Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehrosya ahmad Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES
2
Sekelompok penyakit yang ditularkan dengan perantaraan hubungan seksual S.T.D. V.D. (Venereal Diseases) I.Syphilis II.Gonorrhoe III.Soft Chancre IV.Lymphogranuloma Venerea (L.G.V.) V.Granuloma inguinale
3
Venereal Diseases : 1.Trichomonas 2.Chlamydia (N.G.U.) 3.Herpes simplex 4.Candidosis 5.HIV
4
SYPHILIS / LUES / RAJA SINGA Penyebab : Treponema pallidum Order: Spirochaetales Family: Treponemataceae Genus: Treponema
5
Morfologi : Spiral dengan 4-14 U lekukan yang teratur Pengecatan : a.Impregnasi perak b.Negatif Paling baik : dengan mikroskop lapangan gelap kuman yang hidup Bergerak aktif : terdiri dari 3 gerakan :. Undulasi. Cork-screw (pembuka botol). Maju mundur Dark ground microscopy of Treponema pallidum
6
Spiral ini sangat tipis, sehingga hanya nampak bila dilihat dengan : Darkfield illumination : Immunofluorescent Sukar diwarnai dengan aniline dyes Dapat dilihat pada jaringan dengan Levaditi Silver Impregnation Treponema pada umumnya mengadakan reproduksi secara transverse fission
7
Pembiakan : In vivo pada kelinci / intratesticular Treponema pallidum yang : a) patogen untuk manusia tidak dapat dibiakkan pada media buatan, maupun dalam telur yang subur ataupun dalam tissue culture Strain yang : b) Saprofit (Reiter) dapat dibiakkan in vitro dalam medium tertentu
8
RESISTENSI : Dalam cairan yang cocok, Treponema pallidum tetap motil selama 3-6 hari pada 25 C Dalam darah / plasma, tetap hidup selama 24 jam, 4 C Cepat mati bila kena O 2 di udara Tidak tahan terhadap kekeringan Tidak tahan terhadap - Arsen - Bismuth - Mercury - Penicillin
9
STRUKTUR ANTIGEN Dalam serum penderita lues terdapat 3 macam Ab (Antibodi) : I.Ab yang dapat dideteksi dengan CFT TES VDRL, WASSERMANN KAHN Ab diikat oleh phospholipida yang berasal dari ekstraksi otot jantung sapi (Cardiolipin)sebagai antigen LecitinCholesterol Presipitasi / Flokulasi
10
Ab terdapat dalam fraksi IgM dan IgG dan disebut sebagai REAGIN (ANTICARDIOLIPIN) Tes untuk mengenali adanya Reagin STS : (Serologic Test for Syphilis) STS yang positif terdapat juga pada : Lepra Malaria Infectious mononucleosis Lupus erythematosus False positive
11
II. Ab yang hanya terbentuk oleh karena adanya ANTIGEN pada Genus Treponema, yaitu :. Treponema pallidum lues. Treponema pertenue frambosia Ab dapat dideteksi dengan cara :. Fluorescent Treponemal Antibody Test (FTA). Treponema pallidum Immobilization (TPI)
12
III. Ab yang terbentuk oleh Treponema pallidum patogen maupun Non patogen (Reiter’s) Reiter Protein Complement Fixation (RPCF) test
13
PATOGENESA : Penularan : hubungan seksual Kuman menembus : Mukosa intak Kulit yang luka Ada 3 stadium : Stadium I Stadium II Stadium III
14
Stadium I : Di tempat masuk : ULCUS LESI PRIMER : HARD CHANCRE Pembesaran kelenjar lymphe regional Stadium II: (bbrp minggu – bulan) SKIN RASH seluruh tubuh Pembesaran kelenjar lymphe regional Stadium I & II : sangat menular (kuman banyak) Primary syphilis Skin Rash
15
Stadium III : (beberapa tahun) Kerusakan syaraf neuro syphilis Sistem kardiovaskuler
16
Treponema pallidum dapat menembus plasenta (Stadium II) I.SYPHILIS CONGENITAL II.LATE CONGENITAL
17
I.SYPHILIS CONGENITAL : Lahir mati Lahir hidup II.LATE CONGENITAL : Gangguan mental Buta tuli Kerusakan gigi (Hutchinson’s teeth )
18
DIAGNOSA : 1. Spesimen : a. Eksudat lesi b. Darah 2. Darkfield Examination 3. Immunofluorescence 4. Serologic Test for Syphilis (STS)
19
A. Non Treponemal Ag Test a. Flocculation Test (VDRL) = Venereal Disease Research Laboratories = b. Complement Fixation (Wassermann, Kolmer)
20
B. Treponemal Ag Test a.Fluorescence treponemal Ab (FTA-ABS) test b.Treponema pallidum Immobilization (TPI) test c.Treponema pallidum Complement fixation Test d.Treponema pallidum hemagglutination (TPHA) test
21
IMUNITAS : Penderita dengan Syphilis aktif resistensi terhadap super infeksi dengan Treponema pallidum
22
ANTIBODYAg SOURCETESTS PRESENT REACTIVITY I st II nd III th. Non Treponemal “Reagin”. Extract of tissue (Cardiolipin –lecithin- cholesterol) * CFT (Wassermann, Kolmer) * Flocculation (VDRL, Hinton Kahn) 789777. Treponemal. Treponema pallidum Reiter strain. RPCT618572. TPI569492. FTA-ABS. Treponema pallidum. IgM-FTA-ABS859995
23
PENGOBATAN : Benzathine Penicillin G Akut : 2,4 U / single / im Kronis : 2,4 U / 3X / im Neurosyphilis : 20 U / iv / day/ 2-3 mg
24
NEISSERIA
25
Famili : Neisseriaceae Genus : Neisseria Branhamella Moraxella Acinetobacter Kingela
26
Species : Neisseria gonorrhoeae Neisseria meningitidis Neisseria lactamica Neisseria sicca Neisseria subflava Neisseria dentrificans Neisseria mucosa Neisseria cinerea Neisseria flavescens Neisseria elongata Branhamella catarrhalis
27
Neisseria Gonorrhoeae
28
Morfologi : Kokus / Diplokokus; Gram negatif : 0,6 -1,0 µm Seperti biji kopi / ginjal (sisi yang berhadapan pipih) Intracellular (PMN) Extracellular
30
Tidak motil Kapsul : (+) fresh isolate (-) Pili berhubungan dengan - virulensi - tipe koloni Tipe 1,2 : virulen (kultur primer) Tipe 3,4,5 : avirulen (>besar, > kasar, >flat) (subkultur)
31
Sifat biakan : Fakultatif anaerob / aerob Mikroaerofilik > CO2 : 3-10% (Candle jar) Kelembaban Tidak ada bahan toksik
32
Memproduksi Indophenol Oxydase tes oksidase (+) Genus Neisseria Koloni ditetesi dengan Tetramethyl p phenylene diamine 1% koloni berubah dari putih abu merah ungu hitam Dekstrosa (+) Maltosa (-) Sukrosa (-) D.D. dengan species lain
33
STRUKTUR ANTIGEN : Pilus Ag Outer Membrane Protein Lipo oligosaccharide (LOS)
34
MANIFESTASI KLINIK : Neisseria gonorrhoae gonorrhoe Pharyngitis ♀ / ♂ Urethritis ♀ / ♂ ♂ : Prostatitis, Epidydimitis infertilitas ♀ : - Vaginitis - Cervicitis - Salphingitis PID (Pelvic Inflammatory Disease) * Ectopic pregnancy * Infertilitas
35
Disseminated Gonococcal Infection (DGI) * Arthritis * Dermatitis * Peritonitis BAYI : Ophthalmia neonatorum (Blenorrhoe) Tindakan CREDE : AgNO 3 1% GONITIS SEPSIS
36
GEJALA KLINIS : Inkubasi : 2-8 hari Akut : – Burning on urination : Polakisuria – Frequent urination: Poliuria – Discharge : yellow purulent Urethral discharge Vaginal discharge Fever Abdominal pain
37
DIAGNOSA : Diplokokus; biji kopi Gram Negatif Mikroskopis : Fastidious organisme (Nutrisi kompleks) Kultur :Uji kimiawiUji serologi
38
KULTUR Bahan pemeriksaan Daerah Steril (darah, CSF, Synovial) Coklat agar Daerah Kontaminasi (sekret uretra, usap vagina Media selektif : MTM (Modified Thayer Martin) TM (Thayer Martin) New York City Medium Martin-Lewis Medium
39
Media yang rutin dipakai : 1.Coklat agar 2.TM / MTM Inkubasi : sungkup lilin (candle jar) Lilin Kapas basah
40
Medium TM : ditambah Antibiotik Vancomycin X Gram positif Colistin X Gram negatif Nystatin X Jamur Medium MTM : ditambah Trimethoprim X Gram negatif
41
Colonies of a pure culture of N gonorrhoeae growing on a modified Thayer Martin plate
42
C. Uji Kimiawi : 1.Uji Oksidase (Indophenol Oxidase) 2.Uji Katalase 3.Fermentasi gula
43
1. Uji Oksidase : Reagen oksidase : Tetramethyl-p-phenylene diamine dihydrochloride / oxalate p-amino methyl aniline oxalate Neisseria gonorrhoeae : + Neisseria meningitidis : +
44
2. Uji Katalase : Neisseria gonorrhoeae : + Neisseria meningitidis : +
45
3. Fermentasi gula : GulaNeisseria gonorrhoeae Neisseria meningitidis Glukosa++ Maltosa-+ Sukrosa-- Laktosa--
46
D. Uji Serologi : deteksi Antibodi Fluorescence – Ab – Tehnik CIE (Counter Immuno Electrophoresis) Koaglutinasi Latex aglutinasi
47
PENGOBATAN : Tes kepekaan Penicillin/Cephalosporin Strain PPNG (Penicillinase Producing Neisseria gonorrhoeae) Tes PPNG Iodometri – Penicilline peniciloic acid – Peniciloic acid + Iod (K-J) + amylum biru Penicillinase
48
PENCEGAHAN : Diagnosa tepat / dini isolasi regular treatment Mencegah penularan : 80% ♀ asimtomatik
49
Neisseria meningitis = meningococcus Morfologi : Kokus berpasangan seperti biji kopi Gram negatif Pili [+] Kapsul [-] / [+]
50
SIFAT PERBENIHAN : Sukar tumbuh pada media sederhana Media yang paling baik : chocolate agar Mikro aerophilik : perlu co2 [ 5 – 10% ]
51
SIFAT BIOKIMIA : UJI OKSIDASE [+] FERMENTASI : a.GLUKOSA [+] b.SUKROSA [-] c. MALTOSA [+] d.LAKTOSA [-]
52
RESISTENSI : PEKA TERHADAP : - BAHAN KIMIA - PEMANASAN - ANTIBIOTIKA PENISILIN 55 C : 30 ‘ MATI RESISTEN TERHADAP SULFONAMIDE
53
STRUKTUR ANTIGEN : Berdasar pada capsular polycharida : 10 serogroup Serogroup a penyakit epidemi Serogroup b, c penyakit endemi Serogroup lain carier VARIASI GENETIK : - S variant / virulen r variant/ avirulen Biakan berulang S variant/virulen r variant/ avirulen Disuntikkan tikus putih
54
PATOGENESA N. MENINGITIDIS : 1. Imunitas baik : - carier / tanpa penyakit [ Naso pharynk ] 2. Imunitas jelek : - meningen [ meningitis ] - kel. Adrenal [acute adrenal insufficiency / water house – friderichsen syndrome) - endotoxin kerusakan pembuluh darah tromboemboli
55
Dx LAB : BAHAN PEM : - DARAH - LIQUOR - SEKRESI NASOPHARYNK PEWARNAAN GRAM KULTUR : CHOCOLATE AGAR
56
PENGOBATAN : - PENICILLIN : DRUG OF CHOICE - ERYTHROMYCIN - CHLORAMPHENICOL SULFONAMIDE : RESISTEN
57
SPECIES NEISSERIA LAIN : SpesiesGlukosaMaltosaSukrosa N. CATARRHALIS (TRACT. RESP) --- N. SICCA (TRACT. RESP) +++ N. FLAVESCENS (TRACT. RESP) ---
58
UJI KIMIAWINEISSERIA GONORRHOEAE NEISSERIA MENINGITIDIS Oksidase++ Katalase++ Fermentasi KH Glukosa Maltosa Sukrosa Laktosa ++ -+ -- --
59
GARDNERELLA VAGINALIS
60
PENDAHULUAN : Berdasarkan karakteristik pertumbuhan & morfologi : Haemophilus (vaginalis)1955 Corynebacterium (vaginalis)1963 Berdasarkan studi hibridisasi DNA : Genus tersendiri : Gardnerella1980
61
Morfologi : Batang pleomorfik 0.5 µm X (1.5-2.5) µm Gram negatif – variable Club forms – metachromatic granules – sering (+) Non motil Kapsul (-)
62
Epidemiologi dan Patogenesis infeksi Gardnerella : Gardnerella vaginalis : ditemukan pada : Genital tract manusia Urinary tract manusia Berperan pada bacterial vaginosis pada ♀ : Copious, Malodorous vaginal discharge
63
Fluor albus / Leukorea / Keputihan : keluarnya cairan vagina (vaginal discharge) secara berlebihan Vaginal discharge homogenous, nyeri (-), gatal (-) infeksi jamur) disebut “vaginosis” bukan vaginitis Epidemiologi dan Patogenesis infeksi Gardnerella :
64
Infeksi Gardnerella Vaginalis Radang non spesifik klinis gejala radang vagina (+) penyebab belum jelas diketahui 1982 : diubah jadi : (Bacterial) vaginosis oleh karena Gardnerella vaginalis tak menyerang jaringan subepithelial Epidemiologi dan Patogenesis infeksi Gardnerella :
65
Gardnerella vaginalis sering disertai Bacteroides spp. (anaerobes) Gardnerella vaginalis menyebabkan post partum sepsis pada ibu dan neonatus Gardnerella vaginalis sulit dibiakkan dari darah Epidemiologi dan Patogenesis infeksi Gardnerella :
66
Gardnerella vaginalis disetujui sebagai salah satu penyebab S.T.D. karena : 1. ♀ yang sembuh dari penyakit, tetapi partner sexual tidak diterapi reinfeksi 2.Gardnerella vaginalis dapat diisolasi pada > 90% partner sexual ♀ yang terinfeksi 3.Gardnerella vaginalis jarang ditemukan pada ♀ yang virgin
67
Diagnosis Laboratoris : Spesimen berupa : Usap Cervical Usap Urethral Usap Vaginal Darah : pada wanita dengan postpartum fever dan neonatus dengan sepsis Wanita dengan keputihan
68
I. Mikroskopis : Sediaan langsung : Vaginal discharge oleskan pada gelas obyek tetesi dengan normal saline, terlihat (dibawah mikroskop) : Clue cells (epitel squamosa vagina dipenuhi dengan kuman) presumptive diagnosis Bacterial vaginosis. Gram : Tak tampak Lactobacillus (flora normal vagina) Banyak : batang pendek, Gram variabel (Gardnerella vaginalis) Menunjukkan adanya perubahan komposisi flora normal vagina
69
II. Kultur : Gardnerella vaginalis – sulit dibiakkan Spesimen kontaminasi dengan bakteri lain Perlu medium semi selektif HBT (Human Blood Tween) agar : medium selektif dan deferensial terbaik untuk Gardnerella vaginalis, tersedia komersial
70
Spesimen : (Genital discharge) dalam 4 – 6 jam Inokulasi ke lempeng agar HBT Inkubasi (5% - 10% CO 2 ) 48 jam Koloni : Convex; opaque, abu-abu dikelilingi zona –hemolysis Hemolisis (+) human blood Hemolisis (-) darah domba
71
Terapi : Metronidazole In vitro susceptible terhadap : Ampicillin, Carbenicillin, Oxacillin, Penicillin, Vancomycin
72
BAKTERIAL VAGINOSIS (BV) AEROBIC VAGINITIS (AV) Suatu keadaan/kondisi dimana terjadi perubahan pada flora vagina
73
Flora Vagina Unik dan kompleks Dalam keadaan normal, komposisinya adalah : – Laktobacillus >> – Dipththeroidal forms – Prevotella – Porphyromonas – Bacteroides – G. vaginalis Organisme Anaerob <<<
74
Perbedaan BV-AV BV – Lactobacillus << – Organisme anerobik >> – IL 1 β AV – Lactobacillus << – Organisme anaerob < dari BV – Adanya organisme aerob patogen dan non patogen – IL 1β, 6,8
75
Diagnosis BV : Kriteria Amsel’s Kriteria Nugent (Nugent score) Spiegel
76
Kriteria Amsel’s 1.Homogenous vagina discharge 2.Ph > 4.5 3.Clue cells + 4.Whift test + 3 dari 4 kriteria (+) BV definitif Clue cell : sel epitel vagina yang dipernuhi oleh kuman cocobasil Gram variabel.
77
Kriteria Nugent (Nugent score)
78
Spiegel Lactobacillus dominan, with/without G.vaginalis normal Mix flora (Gram positif, Gram negatif/ Gram variable), lactobacillus <</ (-) BV
80
Diagnosis AV http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1471-0528.2011.03020.x/full
81
Referensi Bailey dan Scott. Diagnostic Microbiology Garcia. Clinical Microbiology Procedure Handbook Murray. Manual of Clinical Microbiology
82
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.