Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

WELCOME.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "WELCOME."— Transcript presentasi:

1 WELCOME

2 Kerajaan Buleleng Bali
Nama Kelompok 4 : Afani Nur Fauzziyah (02) Alfin Januar Kristanti (03) Aryo Hapsoro Sahari (08) Luthfi Nur Fadhilah (19) Rinda Oktia Wati (27) Wida Samsi Yudani (31)

3 Letak Geografis Kerajaan Buleleng
Kerajaan buleleng merupakan kerajaan Hindu Budha tertua di Bali. Kerajaan ini berkembang pada abad IX-XI Masehi. Kerajaan ini diperintah oleh Dinasti Warmadewa. Kerajaan ini dapat dipelajari melalui Prasati Belanjong, Penampahan, dan Melatgede. Kerajaan ini berpusat di Buleleng, Bali bagian utara. Kerajaan Buleleng terletak di pesisir pantai, yang menyebabkan buleleng sering disinggahi kapal-kapal. Kerajaan ini didirikan sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah-wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama “Den Bukit”.

4 Letak geografis :   Kota Singaraja merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Buleleng. Batas-batas Kota Singaraja adalah : Sebelah Utara : Laut Bali Sebelah Selatan : Desa Gitit Sebelah Timur : Desa Kerobokan Sebelah Barat : Desa Pemaron

5 Secara geografis Kota Singaraja terletak di 8°3’40”-8°23’00”LS dan 114°25’55”-115°27’28” BT.

6 Sumber Sejarah Kerajaan Buleleng
Prasasti Sebuah prasasti ditemukan di desa Sembiran yang berangka tahun 1065, berisi : “mengkana ya hana banyaga sakeng sabrangjong, bahitra, rumunduk i manasa. ….. Artinya, andai kata ada saudagar dari seberang yang datang dengan jukung bahitra datang berlabuh di manasa …..” Parasasti Karang Rejo

7 3. Manuscript Parasasti Buleleng sedang dalam proses pasang aksara Bali, yang kemudian dikenal dengan Babad Buleleng

8 Babad Buleleng (Babad = kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah) 5. Berita Cina : Disebelah timur Kerajaan Kaling ada daerah Po-li atau Dwa-Pa-Tan yang dapat disamakan dengan Bali,dengan adat istiadat yang sama dengan orang-orang Kaling. Seperti: Jenazah orang yang meninggal dihiasi emas dan dimasukkan sebatang emas kedalam mulutnya serta diberi bau-bauan yang harum lalu dibakar (Ngaben) Penduduk biasa menulisi daun lontar

9 6. Prasati Blanjong Semacam tugu di Desa Blanjong dekat Sanur yang berangka tahun 836 S atau 914 M. Parasasti ini menyebut raja yang memerintah Raja Kesari Warmadewa. Permukaan prasasti ditulis sebagian dengan huruf Nagari (huruf India) dan sebagian dengan huruf Bali, dari bangsa asing kitab sejarah dinasti Tang.

10 Kehidupan Politik Kerajaan Buleleng
Raja pertama yang berkuasa di Bali adalah Raja yang bernama Khesari Warmadewa, istananya terletak di Sanghadwala. Raja selanjutnya yang berkuasa adalah Ugrasena pada tahun 915M. Ugrasena digantikan oleh Tabanendra Warmadewa ( M). Tabanendra kemudian digantikan oleh Jayasingha Warmadewa, ia membangun dua buah pemandian di Desa Manukraya. Jayasingha kemudian digantikan oleh Jayasadhu Warmadewa yang memerintah dari tahun M.

11 Jayasadhu digantikan oleh adiknya Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi, seorang Raja perempuan. Ia kemudian digantikan oleh Dharmodayana yang terkenal dengan nama Udayana yang naik takhta pada tahun 989 M. Dharmodayana memerintah bersama Permaisurinya bernama Gunapriyadharmapadmi, anak dari Raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur. Gunapriyadharmapadmi meninggal pada tahun 1001 M dan dicandikan di Burwan. Udayana memerintah sampai tahun 1011 M. Pada tahun itu, ia meninggal dan dicandikan di Banu Weka. Pernikahannya dengan Gunapriya menghasilkan tiga orang putra yaitu, Airlangga yang menikah dengan Putri Dharmawangsa (Raja Jawa Timur), Marakata, dan Anak Wungsu.

12 Airlangga tidak memerintah di Bali, ia menjadi Raja di Jawa Timur
Airlangga tidak memerintah di Bali, ia menjadi Raja di Jawa Timur. Anak Udayana yang memerintah di Bali, yaitu Marakata yang memerintah dari tahun , ia bergelar Dharmawangsawardhana Marakata Pangkajasthana Uttuganggadewa. Masa pemerintahan Marakata bersamaan dengan masa pemerintahan Airlangga di Jawa Timur. Marakata adalah Raja yang sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya, sehingga ia dicintai dan dihormati oleh rakyatnya. Marakata digantikan oleh adiknya Anak Wungsu, yang memerintah dari tahun Pada masa pemerintahannya, keadaan negeri sangat aman dan tenteram.

13 Anak Wungsu tidak memiliki anak dari Permaisurinya
Anak Wungsu tidak memiliki anak dari Permaisurinya. Ia meninggal pada tahun 1077 M dan didharmakan di Gunung Kawi dekat Tampak Siring. Beberapa Raja yang memerintah Kerajaan Bali setelah Anak Wungsu, diantaranya Sri Maharaja Sri Walaprahu, Sri Maharaja Sri Sakalendukirana, Sri Suradhipa, Sri Jayasakti, Ragajaya, dan yang lain sampai pada Paduka Bhatara Sri Asta Asura Ratna sebagai Raja terakhir bali. Sebab pada tahun 1430 M, bali ditaklukkan oleh Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Sejak bali ditaklukkan oleh Majapahit, Kerajaan di Bali diperintah oleh Raja-raja yang berasal dari Keturunan Jawa (Jawa Timur).

14 Raja-raja Kerajaan Buleleng (Dinasti Warmadewa) :
1. Raja Sri Ugra Sena 2. Raja Sri Kesari Warmadewa 3. Raja Candrabhayasinga Warmadewa 4. Raja Dharma Udayana Warmadewa 5. Raja Marakata 6. Raja Anak Wungsu  7. Seri Maharaja Seri Walaprabu  8. Seri Maharaja Seri Sukalendukirana  9. Seri Suradhipa Raja-raja Kerajaan Buleleng (Wangsa Panji Sakti) : 1. Gusti Anglurah Panji Sakti ( /1699) 2. Gusti Panji Gede Danudarastra ( ) 3. Gusti Alit Panji ( /1765) 4. Gusti Ngurah Panji (1757/1765) 5. Gusti Ngurah Jelantik ( 1757/ ) 6. Gusti Made Singaraja (1793)

15 Raja-raja Kerajaan Buleleng (Wangsa Karangasem) :
1. Anak Agung Rai Raja-raja Kerajaan Buleleng (Wangsa Panji Sakti) : 1. Gusti Made Rahi ( ) 2. Gusti Gede Karang ( ) 3. Gusti Gede Ngurah Pahang ( ) 4. Gusti Made Oka Sori ( ) 5. Gusti Ngurah Made Karangasem ( )  6. Gusti Ketut Jelantik ( ) 7. Anak Agung Putu Jelantik ( ) 8. Anak Agung Nyoman Panji Tisna ( ) 9. Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik ( )

16 Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng
Kehidupan ekonomi bersektor pada pertanian, ada dalam Prasasti Bulian. Komoditas yang terkenal di Buleleng adalah kuda. Bertumpu pada sektor pertanian Perdagangan antar pulau sudah cukup maju Komoditas yang terkenal adalah kuda Kerajaan Buleleng berada di tepi pantai sehingga menjadi pusat perdagangan laut

17 Pada masa perkembangan Kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah kekuasaan Dinasti Warmadewa. Sesuai dengan letaknya yang ada di tepi pantai, Buleleng berkembang menjadi pusat perdagangan laut. Hasil pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat menuju Buleleng. Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian seperti kapas, beras, asam, kemiri, dan bawang diangkut atau diperdagangkan ke pulau lain (daerah seberang). Perdagangan dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada masa Dinasti Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu.

18 Kehidupan Budaya Kerajaan Buleleng
HASIL BUDAYA Prasasti Cap Materai kecil dari tanah liat yang disimpan dalam stupa kecil Arca misalnya arca durga Dua kitab undang-undang yang dipakai pada masa pemerintahan Jayasakti yaitu Uttara Widdhi Balawan dan Rajawacana/Rajaniti Pada zaman Jayasakti agama Budha dan Syiwa berlambang dengan baik bahkan raja sendiri disebut sebagai penjelmaan dewa Wisnu (airan Waisnawa) Prasasti di Bali paling banyak menggunakan bahasa Jawa kuno sehingga hubungan dengan Jawa diperkirakan terjalin dengan baik.

19 Pada prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Anak Wungsu dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang pada masa itu : a) Patapukan (atapuk / topeng) b) Pamukul (amukul / penabuh gamelan) c) Abanwal (permainan badut) d) Abonjing (bujing musik Angklung) e) Bhangin (peniup suling) f) Perbwayang (permainan wayang)

20 Kehidupan Keagamaan Kerajaan Buleleng
Agama Hindu Syiwa mendominasi kehidupan masyarakat Buleleng. Tetapi tradisi megalitik masih mengakar kuat dalam masyarakat Buleleng. Kondisi ini dibuktukan dengan ditemukannya beberapa bangunan pemujaan seperti punden berundak di sekitar pura-pura di Hindu. Pada masa pemerintahan Janasadhu Warmadewa agama Budha mulai berkembang. Perkembangan ini ditandai dengan penemuan unsure-unsur Budha seperti arca Budha di Gua Gajah dan stupa di pura Pegulingan.

21 Agama Hindu dan Budha mulai mendapat peranan penting pada masa Raja Udayana. Pada masa ini pendeta Syiwa dan brahmana Budha diangkat sebagai salah satu penasehat raja. Masyarakat Buleleng menganut agama Hindu Waesnawa.

22 THANK YOU


Download ppt "WELCOME."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google