Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

WORK – EDUCATION – TRAINING:AN INTERDISCIPLINARY RESEARCH APPROACH Oleh: Atikah Mauluddiyah Dila Fipta W.S Oktarica Pratiwi S

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "WORK – EDUCATION – TRAINING:AN INTERDISCIPLINARY RESEARCH APPROACH Oleh: Atikah Mauluddiyah Dila Fipta W.S Oktarica Pratiwi S"— Transcript presentasi:

1 WORK – EDUCATION – TRAINING:AN INTERDISCIPLINARY RESEARCH APPROACH Oleh: Atikah Mauluddiyah170551869522 Dila Fipta W.S. 170551869525 Oktarica Pratiwi S.170551869528

2 PENDAHULUAN  Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia. Pendidikan akan menentukan arah pandang manusia dalam menghadapi tantangan kehidupan kedepannya. Tanpa pendidikan manusia akan buta akan ilmu pengetahuan.  Pendidikan, pekerjaan dan pelatihan menjadi satu kesatuan yang harus dibahas dan dipahami dalam mengetahui makna dari pendidikan vokasional itu sendiri. Pengertian dari pendidikan, pekerjaan dan pelatihan harus dirumuskan satu persatu guna mengetahui keterkaitan antara ketiganya.

3 RINGKASAN KAJIAN  Preliminaries: Tujuan dari Pendidikan Kejuruan dan Kualifikasi Kejuruan  Klarifikasi Konseptual  Pada Kejadian dari Berbeda Pendekatan “Bekerja, Pendidikan, Pelatihan  Pertanyaan dan Metode Penelitian Pendekatan Penelitian yang Relevan  Permasalahan dan Perspektif / Sintesis Pembangunan

4 DESKRIPSI KAJIAN  Pendidikan kejuruan selalu bertujuan untuk memungkinkan orang untuk bertindak secara kompeten dengan tuntutan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, keterampilan dalam pekerjaan adalah titik acuan untuk pembelajaran kejuruan dan pelatihan kejuruan. Perspektif tentang bagaimana kualifikasi digunakan dan saat pekerjaan berlangsung akan berbeda.

5  setiap tempat kerja adalah lingkungan untuk pengalaman di mana tidak hanya kualifikasi spesifik yang diterapkan, namun juga kompetensi dapat diperoleh dan diperkaya.  Kompetensi adalah potensi subyektif bagi agensi yang memenuhi persyaratan di tempat kerja yang nyata.  Pada prinsipnya pengalaman kerja di perusahaan juga bisa dianalisis sebagai proses sosialisasi.

6  "Pendidikan" sering dibicarakan sehubungan dengan sekolah. Kurikulum pengajaran di sekolah dapat terlepas dari konteks aplikasi yang nyata dalam hal konten pendidikan mereka, kurikulum dapat berorientasi pada ilmu pengetahuan atau sistem pengetahuan, dan mereka dapat berfokus pada pengembangan pribadi dan proses pendidikan. Mereka dapat memberi kontribusi pada pendidikan moral, mengkompensasi defisit sosialisasi, dan mewujudkan integrasi politik sebagai program affirmative atau critical. Sekolah kejuruan telah digunakan untuk semua tujuan ini.

7  pada prinsipnya dipertanyakan apakah aspek pelatihan hanya berkaitan dengan pembelajaran manual, motorik dan perilaku atau apakah ranah pengalaman dibuka pada saat bersamaan yang menawarkan poin awal untuk pembelajaran teori kejuruan. Akhirnya juga harus dipertimbangkan apakah potensi aksi yang diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman mengarah pada persepsi yang terperinci mengenai situasi dan tuntutan kerja dan dapat menyebabkan peningkatan profiensi dalam tindakan profesional.

8 Model pendidikan kejuruan sudah sesuai dengan perusahaan, yang umum di Jerman, dan Inggris (GREINERT 2005), lalu muncullah di Paris dan Rusia model produksi sekolah, yang bertujuan untuk menggabungkan ekonomi dan kemajuan teknis dan kualifikasi kejuruan melalui produksi telahan dan inovatif (MEISER 1996). Di berbagai negara Eropa di perusahaan Pelatihan magang didukung oleh kejuruan sekolah di abad ke-19 sehingga bercampur, yang disebut “Dual System” (STRATMANN / SCHLÖSSER 1990). Dalam bentuk sistem ini belajar dalam proses kerja dikombinasikan dengan pembelajaran berbasis sekolah, terutama teori okupasi. Sebagai konsekuensi dari perkembangan ini menjadi sadar akan fakta bahwa belajar bisa dilakukan tempat di tempat belajar yang berbeda (MÜNCH 1977).

9  Tiga tempat belajar yang relevan adalah sekolah, lokakarya pelatihan dan tempat kerja. Sebagai konsekuensi dari penggunaan teknologi yang progresif dalam pekerjaan pendapat itu diadakan untuk waktu yang lama bahwa pergeseran ke pendidikan kejuruan berbasis sekolah tidak bisa dihindari hanya dengan cara dari transfer urutan pelatihan ke dalam pelatihan lokakarya dan pengaturan simulasi untuk agensi dan belajar bahwa tempat penampungan pedagogis bisa jadi dianggap sangat diperlukan untuk belajar proses. Itu hanya dengan konsep " Pembelajaran Terdesentralisasi" (DEHNBOSTEL / PETERS 1991).

10  Pembelajaran kejuruan yang berkualitas dimungkinkan dilakukan di sekolah serta di tempat kerja. Sekolah bisa melengkapi instruksi mereka dengan fasilitas simulasi tuntutan praktis (lokakarya pelatihan, pelatihan dll) dan magang.  Pendekatan penelitian yang relevan kerja, pendidikan dan pelatihan sebagai rujukan menunjukkan pendektan yang berbeda untuk bidang pendidikan kejuruan dan pelatihan, meskipun mereka tumpang tindih dalam praktik.

11 ANALISIS KRISIS  Pendidikan saat ini lebih banyak mengutamakan pendidikan yang mengarah pada pekerjaan nantinya yaitu pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan mempelajari ilmu- ilmu jurusan yang nantinya akan dipakai di dunia industri atau dunia kerja. Pada umumnya dunia kerja yang dibutuhkan selain keterampilan yang dimiliki juga harus pengetahuan dan kompetensi.  Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan Sekolah Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kemampuan peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap yang professional.

12 OPINI  Pendidikan kejuruan bertujuan untuk bertindak secara kompeten dengan tuntutan pekerjaan mereka, keterampilan dan pekerjaan yang merupakan titik acuan untuk pembelajaran kejuruan dan pelatihan. Sepakat dengan hal ini, bahwa pendidikan kejuruan harusnya menjamin berkembangnya keterampilan siswa sesuai dengan keahlian yang diinginkan.

13 OPINI  Tempat kerja adalah lingkungan untuk pengalaman dimana tidak hanya kualifikasi spesifikasi yang diterapkan, namun juga kompetensi dapat diperoleh dan diperkirakan. Pendidikan sering dibicarakan sehubungan dengan sekolah. Pelatihan bertujuan untuk menanamkan secara langsung strategi dan teknik tindakan untuk mengatasi situasi kerja yang nyata sehingga dalam bentuknya maka perlu penjabaran lebih dalam untuk menemukan keterkaitan antara pendidikan, tempat kerja dan pelatihan guna mendapatkan hasil ikatan yang benar sehingga membentuk pemahaman terkait sekolah kejuruan.

14 PENUTUPAN 1.Pendidikan kejuruan bertujuan untuk bertindak secara kompeten sesuai dengan profesi, keterampilan dan pekerjaan merupakan pedoman pembelajaran kejuruan dan pelatihan 2.Langkah-langkah pelatihan bertujuan untuk menerapkan pembelajaran secara langsung dan hal-hal yang dipelajari dan kursus dapat diatur sebagai kursus berbasis sekolah atau belajar di tempat kerja. 3.Pembelajaran sistem dual, pembelajaran dalam proses kerja dikombinasikan dengan pembelajaran berbasis sekolah tertuama teori okupasi. Tiga tempat belajar yaitu sekolah, lokarya pelatihan dan tempat kerja.


Download ppt "WORK – EDUCATION – TRAINING:AN INTERDISCIPLINARY RESEARCH APPROACH Oleh: Atikah Mauluddiyah Dila Fipta W.S Oktarica Pratiwi S"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google