Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehnovianto pambudi Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Faktor-faktor penghambat dalam Penerapan Konstruksi Berkelanjutan pada Proyek Konstruksi Indonesia : Studi Kasus Proyek Konstruksi di Kota Makassar TUGAS AKHIR NOVIANTO PAMBUDI D111 13 519 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017
2
TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN SEMINAR HASIL PENDAHULUAN SARAN
3
LATAR BELAKANG BUKTI-BUKTI KERUSAKAN EKOSISTEM YANG TERJADI SAAT INI, SEPERTI PENGRUSAKAN HUTAN, PEMANASAN GLOBAL, KEPUNAHAN SUMBER DAYA HAYATI PENINGKATAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA ALAM KEINGINAN MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BidangTeknikKonstruksiBerkelanjutan
4
PENDAHULUAN Konstruksi merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan yang sangat penting. Kebutuhan akan infrastruktur semakin hari semakin meningkat, akan tetapi industri konstruksi ini sering kali menjadi penyebab utama pada masalah lingkungan. Industri konstruksi bertentangan dengan kelestarian alam dan ketersediaan sumber daya (Penggunaan Energi, air, material dan limbah dari proses konstruksi ) Oleh karena itu dibutuhkan suatu konsep pemikiran yang jauh lebih luas, yang tidak hanya memikirkan kebutuhan saat ini akan tetapi juga memperhitungkan kebutuhan yang terjadi pada generasi mendatang, konsep ini disebut dengan Konstruksi berkelanjutan Latar Belakang
5
Rumusan Masalah 1.Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi dominan dalam menghambat penerapan konsep konstruksi berkelanjutan 2.Menganalisis bagaimana faktor-faktor tersebut menghambat penerapan konstruksi berkelanjutan? 3.Bagaimana faktor-faktor tersebut dikembangkan dalam penerapan konstruksi berkelanjutan?
6
Tujuan Penelitian 1.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor dominan yang menghambat penerapan konstruksi berkelanjutan dalam suatu proyek kontruksi pembangunan gedung di Kota Makassar 2.Mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut menghambat penerapan konstruksi berkelanjutan. 3.Menyusun strategi penerapan di lapangan dalam penilaian penghambat penerapan konstruksi berkelanjutan
7
Ruang Lingkup 1.Penelitian ini fokus pada factor-faktor pemghambat konstruksi berkelanjutan pada proyek konstruksi di kota Makassar 2.Penelitian ini dilakukan dari perspektif kontraktor pada proyek konstruksi 3.Penelitian ini akan melibatkan para responden yang terlibat di proyek konstruksi
8
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Konstruksi berkelanjutan yaitu pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhannya di masa datang. Dengan menciptakan bangunan berdasarkan desain yang memperhatikan ekologi, menggunakan sumber daya alam secara efisien dan ramah lingkungan.
9
ASPEK UTAMA KEBERLANJUTAN 1.Lingkungan: fokus terhadap kelestarian bumi kita, alam, lingkungan sekitar, yang akan mendukung semua makhluk hidup. 2.Sosial: fokus untuk kesejahteraan manusia 3.Ekonomi: fokus pada keuntungan ekonomi dan menguntungkan
10
Tiga Aspek Konstruksi Berkelanjutan Konstruksi berkelanjutan memerlukan tiga sektor yang sama kuat dan saling menunjang, yaitu: pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan dari akibat buruk pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat (Danusastro,2010).
11
KERANGKA PIKIR UNTUK Konstruksi Berkelanjutan
12
TAHAPAN PADA KONSTRUKSI BERKELANJUTAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN BANGUNAN GEDUNG DAN INFRASTRUKTUR Life‐Cycle of Built Environment 1
13
Prinsip Konstruksi Berkelanjutan Terdapat tujuh prinsip yang menjadi dasar dari penerapan konstruksi berkelanjutan (Charles J. Kibert, 2005), yaitu: 1. Mengurangi konsumsi sumber daya (reduce) 2. Menggunakan sumber daya yang dapat digunakan kembali (reuse) 3. Menggunakan sumber daya yang dapat didaur ulang (recycle) 4. Menghilangkan Racun (eliminate toxic) 5. Menjaga kelestarian alam (nature) 6. Menerapkan life-cycle costing (economic) 7. Fokus pada kualitas
14
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Metode Penelitian Sumber Data Metode DeskriptifPenelitian dan pembagian kuisioner dilaksanakan pada proyek di kota Makassar yaitu : 1. Proyek Pembangunan Giant Extra di jalan A.P Pettarani KM 4 No.5A, 2. Kantor pusat PT Sinar Galesong Pratama Jalan A.P Pettarani No.55 dan 3. Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jalan Lanto Daeng Pasewang No.55 Data Primer Form Interview dan kuisioner Data Sekunder Data-data umum proyek dan Literatur tentang Konstruksi Berkelanjutan
15
Flowchart Penelitian
17
ANALISA DATA Profil Umum Responden Dari penyebaran kuisioner yang di bagikan didapatkan 31 kuisioner yang lengkap untuk digunakan sebagai input data penelitian
18
Dari variabel penelitian yang berjumlah 34 dengan 31 sampel data, maka dapat di identifikasikan melalui analisis deskriptif berdasarkan data responden. Analisis ini dilihat dari pendidikan, pengalaman dan jabatan. Tabel Pengelompokkan Responden
19
Karakteristik Responden Berdasarkan jabatan responden, diketahui bahwa 42% responden memiliki jabatan Site Engineer atau Setingkatnya, 26% responden dengan jabatan Staff Engineer atau setingkatnya, kemudian 19% dengan jabatan seperti Quality Control dan Quality Assurance, dan sisanya 13% dengan jabatan Site Engineer Manager atau Setingkatnya
20
Berdasarkan pendidikan responden Responden sebagian besar berpendidikan S1 yaitu sebesar 77%, sedangkan yang berpendidikan S2 yaitu sebesar 13%. Dan untuk yang berpendidikan D3 yaitu sebesar 10%.
21
Pengalaman Kerja latar belakang dari kategori waktu pengalaman kerja terlihat bahwa responden sebagian besar memiliki pengalaman kerja di dunia konstruksi selama lebih dari 10 tahun yaitu sebesar 65% dan yang telah bekerja di dunia konstruksi kurang dari 10 tahun yaitu sebesar 35%
22
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Untuk uji validitas, pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0.05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Dr. Riduwan, M.B.A, 2004): Jika r hitung ≥ r tabel maka instrument atau item- item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel maka instrumen atau item- item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid) Uji reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur tersebut mantap, stabil dan dapat diandakan. (dependability) serta dapat diramalkan (Predictabilty) sehingga alat ukur tersebut konsisten dari waktu kewaktu. Reliabilitas alat diukur dengan menggunakan metode cronbach alpha. Instrumen penelitian dikatakan reliable apabila nilai cronbach alpha lebih besar (>) dari 0.60
23
Uji Validitas Hasil tes validitas dapat dilihat pada kolom Correlated Item- Total Correlation (lihat tabel). dengan jumlah responden 31, memiliki derajat bebas N-2= 31-2 = 29. Nilai R tabel pada N = 29 dengan signifikansi 0.05 adalah 0.355 Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,355 maka kuisioner/pertanyaan yang dibuat dikatakan sahih/valid.
24
Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari alat ukur yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan konsisten. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan reliable apabila memiliki cronbach’s alpha lebih dari 0,60. Hasil tes reliabilitas dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha If Item Delected. Uji Reliabilitas Pengukuran reliabilitas dengan SPSS 22 menunjukkan nilai cronbach alpha berada pada angka 0.880 atau lebih besar (>) dari 0.60. Dari data tersebut dapat disimpulkan variabel penelitian dapat dipercaya/ reliable
25
Mean dan Ranking Nilai akhir di dapatkan dari jumlah dan rata-rata dari hasil kuisioner yang disebarkan, penyusunan sesuai peringkatnya, dari yang terbesar hingga terkecil untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dalam penghambat penerapan konstruksi berkelanjutan. Lalu langkah berikutnya adalah mencari faktor- faktor yang berada di atas nilai rata-rata (mean) dari nilai akhir faktornya. Halaman 55
26
Dari perhitungan tersebut didapatkan peringkat masing-masing faktor. Langkah berikutnya mencari faktor-faktor yang berada di atas nilai rata-rata (mean) dari nilai akhir faktornya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang memang dominan atau di atas rata-rata terhadap penghambat penerapan konstruksi berkelanjutan
27
Hasil Pengelompokan Faktor Dominan Setelah dilakukan pengelompokkan faktor dominan di atas, didapatkan 15 faktor yang yang nilainya berada di atas nilai rata-rata (mean) dari nilai akhir faktor secara keseluruhan. Maka akan dicari lagi nilai rata-rata dari 15 faktor di atas untuk mendapatkan faktor yang lebih berpengaruh atau dominan terhadap penghambat penerapan konstruksi berkelanjutan
28
Hasil Faktor-Faktor Dominan Akhir
29
Pembahasan Pembahasan ini dilakukan untuk menganalisa seluruh temuan yang didapat dari penelitian dan pengujiannya. Dengan melakukan analisa ini maka akan dapat dilihat mengapa didapatkan hasil seperti yang telah dipaparkan. Pembahasan juga membuat pemahaman lebih dalam dari penerapan konstruksi berkelanjutan. Pada tahap ini dilakukan validasi kembali kepada beberapa responden untuk memastikan variabel-variabel hasil penelitian yang didapat sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan dan juga memberikan rekomendasi tindakan untuk faktor-faktor tersebut
30
Pembahasan Faktor Dominan 1. Pemisahan biaya antara biaya awal konstruksi dengan biaya operasional Analisa: Dalam setiap pembuatan gedung atau suatu konstruksi salah satu hal yang menjadi faktor penting adalah biaya dalam pembuatan gedung itu sendiri atau bisa dikatakan modal pembangunan awal. Pada proses anggaran pengeluaran modal, hal paling utama berfokus pada biaya awal proyek dan bukan pada operasional jangka panjang, pemeliharaan, dan faktor-faktor produktivitas pekerja. Bangunan berkelanjutan dikenakan biaya yang pertama lebih tinggi dari pada bangunan lain karena alternatif analisis desain, komputerisasi pemodelan energi, riset produk dan life cycle costing. Akan tetapi jika kerja sama dalam pengembangan proyek dan integrasi antar tahapan berjalan baik, potensi akan kenaikan biaya awal dapat jauh berkurang. Tindakan Nyata Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pemilik proyek Melakukan manajemen estimasi biaya untuk konstruksi berkelanjutan dimana biaya awal yang dibutuhkan cukup besar
31
Pembahasan Faktor Dominan 2. Diperlukan waktu lebih lama selama proses pra-konstruksi Analisa: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses konstruksi dapat dibagi menjadi empat tahapan besar, yaitu pre-project, pre-construction phase, construction phase dan post-construction phase (Malik et al, 2002). Proses Pra-Konstruksi diperlukan waktu yang lebih lama dikarenakan dalam menangani material yang akan dipakai, mengidentifikasi para pemasok dan kontraktor yang terlibat, menetapkan kriteria desain dan teknis, perundang- undangan, persetujuan keuangan dan pembuatan pedoman- pedoman yang berkaitan dengan sustainabilitas dan penilaian-penilaian terhadapnya, seperti kualitas produksi, kemampuan daur ulang dan lainnya yang berhubungan dengan proses pra konstruksi Tindakan Nyata Melakukan manajemen atau standar operasi yang tepat menangani material yang akan dipakai, desain dan segala yang berhubungan dengan proses pra konstruksi.
32
3. Ketersediaan bahan dan peralatan untuk konstruksi berkelanjutan Analisa: Proyek konstruksi bangunan identik dengan pencemaran lingkungan, mulai dari pemilihan bahan material, alat berat, proses konstruksi, hingga operasional dan pemeliharaan bangunan. Green Material dalam Green Building Green Material memiliki arti yang lebih luas dari sekedar ramah lingkungan dan pengertian material ramah lingkungan hanya menyangkut dari sisi produk material saja. Dalam artian material yang pada saat digunakan dan dibuang tidak memiliki potensi merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan. Disinilah letak kendala ketersediaan bahan konstruksi berkelanjutan karena untuk Green Material memiliki pengertian lebih besar, bukan hanya dari sisi produk material saja, tetapi juga meninjau apakah sumber materialnya berkelanjutan? Apakah proses produksinya di pabrik juga ramah lingkungan? Apakah proses distribusinya jauh sehingga membuang banyak karbon? Apakah proses pemasangannya tidak membuang banyak sisa sampah? Apakah dapat mendukung penghematan energi? Sehingga dalam perencanaan Green Building, material - material Green dapat secara dinamis memberikan dampak terhadap penghematan listrik, penghematan air serta meningkatkan kesehatan dan kenyamanan dan efisiensi manajemen perawatan bangunannya.
33
Pembahasan Faktor Dominan Tindakan Nyata Salah satu tindakan nyata dari ketersediaan bahan dan peralatan untuk konstruksi berkelanjutan yaitu dengan pemilihan suplaier. Penggunaan kriteria konstruksi berkelanjutan dalam praktek pemilihan suplaier perlu berhati-hati dalam mengevaluasi calon suplaier.
34
PENUTUP Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan awal penelitian, yaitu dimana menemukan satu atau lebih faktor yang menjadi dominan dari penghambat penerapan konstruksi berkelanjutan. Dari 34 variabel yang ada, didapatkan 3 variabel yang dominan terhadap penghambat penerapan konstruksi berkelanjutan, yaitu: 1.Pemisahan biaya antara biaya awal konstruksi dengan biaya operasional 2.Diperlukan waktu lebih lama selama proses pra-konstruksi 3.Ketersediaan bahan dan peralatan untuk konstruksi berkelanjutan KESIMPULAN
35
Berikut strategi penerapan atau tindakan nyata di lapangan untuk faktor-faktor penghambat yang dominan dalam konstruksi berkelanjutan : a. Pemisahan biaya antara biaya awal konstruksi dengan biaya operasional Memberikan penjelasan dan edukasi kepada pemilik proyek Melakukan manajemen estimasi biaya untuk konstruksi berkelanjutan dimana biaya awal yang dibutuhkan cukup besar b. Diperlukan waktu lebih lama selama proses pra-konstruksi Melakukan manajemen atau standar operasi yang tepat menangani material yang akan dipakai, desain dan segala yang berhubungan dengan proses pra konstruksi. c.Ketersediaan bahan dan peralatan untuk konstruksi berkelanjutan Mengevaluasi calon suplaier.
36
Dari kesimpulan yang didapatkan diatas maka saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah : 1.Lebih memperbanyak jumlah responden serta proyek, untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat diterapkan dilapangan 2.Melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang dominan terhadap penghambat penerapan konstruksi berkelanjutan mengenai seberapa besar pengaruhnya terhadap konstruksi berkelanjutan. 3.Melakukan penelitian lanjutan tentang menyusun strategi pengendalian penerapan (Guideline) untuk mengoptimalkan penerapan konstruksi berkelanjutan. Saran
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.