Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SKIZOFRENIA Sri Rahayuningrum ( ) Yusuf Afandi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SKIZOFRENIA Sri Rahayuningrum ( ) Yusuf Afandi"— Transcript presentasi:

1 SKIZOFRENIA Sri Rahayuningrum (1041411146) Yusuf Afandi
Fatima Yulianti ( ) Lulu Zarah ( ) Muhamad Fikri Anisa

2 Pendahuluan Skizofrenia merupakan penyakit gangguan otak parah dimana orang menginterpretasikan realitas secara abnormal dan merupakan kelainan jiwa paling kompleks. Kemampuan orang dengan skizofrenia untuk berfungsi normal dan merawat diri mereka sendiri cenderung menurun dari waktu ke waktu. Penyakit ini merupakan kondisi kronis yang memerlukan pengobatan seumur hidup.

3 Epidemiologi Prevalensi penderita skizofrenia secara nasional sebesar 0,17%. Terjadinya pada masa akhir remaja atau awal dewasa, dimulai sekitr usia 16 sampai 25 tahun pada laki-laki. Dan untuk perempuan terjadi pada usia 25 sampai 30 tahun. Pria lebih banyak mengalami penyakit ini dibandingkan wanita, karena wanita memiliki esterogen yang akan melindungi neuron yang ada didalam tubuh agar tetap sehat. Resiko skizofrenia seumur hidup sebesar 13% untuk anak dengan satu orang tua skizofrenia dan 35%-40% untuk anak yang kedua orang tuanya menderita skizofrenia

4 Klasifikasi NO Klasifikasi Gejala 1 Tipe Paranoid
Memiliki pikiran yang tidak rasional yang tidak dapat dibantah,halusinasi sperti dikejar, menanggapi segala sesuatu dengan sensitif seolah-olah orang lain akan berbuat buruk. 2 Tipe disorganized (hebephrenic) Gangguan berpikir dan perasaan yang datar terjadi bersama-sama, mental seperti anak-anak. 3 Tipe katatonik Hampir tidak bergerak, gelisah atau gerakan yang tidak ada tujuannya, tidak mau berkomunikasi, pederita tidak memiliki ketertarikan pada sekeliling. 4 Tipe tak Tergolongkan Delusi, halusinasi, gangguan pikiran dan kekacauan berat, namun tidak cocok dikategorikan kedalam salah satu tipe Skizofrenia 5 Tipe residual Memiliki keyakinan aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim. Kaplan dan Sadock,2004

5 Patofisiologi Peranan Serotonin Peranan Glutamat
Peranan Dopamin Skizofrenia dipengaruhi oleh aktivitas dopamin pada jalur mesolimbik dan mesokortis syaraf dopamin. Overaktivitas syaraf dopamin pada jalur mesolimbik bertanggung jawab menyebabkan gejala positif, sedangkan kurangnya aktivitas dopamin pada jalur mesokortis menyebabkan gejala negatif, kognitif, afektif Peranan Serotonin Penurunan aktivitas serotonin terkait dengan peningkatan aktivitas dopamin. Interaksi antara serotonin dengan dopamin khususnya pada reseptor 5-HT2A, dapat menjelaskan mekanisme obat antipsikotik atipikal dan rendahnya potensi untuk menyebabkan efek samping ekstra piramidal. Selain itu stimulasi 5-HT2A juga meningkatkan fungsi dopaminergik Peranan Glutamat Disfungsi glutaminergik di korteks prefrontal terlibat dalam patofisiologi skizofrenia. Peran sistem glutaminergik dalam skizofrenia dari pemberian antagonis reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA) seperti phencyclidine (PCP) dan ketamin, pada orang sehat menghasilkan efek yang mirip dengan spektrum gejala dan gangguan kognitif yang terkait dengan skizofrenia

6 Gejala dan Tanda Fase Normal : Pasien berada dalam kontrol yang baik terhadap pikiran, perasaan, dan tindakannya Episode Psikotik : Pertama kali mungkin terjadi secara tiba-tiba, diawali dengan kelakuan yang menarik diri, pencuriga, dan aneh Episode Akut : Pasien kehilangan kontak dengan realitas, dalam hal ini otaknya menciptakan realitas palsu Pasien dinyatakan mengalami skizofrenia jika mengalami tanda-tanda dan gejala karakteristik selama periode 1 bulan dan bertahan selama minimal 6 bulan

7 Deskripsi Gejala Positif dan Negatif
Gejala Negatif Delusion ( Khayalan) Alogia (Kehilanga kemampuan berpikir/berbicara) Halusinasi Perasaan/emosi menjadi tumpul Perilaku aneh, tidak terorganisir Avolition ( Kehilangan motivasi) Bicara tidak teratur, topik melompat-lompat tidak saling berhubungan Anhedonia/Asosiality (Kurangnya kemampuan untuk merasakan kesenangan, mengisolasi diri dari kehidupan sosial) Ilusi Tidak mampu berkonsentrasi

8 Tatalaksana Terapi 1. Tujuan Terapi mengembalikan fungsi normal pasien dan mencegah kekambuhan 2. Sasaran Terapi a. Fase Akut : mengurangi/menghilangkan gejala psikotik dan meningkatkan fungsi normal pasien b. Fase Stabilisasi : mengurangi resiko kekambuhan dan meningkatkan adaptasi pasien terhadap kehidupan dalam masyarakat 3. Strategi Terapi a. Terapi Non Farmakologi b. Terapi Farmakologi

9 a. Terapi Non Farmakologi 1
a. Terapi Non Farmakologi 1. Intervensi Psikososial Bermanfaat untuk pencegahan kekambuhan, peningkatan ketrampilan, fungsi sosial dan pekerjaan yang lebih baik, kemampuan untuk berfungsi secara lebih mandiri. 2. Intervensi Keluarga Prinsipnya anggota keluarga pasien harus dilibatkan dan terlibat dalam perlakuan proses kolaboratif sejauh mungkin, misal : berkontribusi dalam perawatan pasien, pendidikan, bimbingan, dukungan 3. Terapi Perilaku Kognitif Terapi ini dilakukan koreksi atau modifikasi terhadap keyakinan (delusi), bertarget pada halusinasi kronis pendengaran, menormalkan pengalaman psikotik pasein

10 4. Terapi Elektrokonvulsif (ECT) Penggunaan ECT dikombinasikan dengan perawatan obat-obatan antipsikotik, dapat dipertimbangkan sebagai pilihan penderita skizofrenia, terutama jika diinginkan perbaikan umum dan pengurangan gejala yang cepat. Berlaku pada pasien yang menunjukkan respon terbatas pada obat.

11 b. Terapi Farmakologi Terdapat 2 kategori obat antipsikotik yaitu antipsikotik generasi pertama /tipikal dan antipsokotik generasi kedua/ atipikal 1. Antipsikotik Generasi Pertama/Tipikal Memiliki aksi untuk mengeblok reseptor dopamin. Obat ini lebih efektif untuk mengatsi gejala positif yang muncul. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping yang serius. Contoh : Haloperidol Chlorpromazine Perphenazine Fluphenazine Zuclopenthixol Trifluoperazine

12 2. Antipsikotik Generasi Kedua/Atipikal Memiliki aksi mengeblok reseptor 5-HT2 (serotonin) dan memiliki efek blokade pada reseptor dopamin yang rendah, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Contoh : Risperidone Quetiapine Olanzapine Clozapine Ziprasidone Aripiprazole Para ahli banyak merekomendasikan obat-obat ini untuk menangani pasien-pasien dengan Skizofrenia. Obat antipsikotik atipikal ini lebih aman dari efek samping akibat penekanan dopamin.

13 Algoritma FGA Tahap 3 Clozapine

14 Clozapine + (SGA, AGK atau ECT
Tahap 4 Clozapine + (SGA, AGK atau ECT SGA : Antipsikotik genrasi pertama FGA : Antipsikotik generasi kedua ECT : Terapi elektrokonvulsif

15 Kasus Seorang laki-laki bernama Tn. X berusia 25 tahun menderita skizoprenia paranoid selama 1 tahun dan dirawat dirumah sakit, sampai saat ini masih menunjukan gejala halusinasi serta sering tertawa dan berbicara sendiri, seolah olah ada orang lain yang diajak berbicara.

16 Subjektif (S) Nama : Tn. X Jenis kelamin : laki-laki. Umur : 25 tahun
Riwayat Penderita : halusinasi serta sering tertawa dan berbicara sendiri, seolah olah ada orang lain yang diajak berbicara (gejala positif)

17 Objek Tekanan darah : 130/80 mmHg. Nadi : 92 /menit.
Respiratori Rate : 20 x/menit. Suhu Tubuh : 36,7˚C. Riwayat pengobatan : Selama periode terapi dia telah mendapatkan obat-obat antispikosis oral termasuk CPZ,Haloperidol, sulpride,resperidon dan olanzapin

18 Pengobatan saat ini Nama Obat Dosis Clozapine 50mg 2 kali sehari
Carbamazepin 200mg 3 kali sehari Haloperidol 10 mg 4 kali sehari

19 Obat Klozapin Obat ini sudah tepat karena bekerja melalui interaksi serotonin dan dopamin pada keempat jalur dopamin diotak (serotonin dopamin antagonis/SDA). Obat Tepat Dosis : Belum tepat, sebaiknya diberikan dosis 12,5 mg sebagai dosis awal, kemudian baru ditingkatkan 2x25mg perhari setelah 3 hari, dan peningkatan dosis 25-50mg perhari dilakukan tiap 3 hari hingga mencapai dosis 300mg perhari. Interaksi obat : Ada interaksi dengan obat lain yang diberikan yaitu Carbamazepin. Efek samping : sakit kepala, pusing, hipersaliva, miokarditis, delirium, neurotropenia, demam.

20 Obat Carbamazepin memblok VSSCs, langsung pada sisi yang membuka kanal ion dari VSSCs sub unit α dan Memperbaiki fungsi NMDA Glutamate-Receptor Channels Obat belum tepat Dosis Target dosis untuk mengatasi mania ini adalah 1200 mg per hari, walaupun ada variasinya di setiap negara. Interaksi Carbamazepin menurunkan efek obat dalam plasma clozapin dan haloperidol Efek samping yang paling sering adalah ganguan gastrointestinal yang ringan seperti mual, muntah, konstipasi, diare, anoreksi dan gangguan pada saraf pusat (diplopia, lemas, pusing, tremor, ataxia, penglihatan kabur).

21 Obat Haloperidol Memblokir reseptor dopaminergik D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik otak. Obat belum tepat Dosis : Maksimum lazimnya 30mg/hari Interaksi : Ada interaksi dengan obat lain yang diberikan yaitu Carbamazepin. Efek samping : takikardia, aritmia,gelisah,cemas,dermatitis,mual,muntah, pengelihatan kabur, hipersaliva,diare,anoreksia.

22 Plan Terapi Non Farmakologi Intervensi Psikososial Intervensi Keluarga
c. Terapi Perilaku Kognitif

23 Terapi Farmakologi Carbamazepin diganti dengan Litium 300 mg 3 kali sehari (Leishouth, 2010). Haloperidole dihapus/ditiadakan, karena polifarmasi.

24 TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA


Download ppt "SKIZOFRENIA Sri Rahayuningrum ( ) Yusuf Afandi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google