Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pekabaran Injil di Sumatra Utara Tokoh-tokoh PI: Tokoh-tokoh PI: H. Neubronner van der Tuuk Ludwig Ingwer Nommensen ( ) G. Van Asselt.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pekabaran Injil di Sumatra Utara Tokoh-tokoh PI: Tokoh-tokoh PI: H. Neubronner van der Tuuk Ludwig Ingwer Nommensen ( ) G. Van Asselt."— Transcript presentasi:

1 Pekabaran Injil di Sumatra Utara Tokoh-tokoh PI: Tokoh-tokoh PI: H. Neubronner van der Tuuk Ludwig Ingwer Nommensen (1834-1918) G. Van Asselt

2 Metode-metode yang digunakan H. Neubronner van der Tuuk: 1.Mempelajari bahasa Batak (1824). 2.Menganjurkan lembaga PI agar mengirim utusan kemudian mereka menikahi dengan puteri- puteri Batak, membuka toko (supaya terbukti kejujurannya) dan memelihara ternak babi. 3.Menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Batak H. Neubronner van der Tuuk: 1.Mempelajari bahasa Batak (1824). 2.Menganjurkan lembaga PI agar mengirim utusan kemudian mereka menikahi dengan puteri- puteri Batak, membuka toko (supaya terbukti kejujurannya) dan memelihara ternak babi. 3.Menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Batak Metode yang dilakukan Nommensen (RMG): 1.Tidak memakai kekerasan melainkan membalas perbuatan jahat dengan kasih. 2.Mengumpulkan masyarakat yang diusir dari kampungnya karena menganut agama Kristen lalu membuat kampung tersendiri dengan nama Hutadame (Yerusalem= kampung damai). 3.Meninggalkan corak berpikir di kalangan zending karena pola kerjanya. 4.Tidak ada orang yang bisa dibaptis apabila ia tidak belajar selama bertahun-tahun lamanya. 5.Menetapkan aturan jemaat yang disiplin (memiliki 4 orang penatua, 3 orang diaken, 1 diakones, 1 guru TKK, 5 kali setiap hari orang berdoa dalam hati ketika lonceng dibunyikan, dll) Metode yang dilakukan Nommensen (RMG): 1.Tidak memakai kekerasan melainkan membalas perbuatan jahat dengan kasih. 2.Mengumpulkan masyarakat yang diusir dari kampungnya karena menganut agama Kristen lalu membuat kampung tersendiri dengan nama Hutadame (Yerusalem= kampung damai). 3.Meninggalkan corak berpikir di kalangan zending karena pola kerjanya. 4.Tidak ada orang yang bisa dibaptis apabila ia tidak belajar selama bertahun-tahun lamanya. 5.Menetapkan aturan jemaat yang disiplin (memiliki 4 orang penatua, 3 orang diaken, 1 diakones, 1 guru TKK, 5 kali setiap hari orang berdoa dalam hati ketika lonceng dibunyikan, dll) 6. Membuat tatanan baru (Nommensen) dan pendekatan menyeluruh yang membawa kepada didirikannya rakyat (gereja- suku)

3 7. Memberikan pengobatan, mendirikan sekolah, menebus budak, mengajar bagaimana cara bercocok tanam yang baru, dan meminjamkan uang dengan bunga yang rendah. 8. Mengadakan pendidikan lanjutan bagi calon-calon pendeta Menerbitkan buku berisi 200 nyanyian gereja dan menerjemah Alkitab dalam bahasa Simalungun 7. Memberikan pengobatan, mendirikan sekolah, menebus budak, mengajar bagaimana cara bercocok tanam yang baru, dan meminjamkan uang dengan bunga yang rendah. 8. Mengadakan pendidikan lanjutan bagi calon-calon pendeta Menerbitkan buku berisi 200 nyanyian gereja dan menerjemah Alkitab dalam bahasa Simalungun 1890 RMG mengutus zuster bekerja khusus kaum wanita: 1.Mendirikan dan mengumpulkan kaum wanita oleh “zuster” 2.Mendirikan sekolah Bijbel (1934) khusus mendidik Bijbelvrouw 3.Melakukan pendekatan terhadap adat suku Batak oleh para zending, serupa dengan yang telah berlaku terhadap susunan masyarakat. 1890 RMG mengutus zuster bekerja khusus kaum wanita: 1.Mendirikan dan mengumpulkan kaum wanita oleh “zuster” 2.Mendirikan sekolah Bijbel (1934) khusus mendidik Bijbelvrouw 3.Melakukan pendekatan terhadap adat suku Batak oleh para zending, serupa dengan yang telah berlaku terhadap susunan masyarakat. PI Belanda di Tapanuli Selatan: G. van Asselt Menebus beberapa orang pemuda dan memberikan pendidikan Kristen (Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar) yang telah dibaptis. PI Belanda di Tapanuli Selatan: G. van Asselt Menebus beberapa orang pemuda dan memberikan pendidikan Kristen (Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar) yang telah dibaptis.

4 Tanggapan Masyarakat Ketika Pekabaran Injil dilakukan di Sumatera Utara, respon dari masyarakat disambut dengan baik tetapi setelah kedatangan inggris mereka menarik diri dari sumatera, dengan alasan pemerintahan belanda menolak untuk memberi izin bekerja kepada warga negara Inggris. Ada juga masyarakat yang tidak menyambut baik malahan mereka takut kena bencana apabila mereka menyambut orang asing yang tidak memelihara ada, maka mula-mula raja- raja di Silindung tidak mau menjual tanah untuk membangun rumah orang asing tersebut. Tanggapan Masyarakat Ketika Pekabaran Injil dilakukan di Sumatera Utara, respon dari masyarakat disambut dengan baik tetapi setelah kedatangan inggris mereka menarik diri dari sumatera, dengan alasan pemerintahan belanda menolak untuk memberi izin bekerja kepada warga negara Inggris. Ada juga masyarakat yang tidak menyambut baik malahan mereka takut kena bencana apabila mereka menyambut orang asing yang tidak memelihara ada, maka mula-mula raja- raja di Silindung tidak mau menjual tanah untuk membangun rumah orang asing tersebut. Tak jarang mereka bisa datang ke tempat tinggal orang asing yang melakukan PI dengan melemparkan kata- kata yang menyakitkan hati, contohnya nyawa Nommensen sempat terancam oleh tindakan dan perlakukan masyarakat. Orang batak juga memberi gelar kepada Nommensen yaitu “ompunta”, “ Nenek Kita” yang tingkatannya sama dengan Si Singamangaraja, ada juga yang menyatakan penghormatannya terhadap Nommensen yakni dunia ilmu pengetahuan diberi gelar doktor oleh fakultas teologi di Bom.

5 Sikap dari para raja seperti itu, dikarenakan oleh kekuatiran mereka. Mereka beranggapan jangan-jangan orang kulit putih ini menjadi perintis jalan gubernemen Belanda yang sudah berkuasa di pantai dan di Selatan. Oleh sebab itu, raja Pontas menyadari bahwa dirinya tidak kuat lagi mempertahankan adat serta kemerdekaan mereka terhadap kuasa- kuasa yang mendesak masuk, yakni agama Islam dan Kristen disatu pihak dan pemerintah Belanda dipihak lain. Ada sebagian orang Kristen Batak mulai memandang bahwa para zendeling sebagai “penjajah rohani” dan menjalankan oposisi yang keras, metode-metode yang digunakan untuk menuduh bahwa para zendeling memperkaya diri dengan keras memandang orang Batak belum matang dalam memegang pimpinan gereja dan masyarakat juga takut bahwa para zendeling akan menuntut agar mereka dikembalikan ke kedudukan semula.

6 DISKUSI


Download ppt "Pekabaran Injil di Sumatra Utara Tokoh-tokoh PI: Tokoh-tokoh PI: H. Neubronner van der Tuuk Ludwig Ingwer Nommensen ( ) G. Van Asselt."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google