesspeople and key stakeholders Prentice Hall 2006

22 Most common reasons for bending rules --
Reasons for Unethical Behavior Most common reasons for bending rules -- Organizational performance required it Ambiguous or out of date rules Pressure from others – everyone else does it Prentice Hall 2006

23 Apakah perilaku etis dan perilaku legal itu sama ?
ETIKA : Standar tingkah laku yang diterima di dalam pekerjaan, bisnis ataupun profesi tertentu. MORAL : Ajaran mengenai pola tingkah laku yang didasarkan pada latar belakang filosofi maupun agama HUKUM : Menunjukkan pada kode formal yang mengijinkan atau melarang pola perilaku yang ada dan tidak boleh bertentangan dengan ETIKA maupun MORAL

24 Tahap-Tahap Pengembangan Moral dan Etika
Menurut Kohlberg, ada 3 tingkat perkembangan moral : Preconventional Level Individu utamanya akan mendahulukan kepentingan pribadinya. Aturan-aturan diikuti hanya karena takut hukuman (menghindari hukuman) atau berharap mendapatkan imbalan. Ciri : perhatian pada diri-sendiri Conventional Level Individu mempertimbangkan kepentingan-kepentingan dan ekspektasi orang lain dalam mengambil keputusan aturan-aturan diikuti karena ia merupakan salah satu bagian anggota kelompok Ciri : pertimbangan pada hukum dan norma-norma masyarakat Principles Level Individu mengikuti prinsip-prinsip pribadinya dalam menjawab dilema-dilema etika. Ia akan mempertimbangkan kepentingan pribadi, kelompok dan masya- rakat. Ciri : ketaatan seseorang terhadap kode moral intern

25 Upaya-Upaya Untuk Membatasi Praktek Tidak Bermoral
1. Kode Etik Kode etik menspesifikasikan bagaimana sebuah organi- sasi mengharapkan karyawan-karyawannya untuk ber – perilaku dalam bekerja Kode Etik dijabarkan dalam 3 pendekatan dasar : Utilitarian Approach  Pendekatan yang mengusulkan agar tindakan maupun rencana dibatasi oleh konsekuensi Individual Right Approach  Pendekatan yang mengusulkan setiap orang memiliki suatu aturan yang pasti yang dapat diterima dalam setiap keputusan

26  Pendekatan yang mengusulkan bahwa
Justice Approach  Pendekatan yang mengusulkan bahwa pengambilan keputusan harus layak, adil, tidak memihak. 2. Manajemen perusahaan mengkomunikasikan kode etik dalam program pelatihan, sistem penilaian kinerja, dan dalam kebijakan dan prosedur

27 Approaches to Ethical Behavior (Immanuel Kant)
Encouraging Ethical Behavior Approaches to Ethical Behavior (Immanuel Kant) Categorical imperative  “golden rule”  Means - Ends Prentice Hall 2006


Download ppt "CHAPTER 3 Ethics & Social Responsibility"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google