Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEPEMIMPINAN MANAJERIAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEPEMIMPINAN MANAJERIAL"— Transcript presentasi:

1 KEPEMIMPINAN MANAJERIAL
DOSEN : AHMAD SUBHAN MAHARDANI (DENNY) ( )

2 I BELAJAR KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN DARI TELADAN TERBAIK

3 1.1. Krisis Keteladanan Krisis terbesar dunia saat ini adalah krisis keteladanan (M. Syafii Antonio, 2007) Beberapa permasalahan/krisis di beberapa sektor yang melanda dunia ini salah satunya diakibatkan oleh ketiadaan fungsi kepemimpinan yang menghadirkan keteladanan. Dengan tiadanya keteladanan, maka kepemimpinan yang visioner, kompeten, dan berintegritas juga tidak dapat dihadirkan. Realitas yang merebak saat ini sebagai bagain dari pemasalahan krisis keteladanan : Merebaknya korupsi yang dilakukan oleh para Pemimpin/Pejabat, mulai dari atas sampai bawah Permasalahan-permasalahan di berbagai bidang, termasuk bidang-bidang yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak

4 1.2. Mutiara Keteladanan Yang Penting untuk diingat kembali berkaitan dengan fungsi Kepemimpinan : Bahwa hakikatnya semua manusia adalah seorang Pemimpin, yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ini memaknakan bahwa setiap fungsi dan lingkup kepemimpinan yang diperankan oleh manusia, baik dalam lingkup kepemimpinan diri sendiri, kelompok, masyarakat, agama, negara, kesemuanya kelak akan dimintai pertanggungjawaban dunia dan akhirat. Teladan Kepemimpinan sejati : Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad merupakan Teladan kepemimpian sejati, karena Rasulullah SAW adalah pemimpin yang holistic, accepted, dan proven Kepemimpinan holistic Rasulullah : Rasulullah SAW adalah Pemimpin yang mampu mengembangkan Leadership dalam berbagai bidang termasuk diantaranya : self development, bisnis dan entrepreneurship, kehidupan rumah tangga yang harmonis, , tatanan masyarakat yang akur, sistem politik yang bermartabat, system pendidikan yang bermoral dan mencerahkan, sistem hukum yang berkeadilan, dan strategi pertahanan yang jitu serta memastikan keamanan dan perlindungan warga negara.

5 Kepemimpinan Rasulullah accepted, karena : Diakui oleh lebih dari 1,3 milyar manusia.
Kepemimpinan Rasulullah proven, karena : Sudah terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga hari ini masih relevan diterapkan. (M. Syafii Antonio, 2007) Menurut Syafii Antonio, keteladanan agung dari Rasulullah SAW belum dapat diserap secara maksimal oleh umat manusia, karena beberapa hal : Rabun Jauh Orientalis : adanya distorsi image yang muncul dari ekses studi para orientalis Rabun Dekat kaum Muslim : ketidakmampuan melihat perjalanan hidup Rasulullah SAW secara lengkap dan holistic baik dimensi social, politik, militer, edukasi, dan legal kemudian memformulasikan nilai-nilai keteladanan tersebut ke dalam suatu model yang dapat diteladani dengan mudah. Prejudice dan Anggapan Apologetik : Adannya jiwa prejudice dan apologetic setiap kali uswah hasanah Rasulullah SAW akan dibawa keluar dari Masjid dan Mushalla. Seolah-olah tidak ada hubungan kuat antara Sunnah Rasulullah dan kehidupan bisnis, kebijakan fiscal dan moneter. Padahal banyak sekali peran Rasulullah dalam dimensi bisnis, social, militer, edukasi, legal yang penuh dengan muatan keteladanan agung. Tugas umat manusia : Dengan segala keteladanan agung, inspirasi dan kebijaksanaan multidimensi dari Rasulullah SAW, maka kemudian menjadi penting bagi masing-masing Umat untuk terus mengembangkan inspirasi tersebut sesuai dengan dimensi waktu dan ruang serta dalam radius kekhalifahan yang diemban masing-masing.

6 II JEJAK – JEJAK NABI MUHAMMAD SAW DALAM TEORI LEADERSHIP DAN MANAGEMENT MODERN

7 2. 2. Membimbing nalar Sekuler ke Arah Spiritualitas …
2.2. Membimbing nalar Sekuler ke Arah Spiritualitas ….. Untuk memiliki keinginan dan kemampuan dalam menjaga orang agar tetap pada jalur yang tepat dan memimpin dengan cara yang benar, tanpa memandang pada bagian mana dia bekerja dalam perusahaan itu. Pada masa sekarang, perusahaan yang dipandang paling sukses adalah perusahaan yang dikelola oleh beberapa orang yang memiliki kepribadian yang sangat karismatik. Pada perusahaan-perusahaan itu filosofi yang memandu mereka sangat jelas dan setiap orang dapat memahami dan berkontribusi terhadapnya. (Jesper Kunde, 2000) Dewasa ini banyak eksekutif yang berpandangan hidup (world view) dengan membangun komunitas kerja yang lebih produktif serta organisasi yang efektif dengan tetap bersentuhan dan menjalankan secara beriringan dimensi spiritual dalam pekerjaan sehari-hari. Telah menjadi keharusan bahwasanya urusan bisnis harus dipersatukan dengan spiritualitas dan nilai-nilai. Bisnis dilakukan untuk melayani kepentingan manusia dan alam secara umum. Sehingga dengan itu kita mempunyai komitmen terhadap persoalan-persoalan seperti kelaparan, kerusakan lingkungan, disfungsi personal.

8 2.3. Hampir Semua Teori Kepemimpinan ada pada Muhammad SAW
4 Fungsi Kepemimpinan yang ditunjukkan dan diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW, yang juga dikembangkan oleh Stephen Covey : Perintis (Pathfinding) : Bagaimana upaya sang Pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama para stakeholder-nya, misi dan nilai-nilai yang dianutnya, serta yang berkaitan dengan visi dan strategi, yaitu kemana perusahaan akan dibawa dan bagaimana caranya agar sampai ke sana Penyelaras (Aligning) :Berkaitan dengan bagaimana pemimpin menyelaraskan keseluruhan system dalam organisasi perusahaan agar mampu bekerja dan saling sinergis. Pemberdayaan (Empowering) : Berhubungan dengan upaya Pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan agar setiap orang dalam organisasi perusahaan mampu melakukan yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat (committed).

9 4. Fungsi Panutan (modeling)
: Mengungkap bagaimana agar Pemimpin dapat menjadi panutan bagi para karyawannya. Bagaimana dia bertanggungjawab atas tutur kata, sikap, perilaku, dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Sejauhmana dia melakukan apa yang dikatakannya. Berbagai Gambaran Karakter Pemimpin yang Ada Pada Nabi Muhammad (Yang juga dirumuskan oleh Warren Bennis sebagai Teori Kepemimpinan) : Visioner (Guiding Vision) : Pemimpin mempunyai ide yang jelas tentang apa yang Pemimpin inginkan (secara pribadi atau profesional) dan punya kekuatan untuk bertahan ketika mengalami kemunduran atau kegagalan Aplikasi dari Nabi Muhammad : Beliau sering memberikan berita gembira mengenai kemenangan dan keberhasilan yang akan diraih oleh pengikutnyadi kemudian hari. Visi yang jelas ini mampu membuat para sahabat untuk tetap sabar dan tabah meskipun perjuangan dan rintangan begitu berat

10 2. Berkemauan kuat (Passion) : Pemimpin mencintai apa yang Pemimpin kerjakan, Pemimpin mempunyai kesungguhan yang luar biasa dalam menjalani hidup, dikombinasikan dengan kesungguhan dalam bekerja, menjalani profesi dan bertindak. Aplikasi dari Nabi Muhammad : Berbagai cara yang dilakukan musuh- musuhnya untuk menghentikan perjuangannya tidak pernah berhasil. Beliau tetap tabah, sabar, dan sungguh-sungguh. 3. Integritas (Integrity) : Integritas Pemimpin diperoleh dari pengetahuan sendiri, candor, dan kedewasaan. Pemimpin tahu kekuatan dan kelemahan Pemimpin, teguh memegang prinsip, dan belajar dari pengalaman bagaimana belajar dari dan bekerja dengan orang lain Aplikasi dari Nabi Muhammad : Nabi Muhammad dikenal memiliki integritas yang tinggi, berkomitmen terhadap apa yang dikatakan dan diputuskannya, dan mampu membangun tim yang tangguh seperti terbukti dalam berbagai ekspedisi militer

11 4. Amanah : Pemimpin memperoleh kepercayaan dari orang lain Aplikasi dari Nabi Muhammad : Nabi Muhammad dikenal sebagai orang yang sangat terpercaya ( Al Amin) dan ini diakui oleh musuh-musuhnya seperti Abu Sufyan ketika ditanya Hiraklius (Kaisar Romawi) tentang perilaku Nabi Muhammad SAW 5. Rasa ingin tahu (Curiosity) : Pemimpin ingin tahu segala hal dan ingin belajar sebanyak mungkin Aplikasi dari Nabi Muhammad : Wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk belajar (Iqra’) 6. Berani (Courage) : Pemimpin berani mengambil resiko, bereksperimen, dan mencoba hal-hal baru Aplikasi dari Nabi Muhammad : Kesanggupan memikul tugas kerasulan dengan segala resiko adalah keberanian yang luar biasa

12 Ketrampilan-Ketrampilan Kepemimpinan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW, yang ketrampilan-ketrampilan Kepemimpinan dikemukakan oleh Burt Nanus : Berpandangan Juah ke Depan : Mata seorang pemimpin terus memandang horizon yang jauh, meskipun kaki Pemimpin sedang melangkah ke arahnya Bentuk Ketrampilan kepemimpinan Rasulullah : Ketika sedang menggali parit (khandaq) di sekitar kota Madinah beliau “melihat” kejayaan Muslim mencapai Syam, Parsi, dan Yaman 2. Menguasai Perubahan : Pemimpin mengatur kecepatan, arah, dan irama perubahan dalam organisasi sehingga pertumbuhan dan evolusinya seiring dengan perubahan dari luar Bentuk Ketrampilan kepemimpinan Rasulullah : Hijrah ke Madinah merupakan suatu perubahan yang diprakarsai Rasulullah dan mampu mempengaruhi peta dan arah peradaban dunia

13 3. Desain Organisasi : Pemimpin adalah seorang pembangun Organisasi yang mempunyai kewenangan dan mampu mewujudkan visi yang diinginkan Bentuk ketrampilan kepemimpinan Rasulullah : Beliau mendesain bentuk tatanan social baru di Madinah segera sesudah beliau hijrah ke kota itu. Misalnya mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar, menyusun Piagam Madinah, dan membangun Pasar dan Masjid 4. Pembelajaran Antisipatoris : Pemimpin merupakan pembelajar seumur hidup yang berkomitmen untuk mempromosikan pembelajaran organisasi Bentuk ketrampilan kepemimpinan Rasulullah : Rasulullah selalu mendorong untuk selalu belajar sepanjang hidup. Sabdanya, “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian Ibu sampai liang lahat” 5. Inisiatif : Pemimpin mendemonstrasikan kemampuan untuk membuat berbagai hal menjadi kenyataan Bentuk ketrampilan kepemimpinan Rasulullah : Penaklukkan Mekkah dengan damai merupakan bukti keberhasilan kepemimpinan Rasulullah SAW

14 6. Penguasaan Interdependensi : Pemimpin menginspirasi orang lain untuk saling berbagi gagasan dan kepercayaan, untuk berkomunikasi dengan baik dan rutin, dan mencari pemecahan masalah secara kolaboratif. Bentuk ketrampilan kepemimpinan Rasulullah : Rasul sering meminta pendapat para Sahabat dalam persoalan-persoalan strategis misalnya dalam penentuan strategi perang dan urusan social kemasyarakatan. 7. Standar integritas yang tinggi : Peloyal,Pemimpin fair, jujur, toleran, terpercaya, peduli, terbuka, loyal, dan berkomitmen terhadap tradisi masa lalu yang terbaik Bentuk ketrampilan kepemmpinan Rasulullah : Rasulullah seorang yang adil dalam memutus perkara, jujur, dan toleran terhadap penganut agama lain

15 Ketrampilan Pemimpin berbasis nilai menurut James O’Toole’s yang dapat ditemukan pada Rasulullah SAW : Integrity (Integritas) : Pemimpin tidak pernah kehilangan pandangan Bentuk ketrampilan kepemimpinan dan karakteristik Rasulullah : Rasulullah tidak pernah kehilangan semangat meskipun tekanan dan permusuhan datang dari segala arah, hal ini terbukti dalam perang Hunain dan Uhud 2. Trust (Kepercayaan) : Pemimpin merefleksikan nilai-nilai dan aspirasi pengikut Pemimpin. Pemimpin menerima kepemimpinan sebagai suatu tanggung jawab, bukan prestise. Pemimpin melayani. Bentuk ketrampilan kepemimpinan dan karakteristik Rasulullah : Sejak muda Rasulullah dikenal sebagai orang yang sangat dipercaya. Rasulullah pernah dipercaya untuk menyelesaikan persoalan peletakan Hajar Aswad yang hampir menimbulkan pertikaian di kalangan suku-suku Quraisy 3. Listening (Mendengarkan) : Pemimpin mendengarkan orang-orang yang dilayaninya, tetapi Pemimpin tidak terpenjara oleh opini public. Pemimpin mendorong. Bentuk ketrampilan kepemimpinan dan karakteristik Rasulullah : Rasulullah sangat mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan.Termasuk dalam perang Badar, Uhud, dan Khandaq.

16 Kecerdasan Rasulullah SAW yang lengkap Rasulullah dikenal sebagai seorang yang memiliki akhlak mulia (akhlaqul karimah). Hal itulah yang kemudian masyarakat menggelari Rasulullah sebagai Al Amin (Orang yang terpercaya) Keluhuran akhlak adalah salah satu factor kesuksesan Rasulullah sebagai pribadi, pemimpin keluarga, bisnis, dan masyarakat. Akhlak atau moral merupakan factor utama bagi kesuksesan seseorang atau perusahaan yang dapat bertahan lama. Menurut Doug Lennick dan Pred Kiel (dalam buku mereka “Moral Intelligence, Enhancing Business Performance & Leadership, 2005), Kecerdasan moral merupakan factor yang utama dalam meningkatkan kesuksesan seseorang atau organisasi. Berbeda dengan IQ dan EQ yang bebas nilai dan dapat digunakan untuk tujuan- tujuan yang tidak baik, kecerdasan moral semata-mata digunakan untuk melakukan hal-hal yang baik saja. Meskipun demikian,antara IQ, EQ dan kecerdasan moral merupakan jenis kecerdasan yang sifatnya sinergis, yang berarti bahwa masing-masing tidak dapat bekerja secara efektif tanpa adanya yang lain.

17 Rasululullah SAW merupakan orang yang paling lengkap kecerdasannya
Rasululullah SAW merupakan orang yang paling lengkap kecerdasannya. Apapun teori kecerdasan yang dikemukakan oleh para ahli kecerdasan modern, akan ditemukan pada diri Rasulullah SAW baik itu berupa IQ, kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan social (Social Intelligence), Adversity Quotient (AQ), dan sebagainya. Rasulullah SAW adalah Teladan Terbaik Menurut konsep Neuro Linguistic Programming/NLP (penyusunan bahasa saraf), Jalan terbaik menuju kesuksesan adalah meniru perilaku orang sukses. Ini berdasarkan premis dalam konsep NLP yang menatakan bahwa :segala sesuatu yang dapat Anda lakukan, saya juga bisa melakukannya” yaitu dengan menirunya. Rasulullah SAW adalah teladan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan.

18 DEFINISI DAN DESKRIPSI KEPEMIMPINAN
Evolusi Definisi Kepemimpinan : Definisi Kepemimpinan Menekankan control dan sentralisasi kekuasaan dengan tema umum tentang dominasi Contoh : Di Konferensi tentang Kepemimpinan pada tahun 1927, Kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan untuk menekankan hasrat pemimpin terhadaporang yang dipimpin dan mendorong kepatuhan, penghargaan, loyalitas, dan kerjasama (Moore, 1927, hal.124) 1930-an Sifat menjadi focus untuk mendefinisikan kepemimpinan, dengan padangan yang berubah tentang kepemimpinan sebagai pengaruh, bukan dominasi. Kepemimpinan juga didefinisikan sebagai interaksi karakter kepribadian khusus yang dimiliki seseorang dengan yang dimiliki kelompok. Dicatat juga bahwa walaupun sikap dan aktivitas dari banyak orang dipengaruhi oleh satu orang, para pengikut juga memengaruhi pimpinannya.

19 1940-an : Pendekatan muncul kemuka dengan kepemimpinan yang didefinisikan sebagai perilaku individu saat mengarahkan aktivitas kelompok (Hemphill,1949). Di waktu yang sama, kepemimpinan dengan persuasi dibedakan dari “sikap dan metode dalam mengawasi orang” atau kepemimpinan dengan pemaksaan (Copeland, 1942). 1950-an : Tiga tema yang mendominasi definisi kepemimpinan selama dekade ini : Keberlangsungan teori kelompok yang membentuk kepemimpinan sebagai apa yang dilakukan pemimpin dalam kelompok Kepemimpinan sebagai hubungan yang mengembangkan tujuan bersama, yang mendefinisikan kepemimpinan berdasarkan pada perilaku pemimpin Keefektifan, di mana kepemimpinan didefinisikan oleh kemampuan untuk memengaruhi seluruh keefektifan kelompok

20 1960an : Walaupun merupakan masa-masa yang kacau untuk masalah dunia, tahun an terdapat keselarasan di kalangan ahli kepemimpinan. Definisi utama tentang kepemimpinan sebagai perilaku yang memengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan bersama, telah digarisbawahi oleh Seeman (1960) yang menggambarkan kepemimpinan sebagai “tindakan oleh orang-orang yang memengaruhi orang lain dalam arah yang sama” (h.53). 1970an : Fokus kelompok memberi jalan untuk pebdekatan perilaku organisasional, di mana kepemimpinan dilihat sebagai “membentuk dan mempertahankan kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasional (Rost, 1991.h.59). Tetapi definisi Burns(1978) merupakan konsep terpenting tentang kepemimpinan : Kepemimpinan adalah proses mobilisasi timbal balik oleh orang- orang dengan motif dan nilai tertentu, beragam sumber daya ekonomi, politik, dan lainnya, dalam konteks persaingan dan konflik, untuk menyadari tujuan yang dimiliki secara mandiri atau bersama oleh pemimpin dan pengikut” (h.425.).

21 1980-an : Dekade ini dipenuhi dengan karya akademisi dan karya popular tentang kepemimpinan, sehingga topic ini menjadi pusat perhatian akademisi dan publik. Sebagai hasilnya, sejumlah definisi untuk kepemimpinan menjadi terlalu berlebihan dengan sejumlah tema yang tetap ada : Lakukan seperti yang diminta Pemimpin. Definisi kepemimpinan umumnya tetap menyampaikan pesan bahwa kepemimpinan membuat pengikut melakukan apa yang diinginkan atasan. Pengaruh. Mungkin, kata yang paling sering digunakan dalam definisi kepemimpinan di era 1980an adalah pengaruh. Kata itu dianalisis dari setiap sudut pandang. Bagaimanapun, dalam upaya untuk membedakan kepemimpinan dari Manajemen, akademisi menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh yang tidak bersifat memaksa. Sifat. Dicetuskan oleh buku laris In Search of Excellence (Peter & Waterman, 1982), gerakan kepemimpinan-sebagai-kehebatan membuat membuat sifat kepemimpinan kembali menjadi sorotan. Sebagai hasilnya, banyak pemahaman orang tentang kepemimpinan didasarkan pada orientasi sifat.

22 Transformasi. Burns (1978) dipuji karena memulai gerakan yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses transformasional. Definisi tersebut menyatakan, kepemimpinan terjadi “ketika satu atau lebih orang terlibat dengan orang lain dalam cara tertentu, sehingga pemimpin dan pengikutnya saling mengangkat ke tingkatan motivasi dan moralitas yang lebih tinggi” (h.83). Memasuki Abad 21 Setelah ketidakcocokan selama berpuluh tahun, pakar kepemimpinan sepakat tentang satu hal : Mereka tidak dapat menghasilkan suatu definisi bersama untuk kepemimpinan. Debat pun terus terjadi, seperti apakah kepemimpinan dan manajemen merupakan proses terpisah, sementara yang lain menekankan pada sifat, keterampilan, atau aspek hubungan kepemimpinan. Karena faktor seperti pengaruh global yang berkembang dan perbedaan generasional, maka kepemimpinan akan terus memiliki makna yang berbeda untuk orang yang berbeda. Intinya, kepemimpinan adalah konsep yang kompleks sehingga suatu definisi yang pasti akan sulit didapat. Sumber : Diadaptasi dari Leadership for the Twenty-First Century, by J.C. Rost, 1991, New York Praenger.

23 Definisi dan Komponen Komponen-komponen fenomena Kepemimpinan : Kepemimpinan adalah proses Kepemimpinan melibatkan pengaruh Kepemimpinan terjadi di dalam kelompok Kepemimpinan melibatkan tujuan yang sama Kepemimpinan adalah proses di mana individu memengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama DESKRIPSI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan Sifat (Trait) versus Proses Kepemimpinan Sifat : Sudut pandang Sifat membuat konsep kepemimpinan sebagai materi atau kumpulan materi yang dimiliki dalam tingkatan berbeda oleh orang yang berbeda (Jago,1982). Ini menyatakan bahwa sifat ada di dalam orang tertentu, dan membatasi kepemimpinan hanya bagi mereka yang dipercaya memiliki kecakapan khusus, yang biasanya dimiliki sejak lahir.

24 Sudut Pandang Proses : Kepemimpinan adalah suatu fenomena yang terletak di dalam konteks tentang interaksi antara pemimpin dan pengikut, serta membuat kepemimpinan dapat dimiliki oleh semua orang. Sebagai suatu proses, kepemimpinan dapat diamati dalam perilaku pemimpin (Jago,1982), dan dapat dipelajari. Kepemimpinan yang Ditetapkan Versus yang Muncul secara Alami Ketika orang lain menganggap seseorang sebagai anggota kelompok atau organisasi yang paling berpengaruh, apapun jabatan orang itu, maka orang itu menunjukkan kepemimpinan yang muncul secara alami. Jenis kepemimpinan ini tidak ditentukan olwh posisi. Jenis kepemimpinan ini muncul selama suatu periode tertentu lewat komunikasi. Sejumlah perilaku komunikasi positif yang penting bagi munculnya pemimpin yang sukses antara lain terlibat dalam percakapan, memiliki informasi, mencari pendapat orang lain, mencetuskan ide baru, dan tegas tetapi tidak ketat (Fisher, 1974). Selain perilaku komunikasi, peneliti telah mendapati bahwa kepribadian memainkan peran dalam kemunculan kepemimpinan.

25 Kepemimpinan dan Kekuasaan
Lima Dasar Kekuasaan (French dan Raven) : Kekuasaan Rujukan : Berdasarkan identifikasi pengikut dan rasa suka kepada pemimpin. Seorang Guru yang dipuja oleh siswanya memiliki kekuasaan rujukan. Kekuasaan Pakar : Berdasarkan pada persepsi pengikut tentang kecakapan kepemimpinan. Seorang pemandu wisata yang memiliki pengetahuan tentang negara asing memiliki kekuasaan pakar. Kekuasaan Sah : Dikaitkan dengan status yang dimiliki atau otoritas jabatan resmi. Seorang hakim yang memimpin sidang di dalam ruang sidang memiliki kekuasaan sah. Kekuasaan Imbalan : Dihasilkan dari kapasitas yang dimiliki untuk memberikan imbalan kepada orang lain. Seorang penyelia yang memberi imbalan kepada karyawan yang telah bekerja keras memiliki kekuasaan imbalan Kekuasaan yang Memaksa : Dihasilkan dari kapasitas untuk memberi hukuman kepada orang lain. Seorang pelatih yang menghukum pemainnya dengan tidak boleh bermain karena terlambat latihan menggunakan kekuasaan yang memaksa

26 Kepemimpinan dan Manajemen Perbedaan Fungsi Manajemen dan Fungsi Kepemimpinan menurut Kotter (1990) : Fungsi dominan Manajemen adalah untuk menyediakan keteraturan dan konsistensi untuk organisasi, sementara fungsi utama kepemimpinan adalah untuk menghasilkan perubahan dan pergerakan. Manajemen itu berusaha mencapai keteraturan dan stabilitas, kepemimpinan berusaha mencapai perubahan yang adaptif dan membangun Contoh : bila suatu organisasi memiliki manajemen yang kuat tanpa kepemimpinan, hasilnya bisa bersifat birokratis dan menghambat. Sebaliknya, bila organisasi memiliki kepemimpinan yang kuat tanpa manajemen, hasilnya bisa berupa perubahan yang keliru atau tidak bermakna, yang semata-mata dilakukan demi perubahan itu sendiri. Agar efektif, organisasi perlu memupuk manajemen yang kompeten dan kepemimpinan yang terampil.

27 Manajemen Menghasilkan Keteraturan dan Konsistensi
Kepemimpinan Menghasilkan Perubahan dan Pergerakan Perencanaan dan Anggaran Menentukan Arah Membuat rencana Menetapkan jadwal kerja Mengalokasikan sumber daya Menciptakan visi Menjelaskan gambaran besar Menetapkan strategi Pengorganisasian dan Penetapan Staf Menyatukan Orang-orang Menyediakan struktur Membuat penempatan kerja Membuat peraturan dan prosedur Mengomunikasikan tujuan Mencari komitmen Membangun tim dan koalisi Mengontrol dan Memecahkan Masalah Memotivasi dan Memberi Inspirasi Mengembangkan insentif Membuat solusi kreatif Melakukan tindakan perbaikan Menginspirasi dan menyemangati Memberdayakan pengikut Memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi

28 Manajer adalah orang yang melakukan segala sesuatu dengan benar, sementara pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang benar (Bennis dan Nanus, h.221) Rost (1991) juga mendukung perbedaan antara Kepemimpinan dan Manajemen. Dia menyatakan, kepemimpinan adalah hubungan pengaruh banyak arah, dan Manajemen adalah hubungan otoritas satu arah. Kepemimpinan terkait dengan proses untuk mengembangkan tujuan bersama, dan manajemen ditujukan untuk mengoordinasikan aktivitas guna menyelesaikan suatu pekerjaan.

29 II SELF DEVELOPMENT & PERSONAL LEADERSHIP

30 “Anda tidak akan mampu memimpin orang lain jika Anda tidak mampu memimpin diri sendiri” Keberhasilan kepemimpinan Rasululullah SAW di berbagai bidang, tidak terlepas dari kemampuannya dalam memimpin dirinya sendiri. Pendidikan kepemimpinan Rasululullah SAW dimulai ketika beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib (M. Syafii Antonio, 2007) Setelah Abdul Muthalib meninggal, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Pada saat diasuh oleh Abu Thalib inilah Nabi Muhammad kemudian banyak melakukan kegiatan perdagangan bersama Abu Thalib, dan bahkan mengikuti pula perjalanan dagang ke luar Makkah, seperti ke Suriah Yaman, sehingga pergaulan Nabi Muhammad sangat luas. Pada masa inilah Nabi Muhammad diberi gelar Al Amin (Yang dapat dipercaya) oleh Penduduk Makkah, karena beliau dikenal sebagai orang yang jujur dan teguh memegang janji.

31 Pentingnya Self Leadership
Proses pembelajaran kepemimpinan yang memadai adalah selain mengetahui kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk memimpin suato organisasi, juga harus memahami bagaimana cara mendapatkan dan menumbuhsuburkan kompetensi-kompetensi itu. Sehingga sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan keberanian untuk mewujudkan pengetahuan-pengetahuan/teori-teori ke dalam bentuk nyata. Dan keberanian hanya bisa datang dengan tingkat kesadaran seseorang, yang untuk mencapainya seseorang tersebut harus dapat memahami dan mengalami tingkat kesadaran yang mendalam dan tingkat identitas diri yang lebih tinggi, sebagai prasyarat bagi pengembangan kompetensi dalam memimpin orang lain. Disinilah perlunya kemampuan memimpin diri (self leadership). Rasulullah SAW mengingatkan tentang perlunya kompetensi penguasaan terhadap diri sendiri. Menurut Rasulullah SAW, Peprengan yang terbesar adalah peperangan melawan diri sendiri. Self Leadership intinya adalah kemampuan diri dalam mengendalikan hawa nafsu (M. Safii Antonio, 2007).

32 2. Self Leadership dan Self Discipline Self Leadership merupakan dasar dari segala bentuk kepemimpinan. Self Leadership yang berarti juga Self discipline (menegakkan disiplin atas diri pribadi) merupakan aktivitas yang paling berat karena berkaitan dengan diri sendiri dan tidak melibatkan orang lain. 3. Hubungan Self Leadership dan Organizational Leadership Memimpin diri sendiri berarti mengembangkan kemampuan dan proses untuk mengalami tingkat pengenalan diri yang lebih tinggi, melebihi tingkat ego rektif. Hal ini akan memfasilitasi perjalanan menuju ke keberanian untuk proaktif dan pada akhirnya membawa kepada kesadaran kreatif, suatu perpaduan antara kecerdasan intelektual, intuitif, dan emosi. Hal ini yang memungkinkan seseorang untuk mampu mengelola hubungan dengan orang lain, peristiwa, gagasan, yang kesemuanya merupakan esensi dari kepemimpinan.

33 4. Self leadership dan Stress Management
Manfaat dari Self leadership yang efektif adalah munculnya keberanian dalam arti luas, yaitu : berani memiliki mimpi besar, berani untuk melangkah, dan berani untuk menghadapi segala resiko yang akan menghadang. Cara untuk menumbuhkan keberanian adalah dengan mengelola dinamika batin serta meredam rasa takut kalah atau kehilangan (fear of loosing). Untuk mewujudkan puncak performa kerja sekaligus mencapainya dengan kebahagiaan secara berkelanjutan adalah dengan memahami dan mempelajari bagaimana mengelola dan memimpin dinamika batin seseorang maupun diri sendiri. Teladan Rasulullah SAW : Rasulullah menenangkan Abu Bakar ketika terjebak di Gua Tsur dalam perjalanan ke Madinah Rasulullah tidak gentar mengirimkan utusan ke beberapa penguasa di jazirah Arab, terhadap kemungkinan reaksi marah dari para Penguasa tersebut. Kemudian terbukti misi Rasul tersebut berhasil dan Madinah mulai mendapatkan tempat dan dirasakan eksistensinya di percaturan politik Timur tengah pada saat itu.

34 Esensi dari leadership :
Mengenali (recognizing) Menemukan (discovering) Mengidentifiksi diri yang sesungguhnya. Kepemimpinan adalah bagaimana seseorang mempunyai kebiasaan proaktif dan kreatif. Untuk menemukan diri yang seutuhnya , menenangkan emosi diri, menimbulkan perasaan positif dan senang, Dalam ajaran Islam cara praktisnya adalah dengan media Zikir, Zikir Asmaul Husna, Shalat, Tafakkur, dan Puasa.

35 Tahapan Pengelolaan Kinerja Diri untuk mencapai kinerja puncak : Asmaul Husna, Zikir, Shalat, Self Discovering Self Motivation Tafakur, Puasa, I’tikaf, Muhasabah Self Energizing Peak Performance

36 5. Mulai dari Diri Sendiri Menurut Rasulullah SAW, Kepemimpinan dimulai dari diri sendiri. 6. Penutup Kesuksesan dalam memimpin diri dan mengatasi berbagai rintangan dalam memimpin diri sendiri akan membuka jalan bagi kesuksesan dalam kepemimpinan-kepemimpinan lainnya yang melibatkan orang lain.

37 III NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI PEMIMPIN BISNIS DAN ENTREPRENEURSHIP

38 1. Jiwa Kewirausahaan Nabi Muhammad telah terbentuk sejak kecil Kisah hidup Nabi Muhammad yang telah menjadi Yatim Piatu semenjak usia 8 tahun, telah menempa beliau untuk menjalani kehidupan dengan lebih mengedepankan aspek kemandirian. Dan memang sebagaimana menurut M. Syafii Antonio, Kewirausahaan (Entrepreneurship) tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari suatu proses yang panjang dan dimulai sejak beliau masih kecil. Ini sejalan dengan hasil penelitian Collin dan Moores (1964) dan Zaleznik (1976) yang menyatakan bahwa apa yang terjadi pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan seseorang akan membuat perbedaan yang berarti dalam periode kehidupan berikutnya. Untuk menjadi seorang Pemimpin atau Wirausahawan yang tangguh, pengalaman masa kecil itu tidak selamanya positif atau menyenangkan. Dalam penelitian Manfred Kets De Vries (1995) disimpulkan bahwa kerasnya kehidupan masa kecil membentuk dorongan untuk memimpin

39 Kisah hidup Nabi Muhammad di masa kecil yang telah menempa jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan Beliau : Umur 6 tahun telah menjadi Yatim Piatu Setelah menjadi Yatim Piatu, diasuh oleh Abdul Muthalib, tapi tidak berlangsung lama, karena Abdul Muthalib wafat Diasuh oleh Abu Thalib, Paman Nabi Muhammad SAW/putra Abdul Muthalib, yang mana merupakan salah satu putra Abdul Muthalib yang berkehidupan sederhana Nabi Muhammad di usia kecil telah banyak membantu ekonomi keluarga Abu Thalib dalam kehidupan sehari-hari dengan bekrja “serabutan” kepada penduduk Mekkah. Menggembala ternak kambing, yang mana aktivitas ini merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian leadership dan manajemen yang baik

40 FUNGSI LEADERSHIP PENGGEMBALA :
PATHFINDING MENCARI MENCARI PADANG GEMBALAAN YANG SUBUR DIRECTING MENGARAHKAN MENGGIRING TERNAK KE PADANG GEMBALAAN CONTROLLING MENGAWASI AGAR TIDAK TERSESAT ATAU TERPISAH DARI KELOMPOK PROTECTING MELINDUNGI DARI HEWAN PEMANGSA DAN PENCURI REFLECTING PERENUNGAN ALAM, MANUSIA DAN TUHAN

41 2. Perjalanan Dagang Nabi Muhammad SAW Karir bisnis Nabi Muhammad dimulai ketika pada usia 12 tahun, beliau ikut pamannya berdagang ke Syria. Pola saat itu adalah magang (internship). Menjelang dewasa, kemudian memutuskan perdagangan sebagai karirnya, dengan memulai berdagang kecil-kecilan di kota Mekkah. Awalnya dengan membeli barang dari satu pasar dan kemudian menjualnya kepada orang lain. Setelah itu kemudian kalangan kalangan investor dan janda kaya yang tidak mampu untuk menjalankan sendiri Bisnisnya, mempercayakan kepada Nabi Muhammad untuk menjalankan bisnisnya. Pola yang digunakan adalah dengan upah (fee based) maupun dengan sistembagi hasil (profit sharing) Dalam melaksanakan bisnisnya tersebut, Nabi Muhammad memeprkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji dan sifat-sifat mulai lainnya. Penduduk Makkah banyak yang kemudian membuka peluang kemitraan dengan Nabi Muhammad, salah satunya adalah Khadijah, yang kelak menjadi istri Nabi Muhammad. Dalam kemitraan bisnis tersebut, Khadijah berperan sebagai pemodal (shahibul mal), sedangkan Nabi Muhammad sebagai pengelola (mudharib)

42 28 tahun lamanya nabi Muhammad SAW menjalankan usaha dagang
28 tahun lamanya nabi Muhammad SAW menjalankan usaha dagang. Wilayahnya meliputi Yaman, Syria, Busra, Iraq, Yordania, Bahrain, dan kota-kota perdagangan di Jazirah Arab lainnya. Pada usia muda Nabi Muhammad telah menjadi pedagang regional karena daerah perdagangannya meliputi hamper seluruh Jazirah Arab. Perdangan dilakukan secara regional dalam rangka untuk mengembangkan dan mempertahankan langganan serta mitra bisnis. 3. Bisnis setelah menikah Setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad berperan sebagai business owner

43 PERIODE ENTREPRENEURSHIP & KERASULAN
USIA DURASI Masa kanak-kanak 0-12 tahun 12 tahun Enterpreneurship (berdagang) 12-37 tahun 25 tahun Berkontemplasi dan refleksi 37-40 tahun 3 tahun Masa kerasulan 40-63 tahun 23 tahun

44 Contoh Perdagangan oleh Nabi Muhammad Bisnis utama Nabi Muhammad SAW selama masa sebelum kenabian dan sesudah kenabian pada umunya di bidang perdagangan. Berdasarkan catatan sejarah, antara masa awal kenabian dan hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW lebih banyak melakukan transaksi pembelian. Sedangkan transaksi penjualan lebih banyak dilakukan ketika beliau di Madinah. Contoh transaksi penjualan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah menjual dengan cara lelang (auction). Dalam melakukan transaksi pembelian, kadangkala Nabi Muhammad SAW menggunkan system kredit. Sebagai tanda terimakasihnya terhadap orang yang telah rela memberi tansaksi kredit kepadanya, Nabi Muhammad seringkali membayar hutangnya dengan melebihi harga yang diperoleh. Bahkan dalam perjalanan waktu beliau sangat menganjurkan kepada para sahabat agar melebihkan pembayaran hutangdengan syarat tidak ada perjanjian di awal transaksi yang dapat menyebabkan riba (M. Syafii Antonio, 2007) Nabi Muhammad sering memotivasi para Sahabat untuk berwirausaha, Beliau mengatakan : “Berusaha untuk mendapatkan penghasilan halal merupakan kewajiban, di samping sejumlah tugas lain yang telah diwajibkan. Nabi Muhammad juga mengatakan : Tidak ada satu pun makanan yang lebih baik daripada yang dimakan dari hasil keringat sendiri

45 Kekayaan Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad pernah merasakan beberapa keadaan dalam sejarah kehidupannya : dalam keadaan kaya, dalam keadaan berkekurangan, dan dalam keadaan sedang. Masing-masing untuk memberikan contoh kepada umat untuk bagaimana menyikapi beberapa keadaah tersebut. Teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad pada saat dalam keadaan kaya : Bagaimana cara memperoleh harta yang baik Mensyukuri kekayaan Membelanjakan di jalan yang benar Teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad pada saat dalam keadaan berkekurangan : Bagaimana cara bersabar dan menjaga kehormatan dalam keadaan berkekurangan Bagaimana keluar dari jeratan berkekurangan dengan cara yang baik

46 Nabi Muhammad telah memiliki kekayaan yang cukup besar sejak sebelum menikah, ini terlihat dari jumlah mahar yang dibayarkannya ketika menikahi Khadijah. Konon Nabi Muhammad menyerahkan 20 ekor unta muda sebagai mahar. Menurut satu riwayat ditambah dengan12 uqiyah (ons) emas. Kekayaan Nabi Muhammad semakin bertlambah setelah menikah dengan Khadijah , karena harta beliau digabung dengan harta Khadijah, dan terus dikembangkan melalui perdagangan. Setelah menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW lebih sibuk berdakwah daripada mengurusi perdagangan. Nabi Muhammad lebih banyak menggunakan harta kekayaan di jalan Allah seperti menyantuni fakir miskin dan anak yatim, serta proyek-proyek social lainnya.

47 Rasulullah wafat dengan penuh kesederhanaan Pada saat sakit di hari-hari menjelang wafatnya, Nabi Muhammad memiliki harta 7 dinar, kemudian beliau meminta agar harta tersebut disedekahkan. Kemudian semua uang dinar itu disedekahkan kepada fakir miskin di kalangan Muslim. Menurut Abu Bakar, Nabi Muhammad pernah menyampaikan bahwa harta yang dimiikili oleh Nabi tidak akan diwariskan tetapi untuk disedekahkan. Itulah sebabnya terkait dengan peninggalan tanah Nabi di Fadak dan di Khaibar, pada saat Fatimah putri Nabi meminta kepada Abu Bakar terkait tanah tersebut, Abu Bakar menjawab sesuai dengan apa yang Nabi Muhammad pernah sampaikan kepadanya. Dari situlah, tergambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW wafat dengan tidak meninggalkan kekayaan duniawi kepada siapapun.Ia pergi melepaskan dunia ini seperti ketika ia dating. Yang diwariskan oleh Rasul adalah Al – Quran dan Sunnahnya sebagai pedoman bagi umat manusia.

48 Pelajaran dari kisah Nabi Muhammad sebagai Pemimpin Bisnis dan Entrepreneurship :
Modal utama dalam berusaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (Al Amin). Jadi modal utamanya bukanlah uang. Memiliki kompetensi dan kemampuan teknis uang terkai dengan usaha. Sebagaimana teladan Nabi Muhammad yang mengenal dengan baik pasar- pasar dan tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga mengetahui seluk beluk aktivitas perdagangan dan perekonomian. Beliau mengetahui untungnya perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau menganjurkan jual beli dan menghapuskan system riba. Teori-teori Ekonomi dan Manajemen modern jua telah banyak membuktikan teladan-teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad, sehingga teori-teori tersebut juga berkiblat kepada ajaran-ajaran Rasulullah SAW tentang bagaimana seharusnya roda ekonomi digerakkan dan bagaimana bisnis itu dijalankan.

49 IV PENDEKATAN SIFAT (TRAIT)

50 Deskripsi Pendekatan Sifat merupakan salah satuupaya sistematis pertama untuk memelajari kepemimpinan. Di awal abad ke 20, sifat kepemimpinan dipelajari untuk menentukan apa yang membuat sejumlah orang tertentu menjadi pemimpin hebat. Kesimpulan yang paling bagus berkaitan dengan Pendekatan Sifat, diantara penelitian yang pernah dilakukan sepanjang abad ke 20, adal hasil dari Survey Stogdil (1948, 1974). Survey pertama Stogdill mengidentifikasikan 8 sifat yang mempunyai keterkaitan dengan kepemimpinan : Kecerdasan Kepekaan Wawasan Tanggung Jawab Inisiatif Ketekunan Keyakinan diri Kemampuan bersosialisasi

51 Survey pertama Stogdill juga menyatakan bahwa individu tidak menjadi pemimpin semata-mata karena individu itu memiliki sifat tertentu. Justru sifat yang dimiliki pemimpin harus selaras dengan dengan situasi di mana pemimpin itu menjalankan fungsinya. Seperti diyatakan sebelumnya, Pemimpin di dalam satu situasi tidak otomatis menjadi pemimpin di situasi lain. Temuan menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan kondisi yang pasif, tetapi dihasilkan dari hubungan yang efektif antara pemimpin dan anggota kelompok. Penelitian ini menandai awal pendekatan baru untuk penelitian kepemimpinan yang berfokus pada perilaku kepemimpinan dan situasi kepemimpinan. Survey kedua Stogdill (1974) menyatakan bahwa factor kepribadian dan situasional, keduanya merupakan factor penentu kepemimpinan. Intinya Survey kedua menegaskan ide awal, yaitu sifat Pemimpin benar-benar merupakan bagian dari kepemimpinan.

52 Survey kedua Stogdill mengidentifikasi Sifat yang secara positif dikaitkan dengan Kepemimpinan :
Hasrat untuk melaksanakan tanggung jawab dan penyelesaian tugas Semangat dan tekun dalam mengejar tujuan Berani mengambil resiko dan kreatif dalam memecahkan masalah Bersedia untuk melaksanakan inisiatif dalam situasi sosial Yakin dan paham akan identitas diri Bersedia menerima konsekuensi atas keputusan dan tindakan Siap untuk memahami stress antar pribadi Bersedia untuk menoleransi rasa frustrasi dan penundaan Mampu untuk memengaruhi perilaku orang lain Mampu untuk membentuk system interaksi sosial demi demi tujuan yang ada

53 Mann (1959) juga menyatakan bahwa karakter kepribadian bisa digunakan untuk membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Hasilnya mengidentifikasikan bahwa pemimpin memiliki kelebihan dalam enam sifat, yaitu : Kecerdasan Maskulinitas Penyesuaian Kekuasaan Sifat Ekstrovert Aliran konservatif

54 Kirkpatrick dan Locke (1991) menyatakan bahwa Pemimpin berbeda dari bukan pemimpin dalam enam sifat : Hasrat Motivasi Integritas Keyakinan diri Kemampuan kognitif Pengetahuan akan tugas Menurut keduanya, sifat-sifat tersebut busa merupakan bawaan sejak lahir tetapi juga dapat dipelajari.

55 Pada tahun 1990 an Peneliti mulai meneliti sifat kepemimpinan yang dikaitkan dengan “kecerdasan sosial”, yang ditandai dengan kemampuan untuk memahami perasaan, perilaku, dan pemikiran diri sendiri serta orang lain dan untuk bertindak dengan tepat. Zaccaro (2002) mendefinisikan kecerdasan sosial sebagai memiliki kecakapan seperti kepekaan sosial, kemampuan untuk memilih serta memberi respons terbaik berdasarkan situasi dan lingkungan sosial sekitar. Zaccaro, Kemp, dan Bader (2004) menyatakan bahwa Kecakapan sosial termasuk ke dalam kategori sifat kepemimpinan yang penting.

56 Kajian tentang Sifat dan Karakter Kepemimpinan
Stogdil (1948) Mann (1959) Stogdill (1974) Lord, DeVader, and Alliger (1986) Kirkpatrick and Locke (1991) Zaccaro, Kemp, and bader (2004) Kecerdasan, kepekaan, wawasan, tanggung jawab, inisiatif, ketekunan, keyakinan diri, kemampuan bersosialisasi Kecerdasan, maskulinitas, penyesuaian, kekuasaan, sifat eksrovert, aliran konservatif Orientasi pada keberhasilan, ketekunan, pemahaman, inisiatif, keyakinan diri, tanggungjawab, sikap suka bekerjasama, toleransi, pengaruh, kemampuan bersosialisasi Kecerdasan, maskulinitas, dan kekuasaan Hasrat, motivasi, integritas, keyakinan diri, kemampuan kognitif, pengetahuan akan tugas Kemampuan kognitif, sifat ekstrovert, kehati hatian, kestabilan, sikap terbuka, kemampuan bersosialisasi, motivasi, kecerdasan sosial, kontrol diri, kecerdasan emosional, pemecahan masalah

57 Beberapa Sifat Utama yang terkait dengan Kepemimpinan, yang diidentifikasi oleh beberapa Peneliti :
Kecerdasan Zaccaro et al (2004) menemukan bahwa Pemimpin cenderung memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan yang bukan pemimpin. Kemampuan verbal yang kuat, kemampuan membuat persepsi, serta kemampuan analisis dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang lebih baik. 2. Keyakinan diri Keyakinan diri adalah kemampuan untuk merasa yakin dengan kemampuan dan ketrampilan seseorang. Hal itu mencakup pemahaman akan harga diri dan keyakinan diri, serta keyakinan bahwa kita dapat membuat perbedaan. Kemampuan mencakup aktivitas untuk memengaruhi orang lian, dan keyakinan diri memungkinkan Pemimpin untuk merasa yakin bahwa upayanya untuk memengaruhi orang lain itu tepat dan benar 3. Ketekunan Ketekunan adalah hasrat untuk menyelesaikan pekerjaan dan mencakup karakteristik seperti inisiatif, keuletan, dominasi, dan hasrat. Orang dengan ketekunan akan bersedia untuk memaksa diri mereka, proaktif, dan memiliki kemampuan untuk bertahan saat menghadapi hambatan. Orang yang tekun juga menunjukkan dominasi ketika pengikut perlu diarahkan.

58 4. Integritas Integritas adalah karakter kejujuran dan keterandalan
4. Integritas Integritas adalah karakter kejujuran dan keterandalan. Orang yang patuh pada sekumpulan prinsip yang kuat dan memikul tanggung jawab atas tindakan merka, berarti memiliki integritas. Pemimpin dengan integritas menginspirasi keyakinan diri dalam diri orang lain karena mereka bisa dipercaya untuk melakukan apa yang mereka katakana akan mereka lakukan. Mereka setia, dapat diandalkan, dan tidak berpura-pura. Pada dasarnya integritas membuat seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak mendapat kepercayaan kita. 5. Kemampuan Bersosialisasi Kemampuan bersosialisasi adalah kecenderungan pemimpin untuk mencari hubungan sosial yang menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan kemampuan bersosialisasi bersifat ramah, terbuka, sopan, peka dan diplomatis. Mereka peka terhadap kebutuhan orang lain dan menunjukkan kepedulian untuk kesejahteraan mereka. Pemimpin yang sosial memiliki ketrampilan antar pribadi dan menciptakan hubungan yang kooperatif dengan pengikut mereka.

59 6. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional ada kaitannya dengan emosi kita (wilayah afektif) dan pemikiran (wilayah kognitif), serta interaksi antara dua hal itu. Goleman (1995) menggunakan pendekatan yang lebih luas untuk kecerdasan emosioanal dengan menyatakan bahwa hal itu mengandung kumpulan kompetensi pribadi dan sosial. Yang termasuk kompetensi pribadi adalah pemahaman diri, keyakinan diri, kontrol diri, kehati-hatian, dan motivasi. Kompetensi sosial meliputi empati dan keterampilan sosial seperti komunikasi dan manajemen konflik. Prinsip dasar yang dinyatakan oleh kerangka kerja ini adalah orang yang lebih peka terhadap emosi mereka dan terhadap dampak emosi mereka bagi orang lain, akan menjadi Pemimpin yang lebih efektif.

60 V PENDEKATAN KETERAMPILAN

61 Pendekatan Keterampilan Kepemimpinan, mempunyai tiga ketrampilan :
Ketrampilan Teknis Ketrampilan teknis adalah pengetahuan tentang dan keahlian dalam jenis pekerjaan atau aktivitas tertentu. Hal tersebut mencakup kompetensi dalam bidang tertentu, kemampuan analitis, dan kemampuan untuk menggunakan peralatan serta teknik yang tepat (Katz, 1955, dalam Northouse, 2016). 2. Ketrampilan Manusia Ketrampilan manusia adalah pengetahuan tentang dan kemampuan untuk bekerja bersama orang. Hal tersebut memaknakan kemampuan yang membantu pemimpin untuk bekerja secara efektif dengan pengikut, rekan kerja, dan atasan guna mencapai tujuan organisasi.

62 KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
MANAJEMEN PUNCAK MENENGAH TINGKAT BAWAH SUMBER : Diadaptasi dari “Skills of an Effective Administrator, oleh R.L. Katz, 1955, Harvard Business Review, 33 (1),hh.33-42 MANUSIA KONSEPTUAL TEKNIS TEKNIS MANUSIA KONSEPTUAL TEKNIS MANUSIA KONSEPTUAL

63 Keterampilan Konseptual Keterampilan Konseptual adalah kemampuan untuk bekerja dengan ide dan konsep. Seorang Pemimpin dengan keterampilan konseptual merasa nyaman untuk berbicara tentang ide yang membentuk organisasi dan seluk beluk organisasi. Keterampilan konseptual adalah pusat untuk menciptakan visi dan rencana strategis untuk suatu organisasi. Model Keterampilan Pada Model Kepemimpinan berbasis keterampilan, dijelaskan hubungan antara pengetahuan dan keterampilan Pemimpin serta kinerja Pemimpin (Mumford, Zaccaro, Harding, et al.,2000, h. 12). Kecakapan Pemimpin dapat dikembangkan dari tahun ke tahun lewat pendidikan dan pengalaman. Pendekatan keterampilan menyatakan bahwa banyak orang memiliki potensi untuk kepemimpinan. Pendekatan keterampilan melihat kepemimpinan sebagai kecakapan (pengetahuan dan keterampilan) yang membuat kepemimpinan yang efektif bisa terwujud (Mumford, Zaccaro, Harding, et al.,2000,p.12).

64 Model Kepemimpinan berbasis Keterampilan memiliki 5 Komponen :
Kompetensi Karakter Individu Hasil Kepemimpinan Pengalaman Karier Pengaruh Lingkungan

65 Lima Komponen dari Model Kepemimpinan berbasis Keterampilan
ELEMEN INDIVIDUAL KOMPETENSI HASIL KEPEMIMPINAN Sumber : Diadaptasi dari “Leadership Skills for a changing World : Solving Complex Social Problems”, oleh M.D. Mumford, S.J. Zaccaro,F.D Harding, T.O. Jacobs, dan E.A.Fleishman, Leadership Quarterly, 11 (1), 23. Kemampuan Kognitif Umum Kemampuan Kognitif yang konkret Motivasi Kepribadian Keterampilan Pemecahan Masalah Keterampilan Penilaian Kondisi Sosial Pengetahuan Pemecah Masalah yang Efektif Kinerja Pengalaman Karier Pengaruh Lingkungan

66 Tiga Kompetensi yang menjadi Faktor Penting nagi Kinerja Efektif : Keterampilan Pemecahan Masalah Keterampilan Pemecahan Masalah : Kemampuan kreatif Pemimpin untuk memecahkan masalah organisasi yang baru, tidak biasa, dan tidak terdefinisi dengan baik. Keterampilan Penilaian Kondisi Sosial Keterampilan ini merupakan kapasitas untuk memahami orang-orang dan system sosial (Zaccaro, Mumford, Connelly, Marks, & Gilberth, 2000,p.46) Secara Konseptual, keterampilan penilaian sosial serupa dengan karya awal Katz (1955) tentang peran Keterampilan manusia dalam manajemen. Berbeda dengan karya Katz, Mumford dan koleganya telah menjelaskan keterampilan penilaian sosial menjadi hal berikut : a. Pemahaman Perspektif Pemahaman Perspektif berarti memahami sikap yang dimiliki orang lain terhadap situasi atau masalah tertentu. Ini adalah empati yang diterapkan untuk pemecahan masalah.

67 b. Kepekaan Sosial Kepekaan Sosial adalah pemahaman dan pengetahuan tentang bagaimana orang lain di dalam fungsi organisasi. Kepekaan sosial berarti memahami kebutuhan unik, tujuan, dan permintaan dari anggota organisasi yang berbeda (Zaccaro et al., 1991). Seorang Pemimpin dengan kepekaan sosial memiliki pemahaman yang kuat tentang bagaimanna karyawan akan merespon segala perubahan yang diusulkan di dalam organisasi. c. Fleksibilitas Perilaku Fleksibilitas Perilaku adalah kapasitas untuk mengubah dan mengadaptasi perilaku seseorang terkait dengan pemahaman akan perspektif anggota yang lain. d. Kinerja Sosial Kinerja Sosial mencakup banyak kompetensi kepemimpinan. Dengan didasarkan pada pemahaman akan perspektif karyawan, pemimpin perlu mampu mengomunikasikan visi mereka kepada orang lain. Keterampilan dalam persuasi dan mengomunikasikan perubahan itu penting untuk melakukan hal ini. Ketika ada penolakan untuk berubah atau konflik antarpribadi tentang perubahan, pemimpin perlu berfungsi sebagai penengah.

68 Pengetahuan Pengetahuan adalah akumulasi informasi dan struktur pemikiran yang digunakan untuk mengelola informasi itu. Elemen Individual 4 Elemen Individual yang memberi dampak pada keterampilan dan pengetahuan kepemimpinan : Kemampuan Kognitif Umum Kemampuan Kognitif Umum adalah kecerdasan seseorang yang mencakup pengolahan persepsi, pengolahan informasi, keterampilan analisis umum, kapasitas pemikiran yang kreatif dan beragam, serta kemampuan ingatan. b. Kemampuan Kognitif Konkret Kemampuan Kognitif konkret adalah kemampuan intelektual yang dipelajari atau didapatkan. c. Motivasi 3 Aspek motivasi yang penting untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan :

69 Pertama, Pemimpin harus bersedia mengatasi masalah organisasi yang kompleks Kedua, Pemimpin harus bersedia untuk mengekspresikan dominasi, untuk menggunakan pengaruh mereka Ketiga, Pemimpin harus setia pada kegunaan sosial dari organisasi. Kegunaan sosial di dalam model ketrampilan merujuk pada keinginan pemimpin untuk memikul tanggung jawab atas upaya meningkatkan seluruh manfaat manusia dan nilai organisasi. Kepribadian Kepribadian memiliki dampak pada pengembangan ketrampilan kepemimpinan. Contoh : keterbukaan, toleransi terhadap ambiguitas, keingintahuan, atau dalam situasi konflik, sifat seperti keyakinan diri dan kemampuan adaptasi bisa menguntungkan untuk kinerja Pemimpin.

70 VI PENDEKATAN GAYA

71 Pendekatan Gaya menekankan pada perilaku pemimpin Di dalam pendekatan Gaya dinyatakan bahwa kepemimpinan dibentuk dari dua jenis perilaku umum, yaitu : perilaku tugas dan perilaku hubungan. Perilaku tugas membantu pencapaian tujuan : mereka membantu anggota kelompok untuk mencapai tujuan mereka Perilaku hubungan membantu pengikut merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, dengan orang lain, dan dengan situasi di mana mereka berada. Dari 2 hal yang membentuk kepemimpinan tersebut, dapat ditelaah bahwa meskipun proses kepemimpinan berlangsung dalam konteks formal/pekerjaan/kedinasan, tetapi factor-factor hubungan dengan para anggota daam suatu organisasi yang sifatnya personal, harus tetap menjadi perhatian dari seorang Pemimpin, karena ini terkait dengan dengan kenyamanan psikologis seseorang/pengikut dalam menjalankan perannya dalam sebuah organisasi. Dan ketika telah menyangkut kenyamanan seorang pengikut dalam sebuah organisasi, maka akan berpengaruh pula dalam performa kerjanya dalam organisasi tersebut.

72 Leadership Grid (Kisi-Kisi Kepemimpinan) Blake dan Mouton
Adalah Model yang telah digunakan secara luas di dalam pelatihan dan pengembangan organisasi. Didesain untuk menjelaskan bagaimana Pemimpin untuk membantu organisasi untuk mencapai tujuan mereka lewat dua faktor, perhatian pada produksi dan perhatian kepada orang. Model ini menggambarkan 5 Gaya Kepemimpinan Utama : Otoritas –Kepatuhan (9,1) Manajemen Country-Club (1,9) Manajemen yang lemah (1,1) Manajemen di Persimpangan Jalan (5,5) Manajemen Tim (9,9)

73 VII PENDEKATAN SITUASIONAL

74 Salah satu Pendekatan kepemimpinan yang diakui adalah pendekatan situasional, yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard (1969a) dengan didasarkan pada Reddin (1967) teori gaya manajemen 3D. Pendekatan situasional telah diperbaiki dan diperbarui beberapa kali sejak peluncuran pertamanya (lihat Blanchard, Zigarmi, & Nelson, 1993; Blanchard, Zigarmi, & Zigarmi, 1985; Hersey & Blanchard, 1977, 1988). Dan, hal itu telah digunakan secara luas di pelatihan dan pengembangan kepemimpinan organisasi. Kepemimpinan situasional menekankan bahwa kepemimpinan terdiri dari dimensi perintah dan pemberian dukungan. Dan, masing-masing dimensi itu diterapkan secara tepat di situasi tertentu. Singkatnya, inti dari kepemimpinan situasional menuntut pemimpin untuk menyesuaikan gaya mereka ke kecakapan dan komitmen pengikut. Pemimpin yang efektif adalah mereka yang bisa mengetahui apa yang dibutuhkan karyawan, serta menyesuaikan gaya mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan itu. Pendekatan situasional digambarkan dalam model yang dikembangkan oleh Blanchard (1985) dan Blanchard et al. (1985), yang disebut sebagai model Kepemimpian Situasional II (SLII).

75 Model ini adalah perluasan dan penyempurnaan dari model kepemimpinan situasional awal yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard (1969a). Dinamika dari kepemimpinan situasional paling bisa dipahami ketika kita membagi model SLII menjadi dua bagian : gaya kepemimpinan dan tingkat perkembangan pengikut. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan mengandung pola perilaku dari seseorang yang mencoba untuk memengaruhi orang lain. Hal itu mencakup perilaku perintah (tugas) dan perilaku pemberi dukungan (hubungan). Perilaku perintah membantu anggota kelompok mencapai tujuan dengan memberi perintah, mencapai tujuan dan metode evaluasi, menetapkan tenggat waktu, menetapkan peran, dan menunjukkan cara mencapai tujuan. Perilaku perintah menjelaskan, sering kali dengan komunikasi satu arah, apa yang perlu dilakukan, bagaimana hal itu dilaksanakan, dan siapa yang bertanggung jawab melakukan itu. Perilaku pemberi dukungan membantu anggota kelompok merasa nyaman tentang diri mereka, rekan kerja mereka, serta situasi. Perilaku pendukung melibatkan komunikasi dua arah dan merespon yang menunjukkan dukungan sosial serta emosional kepada orang lain. Contoh : permintaan akan masukan, pemecahan masalah, pujian, pemberian informasi tentang diri sendiri, dan aktivitas mendengarkan. Perilaku pemberian dukungan terutama terkait dengan pekerjaan.

76 Macam Gaya Kepemimpinan berdasarkan perilaku perintah dan perilaku pemberian dukungan :
Gaya Pertama (S1) : Gaya perintah tinggi-pemberian dukungan rendah, disebut juga Gaya memerintah Gaya dimana Pemimpin memfokuskan komunikasi pada pencapaian tujuan, dan menghabiskan jumlah waktu yang lebih sedikit dengan menggunakan perilaku pemberian dukungan. 2. Gaya Kedua (S2) : Gaya perintah tinggi dan pemberian dukungan tinggi atau disebut sebagai pendekatan pelatihan. Gaya dimana pemimpin memfokuskan komunikasi pada pencapaian tujuan dan pemenuhan kebutuhan sosial-emosi pengikut. Gaya ini meminta Pemimpin untuk melibatkan dirinya dengan pengikut, dengan memberi dukungan dan meminta masukan dari pengikut. Tetapi Gaya ini adalah perluasan dari S1 karena hal itu tetap menuntut Pemimpin untuk membuat keputusan akhir tentang apa dan bagaimana pencapaian tujuan. 3. Gaya 3 (S3) : Gaya dimana menuntut Pemimpin untuk mengambil Gaya pemberi dukungan tinggi dan gaya perintah rendah.

77 Pada Gaya ini Pemimpin tidak hanya berfokus pada tujuan, tetapi menggunakan perilaku pemberi dukungan yang membuat karyawan menunjukkan keterampilannya untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan. Gaya mendukung ini mencakup mendengarkan, memuji, meminta masukan, dan memberi umpan balik. Pemimpin menggunakan gaya ini dengan memberi pengikut control atas keputusan dari hari ke hari, tetapi tetap bersedia untuk membantu pemecahan masalah. Pemimpin S3 cepat untuk memberi pengakuan dan dukungan sosial kepada pengikut. 4. Gaya 4 (S4) adalah Gaya perilaku perintah rendah dan Gaya pemberian dukungan rendah Dalam pendekatan ini, Pemimpin menawarkan lebih sedikit masukan tugas dan dukungan sosial, meningkatkan motivasi dan keyakinan diri karyawan dalam kaitannya dengan tugas. Pemimpin yang menggunakan pendekatan delegasi ini mengurangi keterlibatan dirinya dalam perencanaan, pengawasan hal hal yang rinci, dan klarifikasi tujuan. Setelah kelompok sepakat dengan apa yang dilakukan, gaya ini membiarkan pengikut untuk bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan dengan cara yang mereka anggap sesuai. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya S4 mengontrol pengikut dan menahan diri untuk tidak ikut campur dengan memberi dukungan sosial yang tidak perlu.

78 Tingkat Perkembangan Pengikut Bagian besar kedua dari model kepemimpinan situasional adalah terkait dengan tingkat perkembangan pengikut. Tingkat perkembangan adalah tingkatan dimana pengikut memiliki kompetensi dan komitmen yang penting untuk mencapai tugas atau aktivitas tertentu. Dengan kata lain, hal itu mengindikasikan apakah seseorang menguasai ketrampilan untuk melakukan tugas tertentu dan apakah orang itu telah mengembangkan sikap yang positif terkait dengan tugas. Karyawan ada di tingkat perkembangan yang tinggi bila mereka tertarik dan yakin dengan pekerjaan mereka dan tahu cara melakukan tugasnya. Karyawan ada di tingkat perkembangan yang rendah bila mereka memiliki sedikit keterampilan untuk melaksanakan tugas, tetapi percaya bahwa mereka memiliki motivasi atau keyakinan untuk menyelesaikan pekerjaan. Karyawan/Pengikut dikelompokkan menjadi : D1 : Karyawan rendah dalam kompetensi dan tinggi dalam komitmen D2 : Karyawan mempunyai sejumlah kompetensi tetapi memiliki komitmen yang rendah D3 : Karyawan memiliki kompetensi sedang hingga tinggi, tetapi tidak memiliki komitmen D4 : Karyawan memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. (Karyawan dengan pengembangan tertinggi).

79 Penggunaan Pendekatan Situasional Di dalam Kepemimpinan Pemdekatan Situasional yang dilakukan oleh Pemimpin dalam penerapannya adalah mengidentifikasi dan memetakan terlebih dahulu tipe atau kategori karyawan/Pengikutnya. Apakah katyawan/pengikutnya termasuk kategori D1, D2, D3, atau D4 ? Setelah terpetakan, maka Pemimpin kemudian dapat menerapkan pendekatan situasional sesuai dengan hasil pemataan karyawan tersebut. Contoh : - Untuk karyawan dengan kategori D1 (kompetensi rendah komitmen tinggi) maka Gaya Kepemimpinan yang harus diterapkan adalah Gaya S1 (perintah tinggi pemberian dukungan rendah) - Untuk karyawan dengan kategori D2 (memiliki sejumlah kompetensi tetapi memiliki komitmen yang rendah) maka Gaya yang harus diterapkan adalah Gaya S2 (perintah tinggi-pemberian dukungan tinggi).

80 VIII TEORI KONTINGENSI

81 Teori Kontingensi : Teori kesesuaian pemimpin (Fiedler & Chemers, 1974), yang berarti berusaha menyesuaikan pemimpin dengan situasi yang tepat. Hal ini disebut dengan kontingensi, karena teori ini menyatakan bahwa keefektifan pemimpin tergantung pada seberapa sesuai gaya pemimpin dengan situasi sekitar. Gaya Kepemimpinan Di dalam kerangka kerja teori kontingensi, gaya kepemimpinan digambarkan sebagai termotivasi tugas dan hubungan. Untuk mengukur gaya pemimpin, Fiedler mengembangkan skala LPCn(Least Preferred Coworker/rekan kerja yang paling tidak dipilih). Pemimpin yang memiliki nilai tinggi di skala ini digambarkan sebagai pemimpin yang termotivasi hubungan, dan mereka yang memiliki nilai rendah pada skala tersebut diidentifikasi sebagai pemimpin yang termotivasi tugas. Variabel Situasional Teori kontingensi menyatakan bahwa situasi dapat dicirikan di dalam tiga factor berikut : hubungan pemimpin-pengikut, struktur tugas, dan kekuatan posisi.

82 a. Hubungan pemimpin-pengikut mencakup suasana kelompok dan tingkat keyakinan, kesetiaan, dan daya tarik yang dirasakan pengikut untuk pemimpin mereka. Bila suasana kelompok positif dan pengikut mempercayai, menyukai, dan bekerja dengan baik bersama pemimpin, hubungan pemimpin-pengikut didefinisikan sebagai baik. Di sisi lain, bila suasana yang ada tidak menyenangkan dan konflik muncul di dalam kelompok, hubungan pemimpin-pengikut didefinisikan sebagai buruk. b. Struktur tugas adalah tingkatan di mana tuntutan akan tugas jelas dan diutarakan. Tugas yang benar-benar terstruktur cenderung memberi lebih banyak kendali bagi pemimpin, sementara tugas yang tidak jelas dan tidak pasti mengurangi kendali serta kontrol pemimpin. Suatu tugas dianggap terstruktur ketika : Tuntutan tugas diutarakan secara jelas dan diketahui oleh orang-orang yang diminta untuk melakukan tugas itu Pola penyelesaian tugas memiliki sejumlah alternatif Penyelesaian tugas bisa ditunjukkan secara jelas Hanya ada jumlah terbatas dari solusi yang tepat untuk tugas itu.

83 c. Kekuatan Posisi, adalah jumlah otoritas yang dimiliki pemimpin untuk menghukum atau memberi imbalan pengikut. Hal itu mencakup kekuasaan sah individu yang didapat sebagai hasil dari posisi yang mereka miliki di organisasi.


Download ppt "KEPEMIMPINAN MANAJERIAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google