Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Belajar Berpikir Kita harusnya berpikir mendalam, majemuk (multi-kriteria), dan non-linier. Kita harusnya berpikir sistemik (memandang segala sesuatu.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Belajar Berpikir Kita harusnya berpikir mendalam, majemuk (multi-kriteria), dan non-linier. Kita harusnya berpikir sistemik (memandang segala sesuatu."— Transcript presentasi:

1 Belajar Berpikir Kita harusnya berpikir mendalam, majemuk (multi-kriteria), dan non-linier. Kita harusnya berpikir sistemik (memandang segala sesuatu sebagai bagian sistem yang saling berhubungan). Kita harusnya berpikir dari suatu sudut pandang yang khas dan konsisten-rasional (“ideologis”).

2 Hidup ini untuk apa? Lahir  Gede  Lulus Sekolah  Dapat Pekerjaan  Makan Enak / Tidur Nyenyak  Punya Anak  … nanti anaknya gitu juga … Hidup tanpa missi apa-apa … … hampir tak ada bedanya dengan seekor monyet, atau seekor kucing atau seekor keledai.

3 Missi Hidup Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (Qs. 3:110) Kita hanya menjadi yang terbaik manakala kita memiliki kapasitas sehingga mampu: - menyuruh manusia agar berbuat yang makruf - mencegah manusia dari perbuatan munkar - beriman kepada Allah.

4 Kewajiban Berdakwah ? Dan hendaklah ada di antara kamu sekelompok orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. (Qs. 3:104) Dakwah adalah kewajiban (fardhu kifayah), artinya, selama objeknya bila sempurna, maka semua orang yang belum terlibat belum terlepas dari kewajiban itu (jadi masih fardhu ain!). Fakta: kemungkaran masih banyak di sekitar kita, dan yang ma’ruf belum membudaya!

5 Apa saja untuk dakwah Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Qs. 8:60)

6 Apa saja untuk dakwah Kaum muslimin telah mengembangkan banyak hal untuk mensukseskan dakwah dan jihad. Antara lain: astronomi: untuk navigasi armada jihad di laut. juga mekanika, optika, matematika. Karena untuk mendapatkan ini semua mereka harus berkelana ke Barat (Yunani) dan Timur (India, Cina), mereka juga mempelajari bahasa asing, mengumpulkan dana untuk membiayai perjalanan, melatih fisik agar tahan di perjalanan, mempersiapkan keluarga yang intakt agar tabah ditinggalkan, dsb.

7 Menjadi mahasiswa muslim yang prestatif & kreatif
Agar kita bisa menjadi pengemban dakwah yang terpercaya, maka kita harus menjadi teladan! Sebagai mahasiswa, maka setiap mahasiswa muslim wajib menunjukkan dirinya sebagai pengemban dakwah yang juga memiliki banyak prestasi, baik akademis maupun non akademis. Menjadi akademisi belaka tidak otomatis menjadi orang yang sukses di medan kehidupan. Anda memerlukan banyak “added value” ! Mengapa anda tidak mengembangkan diri menjadi penulis yang handal, orator yang ulung, organisator yang efisien, enterprenuer yang kreatif … ???

8 Mahasiswa Da’i Berprestasi
Kalau kita menekuni medan dakwah dengan benar, maka otomatis kita akan terdorong untuk memaksimalkan potensi diri kita. Dakwah mengajari kita selalu hidup di jalan Islam. Dakwah juga mengajari kita menghadapi masyarkat, sesuatu yang mustahil hanya didapatkan di kuliah.

9 Manajemen Diri Sendiri
Penyakit utama orang adalah menunda-nunda aktivitas: Sehingga aktivitas itu batal dilaksanakan Aktivitas itu dilakukan tetapi tidak optimal Hal lain yang sebenarnya dapat dilakukan jadi terabaikan  Kenapa di usia kita sekarang ini, kita cuma bisa jadi seperti ini … Orang yang melakukannya akan semakin merasa beban yang dipikulnya bertambah berat.

10 Tips 1 Hindari “thulul amal” (= panjang angan-angan)
Jangan merasa masih akan hidup lama pada waktu mendatang, padahal realitasnya, kematian selalu siap menjemput kita. “Jika engkau berdiri dalam shalatmu, maka lakukanlah shalat sebagai shalat seseorang yang akan meninggal!” (HR. Ahmad)

11 Tips 2 Hindari lebih percaya dugaan daripada realitas
Percaya Diri (PD) itu bagus, tapi jangan lantas menunda-nunda, siapa tahu kondisi eksternal berubah tiba-tiba. “Shadaqah apa yang terbesar pahalanya?” Rasul: “Shadaqah saat kau masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih ingin kaya. Dan jangan tunda hingga nyawa di tenggorokan, dan kau baru berkata ‘untuk si fulan sekian, dan untuk si anu sekian’ padahal harta itu sudah hak ahli warisnya” (HR. Bukhari & Muslim)

12 Tips 3 Hindari menjadikan orang lain sebagai tolok ukur negatif
“Alhamdulillah, si anu juga belum ngerjain tugas … “ Tiap-tiap manusia bertanggungjawab dengan apa yang dikerjakannya. (Qs. 52:21) Harusnya: “Orang lain aktivis dakwah, tapi juga cum-laude, kenapa saya tidak?” “Orang lain bisa “gaul” tapi juga menjauhi maksiat, kenapa saya tidak?”

13 Tips 4 Hindari “Wah lagi malas nih …”
Cara termudah: paksakan diri melawan malas. Banyak berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang menggoda dengan bentuk rasa malas. “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kegelisahan dan kesusahan, dari sifat lemah dan malas, dari sifat pengecut dan bakhil, dari dari bergelimang hutang dan dikuasai orang lain”

14 Tips 5 Penundaan sangat mungkin karena ketidaktahuan tentang apa yang harus dikerjakan. Jadinya …. melamun saja …. Rasulullah telah memberi contoh, agar setiap aktivitas penggunaan waktu direncanakan dengan seksama. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Qs. 94:7) Rencanakan jauh ke depan … sampai akherat !!!

15 Tips 6 Jangan melebihi kapasitas diri sendiri
Kita sehari sama-sama dibekali 24 jam! Skala prioritas tolok ukurnya jelas: hukum syara’ Aktivitas utama adalah yang fardhu, baru yang mandub (sunnah), baru yang mubah. Pengalaman, banyak aktivitas yang la yamutu (tidak bermutu), misalnya nonton TV banyak-banyak. “Di antara baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apapun yang tidak berguna baginya” (HR Turmudzi)


Download ppt "Belajar Berpikir Kita harusnya berpikir mendalam, majemuk (multi-kriteria), dan non-linier. Kita harusnya berpikir sistemik (memandang segala sesuatu."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google