Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehM Fakhrul Rivaldo Harahap Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
KELOMPOK 2 Daniel Putra M.Fakhrul Rivaldo Salsabila Yasmin.H M.Fachri Afreiza
2
www.free-ppt-templates.com Pengertian Hegemoni Hegemoni berasal bahasa Yunani, egemonia yang berarti penguasa atau pemimpin. Secara ringkas, pengertian hegemoni adalah bentuk penguasaan terhadap kelompok tertentu dengan menggunakan kepemimpinan intelektual dan moral. Artinya, kelompok-kelompok yang terhegemoni menyepakati nilai-nilai ideologis penguasa.
3
www.free-ppt-templates.com Bentuk Hegemoni Menurut Gramsci, faktor terpenting sebagai pendorong terjadinya hegemoni adalah faktor ideologi dan politik yang diciptakan penguasa dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan membentuk pola pikir masyarakat.
4
www.free-ppt-templates.com Terbentuknya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Mengingat begitu banyaknya kesulitan yang dihadapi pedagang-pedagang Belanda, maka atas usul dari John van Olden Barnaveld, dibentuklah sebuah kongsi dagang yang disebut Vereenigde Oostindische Compagnoe (VOC) pada tanggal 20 Maret 1602, dengan Gubernur Jenderalnya Pieter Both yang berkedudukan di Ambon.
5
www.free-ppt-templates.com Persekutuan Dagang Hindia Timur (VOC) dibentuk dengan tujuan sebagai berikut. a.Menghilangkan persaingan di antara sesama pedagang Belanda. b.Agar mampu bersaing dengan pedagang-pedagang asing lainnya, bahkan menghancurkan mereka. Kongsi dagang itu mendapat pengesahan dari pemerintah Belanda berupa hak oktroi yang terdiri atas 46 pasal. Di antara pasal-pasal itu yang terpenting berbunyi sebagai berikut. a.Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mendapat hak berdagang di daerah-daerah sebelah timur dari Cabo da Boa Esperanza (Tanjung Harapan) sampai Selat Magelhaens. b.Orang atau badan lain tidak diperbolehkan berlayar atau berdagang di daerah tersebut. c.VOC berhak di daerah tersebut atas nama pemerintah antara lain merebut daerah-daerah, mendirikan benteng-benteng, mengadakan perjanjian dengan raja-raja, membentuk angkatan darat dan laut, memaklumkan perang atau damai, mencetak mata uang sendiri, dan menjalankan fungsi kehakiman. Hak-hak tersebut di atas sebenarnya milik suatu pemerintahan yang sah, tetapi karena diberikan kepada badan perkumpulan itu, maka VOC bertindak seperti sebuah pemerintahan.
6
www.free-ppt-templates.com Ternate di tahun 1606. Sultan Said gundah. Kesultanan Ternate dikuasai Spanyol. Ia lantas bersekutu dengan Serikat Dagang Hindia Timur atau VOC untuk menggempur Spanyol. Namun, alih-alih merebut kedaulatan, Ternate secara perlahan justru lalu dicengkeram VOC. Padahal, pada tahun 1575, Kesultanan Ternate di bawah pimpinan Sultan Baabulah berdiri amat tegak setelah berhasil mengusir Portugis dan kemudian menguasai Benteng Gamalama milik Portugis. Sebuah perjuangan yang cukup panjang karena Portugis baru berhasil diusir setelah melewati pengepungan terhadap Benteng Gamalama selama lima tahun. Namun, tiga dekade kemudian, Sultan Said harus menyelamatkan diri, meninggalkan Ternate. Di tengah kegundahan itu, ia mengutus seorang bangsawan untuk meminta bantuan VOC mengusir Spanyol. VOC menyambut dengan sejumlah syarat, yakni mendapat hak monopoli cengkeh di wilayah Ternate dan diperbolehkan membangun benteng. Dari kesepakatan itu, berdirilah Benteng Oranje. Tahun 1610-1619, benteng itu menjadi kantor pusat VOC di Nusantara. Belakangan, saat JP Coen menjabat gubernur jenderal ke-4 VOC, ia memindahkan pusat operasional VOC ke Batavia.
7
www.free-ppt-templates.com Konstelasi politik Sekitar empat abad lalu, Benteng Oranje menjadi potongan puzzle menarik dari gambar besar konstelasi politik lokal saat itu yang berkelindan dengan pusaran perebutan hegemoni di antara bangsa Eropa. Jika elite yang terpecah menjadi satu sisi koin yang memudahkan masuknya kolonialisme dan menyebabkan runtuhnya kerajaan-kerajaan Nusantara pada abad ke-16, kesalahan dalam membaca persaingan hegemoni bangsa-bangsa Eropa saat itu menjadi sisi lain dari koin yang sama. Keputusan mengundang masuk VOC tidak terlepas dari kondisi elite Kesultanan Ternate yang sedang gundah karena kekalahan melawan Spanyol. ketidakmampuan Sultan Ternate dan elite kesultanan dalam mengelola diplomasi membuat VOC semakin kuat di Ternate. Saat itu VOC menggunakan strategi monopoli rempah, membangun kekuatan militer lewat benteng, dan menanamkan pengaruh ke struktur Kesultanan Ternate. Setelah mendapatkan konsesi, VOC tidak pernah benar- benar terlibat pertempuran skala besar dengan Spanyol yang me- nguasai Benteng Gamalama. Mereka seolah berbagi pengaruh atas Ternate.
8
Merusak keseimbangan Awal masuknya Portugis dan Spanyol ke Ternate dan Tidore pada dekade kedua abad ke-16 juga tidak lepas dari upaya penguasa lokal untuk memanfaatkan kekuatan asing itu. Ternate mengundang Portugis yang tiba di Maluku tahun 1512. Sementara itu, Tidore mengundang Spanyol yang tiba satu dekade lebih lambat. Kendati bersaing, elite kedua kesultanan itu sebenarnya terikat kekerabatan karena pernikahan. Namun, kehadiran kekuatan asing di Ternate dan Tidore merusak perimbangan kekuatan di Maluku yang terdiri atas empat pilar, yakni Kesultanan Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Bulletin of the School of Oriental Studies, University of London, 1930, memuat naskah surat Sultan Ternate Abu Hayat kepada Raja Portugal di Lisabon pada 27 April dan 8 November 1521. Pada surat 8 November, Abu Hayat menuturkan kekhawatirannya soal bantuan militer yang diberikan Raja Castille dari Spanyol untuk Sultan Tidore. Bantuan itu berupa dua kapal militer: Victoria dan Trinidad yang membawa 40 senjata api dan 70 busur panah. Mereka juga dijanjikan bantuan 20 kapal lagi pada tahun berikutnya. ” Tiada harap lain, selain ayahanda Sultan Portugal juga memeliharakan anakanda dan negeri Ternate,” tulis Abu Hayat dalam suratnya. Saat itu Portugis dan Spanyol tengah bersaing menemukan kekayaan di ”benua baru”.
9
www.free-ppt-templates.com Kendati kedua kerajaan itu terikat perjanjian Tordesillas tahun 1494 untuk berbagi wilayah pengaruh, konteks hubungan antarnegara bangsa pramodern saat itu sangat kental dengan nuansa politik realis. Niccolo Machiavelli, pemikir politik Italia, juga seorang realis yang hidup di masa itu, menulis karya-karya pemikirannya berdasar refleksi pada situasi politik saat itu. Dalam bukunya, The Prince, yang menjadi klasik, ia mendorong pemimpin mengutamakan kepentingan negara, kekuatan, dan rasionalitas. Etika dan moral bisa dinomorduakan. Belakangan, persaingan Spanyol dan Portugis dalam merebut hegemoni perdagangan rempah surut saat Raja Spanyol Felipe II pada 1580 mengambil klaim mahkota Kerajaan Portugis. Ia kemudian memerintahkan pasukan Spanyol di Manila, Filipina, bersama Tidore menyerbu Ternate yang diperintah Sultan Said. Jatuhlah Ternate ke tangan Spanyol. Di Banda Naira yang menjadi penghasil pala pun terjadi persaingan antara Inggris dan VOC. Namun, kekuatan armada dua kekuatan Eropa itu tidak seimbang. Para orang kaya, pemimpin di Banda Naira, menggunakan Inggris untuk mematahkan monopoli dagang VOC. Namun, hal ini berakhir dengan pembantaian sadis pada tahun 1621. JP Coen beserta pasukannya yang diperkuat tentara bayaran dari Jepang membantai orang Banda Naira. Williard A Hanna dalam Indonesian Banda: Colonialism and Its Aftermath in the Nutmeg Islands mencatat 44 orang kaya dibawa ke benteng Nassau di Pulau Naira, lalu dipenggal dan dipotong menjadi empat bagian. Penduduk Banda Naira yang saat itu berjumlah belasan ribu jiwa, setelah peristiwa tersebut, hanya tersisa ratusan orang. Sebagian tewas terbunuh, kelaparan, atau dijual sebagai budak oleh JP Coen.
10
Any Question???
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.