Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Dosen: Noor Cholis Madjid
MAKRO EKONOMI Dosen: Noor Cholis Madjid
2
POKOK BAHASAN Memahami Model Analisis IS-LM
Pasar Komoditi dan Kurva IS Membahas tentang: Variabel-variabel Ekonomi Agregatif Pengeluaran Investasi Fungsi Saving & Konsumsi Menurunkan kurva IS Pasar Uang & Kurva LM Membahas tentang: Permintaan Uang Asumsi Analisa IS-LM Menurunkan kurva LM
3
Variabel-variabel Ekonomi Agregatif dalam Pasar Komoditi
4
Variabel-variabel Ekonomi Agregatif dalam Pasar Komoditi
Variabel: C, S, I dan Y 1. Perekonomian Tertutup Sederhana Macam-macam Struktur Perekonomian Variabel: C, S, I, Y, Tx, G dan T 2. Perekonomian Tertutup dengan Kebijaksanaan Fiskal Variabel: C, S, I, Y, X dan Z 3. Perekonomian Terbuka Tanpa Kebijaksanaan Fiskal Variabel: C, S, I, Y, X, Z, Tx, G dan T 4. Perekonomian Terbuka dengan Kebijaksanaan Fiskal
5
Pengeluaran Investasi dalam Model Analisa IS-LM
6
Pengeluaran Investasi dalam Model Analisa IS-LM
Konsep Dalam model analisa dimana hanya diperhatikan pasar komoditi saja, Investasi pada umumnya diperlakukan sebagai variabel eksogen. Secara lebih pasti dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut investasi tidak diperlukan sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh tingkat bunga. Dalam model analisa IS-LM, Investasi secara eksplisit diasumsikan merupakan fungsi tingkat bunga. besar-kecilnya Investasi suatu masyarakat, berbanding terbalik dengan tinggi rendahnya tingkat bunga. Artinya bahwa dengan kurva permintaan investasi yang sama, lebih rendahnya tingkat bunga mengakibatkan lebih besarnya pengeluaran Investasi, sebaliknya lebih tingginya tingkat bunga mengakibatkan lebih sedikitnya nilai pengeluaran Investasi
7
Tingkat Bunga (dalam %)
Contoh Pada gambar di samping garis II merupakan kurva permintaan investasi agregatif dengan persamaan fungsi I = 80-4r, dimana I merupakan nilai investasi per tahun dinyatakan dalam milyar rupiah misalnya, dan r merupakan tingkat bunga dinyatakan dalam persentase. Dengan menggunakan contoh tersebut, maka pada tingkat bunga setinggi 15% besarnya investasi dalam perekonomian adalah sejumlah Rp 20milyar. Apabla tingkat bunga menurun menjadi 10%, maka besarnya investasi meningkat menjadi Rp 40milyar 5 10 15 20 25 Tingkat Bunga (dalam %) 10 20 30 40 50 60 70 80 Investasi (dalam milyar rupiah)
8
Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi
9
Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi
Pada umumnya fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan fungsi seperti berikut : C = Co + cY Co = besarnya pengeluaran konsumsi pada pendapatan nasional sebesar nol. c = ∆ C = marginal propensity ∆ Y to consume
10
Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi
Mengingat bahwa dari definisinya, saving atau penabungan merupakan bagian daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi, maka fungsi saving dapat kita tulis : S = So + sY Co = besarnya penabungan pada pendapatan nasional sebesar nol. Nilai So sama dengan –Co s = ∆ S = marginal propensity ∆ Y to save. Nilai s sama dengan (1-c)
11
Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi
Kalau misalnya sebuah perkonomian mempunyai fungsi konsumsi dengan persamaan fungsi Maka perekonomian tersebut mempunyai persamaan fungsi saving : C (dalam milyar rupiah) = ,6Y S (dalam milyar rupiah) = ,4Y
12
Fungsi Saving dan Fungsi Konsumsi
Dalam gambar di bawah ini, fungsi konsumsi tersebut terungkapkan sebagai garis CoC dengan fungsi savingnya sebagai garis SoS. Kurva SoS inilah yang dalam analisa grafik di belakang nanti banyak menampakkan diri. ∆C S O So Co ∆Y 45o Y=Y C Y C,S,Y = c ∆S = s
13
Menurunkan Kurva IS lewat Fungsi Persamaan
14
Menurunkan kurva IS lewat Fungsi Persamaan
Oleh karena struktur perekonomian yang kita perhatikan ialah perekonomian tertutup tanpa kebijaksanaan fiskal, maka variabel variabel yang membentuk pasar komoditi hanya terdiri daripade variabel variabel pokok C, S, I, dan Y. Mengingat bahwa dalam model analisa IS-LM, investasi kita perlakukan sebagai variabel endogen dengan tingkat bunga sebagai variabel yang menentukan besarnya investasi, maka terhadap empat variabel tersebut kita tanbahkan sebuah variabel lagi yaitu variabel dengan tingkat bunga yang kita beri tanda huruf r.
15
Menurunkan kurva IS lewat Fungsi Persamaan
Setelah kita tentukan variabell variabel yang tercakup dalam pasar komoditi, langkah selanjutnya ialah menemukan cara untuk menurunkan kurva yang menghubungkan tingkat tingkat pendapatan nasional dengan berbagai kemungkinan tingkat bunga di mana dipenuhi syarat ekuilibriumnya pasar komoditi. Kita mengetahui bahawa syarat ekuilibriumnya pasar komoditi untuk perekonomian tertutup tanpa kebijaksanaan fiskal ialah : S = I Syarat ini terpenuhi juga dengan terpenuhinya : Y = C + I
16
Menurunkan kurva IS lewat Fungsi Persamaan
Kalau fungsi konsumsi dan fungsi investasi masing-masing mempunyai persamaan : C = Co + cY, di mana 0 < c = ∆C < 1 ∆Y I = Io + er, di mana e = ∆I < 0 ∆r maka kita menemukan : Y = C + I Y = (Co + Cy) + (Io + er) Y = Co + cY + Io + er Y – cY = Co + Io + er (1 – c)Y = Co + Io +er Y = Co + Io +er (1 – c)Y
17
Menurunkan kurva IS lewat Fungsi Persamaan
Untuk lebih jelasnya, perhatikan saja contoh berikut. Sebuah perekonomian mempunyai fungsi konsumsi dan fungsi investasi dengan persamaan persamaan fungsi sebagai berikut : Fungsi konsumsi : C dalam milyar rupiah Fungsi pengeluaran investasi : I dalam milyar rupiah Berdasarkan persamaan fungsi konsumsi dan fungsi investasi tersebut, fungsi IS perekonomian dapat kita temukan : C = 0.6Y + 40 I = -4r + 80
18
Menurunkan kurva IS lewat Fungsi Persamaan
Menggunakan rumus : Y = C + I Y = 0,6Y + 40 – 4r + 80 0,4Y = 120 – 4r Y = 300 – 10r Y = Co + Io + er 1 – c Y = (-4r) = r 1 – c ,4
19
Menurunkan kurva IS lewat Fungsi Persamaan
Fungsi IS yang kita temukan tersebut kalau kita gambar dalam bentuk grafik gambarnya terlihat seperti dalam gambar di bawah ini Dari gambar tersebut dapat kita saksikan bahwa dengan menurunnya tingkat bunga, tingkat pendapatan nasional nyata yang memenuhi syarat ekuilibrium pasar komoditi meningkat. Pada tingkat bunga setinggi 20% misalnya, tingkat pendapatan nasional yang memenuhi syarat ekuilibriumnya pasar komoditi adalah sebesar 100 milyar rupiah. 100 200 300 5 10 15 20 25 30 35 Fungsi IS : Y = 300 – 10r Kalau tingkat bunga menurun menjadi 10%, tingkat pendapatan nasional nyata yang memenuhi syarat ekuilibriumnya pasar komoditi berubah menjadi sebesar 200 milyar rupiah
20
Menurunkan Kurva IS lewat Grafik
21
Menurunkan kurva IS lewat Grafik
Dalam perekonomian tertutup, bocoran (W) – yaitu aliran yang keluar dari sirkulasi aliran pendapatan – terdiri dari dua jenis : tabungan dan pajak pemerintah. Dengan demikian W = S+T . Suntikan (J) – yaitu aliran yang masuk ke dalam sirkulasi aliran pendapatan – terdiri dari investasi dan pengeluaran pemerintah. Maka J= I+G.
22
Menurunkan kurva IS lewat Grafik
Hubungan di antara suntikan dengan suku bunga ditunjukkan dalam kuadran (a). Kurva I+G arahnya menurun ke kanan, yang berarti penurunan suku bunga meningkatkan nilai I+G, karena semakin rendah suku bunga semakin tinggi investasi. (a) Fungsi suntikan I + G J J0 J1 r0 - r1 r
23
Menurunkan kurva IS lewat Grafik
Dalam kuadran (b) S+T ditunjukkan pada sumbu tegak dan I+G ditunjukkan pada sumbu datar. Berarti garis 45⁰ menunjukkan kesamaan antara suntikan dan bocoran, yaitu I+G=S+T W J=W J (b) Syarat keseimbangan
24
Menurunkan kurva IS lewat Grafik
Kuadran (c) menunjukkan hubungan di antara bocoran dengan tingkat pendapatan nasional. Kurva S+T bergerak naik ke kanan oleh karena semakin tinggi pendapatan nasional, semakin tinggi pula tabungan dan pajak yang dipungut. W S+T W1 W0 Y (c) Fungsi bocoran
25
r r (a) Fungsi suntikan (d) Kurva IS r0 A r0 - r1 - B IS I + G Y J J0 J1 Y0 Y1 W W J=W S+T B W1 W0 A Y J (b) Syarat keseimbangan (c) Fungsi bocoran
26
Permintaan Uang (Motif Memegang Uang)
27
Macam-macam Motif Permintaan Uang
PASAR UANG dan KURVA LM Seperti halnya dengan kebanyakan pasar lainnya, pasar uang dari segi tinjauan kita terdiri dari permintaan dan penawaran. Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, yaitu yang terdiri daripada uang kartal dan uang giral. Sedangkan yang dimaksud dengan permintaan akan uang dilain pihak ialah kebutuhan masyarakat akan uang tunai Transaction motive atau motif transaksi Macam-macam Motif Permintaan Uang (J.M. Keynes) Precautionary motive atau motif berjaga-jaga Speculative motive atau motif spekulasi
28
Motif Permintaan Uang Transaction Motive Apabila penerimaan uang tunai oleh seseorang atau oleh sebuah perusahaan baik jumlahnya maupun saat terjadinya selalu sama dengan jumlah dan saat terjadinya pengeluaran mereka, maka mereka tidak perlu memiliki uang tunai untuk transaksi-transaksi yang mereka adakan. Kenyataan menunjukan bahwa keadaan sebenarnya tidaklah demikian. Kebutuhan akan uang tunai sangatlah penting, mengingat dalam kehidupan sehari-hari baik karyawan maupun suatu perusahaan membutuhkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya.
29
Motif Permintaan Uang Transaction Motive Pengingkatan pendapatan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan uang untuk transaksi. Contoh: Seseorang yang berpenghasilan perminggu Rp 7.000,- jika pendapatannya tersebut dihabiskan dalam jangka waktu yang sama dengan penerimaan pendapatannya. Maka pola saldo kas rumah tangga tersebut terlihat naik turun sebagai kurva ABCDEF. Namun apabila pendapatannya naik menjadi Rp 9.000,- per minggu, maka kurva pola saldo kasnya akan meningkat menjadi A’BC’DE’F
30
Pola Saldo Kas RT Konsumen
LT A’ C’ E’ 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 1000 A C E B D F M S S R K J S M
31
Motif Permintaan Uang Transaction Motive Apabila kurva permintaan individual akan uang untuk transaksi mempunyai bentuk seperti gambar di atas, maka hasil penjumlahan semua kurva permintaan individual yang ada dalam perekonomian atau disebut sebagai kurva permintaan agregatif akan uang untuk transaksi, juga mempunyai bentuk yang sama. Yaitu dengan meningkatnya pendapatan nasional maka jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk transaksi juga meningkat.
32
A. Kurva Permintaan Individual akan Uang untuk Transaksi
1000 2000 3000 4000 6000 5000 LT Kebutuhan Uang Untuk Transaksi 100 200 300 400 500 600 365 465 Pendapatan Individual dalam Ribu Rupiah per Tahun
33
B. Kurva Permintaan Agregatif akan Uang untuk Transaksi
1 2 3 4 6 5 LT Kebutuhan Uang Untuk Transaksi Dalam Mliyar Rupiah 100 200 300 400 500 600 Pendapatan Nasional dalam Milyar Rupiah per Tahun
34
Permintaan Uang untuk Berjaga-jaga
Motif Permintaan Uang Permintaan Uang untuk Berjaga-jaga Motif kedua yang mendorong seseorang menyimpan sebagian dari kekayaannya dalam bentuk uang tunai ialah motif berjaga-jaga. Banyak kejadian di dunia nyata terjadi dengan tidak direncanakan, dengan demikian perlu adanya suatu tindakan berjaga-jaga agar tidak mengakibatkan hal yang buruk. Besar kecilnya kebutuhan untuk tindakan berjaga-jaga bergantung pada besar-kecilnya transaksi yang diadakan. Semakin besar transaksi yang diadakan pertahun, semakin tinggi pula biaya untuk berjaga-jaga. Persis seperti halnya dengan kebutuhan masyarakat akan uang untuk keperluan transaksi
35
Motif Permintaan Uang Untuk lebih jelasnya, lihat gambar di bawah. Disajikan untuk menerangkan hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dan uang untuk berjaga-jaga dengan permintaan L1, dengan data sbb: LT = 0,25Y LJ = 0,15 Y dimana LT = permintaan uang untuk transaksi LJ = permintaan uang untuk berjaga-jaga Berdasarkan data tersebut, dengan mengingat bahwa kurva atau funsi L1 merupakan hasil penjumlahan kurva permintaan akan uang untuk transaksi dengan kurva untuk uang berjaga-jaga, maka dapat ditulis: L1 = LT + LJ = 0,25Y + 0,15 Y = 0,4Y Jadi singkatnya: L1 = 0,4Y Bentuk umum kurva L1 oleh karenanya dapat kita tulis L1 = k1Y, dimana k1 = ∆ L1 ∆Y
36
pendapatan nasional riil (Y)
Hubungan permintaan Uang untuk Transaksi & Berjaga-jaga dengan Permintaan Uang L1 LT, LJ,L1 10 20 30 40 50 L L1= 0,4Y T LT= 0,25Y J Lj= 0,15Y K1 A 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 pendapatan nasional riil (Y)
37
Permintaan Uang untuk Spekulasi
Motif Permintaan Uang Permintaan Uang untuk Spekulasi Yang dimaksud dengan spekulasi disini adalah spekulasi dalam surat-surat berharga, khususnya surat obligasi. Tingkat harga surat obligasi menentukan banyak sedikitnya uang yang berada ditangan masyarakat untuk tujuan spekulasi. Selain itu, tingkat suku bunga juga berpengaruh terhadap banyak sedikitnya uang masyarakat yang digunakan untuk tujuan spekulasi. Perhatikan gambar di bawah
38
Kurva Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi
Pada gambar tersebut terlihat dengan jelas bahwa tingkat bunga berpengaruh terhadap jumlah uang yang digunakan untuk tujan spekulasi. Jika tingkat bunga setinggi Oa, jumlah uang yang diminta untuk motif spekulasi sebanyak OA. Apabila tingkat bunga menurun Ob, jumlah uang yang diminta untuk motif spekulasi meningkat sebanyak OB. r Tingkat suku bunga a b L2 L2 A B Jumlah uang untuk tujuan spekulasi
39
Asumsi Analisa IS-LM
40
Asumsi Analisa IS-LM dalam
Penawaran Uang Untuk menjangkau model analisa IS-LM, kita cukup menggunakan ketentuan ketentuan serta asumsi asumsi sebagai berikut : Yang dimaksud dengan penawaran uang di sini ialah jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar dalam masyarakat. Melalui Kebijaksanaan kebijaksanaan moneter pemerintah diasumsikan mampu untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Empat cara untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yang biasa juga disebut penawaran uang adalah :
41
Asumsi Analisa IS-LM dalam
Penawaran Uang Rediscount Policy apabila bank sentral menaikan tingkat diskontonya maka jumlah uang nominal yang beredar bertendensi untuk berkurang. Sebaliknya apabila pemerintah menghendaki jumlah uang yang beredar bertambah, suku diskonto bank tidak perlu diturunkan. Apabila pemerintah menghendaki menurunnya jumlah uang yang beredar pemerintah harus menjual surat obligasi di pasar bebas. Sebaliknya apabila pemerintah menghendaki bertambahnya jumlah uang yang beredar, maka pemerintah perlu membeli surat surat berharga, khusunya surat obligasi di pasar bebas. Bank sentral pada umumnya menentukan angka banding minimum antara uang tunai dengan kewajiban giral bank yang disebut minimum legal reserve ratio. Apabila pemerintah menurunkan minimum legal ratio, maka dengan uang tunai yang sama bank dapat menciptakan uang tunai yang lebih banyak dari pada sebelumnya. Sebaliknya apabila pemerintah menghendaki berkurangnya jumlah uang yang beredar, dapat dicapai dengan jalan menaikan minimum legal reserve ratio bank. Open Market Operation Salah satu bentuk pengawasan kredit secara selektif di mana bank sentral secara informal mempengaruhi kebijaksanaan kebijaksanaan bank bank umum, khususnya mengenai perkreditan. Manipulasi Legal Reserve Ratio Selective Credit Control
42
Asumsi Analisa IS-LM dalam
Penawaran Uang Untuk perekonomian yang menggunakan sistem pengawasan devisa, dimana masyarakat tidak mempunyai kebebasan memiliki dan memiliki valuta asing, dengan konsekuensi berupa terpisahnya sistem moneter dalam negeri dengan sistem moneter dunia, bisa terjadi pemerintah mempunyai keleluasaan mencetak uang. Kalau hanya demikian maka pencetakan uang dapat pula dianggap sebagai salah satu sumber peningkatan jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang beredar juga dapat dipengaruhi oleh neraca pembayaran negara tersebut. Surplusnya neraca pembayaran bertendensi mengakibatkan meningkatnya penawaran akan uang. Defisitnya neraca pembayaran, di lain pihak bertendensi menurunkan jumlah uang yang beredar.
43
Asumsi Analisa IS-LM dalam
Penawaran Uang Sekalipun yang dapat dipengaruhi oleh pemerintah sebenarnya hanyalah jumlah uang nominal, dan bukan jumlah uang riil, namun penerapannya pada model analisa IS-LM, di mana diasumsikan tidak adanya perubahan tingkat harga, secara implisit berarti kita menggunakan asumsi bahwa pemerintah disamping mampu mempengaruhi jumlah uang nominal, juga mampu mempengaruhi jumlah uang riil.
44
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
45
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Setelah kita mengetahui hal mengenai permintaan dan penawaran uang, maka kita dapat menurunkan fungsi LM. Fungsi LM adalah kurva atau fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat-tingkat pendapatan nasional pada berbagai kemungkinan tingkat bunga yang memenuhi syarat ekuilibrium pasar uang, di mana permintaan dan penawaran akan uang bertemu pada satu titik.
46
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Penawaran uang dapat diasumsikan sebagai variable yang eksogen, yang berarti : M=M̅…….(1) Selanjutnya, permintaan akan uang terdiri dari permintaan uang untuk transaksi (LT), permintaan uang untuk berjaga-jaga (LJ), dan permintaan untuk spekulasi, (L2). Jadi dengan singkat, permintaan total uang adalah: L = L1 + L2……(2) Di mana L1 = LT+LJ
47
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Oleh karena : L1 = L1(Y) L2 = L2(r) Maka : L = L1(Y) + L2(r) Atau L = L(Y,r)…….(3)
48
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Syarat ekulibrium pasar uang sudah kita ketahui, yaitu bahwa jumlah permintaan uang sama dengan jumlah penawaran uang. L = M Atau: L1(Y) + L2(r) = M……(4) Atau : L(Y,r) = M……(5)
49
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Kalau permintaan akan uang dari penawaran akan uang mempunyai persamaan-persamaan fungsi sebagai berikut : Jumlah uang yang beredar : M = M̅ Permintaan uang untuk transaksi dan jaga-jaga L1 = k1Y Permintaan uang untuk spekulasi : L2 = k2r + L20 Maka : M = k1Y + k2r + L20………(6)
50
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Kalau persamaan (6) kita selesaikan untuk variabel Y, kita akan menemukan persamaan fungsi kurva LM : k1Y = M̅ – L20 – k2r Y = M̅ – L20 – k2r…………(7) k1
51
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Persamaan fungsi (7) yang baru aja kita temukan adalah merupakan persamaan fungsi kurva LM. Persamaan tersebut berlaku kalau semua fungsi permintaan akan uang berbentuk garis lurus. Berikut ini adalah contoh. Sebuah perekonomian mempunyai data sebagai berikut : Jumlah uang yang beredar : M̅ = 200 milyar rupiah Permintaan uang untuk transaksi : LT = 0,25Y Permintaan uang untuk berjaga-jaga: LJ = 0,15 Y Permintaan uang untuk spekulasi : L2 = 160 – 4r
52
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Berdasarkan data di atas, dengan menggunakan persamaan (4) atau persamaan (7) kita dapat menemukan persamaan fungsi kurva LM. Pertama-tama, kita cari persamaan fungsi kurva L1. Kurva L1 : L1 = LT + LJ = 0,25Y + 0,15Y L1 = 0,4Y Dengan demikian : Dengan menggunakan (4) L1(Y) + L2(r) = M̅ 0,4Y r = 200 0,4 Y = r Y = r
53
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan
Dengan menggunakan (7) Y = M̅ – L20 – k2r k1 Y = 200 – 160 – (-4)r 0,4 Y = 500 – r Y = r………….(8)
54
pendapatan nasional riil (Y) Dalam milyar rupiah
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Persamaan 5 10 15 20 25 Dari gambar tersebut, dapat kita simpulkan bahwa dengan meningkatnya bunga, tingkat pendapatan nasional juga naik. LM Tingkat bunga (r) Dalam persen 100 150 200 pendapatan nasional riil (Y) Dalam milyar rupiah
55
Menurunkan kurva LM lewat Grafik
56
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Grafik
Dengan menggunakan grafik 4-kuadran, dapat ditunjukkan hubungan di antara suku bunga dengan pendapatan nasional melalui kedua pengamatan berikut: Hubungan di antara suku bunga dan permintaan uang untuk spekulasi, dan Hubungan di antara permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dengan pendapatan nasional.
57
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Grafik
Grafik (a) menggambarkan hubungan di antara permintaan uang untuk spekulasi dan suku bunga, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh kurva MSD yang sifatnya adalah : semakin tinggi suku bunga semakin sedikit permintaan uang untuk spekulasi. r (a) MD untuk spekulasi MSP r0 r1 MDS MSP M1SP
58
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Grafik
Penawaran uang digambarkan oleh kurva MS pada grafik (b).Dalam grafik itu dimisalkan jumlah penawaran uang adalah M0S dan nilai ini dapat dilihat pada sumbu tegak dan sumbu datar. Dengan demikian garis penawaran uang MS adalah suatu garis lurus yang membentuk sudut 45o dengan sumbu tegak dan sumbu datar. (b) Penawaran uang (MS) MSP M1SP MS0 M0t M1t MS
59
Menurunkan kurva LM lewat Fungsi Grafik
Dalam grafik (c) ditunjukkan pula permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Untuk menunjukkan keseimbangan di pasaran uang kita perlu mengetahui penawaran uang dalam perekonomian. MDt MD = f(y) M0t M1t Y Y1 Y0 (c) MD untuk transaksi
60
r r (a) MD untuk spekulasi (d) Kurva LM MSP r0 r0 A r1 r1 B MDS MSP M1SP Y1 Y0 Y MS MDt MS0 MD = f(y) M0t M0t M1t MS0 M1t Y MS MSP M1SP Y1 Y0 (c) MD untuk transaksi (b) Penawaran uang (MS)
61
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.