Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh: Fathia, SE Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia Novera KM.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh: Fathia, SE Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia Novera KM."— Transcript presentasi:

1 Oleh: Fathia, SE tya.hamid@gmail.com Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia Novera KM

2 Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan ketika produk dihasilkan dalam kondisi proses yang kontinu atau metode produksi massal, dimana produk-produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lainnya bersifat homogen. Contoh: perusahaan yang memproduksi kertas, pipa, plastik, tekstil, makanan, tepung, semen.

3 1. Produk yang dihasilkan adalah produk standar. 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama. 3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

4 NoJOB ORDER COSTING PROCESS COSTING 1. Pengumpulan biaya produksi Menurut pesananMenurut departemen atau pusat biaya, per periode akuntansi 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Membagi total biaya untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan pesanan tersebut. Dihitung saat pesanan telah selesai diproduksi. Membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode tersebut. Dihitung setiap akhir periode akuntansi (biasanya akhir bulan).

5 N o. JOB ORDER COSTINGPROCESS COSTING 3.3. Penggolongan biaya produksi Terdiri dari biaya produksi langsung (dibebankan berdasarkan actual cost) dan biaya produksi tidak langsung (berdasarkan tarif ditentukan dimuka) Seringkali tidak dibedakan antara biaya produksi langsung dengan biaya produksi tidak langsung, terutama jika perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. BOP umumnya dibebankan berdasarkan actual cost. 4.4. Unsur biaya yang digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik BOP terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku & biaya tenaga kerja langsung. BOP terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku & bahan penolong dan biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.

6  Suatu produk dapat berpindah di dalam pabrik dengan berbagai cara. Tiga format aliran produk yang berhubungan dengan Process Costing adalah: 1. Aliran produk berurutan (Sequential Product Flow) 2. Aliran produk paralel (Parallel Product Flow) 3. Aliran produk selektif (Selective Product Flow )

7  Dalam aliran produk berurutan, setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang sama. Contoh: Barang Dalam Proses- Dept.pemintalan Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik BDP- Dept.Tenun BDP– Dept.Painting Barang Jadi Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead pabrik

8  Dalam aliran produk paralel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan, dan kemudian disatukan dalam satu atau lebih proses final untuk diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi.  Contoh aliran produk paralel adalah sbb:

9 Barang Dalam Proses- Dept.Pemotongan BDP- Dept.Pengamplasan BDP- Dept.Perakitan BDP- Dept.Pengecatan BDP- Dept.Peleburan BDP- Dept.Pencetakan Barang Jadi Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga Kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik

10  Dalam aliran produk selektif, produk berpindah ke departemen-departemen berbeda dalam suatu pabrik, bergantung pada produk final yang akan dihasilkan.  Contoh:

11 Barang Dalam Proses- Dept.Penjagalan BDP- Dept.Pengasapan BDP- Dept.Penggilingan BDP- Dept.Pengemasan Barang Jadi Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Tenaga kerja Overhead pabrik Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik

12  Perbedaan utama process costing dengan job order costing adalah: pada process costing biaya dibebankan ke departemen (pusat biaya), bukan ke pesanan, dan jika ada lebih dari satu departemen yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut, maka biaya ditransfer dari suatu departemen ke departemen berikutnya dan akhirnya ke barang jadi.  Pada process costing, akun buku besar yang terpisah dapat digunakan untuk persediaan barang dalam proses di setiap departemen, karena jumlah departemen biasanya sedikit dan terus ada dalam jangka waktu lama. Misal terdapat dua departemen produksi, maka terdapat dua akun barang dalam proses yang terpisah di buku besar. Namun demikian satu akun buku besar pengendali untuk barang dalam proses tetap dapat digunakan.  Perbedaan utama process costing dengan job order costing adalah: pada process costing biaya dibebankan ke departemen (pusat biaya), bukan ke pesanan, dan jika ada lebih dari satu departemen yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut, maka biaya ditransfer dari suatu departemen ke departemen berikutnya dan akhirnya ke barang jadi.  Pada process costing, akun buku besar yang terpisah dapat digunakan untuk persediaan barang dalam proses di setiap departemen, karena jumlah departemen biasanya sedikit dan terus ada dalam jangka waktu lama. Misal terdapat dua departemen produksi, maka terdapat dua akun barang dalam proses yang terpisah di buku besar. Namun demikian satu akun buku besar pengendali untuk barang dalam proses tetap dapat digunakan.

13  Dalam job order costing, bukti permintaan bahan baku merupakan dasar pembebanan biaya bahan baku langsung ke pesanan tertentu. Dalam process costing rincian dikurangi karena bahan baku dibebankan ke departemen dan hanya ada sedikit departemen yang menggunakan bahan baku. Bukti permintaan bahan baku dapat berguna untuk pengendalian bahan baku.  Jika bukti permintaan bahan bahan baku tidak diberi harga secara individual, biaya bahan baku yang digunakan dapat ditentukan di akhir periode produksi melalui pendekatan persediaan periodik, yaitu menambahkan pembelian ke persediaan awal dan mengurangkannya dengan persediaan akhir.  Dalam job order costing, bukti permintaan bahan baku merupakan dasar pembebanan biaya bahan baku langsung ke pesanan tertentu. Dalam process costing rincian dikurangi karena bahan baku dibebankan ke departemen dan hanya ada sedikit departemen yang menggunakan bahan baku. Bukti permintaan bahan baku dapat berguna untuk pengendalian bahan baku.  Jika bukti permintaan bahan bahan baku tidak diberi harga secara individual, biaya bahan baku yang digunakan dapat ditentukan di akhir periode produksi melalui pendekatan persediaan periodik, yaitu menambahkan pembelian ke persediaan awal dan mengurangkannya dengan persediaan akhir.

14  Dalam process costing biaya tenaga kerja cukup ditelusuri ke departemen. Kartu jam kerja harian atau kartu absensi digunakan sebagai ganti kartu jam kerja pesanan.

15  Pada job order costing maupun process costing, biaya aktual dari overhead pabrik diakumulasikan diakun buku besar pengendali, dan rincian biaya overhead pabrik diakumulasikan di buku pembantu. Pada process costing setiap item biaya overhead dirinci sampai ke jumlah biaya per departemen. Informasi terinci ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan biaya di masa depan dan untuk mengendalikan biaya saat ini.  Ketika biaya overhead terjadi, biaya dicatat dalam akun buku besar overhead pabrik dan diposting ke buku pembantu departemental untuk biaya overhead.  Pada job order costing maupun process costing, biaya aktual dari overhead pabrik diakumulasikan diakun buku besar pengendali, dan rincian biaya overhead pabrik diakumulasikan di buku pembantu. Pada process costing setiap item biaya overhead dirinci sampai ke jumlah biaya per departemen. Informasi terinci ini digunakan sebagai dasar untuk merencanakan biaya di masa depan dan untuk mengendalikan biaya saat ini.  Ketika biaya overhead terjadi, biaya dicatat dalam akun buku besar overhead pabrik dan diposting ke buku pembantu departemental untuk biaya overhead.

16  Karena biaya aktual overhead pabrik yang terjadi berbeda setiap bulannya dan tidak bersifat variabel sempurna terhadap aktivitas produksi, maka tarif overhead yang telah ditetapkan sebelumnya dapat digunakan untuk merata-ratakan biaya overhead secara proporsional terhadap aktivitas produksi selama tahun tersebut. Overhead pabrik dibebankan ke departemen produksi pada akhir setiap bulan untuk menentukan biaya unit yang diproduksi selama bulan tersebut.  Jika pembebanan overhead menggunakan tarif yang telah ditentukan di muka, maka tarif tersebut dikalikan dengan jumlah aktual dari dasar aktivitas yang digunakan di setiap departemen produksi.  Karena biaya aktual overhead pabrik yang terjadi berbeda setiap bulannya dan tidak bersifat variabel sempurna terhadap aktivitas produksi, maka tarif overhead yang telah ditetapkan sebelumnya dapat digunakan untuk merata-ratakan biaya overhead secara proporsional terhadap aktivitas produksi selama tahun tersebut. Overhead pabrik dibebankan ke departemen produksi pada akhir setiap bulan untuk menentukan biaya unit yang diproduksi selama bulan tersebut.  Jika pembebanan overhead menggunakan tarif yang telah ditentukan di muka, maka tarif tersebut dikalikan dengan jumlah aktual dari dasar aktivitas yang digunakan di setiap departemen produksi.

17  Menghitung unit ekuivalen  Menghitung biaya produksi per satuan  Menghitung Harga Pokok Produksi per satuan  Menghitung Harga Pokok Barang Jadi dan Persediaan Barang Dalam Proses.  Membuat Laporan Biaya Produksi  Menghitung unit ekuivalen  Menghitung biaya produksi per satuan  Menghitung Harga Pokok Produksi per satuan  Menghitung Harga Pokok Barang Jadi dan Persediaan Barang Dalam Proses.  Membuat Laporan Biaya Produksi

18  Pada process costing, semua biaya yang dapat dibebankan ke departemen diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi departemen.  Laporan biaya produksi (cost of production report) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain.  Format Laporan biaya produksi dapat berbeda- beda, namun seharusnya dapat menunjukkan: 1. Biaya total dan biaya per satuan dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lain.  Pada process costing, semua biaya yang dapat dibebankan ke departemen diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi departemen.  Laporan biaya produksi (cost of production report) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain.  Format Laporan biaya produksi dapat berbeda- beda, namun seharusnya dapat menunjukkan: 1. Biaya total dan biaya per satuan dari pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lain.

19 2. Biaya total dan biaya per satuan dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen tersebut. 3. Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir. 4. Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi.  Dalam menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan, perlu dihitung unit ekuivalen terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan dalam setiap departemen produksi terdapat persediaan akhir dari Barang dalam Proses yang belum selesai, sehingga jumlah unit ekuivalen harus dihitung untuk setiap elemen biaya. 2. Biaya total dan biaya per satuan dari bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen tersebut. 3. Biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir. 4. Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi.  Dalam menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan perusahaan, perlu dihitung unit ekuivalen terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan dalam setiap departemen produksi terdapat persediaan akhir dari Barang dalam Proses yang belum selesai, sehingga jumlah unit ekuivalen harus dihitung untuk setiap elemen biaya.

20  Unit ekuivalen adalah: jumlah dari suatu sumber daya (seperti bahan baku, tenaga kerja atau overhead) yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk. Misal : terdapat tiga unit produk di persediaan akhir, dimana setiap unit memiliki sepertiga dari bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan produk tersebut. Maka jumlah total bahan baku yang digunakan untuk menyelesaikan produk tersebut akan setara dengan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk (3 unit fisik x 1/3 selesai = 1 unit ekuivalen untuk bahan baku).  Unit ekuivalen adalah: jumlah dari suatu sumber daya (seperti bahan baku, tenaga kerja atau overhead) yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk. Misal : terdapat tiga unit produk di persediaan akhir, dimana setiap unit memiliki sepertiga dari bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan produk tersebut. Maka jumlah total bahan baku yang digunakan untuk menyelesaikan produk tersebut akan setara dengan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit produk (3 unit fisik x 1/3 selesai = 1 unit ekuivalen untuk bahan baku).


Download ppt "Oleh: Fathia, SE Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia Novera KM."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google