Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSri Salim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Perkembangan Kebijakan dan Skim Riset dan Pengabdian Masyarakat
Ocky Karna Radjasa Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti Surakarta, 10 Nopember 2017
2
HILIRISASI dan KOMERSIALISASI
Tri Dharma PT dan Kemenristek Dikti Pendidikan HILIRISASI dan KOMERSIALISASI KINERJA PT Penelitian Pengabdian CORE
3
MENINGKATKAN PELIBATAN DOSEN DALAM PPM
2030 2015 2020 2025 30% 20% 10% 5%
4
Mengurangi ketimpangan rasio penelitian dengan PPM dosen
TAHUN Jumlah judul Jumlah dana Penelitian Pengabdian 2013 13,378 2.134 116, 2014 7.411 2.431 2015 12.604 2,922 2016 15,330 3.307 T O T A L 48.723 10.794 Rasio Penelitian terhadap PkM 4.5 1 5.7
5
STANDAR HASIL PENELITIAN
Mendukung Pengembangan IPTEK Menyelesaikan masalah di masyarakat Mendukung daya saing bangsa PENELITIAN
6
Daya Saing Indonesia (2007-2016)
2016: Swiss :1; Singapura : 2; Jepang : 8; Malaysia : 25; Korea : 26; Thailand : 34; Vietnam : 60; Yaman: 138
7
Daya Saing Indonesia (2016)
Sumber: WEF (2016)
9
I. EDUCATION IN SOME COUNTRIES COMPARATION AMONG OF THEM
High Medium Low High Medium Low High Medium Low Source: KP3EI, 2013 HUMAN RESOURCES IS ONE OF KEY INDICATORS FOR GLOBAL COMPETITION AND INDUSTRIALIZATION. IF COMPARED TO OTHER OECD COUNTRY, INDONESIA CONSISTS OF PEOPLE WITH LOWER HIGH EDUCATION BACKGROUND (7.20%), OR LESS THAN 32% POPULATION ONLY HAVE MEDIUM-HIGH EDUCATION. BUT THE GOVERNMENT IS ALWAYS IMPROVING THIS SITUATION SO WE EXPECT MORE NUMBER OF INDONESIAN PEOPLE WILL BE MORE EDUCATED IN THE FUTURE RATIO OF INDONESIAN RESEARCHERS IS 544 RESEARCHERS PER 1 MILLION POPULATION (YEAR 2014). TURKEY = 1.730, PR CHINA = 1.285, JAPAN = 7.021, MALAYSIA 2.384, SINGAPURA 7.199, AND BRAZIL 1203 ( 11 July 2014) HUMAN RESOURCES IS ONE OF KEY INDICATORS FOR GLOBAL COMPETITION AND INDUSTRIALIZATION. IF COMPARED TO OTHER OECD COUNTRY, INDONESIA CONSISTS OF PEOPLE WITH LOWER HIGH EDUCATION BACKGROUND (7.20%), OR LESS THAN 32% POPULATION ONLY HAVE MEDIUM-HIGH EDUCATION. BUT THE GOVERNMENT IS ALWAYS IMPROVING THIS SITUATION SO WE EXPECT MORE NUMBER OF INDONESIAN PEOPLE WILL BE MORE EDUCATED IN THE FUTURE RATIO OF INDONESIAN RESEARCHERS IS 544 RESEARCHERS PER 1 MILLION POPULATION (YEAR 2014). TURKEY = 1.730, PR CHINA = , JAPAN = 7.021, MALAYSIA 2.384, SINGAPURA 7.199, AND BRAZIL 1203 ( 11 July 2014)
10
GLOBAL INNOVATION INDEX – INDONESIA 2016 (WIPO)
Ranked 88 of 128 Countries
12
R&D IN INDONESIA Medium-High Tech menurun Low Tech meningkat
Sumber: OECD Medium-High Tech menurun Low Tech meningkat
14
INDIKATOR R&D –TRL-- 9 TINGKAT TRL/TKT
(BARU AKAN DIMULAI 2017) 9 Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian HANYA + 6% (DARI DIBEAYAI) HASIL RISET SIMLITABMAS YANG >= TRL 7 (DATA 2016) 8 Sistem telah lengkap dan handal melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan sebenarnya Riset Pengembangan 7 Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan sebenarnya 6 Demonstrasi model atau prototipe sistem/ subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan 5 Validasi komponen/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan Riset Terapan 3 Pembuktian konsep fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental 4 Validasi komponen/ subsistem dalam lingkungan laboratorium 2 Formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi. Riset Dasar 1 Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan.
15
Hulu Hilir Ilustrasi Hilirisasi Hasil Riset dan Pengembangan
TKT 1 TKT 4 TKT 3 TKT 5 TKT 6 TKT 7 TKT 8 TKT 9 TKT 2 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI RISET DASAR RISET TERAPAN RISET PENGEMBANGAN
16
Keterkaitan Pendidikan, R&D dan Inovasi
PENGUATAN INOVASI SISTEM PRODUK PPBT Inovasi Industri Sistem Inovasi DUNIA USAHA AKADEMISI + R&D Penguatan R&D Penguatan Inovasi Pembelajaran Kelembagaan Sumber Daya TRL 1,2,3,4 TRL 5 TRL 6 TRL 7 TRL 8 TRL 9 Pengguna Teknologi Penghasil Teknologi “LEMBAH KEMATIAN” Sinergi consulting Kesenjangan
17
Peningkatan Hasil Penelitian – HKI, Publikasi, Prototipe
KEKAYAAN INTELEKTUAL, PUBLIKASI, PROTOTIPE PROGRAM Penguatan riset dan pengembangan OUTCOME Peningkatan relevansi dan produktifitas riset dan pengembangan INDIKATOR PROGRAM TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 KPI 1 Jumlah kekayaan Intelektual terdaftar 1.580 1.735 1.910 2.100 2.305 KPI 2 Jumlah Publikasi Internasional 5.008 6.229 7.769 9.689 12.089 KPI 3 Jumlah Prototipe Laboratorium (TRL hingga 6) 530 632 783 930 1.081 KPI 4 Jumlah Prototipe Industri (TRL 7) 5 15 20
18
EVALUASI KINERJA R&D PERGURUAN TINGGI INDONESIA
SUMBER DAYA PENELITIAN MANAGEMEN PENELITIAN LUARAN PENELITIAN REVENUE GENERATING Peneliti Kelembagaan Standar prosedur Pemakalah HKI dan Luaran lainnya Kontrak kegiatan Dana dari DRPM dan Non-DRPM Fasilitas Penunjang Forum Ilmiah Publikasi di jurnal Buku Ajar Unit Bisnis 30% 15% 50% 5% KOMPONEN EVALUASI HASIL KONTIBUTOR PT DARI TOTAL 3.246 NO PENDIDIKAN TINGGI NEGERI SWASTA TOTAL 1 DIBAWAH RISTEKDIKTI 122 3.124 3.246 2 MAHASISWA 3 DOSEN 68.122 No Periode Evaluasi (Thn) Plattinum (Mandiri) Gold (Utama) Silver (Madya) Brown (Binaan) Total Kontrbutor 1 10 22 71 291 394 2 14 36 79 772 901 3 25 73 160 1.219 1.447 Sumber: Ditjen Penguatan Risbang, 2016
19
Mengurangi ketimpangan rasio penelitian dengan PPM dosen
TAHUN Jumlah judul Jumlah dana Penelitian Pengabdian 2013 13,378 2.134 116, 2014 7.411 2.431 2015 12.604 2,922 2016 15,330 3.307 T O T A L 48.723 10.794 Rasio Penelitian terhadap PkM 4.5 1 5.7
20
PROSES PENILAIAN KINERJA
21
Klaster Perguruan Tinggi berbasis Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat Periode 2013-2015
Kelompok Unggul (1-15) dicirikan dengan kekuatan utama yang seimbang pada Sumber Daya (SD), Manajemen (M), dan Luaran (L), yang jauh lebih tinggi dibandingkan universitas lainnya (catatan : Revenue Generating (R) tidak tampak karena tertutup oleh data universitas) Kelompok Sangat Bagus (16-66) dicirikan dengan kekuatan yang seimbang pada SD, M, dan L dimana minimal 2 komponen lebih tinggi dibandingkan dibandingkan universitas lain (tapi masih dibawah kelompok I) Kelompok Memuaskan(67-198) memiliki satu komponen dari SD, M, atau L lebih tinggi dengan mendekati rata-rata nasional dibandingkan universitas lain (tapi masih dibawah kelompok I dan II) Kelompok Kurang Memuaskan ( ) memiliki nilai SD, M, dan L dibawah rata-rata nasional
22
PENGERTIAN Standar Biaya Keluaran (SBK): besaran biaya yang ditetapkan untuk menghasilkan keluaran (output)/sub keluaran (sub output). SBK SBK yang berlaku untuk beberapa/ seluruh kementerian negara/lembaga SBK yang berlaku untuk satu kementerian negara/lembaga tertentu a. Sub Keluaran (Sub Output) Perencanaan, Pemeriksaan, Pendidikan, dan Pelatihan; b. Sub Keluaran (Sub Output) Penelitian. batas tertinggi yang besarannya tidak dapat dilampaui dalam penyusunan dan dalam pelaksanaan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga Tahun Anggaran 2017; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.02/2016
23
BESARAN SBK 2017 - SUB OUTPUT PENELITIAN
TABEL BIAYA DASAR PENELITIAN Merupakan biaya penelitian maksimal berdasarkan jenis dan bidang fokus penelitian Pendanaan disesuaikan dengan ketersediaan alokasi anggaran
24
BESARAN SBK 2017 - SUB OUTPUT PENELITIAN
BIAYA TAMBAHAN Merupakan biaya tambahan maksimal yang dapat diberikan untuk mencapai targert ouput seperti tersebut pada tabel
25
BESARAN ANGGARAN BATAS TERTINGGI ANGGARAN TAMBAHAN OUTPUT
PERHITUNGAN BIAYA PENELITIAN BERBASIS SBK BESARAN ANGGARAN BATAS TERTINGGI CONTOH PERHITUNGAN: Untuk Penelitian Dasar di Bidang TIK (Bea dasar Rp 93,9 Jt), dengan target Publikasi Internasional terindeks (Anggaran tambahan Rp 50 Jt) di berikan anggaran Penelitian Maksimal sebesar: Rp Rp = Rp ANGGARAN TAMBAHAN OUTPUT
26
Permenristekdikti No. 69/2016
TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN/ATAU REVIEWER DAN TATACARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN MENGGUNAAN STANDAR BIAYA KELUARAN TAHUN 2017 Beberapa poin penting: PASAL 1 Definisi SBK dan Penyelenggara PASAL 2 Penetapan besaran biaya oleh Komite Penilai dan/atau Reviewer PASAL 3 Jenis dan Penetapan Komite Penilai/ reviewer dan anggotanya PASAL 4 Persyaratan Komite Penilai PASAL 5 Persyaratan Reviewer PASAL 6 Tugas Komite Penilai/ Reviewer PASAL 7 Pembiayaan tim komite Penilaian PASAL 8 Tahapan Pelaksanaan penelitian
27
KOMITE PENILAIAN / REVIEWER
Komite Penilaian/Reviewer --> Komite Penilaian/Reviewer Proposal dan Komite Penilaian/Reviewer Keluaran Penelitian (Pasal 1) Komite Penilaian/Reviewer dibentuk oleh Penyelenggara Penelitian (Pasal 3)
28
TATA CARA PENILAIAN PROSES PENJAMINAN MUTU
Penyelenggara dan Pelaksana Penelitian menandatangani kontrak kerja penelitian berbasis keluaran/output yang berupa kontrak penelitian. Dalam pelaksanaan anggaran, besaran penggunaan satuan biaya untuk Sub Keluaran (Sub Output) Penelitian didasarkan pada hasil penilaian komite penilaian dan/atau reviewer, Pedoman pembentukan komite penilaian dan/atau reviewer, dan tata cara pelaksanaan penilaian penelitian mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. PENYELENGGARA PENELITI KOMITE PENILAI DAN/ REVIEWER PROPOSAL DAN/ REVIEWER KELUARAN PENELITIAN Pengajuan Proposal Berbasis SBK Output Proposal Pedoman Teknis Pengajuan Biaya Penelitian Penilaian Kelayakan Proposal Penetapan Penilaian Proposal Biaya Penelitian Hasil Penelitian Penetapan Penilaian Penelitian Proses Pencairan Proses Penelitian Proses Penilaian Kelayakan Penelitian PROSES PENJAMINAN MUTU
29
PROSES PENGELOLAAN PENELITIAN
Pedoman Pengelolaan Penelitian merupakan undangan untuk para peneliti/kelompok peneliti untuk seleksi berisikan gambaran program, jadwal / mekanisme, dll Pelaksana Penelitian bisa dari individu/kelompok individu; K/L/SKPD; perguruan tinggi; organisasi kemasyarakatan; dan badan usaha sesuai dengan Jenis Program Penelitian Proses 1 – 6 dilakukan pada tahun N-1, mulai dari penerbitan petunjuk teknis hingga penetapan Proses 7-11 pada tahun N
31
“Indonesia Berdaya Saing dan Berdaulat Berbasis Iptek”
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN RENCANA INDUK RISET NASIONAL VISI “Indonesia Berdaya Saing dan Berdaulat Berbasis Iptek” MISI 1. Menciptakan masyarakat Indonesia yang inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi 2. Menciptakan keunggulan kompetitif bangsa secara global berbasis riset "Indonesia Berdaya Saing" Riset menjadi motor utama untuk menghasilkan invensi dan inovasi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan daya saing bangsa. “Berdaulat berbasis iptek” RIRN menjadi titik awal membentuk Indonesia yang mandiri secara sosial ekonomi melalui penguasaan dan keunggulan komparatif iptek yang tinggi secara global. TUJUAN: Meningkatkan literasi ilmu pengetahuan dan teknologi; Meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan sinergi riset Indonesia; dan Memajukan perekonomian nasional berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. SASARAN: Meningkatnya kapasitas Riset Nasional yang mencakup kuantitas dan kualitas Sumber Daya Iptek; Meningkatnya relevansi dan produktivitas Riset serta peran pemangku kepentingan dalam kegiatan Riset; & Meningkatnya kontribusi Riset terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. SASARAN: Meningkatnya kapasitas Riset Nasional yang mencakup kuantitas dan kualitas Sumber Daya Iptek; Meningkatnya relevansi dan produktivitas Riset serta peran pemangku kepentingan dalam kegiatan Riset; & Meningkatnya kontribusi Riset terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. BERKONTRIBUSI DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL & PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Rencana Induk Nasional Rencana Induk Riset Nasional
32
FOKUS PERMENRISTEKDIKTI PRN:
PENETAPAN FOKUS RISET FOKUS RISET PRN BIDANG RISET RIRN Pangan - Pertanian Energi - Energi Baru dan Terbarukan Kesehatan - Obat Transportasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pertahanan dan Keamanan Material Maju Kemaritiman Kebencanaan Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan PANGAN ENERGI KESEHATAN TRANSPORTASI PRODUK REKAYASA KETEKNIKAN HANKAM KEMARITIMAN SOSIAL HUMANIORA Ditetapkan tiap 5 tahun Rencana Induk Riset Nasional R-Pepres Rencana Induk Nasional
33
FR KESEHATAN - OBAT sd 2019 Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
Pengembangan in vivo diagnostic (IVD) untuk deteksi penyakit infeksi Pengembangan in vivo diagnostic (IVD) untuk penyakit degenerative Pengembangan alat elektromedik Pengembangan fitofarmaka berbasis sumber daya local Bahan baku obat kimia Saintifikasi jamu & herbal, teknologi produksi pigmen alami Penguasaan produksi vaksin utama (hepatitis, dengue) Penguasaan sel punca (stem cell) Penguasaan produk biosimilar dan produk darah Rencana Induk Riset Nasional R-Pepres Rencana Induk Nasional
34
FR TRANSPORTASI sd 2019 Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
Moda air Moda jalan dan rel Moda udara Sistem cerdas manajemen transportasi Kajian kebijakan, social dan ekonomi transportasi Riset dasar pendukung teknologi dan system transportasi Manajemen keselamatan Sarana prasarana pendukung keselamatan Rencana Induk Riset Nasional R-Pepres Rencana Induk Nasional
35
FR ENERGI-ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
sd 2019 Rancang bangun PLT panas bumi Rancang bangun PLT mikro hidro darat dan marine PLT bioenergy (biomasa, biogas, biofuel) massif Teknologi pendukung konversi ke bahan bakar gas (BBG) Dimethyl ether untuk energy rumah tangga dan transportasi Pengembangan komponen converter kit Bangunan hemat dan mandiri energy Sistem smart grid dan manajemen konversi energy Teknologi komponen listrik hemat energi Teknologi pendukung EOR Penyiapan infrastruktur PLTN Teknologi pendukung clean coal R-Pepres Rencana Induk Nasional Rencana Induk Riset Nasional
36
FR TIK sd 2019 Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
Teknologi 5G (broadband) Telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP) Penyiaran multimedia berbasis digital IT Security Sistem TIK e-Government Sistem TIK e-Business Framework/Platform penunjang industry kreatif dan kontrol Piranti TIK untuk system jaringan Piranti TIK untuk customer premises equipment (CPE) Kebijakan dan social humaniora pendukung TIK Teknologi dan konten untuk data informasi geospatial dan inderaja Pengembangan teknologi big data R-Pepres Rencana Induk Nasional Rencana Induk Riset Nasional
37
FR MATERIAL MAJU sd 2019 Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
Ekstraksi dan rancang bangun pabrik logam tanah jarang Pengembangan sel surya berbasis non silicon Pengolahan bijih mineral strategis lokal Produksi polimer untuk aplikasi separasi di industry Material pendukung biosensor dan kemosensor Pengembangan membrane Pengembangan katalisator dan biokatalisator (enzim) untuk aplikasi di industri Karakteristik material berbasis laser dan optic Karakteristik material biokompatibel Kemandirian bahan baku magnet kuat Desain dan eksplorasi material pigmen absorber Pendukung transformasi material sampah dan pengolahan limbah Pendukung material struktur R-Pepres Rencana Induk Nasional Rencana Induk Riset Nasional
38
Kelompok Perguruan Tinggi Pengusul
Kewenangan Pengelolaan dan Pengusulan Penelitian Berdasarkan Kelompok Perguruan Tinggi Kategori Penelitian Skema Pengelolaan Kelompok Perguruan Tinggi Pengusul Kompetitif Nasional Desentralisasi Mandiri Utama Madya Binaan SKEMA KOMPETITIF NASIONAL Penelitian Dasar Penelitian Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) - Penelitian Berbasis Kompetensi (PBK) Penelitian Terapan Penelitian Strategis Nasiona (PSN) Penelitian Penciptaan dan Penyajian Seni (P3S) Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSN) Penelitian Peningkatan Kapasitas Penelitian Dosen Pemula (PDP) Penelitian Kerja Sama Antar Perguruan Tinggi (PKPT) Penelitian Tim Pascasarjana (PTP) Penelitian Disertasi Doktor (PDD) Penelitian Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMSDU) Penelitian Pascadoktor (PPD) B SKEMA DESENTRALISASI PUPT Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT)
39
PERUBAHAN NAMA SKEMA PENGABDIAN
No Skema Edisi X Skema Edisi XI 1 Iptek bagi Masyarakat (IbM) Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2 Iptek bagi Kewirausahaan (IbK) Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) 3 Iptek bagi Produk Ekspor (IbPE) Program Pengembangan Produk Eksport (P3E) 4 Iptek bagi Produk Unggulan Daerah (IbPUD) Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (P3UD) 5 Iptek bagi Inovasi Kreativitas Kampus (IbKIK) Program Pengembangan Unit Produk Intelektual Kampus (P2UPIK) 6 Iptek bagi Wilayah (IbW) Program Kemitraan Wilayah (PKW) 7 Iptek bagi Wilayahantara PT-CSR atau PT-Pemda-CSR Program Kemitraan Wilayah (PKW-CSR) 8 Iptek bagi Desa Mitra (IbDM) Program Pengembangan Desa Mitra (P2DM) 9 Program Hi-Link Tetap 10 Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM)
40
(Bidang prioritas & isu strategis)
41
Kemana harus mencari?
42
PARAMETER PEMETAAN RISET PT
1 4 2 3 5 7 8 6 BUKU AJAR/TEKS Data 2015, Sumber: per 31 Januari 2016 dan
43
KEUNGGULAN RISET NASIONAL BERDASAR TOTAL 8 PARAMETER
44
Indeks Klaster Riset Nasional
OUTPUT RISET BOBOT (%) Jurnal internasional terindeks scopus 17,2 Jurnal internasional (yang terindeks selain scopus) 14,4 Jurnal nasional terakreditasi 10,6 Buku ajar 12,8 Teknologi Tepat Guna 13,2 Kekayaan Intelektual 18 Prototype
45
HASIL KLASTERISASI RISET
ENERGI
46
HASIL KLASTERISASI RISET
TRANSPORTASI
47
HASIL KLASTERISASI RISET
TIK
48
HASIL KLASTERISASI RISET
MATERIAL MAJU
49
Terima Kasih atas perhatiannya
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 49
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.