Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYohanes Budiman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE Hakikat Manusia Sifat Keingintauan Manusia I Putu Widyanto
2
HAKIKAT MANUSIA Hakikat Manusia peran atau pun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia Manusia sebagai Makhluk Tuhan YME Ada dua aliran filsafat tentang asal usul manusia Evolusionisme Manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran ini Herbert Spencer dan Charles Darwin Kreasionisme Asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Adanya proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri manusia memang terjadi, tetapi tentunya, menolak pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
3
Manusia sebagai Kesatuan Badan dan Roh
Ada tiga aliran filsafat tentang kesatuan badan dan roh Epiphenomenalisme Menurut Julien de La Mettrie esensi manusia semata-mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh/fisiknya. Segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah dipandang hanya sebagai resonansi dari berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka muncullah rasa sakit. Spiritualisme Menurut Plato esensi manusia bersifat kejiwaan/ spiritual/rohaniah. Plato tidak mengingkari adanya aspek badan, namun menurut dia jiwa mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada badan. Jiwa berperan sebagai pemimpin badan, jiwalah yang mempengaruhi badan, karena itu badan mempunyai ketergantungan kepada jiwa. Contoh : Apabila jiwa seseorang baik/beriman maka akan mempengaruhi badan (prilakunya). Paralelisme Menurut Descartes esensi manusia terdiri atas dua substansi, yaitu badan dan jiwa. Karena manusia terdiri atas dua substansi yang berbeda (badan dan jiwa), maka antara keduanya tidak terdapat hubungan saling mempengaruhi. Namun demikian setiap peristiwa kejiwaan selalu paralel dengan peristiwa badaniah, atau sebaliknya. Contoh: apabila jiwa seseorang sedih, maka secara paralel badannya pun tampak murung atau menangis. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa manusia bukan hanya badannya, bukan pula hanya rohnya. Manusia adalah kesatuan antara aspek badani dan rohaninya dan saling mempengaruhi.
4
Individualitas/personalitas
setiap manusia memiliki subjektivitas, maka ia hakikatnya adalah pribadi, ia adalah subjek. Sebagai pribadi atau subjek, setiap manusia bebas mengambil tindakan atas pilihan serta tanggung jawabnya sendiri (otonom) untuk menandaskan keberadaanya di dalam lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia adalah individu/ pribadi, artinya manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek yang otonom. Sosialitas Manusia adalah individual, tetapi ia tidak hidup sendirian, melainkan hidup pula dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dengan sesamanya (bermasyarakat), setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu, mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, namun demikian sekaligus ia pun mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat. Keberbudayaan Kebudayaan adalah “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar” Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, menggunakan kebudayaan dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya atau untuk mencapai berbagai tujuannya. Manusia tidak menjadi manusia karena sebuah faktor di dalam dirinyanya, seperti misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaannya.
5
Moralitas Manusia memiliki dimensi moralitas sebab ia memiliki kata hati yang dapat membedakan antara baik dan jahat. Sebagai subjek yang otonom manusia selalu dihadapkan pada suatu alternatif tindakan yang harus dipilihnya. Adapun kebebasan untuk bertindak itu selalu berhubungan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya. Karena manusia mempunyai kebebasan memilih untuk bertindak/berbuat, maka selalu ada penilaian moral atau tuntutan pertanggungjawaban atas setiap perbuatannya. Keberagamaan Keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilakunya.
6
B. SIFAT KEINGINTAUAN MANUSIA
Salah satu kodrat manusia adalah untuk mencari tahu apa yang belum diketahui. Disadari atau tidak, sebenarnya seseorang lebih banyak belajar dari pertanyaan daripada jawaban. Manusia selalu ingin tahu dalam hal apa sesungguhnya yang ada (know what), bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) terhadap segala hal. Orang tidak puas apabila yang ingin diketahui tidak terjawab. Manusia berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan, dari dorongan ingin tahu manusia berusaha mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. . Rasa keingintahuan manusia dimulai dari rasa ingin mengenal dirinya sendiri yang kemudian berkembang kepada rasa keingintahuan manusia pada alam sekitarnya. Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan Perkembangan rasa keingintahuan. Mitos dan mitologi Mitos adalah cerita rakyat yang dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya dengan kejadian, gejala yang terdapat di alam, manusia pada alam sekitarnya. Mitos sebenarnya adalah manusia dengan imajinasinya berusaha secara sungguh-sungguh menerangkan gejala alam yang ada, namun usahanya belum dapat tepat karena kurang memiliki pengetahuan sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh, dewa, atau dewi.
7
Tujuan manusia menciptakan mitos, karena pada saat itu penduduk masih dalam tingkat mistis peradabannya. Manusia percaya akan adanya kekuatan-kekuatan gaib yang melebihi kekuatan manusia biasa. Mitos dipercayai kebenarannya karena beberapa faktor (1) karena keterbatasan pengetahuan manusia, (2) karena keterbatasan penalaran manusia, (3) karena keingintahuan manusia untuk sementara telah terpenuhi. Telah dikemukakan bahwa kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yaitu penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu itu benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran (pseudo science), kebenaran dan hasaratnya ingin tahu sudah terpenuhi, paling tidak untuk sementara waktu. Manusia berpikir rasional Rasional adalah menerima sesuatu atas dasar kebenaran pikiran atau rasio. Paham tersebut bersumber pada akal manusia yang diolah dalam otak. Dengan berpikir rasional, manusia dapat meletakkan hubungan dari apa yang telah diketahui dan yang sedang dihadapi. Dalam perkembangan sejarah manusia, terdapat kesan bahwa pada mulanya perasaan manusialah yang lebih berperan dalam kehidupannya, sehingga timbul kepercaayaan atau agama dan rasa sosial. Dengan makin banyaknya persoalan yang harus dihadapi, manusia makin banyak mempergunakan akalnya dan kurang mementingkan perasaan. selesai
8
Tugas Mandiri ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 2 1. Perkembangan Fisik Dan Sifat Manusia. 2. Perkembangan Alam Pikiran Manusia SELAMAT BELAJAR
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.