Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGANTAR MANAJEMEN Dosen : Ahmad Subhan Mahardani (Denny) ( )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGANTAR MANAJEMEN Dosen : Ahmad Subhan Mahardani (Denny) ( )"— Transcript presentasi:

1 PENGANTAR MANAJEMEN Dosen : Ahmad Subhan Mahardani (Denny) (087759988654)

2 MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN ?
Untuk mencapai tujuan Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan- tujuan yang saling bertentangan Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas

3 DEFINISI MANAJEMEN Manajemen : Seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Mary Parker Follet) Manajemen : Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (James A.F. Stoner)

4 MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI
Manajemen : Suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. (Luther Gulick)

5 MANAJEMEN SEBAGAI PROFESI
Uraian karakteristik-karakteristik/kriteria-kriteria untuk mengklasifikasikan Manajemen sebagai suatu profesi : Para professional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum. Adanya pendidikan, kursus-kursus dan program-program latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen tertentu yang dapat diandalkan Para professional mendapatkan status mereka karena mencapai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritism atau karena suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau social lainnya Para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya. (Edgar H. Schein)

6 PENGERTIAN YANG BERBEDA DENGAN ISTILAH MANAJEMEN
Manajemen berbeda dengan kewiraswastaan (entrepreneurship) dan supervisi. Tidak hanya istilahnya yang berbeda, tapi juga gagasannya : Manajemen berbeda dengan kewiraswastaan Wiraswasta (pemilik) menurut definisi : memahami, mendapatkan sumber daya-sumber daya, mengorganisasikan dan menjalankan perusahaan (bisnis). Mereka cenderung menjadi pengambil resiko yang didorong oleh motif keuntungan. Manajemen, sebaliknya, terlibat dalam pengorganisasian dan memimpin perusahaan (bisnis) dan organisasi lainnya, tetapi tidak mencakup pemilikan. Oleh sebab itu Manajer adalah karyawan yang mengidentifikasikan dirinya lebih dekat dengan karyawan lainnya daripada dengan pemilik. Manajer dapat menjadi wiraswasta, dan wiraswasta dapat pula menjadi manajer.

7 2. Manajemen berbeda dengan supervisi Pada umumnya, supervisi adalah pengarahan dan pengendalian karyawan-karyawan tingkat bawah dalam suatu organisasi. Nama umum yang sering dipakai untuk posisi ini adalah mandor atau kepala tukang (foreman) dan penyelia lini pertama (first- line supervisor). Sehingga supervisi merupakan bagian dari manajemen.

8 APLIKASI-APLIKASI YANG BERBEDA DARI ISTILAH MANAJEMEN
Pengelompokan Pekerjaan. Manajemen dapat berarti suatu kelompok orang yang melaksanakan tugas-tugas atau fungsi-fungsi manajerial. Ini digunakan untuk menyebut seluruh individu dalam kelompok tersebut secara kolektif. 2. Seorang Individu Individu yang melaksanakan fungsi-fungsi manajerial atau bagian dari kelompok secara keseluruhan dapat disebut bagian manajemen. 3. Suatu disiplin akademik. Manajemen adalah suatu bidang spesialisasi akademik, atau suatu bidang studi 4. Suatu proses Manajemen juga merupakan suatu proses, karena mencakup pelaksanaan suatu rangkaian tipe-tipe khusus kegiatan atau fungsi.

9 MANAJEMEN DAN MANAJER Manajer secara umum : Setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. Manajer diklasifikasikan dengan dua cara : TINGKATAN MANAJEMEN Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda : Manajer lini – pertama. Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, disebut manajemen lini/garis – pertama (first – line atau first – level). Manajer pada level ini sering disebut dengan kepala atau pimpinan (leader), mandor (foreman), dan penyelia (supervisors). Sebagai contoh adalah mandor dalam pabrik, kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan pembukuan dalam kantor yang besar, dan penyelia teknik dalam suatu departemen riset.

10 2. Manajer menengah Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatau organisasi. Para Manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan- kegiatan para Manajer lainnya dan kadang-kadang juga juga karyawan operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen, kepala pengawas (superintendents), dan sebagainya. Sebagai contoh kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi, atau kepala sub divisi perusahaan yang membawahi beberapa kepala bagian. 3. Manajer puncak Klasifikasi Manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Sebutan khas bagi Manajer puncak adalah Direktur, Presiden, Kepala Divisi, Wakil Presiden Senior, dan sebagainya.

11 Oleh karena di dalam Manajemen ada dua fungsi utama, yaitu manajemen administrative dan manajemen operatif, maka perbedaan tingkatan manajemen akan membedakan pula fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan. Manajemen administrative lebih berurusan dengan penetapan tujuan dan kemudian perencanaa, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan kegiatan- kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan. Manajemen Operatif lebih mencakup kegiatan memotivasi, supervise, dan komunikasi dengan para karyawan untuk mengarahkan mereka mencapai hasil- hasil lebih efektif. Pada tingkatan Manajemen rendah, para Manajer akan banyak melaksanakan fungsi Manajemen operatif. Semakin tinggi tingkatannya, mereka menjadi lebih terlibat dengan Manajemen administrative.

12 MANAJER-MANAJER FUNGSIONAL DAN UMUM
Atas dasar ruang lingkup kegiatan yang dikelola, para manajer diklasifikasikan sebagai Manajer Fungsional dan Manajer Umum. Manajer Fungsional mempunyai tanggung jawab hanya atas satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan, kepegawaian (personalia), atau akuntansi. Pada tingkatan Manajemen yang lebih tinggi, Manajer Umum mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi, operasi yang mencakup semua atau beberapa kegiatan-kegiatan fungsional satuan kerja.

13 5 FUNGSI PENTING DALAM MANAJEMEN
Perencanaan Rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu. Di samping itu, rencana memungkinkan : Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsistendengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan. Perencanaan, adalah : Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, system, anggaran dan standar, yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

14 b. Pengorganisasian Pengorganisasian (Organizing) adalah :
Setelah para Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses. Pengorganisasian (Organizing) adalah : 1. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegaiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi 2. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan 3. Penugasan tanggung jawab tertentu 4. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.

15 c. Penyusunan Personalia (Staffing)
Penyusunan Personalia (staffing) adalah penarikan (rekruitmen), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. d. Pengarahan Fungsi Pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan- kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin. e. Pengawasan Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

16 Fungsi Pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu :
Penetapan standar pelaksanaan Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar

17 Lingkungan Eksternal Perusahaan/Organisasi
Para pemimpin Organisasi atau Manajer, seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasi semata, melainkan juga harus memikirkan betapa pentingnya eksternal organisasi. Manajer perlu mempertimbangkan unsur-unsur kekuatan lingkungan eksternal dalam setiap kegiatannya kemudian mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa dan peka terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik yang berupa kesempatan-kesempatan, resiko resiko ataupun ancaman- ancaman yang berpengaruh pada eksistensi organisasi atau perusahaan. Lingkungan Eksternal terdiri dari : Lingkungan Eksternal Mikro : Lingkungan eksternal yang berpengaruh langsung terhadap perusahaan, seperti : Pelanggan, Pesaing, Supplier, Lembaga keuangan, Pasar tenaga kerja, Perwakilan-Perwakilan Pemerintah.

18 Lingkungan Eksternal Makro : Lingkungan eksternal yang berpengaruh tidak langsung terhadap perusahaan Seperti : Perkembangan teknologi, ekonomi, politik dan social yang berpengaruh pada iklim organisasi Pengaruh dari factor-factor lingkungan eksternal makro terhadap aktivitas bisnis suatu perusahaan : Politik Hukum Sosial dan Budaya Perekonomian Pemerintah Alam Teknologi

19 Tanggung jawab Sosial dan Etika Manajer
Tanggung jawab social berarti bahwa manajemen memeprtimbangkan dampak social dan ekonomi di dalam pembuatan kepeutusanny Tanggung jawab social perusahaan merupakan salah satu tugas yang yang harus dilakukan oleh Mnajer organisasi perusahaan, karena aspek ini merupakan syarat utama bagi berhasilnya perusahaan terutama untuk jangka panjang. Manajer dituntut untuk menerapkan etika berusa (the ethic of Manager) terutama dalam hubungannnya dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti karyawan, pelanggan, pemerintah dan masyarakat pada umunya.

20 Kecenderungan terhadap kesejahteraan social
Beberapa Paradigma yang mendasari perubahan sikap Perusahaan dari sebelumnya hanya berorientasi keuntungan (profit) semata menjadi penggabungan orientasi profit dan penunaian kewajiban social : Kecenderungan terhadap kesejahteraan social Kelangsungan hidup manusia, kesejahteraan masyarakat hanya dapat lahir dari sikap kerja sama antar unit-unit masyarakat sendiri. Baik Negara, Masyarakat, Perusahaan semuanya saling membutuhkan b. Kecenderungan terhadap Kesadaran Lingkungan Manusia adalah makhluk di antara bermacam-macam makhluk yang mendiami bumi yang saling berkaitan dan dibatasi oleh sifat keterbatasan dunia itu sendiri. c. Ecosystem Perspective Orientasi perusahaan jangan sampai mengancam keselamatan lingkungan yang berdampak pada krisis ekosistem

21 d. Ekonomisasi Vs Sosialisasi Prinsip Ekonomisasi menyatakan bahwa perhatian hanya tertuju pada kepuasan individual sebagai unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit dirinya tanpa memeprhatikan kepentingan masyarakat. Prinsip Sosialisasi memfokuskan perhatiannya pada kepentingan social dan selalu mempertimbangkan efek social yang ditimbulkan oleh kegiatannya. Etika merupakan ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa yang dianggap penting dalam hidupnya. Etika berupaya menunjukkan kepada manusia cara-cara mencapai tujuan hidup yang penuh makna bahwa setiap fakta yang menyangkut kehidupan dan perilaku manusia berguna baginya.

22 Etika Manajemen Perusahaan dapat dibagi menjadi :
Hubungan Perusahaan dengan Karyawan dapat berupa etika memilih, mengangkat pegawai, etika menetapkan gaji, menjaga keselamatan kerja karyawan, dan etika pada kehidupan pribadi karyawan. 2. Hubungan Karyawan dengan Perusahaan dapat berupa kejujuran, tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan konflik kepentingan, tidak membocorkan rahasia atau spionase untu perusahaan lain 3. Hubungan Perusahaan dengan Lingkungan dalam konteks ini diatur hubungan perusahaan dengan langganan, competitor, pemegang saham, penasihat hukum, akuntan, supplier, lingkungan sekitar perusahaan dan serikat pekerja masyarakat.

23 II PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

24 1. Pemikiran awal Manajemen
2 Peristiwa penting dalam Ilmu Manajemen yang terjadi sebelum abad ke 20 : Tahun 1776 : Adam Smith menerbitkan karyanya The Wealth of Nation, yang mengemukakan bahwa keunggulan ekonomis akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labour), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Menurut Adam Smith, Pembagian kerja akan meningkatkan produktivitas dengan cara sebagai berikut : a. Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja b. Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas c. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja 2. Revolusi Industri di Inggris Pada momen ini, Manajer-manajer mulai membutuhkan teori yang dapat membantu meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari.

25 2. Teori Manajemen Klasik
a. Manajemen Ilmiah Semenjak terjadinya revolusi Industri, dilatari oleh kebutuhan akan metode- metode baru yang lebih efektif dan efisien, maka muncullah manajemen ilmiah, dengan 2 tokoh yang mengawali : Robert Owen ( ) Robert Owen mencurahkan perhatian pada faktor produksi tenaga kerja. Dalam pandangan Owen, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan, dsb) oleh Perusahaan, maka dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan kerja, sehingga dengan itu tenaga kerja akan berpotensi untuk memberikan kualitas yang maksimal, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Selain itu, kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi eksternal dan internal dari pekerjaan. Robert Owen dikenal juga sebagai bapak Manajemen Personalia.

26 2. Charles Babbage (1792 – 1871) Charles Babbage menaruh perhatian dalam hal Pembagian Kerja, yang mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga kan menghambat kemajuan dan ketrampilan kerja, untuk itu diperlukan spesialisasi daam pekerjaannya Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam bidangnya Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya terfokus pada bidang pekerjaannya Kontribusi lain dari Babbage : menciptakan kalkulator mekanis yang pertama, mengembangkan kerjasama saling menguntungkan antara pekerja dan pemilik perusahaan, membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

27 3. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah. Taylor memberikan prinsisp-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada Manajemen untuk mencapai efisiensi. Dari hasil penelitian dan analisanya, taylor menjelaskan 4 prinsip Scientific Management : Menghilangkan Sistem coba-coba, dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan di setiap unsur-unsur kegiatan Memilih pekerja terbaik untuk setiap tugas tertentu, dan selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja Membagi beban kerja dan tanggung jawab secara hamper merata di antara Manajemen dan para pekerja. Para Manajer harus mengerjakan tugas-tugas yang memang lebih cocok untuk dikerjakan oleh pihak manajemen perusahaan. Harus dijalin kerjasama yang baik antar pimpinan dan pekerja Konsep penting lain : Functional Foremanship, menyatakan bahwa pekerjaan harus dibagi ke dalam spesialisasi, dan harus dikerjakan oleh orang-orang yang mempunyai spesialisasi di bidangnya.

28 4. Frank Bunker Gilbreth dan Lilian Gilbreth ( dan 1878 –1917) Pasangan suami istri mengembangkan lebih lanjut konsep=konsep dari Frederick Winslow Taylor. Frank menaruh perhatian pada upaya untuk memaksimalkan efisiensi. Dengan memkasimalkan efisiensi maka produktivitas akan meningkat. Frank mengambil eksperimen pada 18 gerakan tukang batu dalam menyusun batu bata, menurutnya setelah diamati, 18 gerakan tersebut dapat diefisienkan menjadi tinggal 5 gerakan, dan efeknya justru meningkatkan produktivitas sebesar 200 %. Adapun Lilian, menaruh perhatian pada aspek-aspek manusia dalam bekerja, seperti seleksi, penempatan kerja dan latihan personalia. Lilian mengemukakan gagasannya dalam buku berjudul The Psichology of Management. Menurut Lilian, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.

29 5. Henry L. Grant (1861 – 1919) Grant sangat mendukung gagasan bahwa dalam semua urusan manajemen, elemen manusia harus merupakan hal yang sangat penting. Gagasan Grant yang sangat terkenal, yang masih digunakan hingga saat ini: Gant Chart. Gant Chart : Tabel perencanaan yang menggambarkan pekerjaan dan target pekerjaan sekaligus biayanya. Tabel tersebut berguna untuk mengontrol apakah perencanaan sudah seperti yang diharapkan, baik dari segi biaya maupun waktu.

30 6. Harrington Emerson (1853-1931)
Berangkat dari pengamatan Emerson, bahwa pemborosan dan ketidakefisienan adalah masalah-masalah besar dan merupakan penyakit system industri. Emerson kemudian mengemukakan 12 Prinsip Efisiensi : Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas Kegiatan yang dilakukan masuk akal Adanya Staf yang cakap Disiplin Balas jasa yang adil Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, dan konsisten Pemberian perintah Adanya standar-standar dan schedule-schedule Kondisi yang distandardisasi Operasi yang distandardisasi Instruksi-instruksi praktis tertulis yang terstandar Balas jasa efisiensi

31 b. Teori Organisasi Klasik
1. Henry Fayol (1841 – 1925) Kontribusi penting dari Fayol adalah ia memikirkan bagaimana sebuah perusahaan dapat diorganisir dengan baik. Fayol memerinci fungsi manajemen menjadi lima fungsi, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Aktivitas perusahaan dibagi menjadi enam macam yang saling berkaitan : Kegiatan Teknis Kegiatan Perdagangan Kegiatan Keuangan Kegiatan Keamanan Kegiatan Akuntansi Kegiatan Manajerial

32 14 Prinsip Manajemen menurut Fayol :
Pembagian Kerja Otoritas Disiplin Kesatuan komando Kesatuan arah Mengutamakan kepentingan perusahaan daripda kepentingan pribadi Remunerasi Sentralisasi Posisi berjenjang Keteraturan Tidak membeda-bedakan Stabilitas dan masa jabatan Staf Inisiatif Esprit de corps

33 2. James D. Mooney 4 Kaidah dasar dalam merancang sebuah Organisasi : a. Koordinasi : mensyaratkan adanya wewenang, saling melayani, perumusan tujuan dan disiplin b. Prinsip Skalar : Proses ini mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh tersendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional c. Prinsip Fungsional : Berbagai tugas yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda d. Prinsip Staf : Kejelasan perbedaan antara staf dan lini.

34 3. Mary Parker Follet ( ) Merupakan penghubung teori klasik dan hubungan manusiawi. Menerapkan psikologi dan aplikasi ilmu-ilmu social dalam administrasi perusahaan. Menurut Follet, konflik dapat dibuat konstruktif melalui proses integrasi yang melibatkan banyak orang yang mencari jalan pemecahan bersama di antara perbedaan-perbedaan mereka. Follet juga berpendapat bahwa koordinasi Mnajaer dengan para karyawan melalui komunikasi yang terkendali adalah pola organisasi yang ideal. 4. Chastar I. Barnard ( ) Menurut Barnard, Fungsi-fungsi utama Manajemen adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya manusia yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Barnard juga mengemukakan teori penerimaan, bahwa bawahan akan menerima perintah jika mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan.

35 c. Teori Hubungan Manusiawi
Dilatari oleh kebutuhan untuk mencapai efisiensi yang maksimal dalam aktivitas Manajemen. Maka kemudian perkembangan ilmu Manajemen mengarahkan perhatian pada aspek hubungan manusiawi, sebagai kebutuhan akan karyawan yang dapat mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Tokoh-Tokoh teori hubungan manusiawi : Hugo Musternberg ( ) Musternberg adalah pencetus psikologi industri, dan dikenal sebagai Bapak Psikologi Industri. Karyanya yang berjudul Psichology and Industrial Efficiency, merupakan karya yan menjembatani antara Manajemen Ilmiah dan pengembangan teori Neo klasik. Menurut Musternberg, untuk mencapai tujuan produktivitas, ada 3 cara yang harus dilakukan : Penemuan best possible person Penciptaan best possible work Penggunaan best possible effect

36 Musternberg dalam pelaksanaan 3 hal tersebut, menekankan agar menggunakan teknik-teknik yang ada pada psikologi eksperimen. Sebagai contoh dalam hal penentuan karakteristik yang paling tepat untuk ditempatkan pada suatu jabatan tertentu, teknik-teknik secara psikologis untuk dapat memotivasi karyawan. Musternberg juga mengingatkan bahwa factor social dan budaya bisa berpengaruh terhadap organisasi. 2. Elton Mayo ( ) Terkenal dengan percobaan Hawthorne, yang menggambarkan hubungan manusiawi dalam interaksi Manajer dan bawahan. Dalam percobaan yang dilakukan oleh Mayo, didapatkan kesimpulan bahwa produktivitas/output pekerjaan sangat ditentukan oleh perilaku manusia yang ada di dalam organisasi tersebut. Sehingga perhatian dan simpati yang bersifat pribadi, individu kepada karyawan dan struktur social kelompok kerja perlu dilakukan secara serius.

37 2. Teori Manajemen Modern
Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep utama, yaitu konsep yang merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal dengan teori perilaku organisasi, dan yang kedua dibangun atas dasar manajemen ilmiah yang dikenal dengan manajemen kuantitaif (operation research dan management science/manajemen operasi) (Rais dan Helmi, 2016) Teori Perilaku Organisasi Perkembangan teori ini ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang Perilaku manusia dan system social. Tokoh-tokohnya adalah : Abraham Maslow : mengemukakan adanya hierarki kebutuhan dalam menjelaskan tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi Douglas McGregor : menjelaskan tentang teori X dan Y Frederich Herzberg : menguraikan teori motivasi higienis atau teori 2 factor Robert Blake dan Jane Mouton : membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi- kisi manajerial Rensis Likert : mengidentifikasi dan melakukan penelitian mengenai empat system manajemen dari system 1 : eksploitif-otoritatif sampai system 4 : partisipasi kelompok Fred Fiedler : menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan

38 7. Chris Argyris : memandang organisasi sebagai social atau system antar hubungan budaya
8. Edgar Schein : meneliti dinamika kelompok dalam organisasi Beberapa Prinsip Penting dari Pendapat Para Tokoh Manajemen Modern : Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis semata Manajemen harus sistematis dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi, sangat dibutuhkan.

39 Beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset Perilaku Organisasi :
Unsur manusia adalah factor kunci penentu sukses tidaknya pencapaian organisasi Mnajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan Pekerjaan para karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan

40 b. Teori Kuatitatif Teori ini ditandai dengan berkembangnya tim-tim riset operasi dalam pemecahan masalah –masalah industri, yang didasarkan atas suksesnya tim-tim riset operasi Inggris pada Perang Dunia ke 2. Sejalan dengan berkembangnya IPTEK, teknik-teknik riset operasi semakin menjadi semakin menjadi penting sebagai dasar operasional untuk pembuatan keputusan yang diformulasikan dan disebut aliran management science. Teknik- teknik management science banyak digunakan seperti dalam penganggaran modal, manajemen cash flow, perencanaan produksi, penegmbangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, pengawalan tingkat persediaan yang optimal, dll. Metoda-metoda tersebut telah terbukti banyak membantu para manajer dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah pada kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan. (Rais dan Helmi, 2016).

41 III PENETAPAN VISI, MISI, DAN TUJUAN ORGANISASI

42 Visi : Suatu Pernyataan dari suatu organisasi yang menjawab pertanyaan , “ingin menjadi apa organisasi tersebut” dan merupakan tahap pertama dalam perencanaan strategis yang mendahului pembuatan pernyataan Misi (Fred David, 2006). Contoh : Visi dari Stokes Eye Clinic di Florence : “Menjaga Mata Anda” Sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan, terlebih dulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi. Misi : Suatu Pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pernyataan misi menjawab pernyataan dasar yang dihadapi semua penyusun strategi : “Apakah bisnis kita ?” serta menggambarkan nilai dan prioritas dari suatu organisasi (Fred David, 2006) Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan strategik perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukkan bidang-bidang produk atau jasa pokok dan kebutuhan-kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan perusahaan (T. Hani Handoko) Contoh : Misi dari Microsoft : menciptakan software untuk PC yang memberi kemampuan dan memperkaya orang di tempat kerja, di sekolah, dan di rumah.

43 2. Tujuan Organisasi Tujuan Organisasi : Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi bermaksud untuk merealisasikan dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk menimbulkannya. Penetapan Tujuan Tujuan Strategik merupakan tahap paling kritis dalam dalam proses perncanaan strategic. Karena itulah tujuan-tujuan strategic sering ditetapkan oleh para Manajer puncak atau tingkatan atas, biasanya setelah mempertimbangkan sejumlah alternative tujuan. Tipe-Tipe tujuan strategic yang dipilih akan tergantung pada sejumlah factor: misi, dasar organisasi, nilai-nilai yang dipegang Manajer, kekuatan dan kelemahan organisasi, data kesempatan dan ancaman lingkungan organisasi.

44 Fungsi Tujuan Organisasi
Pedoman bagi kegiatan Sumber Legitimasi Standar Pelaksanaan Sumber Motivasi Dasar rasional pengorganisasian Tipe-Tipe Tujuan Menurut Perrow, dari sudut pandang stakeholder (masyarakat, langganan, investor, top manajemen dll) : Tujuan kemasyarakatan Tujuan keluaran (output goals) Tujuan Sistem (System Goals) Tujuan produk (Product goals) Tujuan turunan (derived goals)

45 3. Proses Penetapan Tujuan
Proses penetapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Beberapa unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk menciptakan nilai-nilai tersebut adalah : Bahwa barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya. Bahwa barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen/langganan Bahwa teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing. Bahwa dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan lebih baik dari sekedar menjaga kelangsungan hidup (survive), yaitu untuk pertumbuhan (growth) dan dapat menghasilkan laba (profitable). Bahwa pelayanan Manajemen akan memberikan public image yang menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modalnya dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi. Bahwa perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi

46 Bidang-Bidang Tujuan Peter Drucker megidentifikasikan 8 bidang pokok di mana Perusahaan harus menetapkan Tujuan, yaitu : Posisi Pasar Produktivitas Sumber Daya Fisik dan Keuangan Profitabilitas Inovasi Prestasi dan pengembangan Manajer Prestasi dan Sikap Karyawan Tanggung Jawab Sosial dan Publik

47 Management By Objective (MBO) MBO pada hakekatnya menekankan pada pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan efektif. MBO berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur fomal, atau semi formal, yang dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan Manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi. Pengertian MBO Secara umum esensi system MBO terletak pada penetapan tujuan tujuan umum oleh para Manajer dan bawahan yang bekerja bersama, penentuan bidang tanggung jawab utama setiap individu yang dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil-hasil (sasaran-sasaran) dapat diukur yang diharapkan, dan penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai pedoman pengoperasian satuan- satuan kerja serta penilaian sumbangan masing-masing anggota. Dalam MBO perencanaan efektif tergantung pada penentuan tujuan setiap Manajer yang diterapkan terutama sebagai fungsinya dalam organisasi.

48 Menurut Drucker, hubungan antara setiap tujuan individual dengan tujuan umum adalah sangat penting, karena maksud utama penerapan organisasi adalah untuk mencapai efisiensi operasi seluruh organisasi melalui operasi yang efisien dan antara bagian yang satu dengan yang lain saling terintegrasi. Sukses Penerapan MBO didasarkan atas dua Hipotesa : Bila seseorang melekat secara kuat pada suatu tujuan, dia akan bersedia mengeluarkan usaha lebih untuk meraihnya dibanding bila seseorang tidak merasa terikat. Kapan saja seseorang memperkirakan sesuatu akan terjadi

49 Sistem MBO yang efektif
Unsur-unsur yang selalu ada dalam Sistem MBO yang efektif : Komitmen pada program Penetapan tujuan manajemen puncak Tujuan-Tujuan Perseorangan Partisipasi Otonomi dalam implementasi rencana Peninjauan kembali prestasi. Kelebihan dari MBO : Menurut Tosi dan Carrol : Memungkinkan para individu mengetahui apa yan diharapkan dari mereka Membantu dalam perencanaan dengan membuat para Manajer menetapkan tujuan dan sasaran

50 3. Memperbaiki komunikasi antara Manajer dan bawahan
4. Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi 5. Membuat proses evaluasi dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu. Ini juga memungkinkan para bawahan mengetahui kualitas pekerjaan mereka dalam hubungannya dengan tujuan organisasi. Kelemahan MBO : Kelemahan yang melekat (inherent), mencakup : konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta biasanya meningkatkan banyaknya kertas kerja. Jika organisasi tidak siap akan menemui hambatan di : a. Gaya dan dukungan Manajemen b. penyesuaian dan perubahan c. ketrampilam-ketrampilan antar pribadi d. Deskripsi Jabatan e. Penetapan dan pengkoordinasian tujuan f. Pengawasan metoda pencapaian tujuan g. Konflik antara kreativitas dan MBO

51 Membuat MBO Efektif : Mendidik dan melatih Manajer Merumuskan tujuan secara jelas Menunjukkan komitmen manajemen puncak secara kontinu Membuat umpan balik efektif Mendorong partisipasi

52 IV PERENCANAAN

53 Perencanaan : Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi Dalam Perencanaan, Manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang akan melakukannya. Perencanaan akan menuntun kita menentukan ke mana arah yang akan dituju oleh organisasi, oleh setiap unit/departemen, dan oleh setiap individu yang ada dalam unit itu. Perencanaan dibutuhkan di semua tingkatan manajemen. Manajer puncak biasanya mencurahkan sebagaian besar waktu perencanaan mereka untuk rencana-rencana jangka panjang dan strategi-strategi organisasi. Manajer pada tingkatan bawah merencanakan terutama bagi kelompok kerjanya dan bersifat jangka pendek. Perencanaan merupakan proses yang tidak berakhir bila rencana telah ditetapkan dan harus diimplementasikan. Setiap saat, selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar mampu menyesuaikan diri secepat mungkin dengan kondisi dan situasi yang baru.

54 4 Tahapan dalam Penyusunan Perencanaan :
Menetapkan Tujuan Menyususn Anggapan-anggapan Menentukan Berbagai Alternatif Tindakan Mengadakan penilaian terhadap Berbagai Alternatif Tindakan yang sudah dipilih Perlunya Perencanaan Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

55 Manfaat Perencanaan : Membantu Manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang ada Membantu mempertajam pada masalah-masalah utama Memungkinkan Manajer memahami keseluruhan gambaran operasi secara lebih jelas Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti Menghemat waktu, usaha, dan dana

56 Kelemahan dari Perencanaan :
Perencanaan cenderung menunda kegiatan Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan adalah ketika penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi Ada beberapa rencana yang diikuti oleh cara-cara yang tidak konsisten Meskipun perencanaan memiliki beberapa kelemahan, akan tetapi manfaat yang bisa diambil dari perencanaan jauh lebih banyak.

57 Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Funsi Manajemen lainnya
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi-fungsi Manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung dan berinteraksi. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya-sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Rencana- rencana harus dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi sebelum para manajer dapat menentukan hubungan-hubungan organisasi, kualifikasi personalia yang dibutuhkan, bagaimana bawahan diarahkan dan cara pengawasan yang diterapkan. Pengorganisasian dan Staffing Pengarahan Pengawasan

58 Macam-Macam Perencanaan
Jenis-jenis Perencanaan adalah : Perencanaan Strategis Perencanaan strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis. Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. 3 Alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis : Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar dalam pengambilan perencanaan –perencanaan lainnya. Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya Perencanaan strategis sering merupakan titik pemulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan Manajer dan organisasi

59 2. Perencanaan Taktis Perencanaan Taktis adalah rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. 3. Perencanaan Operasional Perencanaan Operasional adalah Rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Perencanaan Opersional dibagi 2 : a. Rencana Sekali Pakai Serangkaian kegiatan terperinci yang kemungkinan tidak berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. b. Rencana Tetap Rencana yang sudah ditetapkan dan menjadi pedoman dalam operasi setiap hari.

60 Penilaian Efektivitas Perencanaan
Beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk menilai efektivitas Perencanaan : Kegunaan Ketepatan dan Obyektivitas Ruang Lingkup Efektivitas Biaya Ketepatan Waktu Hambatan-Hambatan Efektivitas Perencanaan Kurang pengetahuan tentang organisasi Kurang pengetahuan tentang lingkungan Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang Biaya Takut gagal

61 7. Kurang Percaya diri 8. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.

62 V PENGAMBILAN KEPUTUSAN

63

64 VI PENYUSUNAN PERSONALIA/PENGELOLA AN SUMBER DAYA MANUSIA

65 Penyusunan Personalia : Fungsi Manajemen yang berkenaan dengan penarikan/perekrutan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Langkah-langkah Proses Penyusunan Personalia : Perencanaan Sumber Daya Manusia Perekrutan/Penarikan Seleksi Pengenalan dan Orientasi Latihan dan Pengembangan Penilaian dan Pelaksanaan Kerja Pemberian balas jasa dan Penghargaan Perancangan dan Pengembangan Karier

66 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI
BAB VII PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

67 Setiap organisasi memiliki 3 komponen pokok :
Personalia Fungsi Faktor-Faktor Fisik Komponen-Komponen tersebut mencerminkan adanya tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melaksanakan tugas dan peralatan-peralatan apa yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Pengorganisasian mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan, menentukan posisi-posisi, menetapkan kualifikasi personil untuk posisi itu, menyertakan otoritas dan menuntut tanggung jawab pemegang posisi dan sebagainya. Pengorgansasian : Proses menciptakan struktur organisasi dan hubungan yang memungkinkan para karyawan menjalankan apa yang dinyatakan dalam perencanaan dan meraih tujuan organisasi.

68 Beberapa hal yang dilakukan dalam pengorganisasian :
Identifikasi klasifikasi dari aktivitas yang diperlukan Pengelompokan aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Penugasan bagi setiap kelompok pada seorang manajer sekaligus otoritas yang dibutuhkannya untuk penyelia Koordinasi secara vertical denganjenjang yang ada di atas dan secara horizontal di level yang sama Secara sederhana bisa dikatakan bahwa pengrganisasian mengatur pekerjaan apa yang yang perlu ada, berapa banyak dan seperti apa orang yang harus mengerjakan pekerjaan itu. Semua itu dilengkapi dengan tanggung jawabnya dan bagaimana hubungan antar fungsi. Hubungan ditata dalam sebuah struktur peran yang formal. Itulah yang sering disebut dengan struktur organisasi. Adapun hubungan-hubungan yang timbul di dalam organisasi dapat berbentuk hubungan informal dan hubungan formal. Hubungan informal Hubungan informal ini lebih banyak menyangkut hubungan manusiawi. b. Hubungan Formal

69 Dalam hubungan formal terdapat 3 hubungan dasar :
Tanggung Jawab Wewenang Pertanggungjawaban Struktur Organisasi Adalah Mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Beberapa Faktor Utama Penentu perancangan struktur organisasi : Strategi Organisasi Teknologi yang digunakan Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi Ukuran organisasi

70 Unsur-Unsur Struktur Organisasi :
Spesialisasi kegiatan Standardisasi kegiatan Koordinasi kegiatan Sentralisasi dan desentralisasi pembutan keputusan Ukuran satuan kerja 4 Bentuk bagan Organisasi : Piramid Vertikal Horizontal Lingkaran 2 Karasteritik dasar struktur organisasi yang baik : Keseimbangan dalam organisasi Fleksibel

71 Departementalisasi Adalah Pengelompokan secara horizontal dimana pekerjaan-pekrjaan dan tugas diberikan kepada unit tertentu dalam sebuah organisasi. 4 Tipe Dasar Departementalisasi : Departementalisasi Berdasarkan Fungsi Departementalisasi Berdasarkan Lokasi Departementalisasi Berdasarkan Produk Departementalisasi Berdasarkan Konsumen

72 BAB VIII KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN

73 Pengertian Koordinasi
Koordinasi didefinisikan sebagai Proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan- kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Terdapat 3 macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi yaitu : Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence), bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence), di mana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence), merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi

74 Prinsip- Prinsip Koordinasi
Dalam mengadakan koordinasi diperlukan suatu pegangan yang berupa prinsip-prinsip. Koordinasi antar bagian dan antar individu di dalam organisasi akan dapat tercapai bilamana diikuti dengan tiga prinsip berikut : Prinsip Kontak Langsung Prinsip ini menyatakan bahwa koordinasi harus dicapai melalui hubungan antar manusia baik hubungan secara horizontal maupun vertical. Dalam hubungan langsung tersebut dapat terjadi pertukaran gagasan, pendapat, harapan dan sebagainya. Semua pendapat bisa dikemukakan secara lebih detail sehingga memungkinkan untuk diperolehnya saling pengertian yang mendalam. b. Prinsip Penekanan pada Pentingnya koordinasi Kurang baiknya koordinasi yang ada dapat menimbulkan kesimpangsiuran di dalam organisasi. Selain itu, koordinasi yang baru diadakan kemudian juga juga dapat menghambat jalannya organisasi. Oleh karena itu koordinasi perlu dilakukan sejak membuat perencanaan sampai pada melaksanakan kebijakan. Jika suatu perencanaan sudah dilaksanakan maka sulit untuk menarik/mencabutnya kembali. Apabila pencabutan perencanaan tersebut berhasil dilakukan, ada kemungkinan bahwa tindakan itu dapat menimbulkan berbagai masalah. c. Hubungan Timbal balik di antara Faktor-Faktor yang ada Masing-masing individu yang bekerja bersama sama dalam kondisi pekerjaan tertentu, akan saling memberikan pengaruh antara yang satu dengan yang lainnya.

75 Kondisi, tujuan, dan macam pekerjaan yang sama memungkinkan bagi mereka untuk mengadakan hubungan secara rutin, baik di dalam bagian maupun di luar bagian. Contoh : Hubungan saling pengaruh mempengaruhi antara bagian riset pasar, bagian penjualan, bagian keuangan, dan/atau bagian produksi Masalah-Masalah dalam koordinasi Ada 4 Tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu : Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik. Contoh : Bagian Penjualan menganggap bahwa diversivikasi produk harus lebih diutamakan daripada kualitas produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor paling penting sukses organisasi. b. Perbedaan dalam orientasi waktu Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.

76 c. Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan yang keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedangkan bagian Penelitian dan Pengembangan, ritme kerjanya mungkin lebih rileks dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain. d. Perbedaan dalam formalitas struktur Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan. Ciri Ciri Koordinasi Koordinasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Tanggung jawab koordinasi terletak pada Pimpinan, oleh karena itu, koordinasi merupakan tugas pimpinan. Koordinasi sering dicampur adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya mempunyai arti yang berbeda. Sekalipun demikian Pimpinan tidak mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerjasama. Oleh karena itu kerjasama merupakan prasyarat yang sangat penting dalam membantu pelaksanaan koordinasi.

77 b. Adanya proses (continuous process) Karena koordinasi adalah pekerjaan Pimpinan yang bersifat berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik. c. Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Koordinasi adalah konsep yang ditetapkan dalam suatu kelompok, yang berperan penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas tugas pekerjaan merupakan pertanda kurang sempurnanya koordinasi. d. Konsep kesatuan tindakan Poin ini adalah inti dari koordinasi, bahwa harus diatur sedemikian rupa dari tiap- tiap unit usaha, agar tercipta keserasian dalam tiap-tiap unit usaha tersebut di dalam proses mencapai hasil/tujuan e. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari unit usaha menekankan pengertian kepada seluruh individu untuk berperan serta secara bersama-sama pada kelompok tempat ia beroperasi kerja, di dalam melaksanakan proses mencapai tujuan


Download ppt "PENGANTAR MANAJEMEN Dosen : Ahmad Subhan Mahardani (Denny) ( )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google