Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSukarno Tedja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai
2
kata mangrove berasal dari bahasa Portugis “mangue” untuk salah satu spesies pohon bakau, dan bahasa Inggris “grove” untuk tegakan pohon. Dimana secara ekologi termasuk didalamnya semak dan pohon-pohon yang terdapat di zona intertidal dan subtidal dangkal rawa pasang surut, daerah tropik dan sub-tropik Pengertian mangrove Zona intertidal merupakan zona yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan luas area yang sempit antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah. Pada zona ini terdapat variasi faktor lingkungan yang cukup besar, seperti fluktuasi suhu, salinitas, kecerahan dan lain – lain. Variasi ini dapat terjadi pada daerah yang hanya berjarak sangat dekat saja misalnya beberapa cm. Zona ini dihuni oleh organisme yamh keseluruhannya merupakan organisme bahari. Zona Subtidal merupakan daerah yang terletek antara batas air surut terendah di pantai dengan ujung paparan benua (continental shelf), dengan kedalaman sekitar 200 meter.
3
Fungsi Biologis Habitat benih ikan, udang dan kepiting untuk hidup dan mencari makan. Sumber keanekaragaman biota akuatik dan nonakuatik seperti ular, kera, kelelawar, tanaman anggrek, Sumber plasma nutfah Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme. Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional.
5
Keadaan Luas hutan mangrove di Indonesia tahun 1999 = 8,6 juta hektar.
Dan mengalami kerusakan sekitar 5,3 juta hektar. Luas hutan mangrove di Indonesia tahun 1999 = 8,6 juta hektar. Dan mengalami kerusakan sekitar 5,3 juta hektar.
6
Penyebab rusaknya hutan mangrove :
Konservasi mangrove menjadi kawasan pertambakan,pemukiman, dan industri. Penumpukan limbah organik dari sisa pakan dan feses pada budidaya udang.
7
Penyebab Rusaknya Hutan Mangrove
Konservasi mangrove menjadi kawasan pertambakan,pemukiman, dan industri. Penumpukan limbah organik dari sisa pakan dan feses pada budidaya udang. Pemanfaatan yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah pesisir sangat tinggi.
8
Akibat rusaknya hutan mangrove
Melimpahnya bahan organik menjadikan bakteri oportunistik patogen berubah menjadi patogen Meningkatnya white spot baculo virus dan telah menyebabkan kematian udang windu budidaya tambak Menurunnya keanekaragaman hayati organisme akuatik dan nonakuatik. Patogen oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika mekanisme pertahanan inang diperlemah (contoh E. coli menginfeksi saluran urin ketika sistem pertahanan inang dikompromikan (diperlemah) Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit.
9
Komunitas Ikan dan Udang di Perairan Mangrove
10
Di Perairan mangrove Tongke-Tongke, Sulawesi selatan = 27 spesies dengan jumlah terbanyak dari famili mullidae. Di perairan muara Sungai Lamuru, Kabupaten Bone (kondisi mangrove berkurang) = 17 spesies ikan, 3 spesies udang, dan 5 spesies kepiting. Di perairan mangrove Trinity, Quensland Utara, Australia = 55 Spesies ikan. Terbanyak (128 spesies) diperoleh di mangrove Panglibao, Filipina.
11
Sebab Perbedaan Jumlah Spesies
perairan mempunyai kisaran salinitas yang lebih luas di bandingkan dengan perairan pantai tanpa eustarian. perbedaan alat tangkap dan ukuran mata jaring yang digunakan pada waktu penelitian, lama waktu penangkapan, dan kondisi mangrove yang tidak terganggu oleh aktivitas manusia (banyak dikonversi)
12
Upaya pelestarian Mangrove
Budidaya udang, harus diterapkan teknik budi daya yang ramah mangrove. Penghutanan kembali tepi perairan pantai dan sungai dengan tanaman mangrove. Menggunakan sistem budi daya silvo-fishery dalam pertambakan Lahan budidaya ikan dengan sistem keramba apung. Sistem silvo-fishery : terlebih dahulu dengan menanam bakau di wilayah. Setelah bakau-bakau tersebut besar, bakaunya di tebang dan tanah yang timbul dari kegiatan penanaman bakau tersebut dibuat jadi tambak. Setelah terbentuk tambak, pada pematang tambak ditanami lagi dengan bibit bakau dan masyarakat bisa memelihara ikan bandeng (Channos channos), udang windu (Penaeus monodon) dan rumput laut (Gracillaria) di dalam tambak tersebut. Keramba Apung adalah sebuah sarana pembiakan perikanan yang menggunakan jaring sebagai sarana pembiakan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.