Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Editorial Pertemuan 2 Kuliah Editorial dan Penyuntingan Berita

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Editorial Pertemuan 2 Kuliah Editorial dan Penyuntingan Berita"— Transcript presentasi:

1 Editorial Pertemuan 2 Kuliah Editorial dan Penyuntingan Berita
Oleh Yohanes Widodo Editorial

2 Editorial/Tajuk Rencana
Opini yang ditulis oleh staf editor senior atau penerbit surat kabar atau majalah. Editorial biasanya tanpa nama penulis dan dimaksudkan untuk merefleksikan opini sebuah terbitan. Di Inggris, kolom tanpa penulis itu disebut "leading articles" dan di beberapa surat kabar di New York Times dan Boston Globe, editorial diklasifikasikan di bawah rubric "Opinion". Editorial juga bisa dalam bentuk kartun editorial. Dewan Redaksi mengevaluasi isu-isu penting untuk diketahui pembacanya. Artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam Editorial biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Pikiran sebuah institusi yang diuji di depan sidang pendapat umum. Penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita penting dan mempengaruhi pendapat umum.

3 CIRI-CIRI editorial Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional Tertuang pikiran subyektif redaksi

4 Aspek-Aspek yang menjadi fokus
Judul Latar Belakang Masalah Tokoh Masalah Peristiwa yang Disampaikan Opini Penulis Saran dan Solusi Permasalahan Kesimpulan

5 Tujuan Editorial -1 Menurut William Pinkerton dari Harvard University:
Menjelaskan Berita (Explaining the News) Editorial menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para pembaca. Editorial berfungsi sebagai guru, menerangkan bagaimana suatu kejadian tertentu berlangsung, factor-faktor apa saja yang diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijakan pemerintah, dengan cara bagaimana kebijakan baru akan mempengaruhi kehidupan social dan ekonomi suatu masyarakat. Menjelaskan Latar Belakang (Filling in the background) Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, dengan menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya. Meramalkan (Forecasting the Future) Suatu editorial kadang-kadang menyajikan analisis yang melewati batas berbagai peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadai masa masa datang. Menyampaikan pertimbangan moral (passing moral judgment) Menurut tradisi lama, para penulis editorial bertugas mempertahankan kata hati masyarakat. Mereka diharapkan mempertahankan isu-isu moral dan mempertahankan posisi mereka.

6 Tujuan Editorial -2 Dilihat dari perspektif yang sedikit berbeda, tujuan editorial dibagi dalam tiga kategori: Menjelaskan informasi (explaining information) Penekanan pada penyajian fakta dan gagasan yang obyektif dan tanpa prasangka. Meyakinkan pembaca (persuading the readers) Metode-metode persuasive dibagi ke dalam tiga klasifikasi umum: penalaran deduktif, induktif, dan kombinasi keduanya. Menilai peristiwa (evaluating an event) Penilaian bersifat subjektif, sebagai ungkapan suatu sudut pandang yang tidak bisa diverifikasi dengan bebas. Dari tiga tujuan tersebut, suatu editorial bisa mempunyai tujuan satu atau lebih.

7 KEWAJIBAN PENULIS EDITORIAL
Penulis Editorial harus menjaga integritas profesinya dengan cara: Menyajikan fakta-cakta yang jujur dan tuntas. Mengambil kesimpulan obyektif dari fakta-fakta yang disajikan berdasarkan bobot bukti dan konsep yang menurutnya bagus. Tidak dibenarkan terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau memanfaatkan pengaruhnya untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Menyadari bahwa dirinya tidak sempurnya, karena itu dia harus menyuarakan kepada mereka yang tidak setuju dengannya di dalam kolom surat pembaca atau dengan media lain. Secara teratur mengulas kesimpulannya sendiri dalam kaitannya dengan informasi yang dapat diperolehnya. Punya keberanian yang teguh dan filosofi hidup demokrasi. Dia tidak boleh menulis atau menerbitkan apa pun yang bertentangan dengan hati nurani. Membantu temannya dalam konteks kesetiaan terhadap integritas profesionalisme yang tinggi.

8 Op-ed Singkatan dari “opposite the editorial page” (sering salah dengan opinion-editorial). Op-ed adalah artikel di surat kabar yang mengekpresikan opini seorang penulis yang biasanya tidakk berafiliasi dengan dewan redaksi. Ini berbeda dengan editorial yang biasanya tanpa nama penulis dan ditulis oleh anggota dewan redaksi. Meskipun halaman editorial standar telah ditulis oleh surat kabar berabad-abad, namun leluhur halaman op-ed modern dibuat tahun 1921 oleh Herbert Bayard Swope di The New York Evening World. Ketika dia mengambil alih sebagai editor tahun Awalnya, ia mempekerjakan karyawannya. Halaman op-ed modern pertama yang ditulis oleh contributor di luar surat kabar baru dimulai tahun 1970 di The New York Times dengan editor John B. Oakes. Awal 1930an, radio mulai mengancam jurnalisme cetak. Untuk mengantisipasinya, koran seperti The New York Times dan The Washington mulai memasukkan jurnalisme yang lebih subyektif dan beropini, dengan menambahkan lebih banyak kolom dan mengembangkan halaman op-ed mereka.

9 Editorial board Editorial board atau dewan redaksi adalah kelompok orang dalam sebuah penerbitan yang mendikte tone dan arah kebijakan editorial yang akan diambil. Di surat kabar, dewan redaksi biasanya terdiri dari editor halaman editorial dan editor berita. Beberapa surat kabar juga memasukkan personil lainnya. Dewan redaksi di majalah bisa memasukkan ahli dalam bidang tertentu yang menjadi focus majalah, dan majalah yang lebih besar bisa memiliki beberapa dewan redaksi yang dikelompokkan dalam bidang tertentu. Dewan redaksi melakukan pertemuan rutin untuk mendiskusikan berita terbaru dan trend opini dan mendiskusikan apa yang harus dikatan oleh surat kabar terhadap isu-isu tersebut. MEreka akan memutuskan siapa yang akan menulis apa editorialnya dan harinya. Jika editorial tersebut muncul di surat kabar, ini disebut opini lembaga surat kabar. Di beberapa surat kabar, dewan redaksi juga akan mereview kantor berita dan kolom sindikasi untuk dimasukkan di halaman op-ed page. Penerbit buku dan majalah akan menggunakan dewan redaksinya untuk mereview atau memilih naskah atau artikel, dan kadang-kdang melakukan pengecekan fakta.


Download ppt "Editorial Pertemuan 2 Kuliah Editorial dan Penyuntingan Berita"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google